perlakuan L
S
sebesar 3202,20 kalgr. Kadar air yang tertinggi diperoleh dari perlakuan L
S
sebesar 5,05 , sedangkan kadar air terendah diperoleh dari perlakuan L
T
sebesar 4,33 . Kadar abu yang tertinggi diperoleh dari perlakuan L
S
sebesar 5,91 sedangkan kadar abu terendah diperoleh dari perlakuan L
T
sebesar 3,71 .
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari setiap perlakuan yang diberikan terhadap parameter yang diamati dapat dilihat pada daftar analisa sidik
ragam dari masing-masing parameter, yang selanjutnya diuji dengan uji least significant range LSR.
1. Nilai Kalor Pengaruh Kotoran Sapi
Dari hasil analisa sidik ragam Lampiran 1 dapat dilihat bahwa perlakuan
kotoran sapi memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap nilai kalor,
sehingga pengujian dengan menggunakan analisa Least Significant Range LSR tidak dilanjutkan.
Pengaruh Limbah Pertanian
Dari hasil analisa sidik ragam Lampiran 1 dapat dilihat bahwa perlakuan limbah pertanian memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap
nilai kalor. Hasil pengujian dengan menggunakan analisa Least Significant Range LSR
menunjukkan pengaruh limbah pertanian terhadap nilai kalor untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 7 .
Tabel 7. Uji LSR Efek jenis limbah pertanian terhadap nilai kalor kalgr Jarak
LSR Perlakuan
Rataan Notasi
p 0,05
0,01 0,05
0,01 -
- -
L
T
6111,70 a
A
Universitas Sumatera Utara
2 1957,808
2746,016 L
S
3202,20 b
B
Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perlakuan memberikan
pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 dan sangat nyata pada taraf 1
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa perlakuan L
T
memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap L
S
. Nilai kalor tertinggi terdapat di perlakuan L
T
yaitu sebesar 6111,70 kalgr dan yang terendah pada perlakuan L
S
yaitu sebesar 3202,20 kalgr.
Hubungan antara jenis limbah pertanian terhadap nilai kalor dapat dilihat pada gambar
Gambar .
Grafik pengaruh konsentrasi perekat terhadap nilai kalor kalgr
Dari Gambar menunjukkan bahwa terlihat bahwa limbah pertanian jenis tempurung memliki nilai kalor yang lebih tinggi daripada limbah pertanian jenis sekam. Hal ini sesuai
dengan literatur Hartoyo 1983, yang menyatakan bahwa kualitas nilai kalor briket yang dihasilkan dipengaruhi oleh nilai kalor atau energi yang dimiliki oleh bahan
penyusunnya.
0,00 1000,00
2000,00 3000,00
4000,00 5000,00
6000,00 7000,00
1
N il
ai K
al or
K al
g
Limbah Pertanian
LT LS
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kualitas mutu, nilai kalor briket arang yang dihasilkan berkisar 3202,20- 6111,70 kalgr. Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai kalor ini
telah mencapai standar kualitas nilai kalor briket arang buatan Jepang 6000 – 7000 kalgr namun belum mencapai standar kualitas nilai kalor briket arang
buatan Indonesia 6814,11 kalgr briket arang buatan Inggris 7289 kalgr, dan briket arang buatan Amerika 6230 kalg.
Pengaruh Interaksi Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian
Pada analisa sidik ragam Lampiran 1 dapat dilihat bahwa interaksi
perlakuan konsentrasi kotoran sapi dan limbah pertanian berpengaruh tidak nyata
terhadap nilai kalor sehingga pengujian dengan menggunakan analisa Least Significant Range LSR tidak dilanjutkan.
2. Kadar Air Pengaruh Kotoran Sapi