Berdasarkan kualitas mutu, nilai kalor briket arang yang dihasilkan berkisar 3202,20- 6111,70 kalgr. Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai kalor ini
telah mencapai standar kualitas nilai kalor briket arang buatan Jepang 6000 – 7000 kalgr namun belum mencapai standar kualitas nilai kalor briket arang
buatan Indonesia 6814,11 kalgr briket arang buatan Inggris 7289 kalgr, dan briket arang buatan Amerika 6230 kalg.
Pengaruh Interaksi Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian
Pada analisa sidik ragam Lampiran 1 dapat dilihat bahwa interaksi
perlakuan konsentrasi kotoran sapi dan limbah pertanian berpengaruh tidak nyata
terhadap nilai kalor sehingga pengujian dengan menggunakan analisa Least Significant Range LSR tidak dilanjutkan.
2. Kadar Air Pengaruh Kotoran Sapi
Dari hasil analisa sidik ragam Lampiran 2 dapat dilihat bahwa perlakuan
konsentrasi kotoran sapi memberikan pengaruh tidak nyata terhadap kadar air
sehingga pengujian dengan menggunakan analisa Least Significant Range LSR tidak dilanjutkan.
Pengaruh Limbah Pertanian
Dari hasil analisa sidik ragam Lampiran 2 dapat dilihat bahwa perlakuan limbah pertanian memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air.
Hasil pengujian dengan menggunakan analisa Least Significant Range LSR
menunjukkan pengaruh limbah pertanian terhadap nilai kalor untuk tiap-tiap
perlakuan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 7. Uji LSR Efek Jenis limbah pertanian terhadap kadar air
Universitas Sumatera Utara
Jarak LSR
Perlakuan Rataan
Notasi p
0,05 0,01
0,05 0,01
- -
- LT
4,33 a
A 2
0,435187 0,610392
LS 5,05
b B
Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perlakuan memberikan
pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 dan sangat nyata pada taraf 1
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa perlakuan L
T
memberikan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap L
S
. Nilai kadar air tertinggi terdapat di perlakuan L
S
yaitu sebesar 5,05 dan yang terendah pada perlakuan L
S
yaitu sebesar 4,33 . Hubungan antara limbah pertanian terhadap kadar air dapat dilihat pada
Gambar 2.
Pengaruh Interaksi Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian
Pada analisa sidik ragam Lampiran 2 dapat dilihat bahwa interaksi perlakuan kotoran sapi dan limbah pertanian berpengaruh tidak nyata terhadap
kadar air sehingga pengujian dengan menggunakan analisa Least Significant Range LSR tidak dilanjutkan.
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
3,00 3,50
4,00 4,50
5,00 5,50
1
K a
d a
r A ir
Limbah Pertanian
LT LS
Universitas Sumatera Utara
3. Kadar Abu Pengaruh Kotoran Sapi
Dari hasil analisa sidik ragam Lampiran 3 dapat dilihat bahwa perlakuan
kotoran sapi memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar abu
. Hasil pengujian dengan menggunakan analisa Least Significant Range LSR
menunjukkan pengaruh kehalusan bahan terhadap kadar abu untuk tiap-tiap
perlakuan dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 8. Uji LSR Efek kotoran sapi terhadap kadar abu Jarak
LSR Perlakuan Rataan
Notasi p
0,05 0,01
0,05 0,01
- -
- K
1
4,16 a
A 2
0,191 0,268 K
2
4,85 b
B 3
0,200 0,282 K
3
5,42 c
C
Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perlakuan memberikan
pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 dan sangat nyata pada taraf 1
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa perlakuan K
1
memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap K
2
dan berbeda sangat nyata terhadap K
3
. Kadar abu tertinggi terdapat di K
3
yaitu 5,42 dan yang terendah pada perlakuan K
1
yaitu 4,16 .
Hubungan antara pengaruh kotoran sapi terhadap kadar abu dapat dilihat
pada Gambar 3.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Grafik pengaruh kotoran sapi terhadap kadar abu
Dari Gambar 3 menunjukkan bahwa semakin banyak konsentrasi kotoran sapi diberikan maka semakin besar pula kadar abu, baik itu pada limbah pertanian berjenis
tempurung kelapa maupun pada sekam, Hal ini disebabkan karena pada kotoran sapi memiliki jumlah pori-pori yang banyak, sehingga mengakibatkan kadar air masih banyak
terdapat pada kotoran sapi, hal ini sesuai dengan pernyataan Pancapalaga 2008, tingginya kadar air pada serbuk kotoran sapi karena serbuk kotoran sapi memiliki jumlah
pori-pori yang banyak dan masih mengandung komponen-komponen kimia seperti
selulosa, lignin, dan hemiselulosa.
Jika pada suatu bahan masih banyak kadar airnya maka kadar abunya akan semakin banyak juga. Hal ini sesuai pernyataan Sudarmadji, dkk 1989 menyatakan
kadar air tinggi, maka kadar abunya akan tinggi pula.
Berdasarkan kualitas mutu, nilai kadar abu briket arang yang dihasilkan berkisar 4,16 – 5,42 . Nilai ini sudah memenuhi standar kualitas kadar abu dari
kualitas briket arang buatan Jepang 3 – 6 , briket arang buatan Indonesia 5,51 , briket arang buatan Inggris 5,9 dan briket arang buatan Amerika 8,3 .
Pengaruh Limbah Pertanian
Ŷ = 0,065x + 1,738 r
= 0,970 Ŷ = 0,059x + 4,110
r = 0,935
0,00 1,00
2,00 3,00
4,00 5,00
6,00 7,00
10 20
30 40
50
K a
da r A
bu
Kotoran Sapi
LT LS
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil analisa sidik ragam Lampiran 3 dapat dilihat bahwa perlakuan limbah pertanian memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap
kadar abu. Hasil pengujian dengan menggunakan analisa Least Significant Range LSR
menunjukkan pengaruh konsentrasi perekat terhadap kadar abu untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel .
Tabel 9. Uji LSR Efek jenis limbah pertanian terhadap kadar abu Jarak
LSR Perlakuan Rataan
Notasi p
0,05 0,01
0,05 0,01
- -
- L
T
3,71 a
A 2
0,191 0,268 L
S
5,91 b
B
Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perlakuan memberikan
pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 dan sangat nyata pada taraf 1
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa perlakuan L
T
memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap L
S
. Kadar abu tertinggi diperoleh pada perlakuan L
S
yaitu 5,91 dan yang terendah pada perlakuan L
T
yaitu 3,71 . Hubungan antara jenis limbah pertanian terhadap
kadar abu dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Grafik pengaruh konsentrasi perekat terhadap kadar abu Dari Gambar 4 menunjukkan bahwa limbah pertanian jenis sekam
memiliki kadar abu yang lebih tinggi dibanding sekam, perbedaan ini disebabkan
0,00 1,00
2,00 3,00
4,00 5,00
6,00 7,00
1
K a
da r A
bu
Limbah Pertanian
LT LS
Universitas Sumatera Utara
karena kandungan mineral yang tidak sama antara tempurung kelapa dengan sekam. Hal ini sesuai dengan literatur Sudarmadji, dkk, 1989, menyatakan
bahwa kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macam bahan dan cara pengabuannya. Kadar abu juga ada hubungannya dengan mineral suatu bahan.
Bahan yang memiliki kadar air yang tinggi sebelum pengabuan harus dikeringkan terlebih dahulu, karena jika kadar air tinggi, maka kadar abunya akan tinggi pula.
Salah satu unsur utama abu menurut Hendra dan Darmawan 2000 adalah silika dan pengaruhnya kurang baik terhadap nilai kalor yang dihasilkan. Semakin rendah kadar
abu maka semakin baik kualitas briket yang dihasilkan.
Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan jumlahnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara sempurna. Zat
yang tinggal ini disebut abu. Abu briket berasal dari clay, pasir dan bermacam- macam zat mineral lainnya. Briket dengan kandungan abu yang tinggi sangat
tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak. Selain itu, apabila briket dimanfaatkan sebagai bahan bakar kontak langsung misalnya untuk membakar
makanan, abu terbang akan menempel pada bagian luar makanan. Akibatnya rasa makanan akan kurang sedap. Hal ini juga akan berpengaruh kepada kesehatan
manusia yang ada disekitarnya.Sukandarrumidi, 2006. Berdasarkan kualitas mutu, nilai kadar abu briket arang yang dihasilkan
berkisar 3,71 – 5,91 . Nilai ini sudah memenuhi standar kualitas kadar abu dari kualitas briket arang buatan Jepang 3 – 6 , briket arang buatan Indonesia 5,51
, briket arang buatan Inggris 5,9 dan briket arang buatan Amerika 8,3 .
Pengaruh Interaksi Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Pada analisa sidik ragam Lampiran 3 dapat dilihat bahwa interaksi
perlakuan kehalusan bahan dan konsentrasi perekat berpengaruh sangat nyata
terhadap kadar abu.
. Hasil pengujian dengan menggunakan analisa Least
Significant Range LSR menunjukkan pengaruh interaksi kotoran sapi dan
limbah pertanian terhadap kadar abu untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada
Tabel 10. Tabel 11. Uji LSR Efek Interaksi kotoran sapi dan limbah pertanian terhadap
kadar abu Jarak
LSR Perlakuan Rataan
Notasi p
0,05 0,01
0,05 0,01
- -
- K
1
L
T
3,15 a
A 2
0,270 0,379
K
1
L
S
3,52 b
AB 3
0,283 0,399
K
2
L
T
4,47 c
C 4
0,292 0,411
K
2
L
S
5,18 d
D 5
0.295 0,418
K
3
L
T
6,17 e
E 6
0,298 0,422
K
3
L
S
6,37 ef
EF
Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perlakuan memberikan
pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 dan sangat nyata pada taraf 1
Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa hasil tertinggi diperoleh pada perlakuan K
3
L
S
yaitu sebesar 6,37 dan yang terendah pada perlakuan K
1
L
T
yaitu sebesar 3,15 . Pada perlakuan K
1
L
T,
semakin sedikit konsentrasi kotoran sapi diberikan pada jenis limbah yang sama yaitu tempurung maka kadar abu yang dihasilkan
akan semaikin kecil jika dibandingkan K
3
L
T
yang konsentrasi nya makin banyak dan kadar abu juga akan semakin besar
.
Hal ini disebabkan karena adanya ukuran bahan yang semakin halus dan seragam dengan jumlah konsentrasi perekat yang
sedikit dari jumlah arang disertai tekanan pengempaan merapatkan dan memadatkan partikel-partikel arang, saling mengisi ruang-ruang kosong dan
berikatan satu sama lainnya sehingga menciptakan ikatan antar partikel arang lebih maksimal.
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Pengaruh kotoran sapi memberikan pengaruh berbeda tidak nyata
terhadap nilai kalor dan kadar air, dan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar abu.
2. Pengaruh limbah pertanian memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
terhadap nilai kalor, kadar air dan kadar abu. 3.
Pengaruh interaksi kotoran sapi dan limbah pertanian memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap nilai kalor dan kadar air, dan
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar abu. 4.
Nilai rata-rata kalor, kadar air dan kadar abu dalam penelitian ini yaitu
4657, 00 kalg, 4,69 dan 4,81 .