Dikeringkan briket dengan oven pada suhu 105 Dilakukan pengujian parameter, yakni nilai kalor kadar air dan kadar abu.

2. Dimasukkan bahan ke tungku pengarangan, bahan-bahan seperti sekam,

jerami, dan tempurung kelapa, selanjutnya dikarbonisasi dengan menggunakan drum bekas yang bersih. Drum diberi lubang lubang kecil pada bagian dasar agar tetap ada udara yang masuk ke dalam drum. yang disulut dengan api dibawahnya, bahan dimasukkan secara bertahap sehingga bahan menjadi arang.

3. Ditumbuk halus bahan yang telah menjadi bioarang untuk pengecilan ukuran

bahan, dilakukan dengan menggunakan lesung. Hasil pengecilan bahan diayak dengan ayakan 50 mesh untuk sekam dan kotoran sapi, sedangkan 70 mesh untuk tempurung kelapa. Pembuatan Perekat Kanji

1. Dipersiapkan campuran perekat kanji dengan konsentrasi perekat 10, dari

berat campuran bioarang yang akan dicetak 100 gr. Dilarutkan perekat dalam air dengan perbandingan 1 : 4 lalu dipanaskan hingga jadi perekat. Pembuatan Briket Bioarang

1. Dilakukan pencampuran adonan perekat kanji dengan arang hasil ayakan

bahan hingga lengket dan merata ke seluruh bahan untuk setiap perlakuan.

2. Dilakukan penimbangan serbuk arang dan perekat hingga berat 100 gr sesuai

perlakuan komposisi bahan lalu dilakukan pencetakan bahan dengan alat pencetak yang tebuat dari besi dengan ukuran 4x5 cm dan kemudian dilakukan penekanan ke cetakan sehingga hasilnya padat dan kuat.

3. Dikeringkan briket dengan oven pada suhu 105

o C selama ±24 jam

4. Dilakukan pengujian parameter, yakni nilai kalor kadar air dan kadar abu.

Universitas Sumatera Utara Tahap Pengujian Briket Adapun parameter-parameter yang diuji adalah sebagai berikut: Nilai Kalor kalgr Pengukuran kualitas nilai kalor dilakukan untuk setiap perlakuan pada setiap kali ulangan. Kualitas nilai kalor dapat diukur dengan menggunakan alat bomb calorimeter kalgr.dengan langkah pengujian : - Tabung bomb calorimeter dibersihkan. - Ditimbang contoh uji briket arang sebanyak 0,15 g dan dimasukkan ke dalam cawan silika. - Disiapkan kawat untuk penyala dengan menggulungnya, kedua ujungnya dihubungkan dengan batang-batang yang terdapat pada bom dan bagian kawat spiral disentuhkan pada bagian briket arang yang akan diuji. - Ditutup rapat, bom diisi dengan oksigen perlahan-lahan sampai tekanan 30 atmosfer. - Dimasukkan bom ke dalam kalorimeter yang telah diisi air sebanyak 1350 ml. - Ditutup kalorimeter dengan penutupnya. - Dihidupkan pengaduk air pendingin selama 5 menit sebelum penyala dilakukan, lalu dicatat temperatur air pendingin. - Dinyalakan kawat dengan menekan tombol yang paling kanan. - Diaduk terus air pendingin selama 5 menit setelah penyalaan berlangsung, kemudian dicatat temperatur akhir pendingin. - Dari hasil pengukuran perubahan temperatur air pendingin, Universitas Sumatera Utara - Dihitung nilai kalor dengan persamaan: 1 HHV = {T2-T1 – 0.05 x 5379} kalgr...................................................1 Dimana : T1 = Temperatur sebelum pengeboman C T2 = Temperatur setelah pengeboman C 1 Joule = 0.24 kal HHV = Kualitas nilai kalor kalgr Panas jenis bomb calorimeter = 73529.6 jouleg C Kenaikan temperatur kawat penyala = 0.05 C Kadar Air Analisa kadar air bahan dilakukan dengan cara menghitung berat kering oven. Sebelum bahan diovenkan, diambil sampel dari setiap perlakuan. Kemudian ditimbang setiap 5 gram di cawan aluminium foil yang telah diketahui berat kosongnya. Dikeringkan di dalam oven selama 3 jam dengan suhu 105 ฀C. Lalu didinginkan di dalam desikator selama 15 menit lalu ditimbang. Kadar air dihitung dengan persamaan 2 Kadar air = b – c x 100 ………………………………………............2 b dengan : b = berat cawan + sampel sebelum dikeringkan g c = berat cawan + sampel setelah dikeringkan g Kadar Abu Universitas Sumatera Utara Penentuan kadar abu dilakukan untuk setiap perlakuan pada setiap kali ulangan dengan langkah pengujian : - Dipanaskan cawan ke dalam tungku bersuhu 550 C, kemudian didinginkan di dalam desikator dan ditimbang. - Diletakkan 2 gram bahan ke dalam cawan dengan tutup terbuka kemudian dimasukkan ke dalam tanur pengabuan. - Dibakar sampai didapat abu berwarna abu-abu atau sampai beratnya tetap. Pengabuan dilakukan dalam 2 tahap : pertama pada suhu sekitar 400 C dan kedua pada suhu 550 C. - Didinginkan dalam desikator , kemudian ditimbang. Besarnya kadar abu dihitung dengan persamaan 3 Perhitungan : Kadar abu = berat abu+berat cawan – berat cawan x 100 .......3 berat sampel Universitas Sumatera Utara HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Kotoran Sapi Hasil penelitian uji pengaruh kotoran sapi terhadap nilai kalor, kadar air, dan kadar abu dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 . Pengaruh konsentrasi kotoran sapi terhadap parameter yang diamati Konsentrasi Kotoran Sapi Nilai Kalor kalg Kadar Air Kadar Abu K 1 20 8376,74 4,53 4,16 K 2 30 K 3 40 4217,66 3983,34 4,73 4,81 4,85 5,42 Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai kalor yang tertinggi diperoleh dari perlakuan K 1 sebesar 8376,74 kalgr sedangkan nilai kalor terendah diperoleh dari perlakuan K 3 sebesar 4217,17 kalgr Kadar air yang tertinggi diperoleh dari perlakuan K 3 sebesar 4,81 , sedangkan kadar air terendah diperoleh dari perlakuan K 1 sebesar 4,53 , Kadar abu yang tertinggi diperoleh dari perlakuan K 3 sebesar 5,42 sedangkan kadar abu terendah diperoleh dari perlakuan K 1 sebesar 4,16 . Pengaruh Limbah Pertanian Hasil penelitian uji pengaruh limbah pertanian terhadap nilai kalor, kadar air dan kadar abu dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 . Pengaruh Jenis Limbah Pertanian terhadap parameter yang diamati Jenis Limbah Pertanian Nilai Kalor kalgr Kadar Air Kadar Abu Tempurung L T 6111,70 4,33 3,71 Sekam L S 3202,30 5,05 5,91 Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai kalor yang tertinggi diperoleh dari perlakuan L T sebesar 6111,70 kalgr sedangkan nilai kalor terendah diperoleh dari Universitas Sumatera Utara perlakuan L S sebesar 3202,20 kalgr. Kadar air yang tertinggi diperoleh dari perlakuan L S sebesar 5,05 , sedangkan kadar air terendah diperoleh dari perlakuan L T sebesar 4,33 . Kadar abu yang tertinggi diperoleh dari perlakuan L S sebesar 5,91 sedangkan kadar abu terendah diperoleh dari perlakuan L T sebesar 3,71 . Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari setiap perlakuan yang diberikan terhadap parameter yang diamati dapat dilihat pada daftar analisa sidik ragam dari masing-masing parameter, yang selanjutnya diuji dengan uji least significant range LSR.

1. Nilai Kalor Pengaruh Kotoran Sapi