Analisa Kadar Sulfat Dan Mangan Dalam Air Baku Dan Air Reservoir Pada Pdam Tirtanadi Delitua Menggunakan Spektrofotometer DR 2800

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, B. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta. Buku Kedokteran EGC

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Penerbit Kanesius. Yogyakarta https://harisdianto.files.wordpress.com/2010/01/spektrofotometri1.pdf Slamet, J. S. 2007. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta

Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta. Andi

Sutrisno, C.T. dan Suciastuti, E. 1987. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta. Rineka Cipta


(6)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat-alat

1. Erlenmeyer merk pyrex

2. Pipet volumetrik merk pyrex

3. Spektrofotometri DR 2800 merk hach 4. Kuvet

3.1.2. Bahan-bahan

1. Air sampel

2. Sulfa Vaer 4 Powder Pillow 3. Ascrobic acid Powder Pillow 4. PAN Indicator Solution 5. Alkaline Cyanide Reagent 6. Air Demin

3.2. Prosedur Percobaan

3.2.1. Analisa Mangan

1. Pastikan analisis telah memakai masker dan sarung tangan

2. Tekan “STORED PROGRAM” pilih program “290 Manganese, LR PAN” 3. Persiapan sampel : isi 10 ml air sampel kedalam kuvet 1


(7)

5. Tambahkan 1 pillow Ascrobic Acid Powder kedalam masing – masing kuvet, tutup dan aduk sampai larut

6. Tambahkan 12 tetes Alkaline Cyanide Reagent Solution kedalam masing – masing kuvet, aduk sampai larut

7. Tambahkan 12 tetes PAN Indicator Solution 0,1 % kedalam masing – masing kuvet, aduk sampai larut

8. Tunggu selama 2 menit untuk masa reaksi

9. Setelah 2 menit masa reaksi, bersihkan kuvet blanko dengan tissue, masukkan kedalam dudukan sel

10. Tekan “ZERO” layar akan menunjukkan 0,000 mg/L Mn

3.2.2. Analisa Sulfat

1. Pastikan analisis telah memakai masker dan sarung tangan

2. Tekan “STORED PROGRAM” plih “SELECT NUMBER” masukkan kode 680 untuk analisa sulfat

3. Tekan “ENTER” layar akan menunjukkan mg/L SO4 2-4. Persiapan sampel : isi 10 ml air sampel kedalam kuvet

5. Tambahkan 1 bungkus Sulfa Ver 4 Powder Pillow kedalam kuvet tersebut, aduk hingga larut, kekeruhan warna putih akan dihasilkan jika campuran sulfat benar

6. Tunggu selama 5 menit untuk masa reaksi

7. Persiapan blanko : isi 10 ml sampel air kedalam kuvet yang lain 8. Setelah 5 menit, masukkan blanko kedalam tempat sel dan tutup


(8)

2-10. Masukkan sampel kedalam tempat sel, tekan “READ” catat hasil analisa sulfat mg/L SO4 yang ditunjukkan layar


(9)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Percobaan

4.2 Pembahasan

Dari data diatas diperoleh hasil pembacaan spektrofotometer pada tanggal 28 Januari 2015 pada logam mangan dengan nilai air baku = 0,191 diperoleh nilai air reservoir = 0,013. Pada logam sulfat nilai air baku = 20 diperoleh air reservoir 35.Tanggal 04 Februari 2015 pada logam mangan nilai air baku 0,261 diperoleh air reservoir 0,15.dan pada logam sulfat nilai air baku = 20 diperoleh nilai air reservoir = 35.Tanggal 11 Februari 2015 pada logam mangan nilai air baku 0,172 diperoleh air reservoir 0,102.dan pada logam sulfat nilai air baku = 21 diperoleh nilai air reservoir = 34.Tanggal 18 Februari 2015 pada logam mangan nilai air baku 0,254 diperoleh air reservoir 0,04.dan pada logam sulfat nilai air baku = 12

Tanggal 28 Januari 2015 04 Februari 2015 11 Februari 2015 18 Februari 2015 25 Februari 2015

Sampel Analisa Air Baku Air Reservoir Air Baku Air Reservoir Air Baku Air Reservoir Air Baku Air Reservoir Air Baku Air Reservoir Mangan 0,191

mg/l 0,013 mg/l 0,261 mg/l 0,15 mg/l 0,172 mg/l 0,102 mg/l 0,254 mg/l 0,004 mg/l 0,448 mg/l 0,012 mg/l

Sulfat 20

mg/l 35 mg/l 20 mg/l 35 mg/l 21 mg/l 34 mg/l 12 mg/l 28 mg/l 4 mg/l 37 mg/l


(10)

diperoleh nilai air reservoir = 28. Tanggal 25 Februari 2015 pada logam mangan nilai air baku 0,448 diperoleh air reservoir 0,012. Dan pada logam sulfat nilai air baku = 4 diperoleh nilai air reservoir = 37. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa untuk logam mangan nilai air baku selalu lebih tinggi dari pada nilai air reservoir hal ini disebabkan karena panambahan klorin pada pengolahan air yang mengikat mangan sehingga mangan mengendap.Sedangkan pada logam sulfat nilai air baku lebih tinggi dari pada nilai air reservoir hal ini dikarenakan penambahan asam sulfat pada proses pengolahannya.


(11)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh kadar ion mangan pada air baku berkisar antara 0,191 – 0,448 dan nilai pada air reservoir berkisar antara 0,004 – 0,15 dan nilai ion sulfat yang terkandung dalam air baku adalah berkisar antara 4 - 21 dan air reservoir 34 -37. Nilai yang diperoleh masih memenuhi standar air bersih menurut Mentri Kesehatan RI No.492/2010.

5.2 Saran

1. Dalam pengolahan air minum sebaiknya pmeriksaan setiap parameter – parameter yang ada harus lebih diperhatikan ,supaya dapat dengan tepat diketehui kualitas air tersebut.

2. Sebelum menggunakan alat –alat pengujian sebaiknya kita telah mengetahui tata cara penggunaan alat tersebut.


(12)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air

Air merupakan sumber daya alam yang dibutuhkan untuk sumber hajat hidup orang banyak,bahkan untuk semua mahluk hidup. Oleh karena itu sumber daya harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta oleh mahluk hidup orang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan serta bijaksana, dengan memperhitungkan generasi sekarang maupun mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus ditanamkan pada segenap pengguna air.(Effendy.2003)

Melalui penyedian air bersih baik dari segi kualitas maupun kuantitas di suatu daerah, maka penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit perut diharapkan bisa ditekan seminimal mungkin. Penurunan penyakit perut diharapkan bisa ditekan seminimal mungkin. Penurunan penyakit perut ini didasarkan atas pertimbangan bahwa air merupakan salah satu mata rantai penularan penyakit penyakit perut. Agar seseorang menjadi tetap sehat sangat dipengaruhi oleh adanya kontak manusia tersebut dengan makanan dan minuman.

Air adalah salah satu di antara pembawa pembawa penyakit yang berasal dari tinja untuk sampai kepada manusia. Supaya air yang masuk ketubuh manusia baik berupa minuman ataupun makanan tidak menyebabkan bibit penyakit, maka pengolahan ar baik berasal ari sumber, jaringan transmisi atau distribusi adalah mutlak diperlukan untuk mencegah terjadinya kontak antara kotoran sebagai sumber penyakit dengan air yang sangat diperlukan.( Sutrisno, 1987)


(13)

Saat ini masalah utama yang dihadapkan oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kuantitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun.Kegiatan industri,domestik dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air.Oleh karena itu,diperlukan pengolahan dan perlindungan sumber daya air untuk seksama. (Effendy.2003)

2.2. Karakteristik Air

2.2.1. Karakteristik Fisik

Karakteristik fisik yang terpenting yang mempengaruhi kualitas air ditentukan oleh (1) bahan padat keseluruhan, yang terapung maupun yang terlarut, (2) kekeruhan, (3) warna, (4) bau dan rasa, dan (5) temperatur (suhu) air.

a. Bahan padat keseluruhan. Koloid mempengaruhi kualitas air dalam proses koagulasi dan filtrasi. Material layang dapat diukur dengan melakukan penyaringan, sedangkan meterial terlarut dapat diukur dengan penguapan. b. Kekeruhan. Air yang mengandung material kasat mata dalam larutan

disebut keruh. Kekeruhan dalam air terdiri dari lempung, liat, dan bahan organik, dan mikroorganisme. Air sungai biasanya lebih keruh pada saat terjadi hujan lebat dibandingkan pada kondisi normal. Kekeruhan tergantung pada konsentrasi partikel – partikel padat yang ada didalam air. Tingkat kekeruhan air biasanya diukur dengan alat yang disebut turbidimeter.


(14)

c. Warna. Air murni tidak berwarna. Warna dalam air diakibatkan oleh adanya material yang larut atau koloid dalam suspensi atau material. Air yang mengalir melewati rawa atau tanah yang mengandung mineral dimungkinkan untuk mengambil warna material tersebut. Batas intensitas warna yang dapat diterima adalah 5 mg/L.

d. Bau dan rasa. Air murni tidak berbau dan tidak berasa, tetapi air minum idealnya tidak berbau boleh berasa. Rasa dalam air biasanya akibat adanya garam – garam terlarut. Bau dan rasa yang timbul dalam air karena kehadiran mikroorganisme, bahan material, gas terlarut, dan bahan – bahan organik.

e. Temperatur. Temperatur air merupakan hal yang penting dalam kaitannya dengan tujuan penggunaan, pengolahan untuk menghilangkan bahan – bahan pencemar serta pengangkutannya. Temperatur air tergantung pada sumbernya. Temperatur normal air dialam (tropis) sekitar 20°C sampai 30°C. Untuk sistem air bersih, temperatur ideal berkisar antara 5°C sampai 10°C.

2.2.2. Karakteristik Kimia

Kandungan bahan – bahan kimia yang ada didalam air berpengaruh terhadap kesesuaian penggunaan air. Secara umum karakteristik kimiawi air meliputi pH, alkalinitas, kation dan anion terlarut, dan kesadahan.

a. pH. Sebagai pengukur sifat keasaman dan kebasaan air dinyatakan dengan nilai pH, yang didefinisikan sebagai logaritma dari pulang-baliknya


(15)

konsentrasi ion-hidrogen dalam mol per liter. Air murni pada 24°C ditimbang berkenaan dengan ion – ion H+ dan ion – ion OH¯ masing – masing mempunyai kandungan 10-7 mol per liter. Dengan demikian pH air murni adalah 7. Air dengan pH diatas 7 bersifat basa, dan pH dibawah 7 bersifat asam. Nilai pH air dapat diukur dengan potensiometer, yang mengukur potensi listrik yang dibangkitkan oleh ion – ion H+, atau dengan indikator, misalnya methyl orange atau phenolphthalein.

b. Alkalinitas. Kebanyakan air bersifat alkaline karena garam – garam alkaline sangat umum berada ditanah. Ketidakmurnian air ini akibat adanya karbonat dan bikarbonat dari kalsium, sodium dan magnesium. Alkalinitas dinyatakan dalam mg/liter ekivalen kalsium karbonat.

c. Kesadahan. Kesadahan air merupakan hal yang sangat penting dalam penyediaan air bersih. Air dengan kesadahan tinggi memerlukan sabun lebih banyak sebelum terbentuk busa. Air sadah mengandung karbonat dan sulfat, atau klorida dan nitrat, dari kalsium dan magnesium, disamping besi dan aluminium. Kesadahan air sementara akibat keberadaan kalsium dan magnesium bikarbonat dapat dihilangkan dengan dididihkan atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan air permanen akibat adanya kalsium dan magnesium sulfat, klorida dan nitrat, dapat dilunakkan dengan perlakuan khusus. Kesadahan air dinyatakan dalam mg/liter berat kalsium karbonat.


(16)

2.2.3. Karakteristik Mikrobiologi

Spesies organisme makroskopik dapat dibedakan dengan mata telanjang, sedangkan organisme mikroskopik memerlukan alat bantu mikroskop untuk membedakan spesiesnya. Bakteri adalah organisme hidup yang sangat kecil dimana spesiesnya tidak dapat diidentifikasi sekalipun dengan alat bantu mikroskop. Bakteri yang dapat menimbulkan penyakit disebut bakteri pathogen, sedangkan yang tidak membahayakan bagi kesehatan disebut non-pathogen. Escherichia coli (colon bacili atau coliform) adalah bakteri non-pathogen yang hidup dalam usus binatang berdarah panas. Dalam air, bakteri ini biasanya mengeluarkan tinja, sehingga keberadaannya didalam air dapat dijadikan indikasi keberadaan bakteri pathogen. Kualitas air bersih ditentukan dengan keberadaan atau ketidakberadaan bakteri ini melalui E-coli Test. (Suripin.2002)

2.3 Sumber Air

Makhluk Hidup tidak terlepas dari kebutuhan akan air. Manusia dalam kehidupan sehari-hari memerlukan air untuk berbagai keperluan mulai dari air minum, mencuci, mandi dan lain-lain. Sumber-sumber air tersebut adalah:

1. Air Angkasa (Hujan)

Air yang berada dipermukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa (hujan), air permukaan dan air tanah.


(17)

Air permukaan yag meliputi badan-badan air semacam sungai, danau, telaga, waduk, rawa, terjun, dan sumur permukaan, sebagian besar berasal dari air huja yang jatuh ke permukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian akan mengalami pencemaran baik oleh tanah, sampah, maupun lainnya. Air permukaan merupakan salah satu sumber penting bahan baku air bersih. Faktor-faktor yang harus diperhatikan, antara lain:

1. Mutu atau kualitas baku

2. Jumlah atau kuantitasnya

3. Kontinuitasnya

3. Air Tanah

Air tanah (ground water) berasal dari air hujan yang jatuh kepermukaan bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke alam tanah dan mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang telah dialami air hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah, membuat air tanah menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan.

Air tanah memiliki beberapa kelebihan dibanding sumber air lain. Pertama, air tanah biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu mengalami proses purifikasi atau penyernihan. Persediaan air tanah juga cukup tersedia sepanjang tahun, saat musim kemarau sekalipun. Sementara itu air tanah juga memiliki beberapa kerugian atau kelemahan dibanding sumber air lainnya. Air tanah mengandung zat-zat mineral semacam magnesium, kalsium, dan logam berat


(18)

seperti besi dapat menyebabkan kesadahan air. Selain itu, untuk menghisap dan mengalirkan air ke atas permukaan, diperlukan pompa.(Chandra,B.2007)

2.4. Syarat-syarat Air Minum

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum.(Slamet, 2007)

1. Syarat Kuantitas

Kebutuhan masyarakat terhadap air bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat ( Chandra, 2006).

Konsumsi air bersih di perkotaan Indonesia berdasarkan keperluan rumah tangga, diperkirakan sebanyak 138,5 liter/orang/hari dengan perincian yaitu untuk mandi,cuci,kakus 12 liter, minum 2 liter, cuci pakaian 10,7 liter, kebersihan rumah 31,4 liter, taman 11,8 liter, cuci kendaraan 21,8 liter, wudhu 16,2 liter, lain-lain 33,3 liter. (Slamet, 2007)

2.Syarat Kualitas

Syarat kualitas meliputi parameter fisik, kimia, radioaktivitas, dan mikrobiologis yang memenuhi syarat kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI (Slamet,2007). Syarat-syarat fisik yaitu air minum seharusnya jernih, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Syarat-syarat Kmia (organik, anorganik) Air minum tidak boleh mengandung senyawa-senyawa beracun dalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan (Standar Air Minum Indonesia).


(19)

Syarat-syarat bakteriologik ialah air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (phatogen) sama sekali dan tidak mengandung bakteri-bakteri golongan coli melebihi batas-batas yang telah ditentukan yaitu 1 coli/100 ml air. (Sutrisno.T,2004)

2.5. Pengolahan Air Minum

Proses Pengolahan Air 1. Bendungan

Sumber air baku adalah air permukaan dari sungai Deli yang diambil melalui bangunan yang panjang 25 meter (sesuai dengan lebar sungai) dan tinggi lebih kurang 4 meter. Pada sisi kiri sekat berupa saluran penyadap lebarnya 2 meter, dilengkapi dengan pintu pengatur ketinggian air masuk ke intake.

2. Intake

Intake berfungsi untuk pengambilan air baku. Bangunan ini merupakan saluran bercabang dua yang dilengkapi dengan bar screen (saringan kasa) yang berfungsi untuk mencegah masuknya sampah-sampah berukuran besar (> 10 cm) dan fine screen (saringan halus) yang berfungsi untuk mencegah masuknya kotoran maupun sampah berukuran kecil (> 5 cm). Masing- masing saluran dilengkapi dengan pintu pengatur ketinggian air (sluice gate) dan penggerak electromotor.Pemeriksaan maupun pembersihan saringan dilakukan secara periodik dan manual untuk menjaga kestabilan jumlah air masuk.


(20)

Bangunan Raw Water Tank (bak pengendap air baku) merupakan bangunan yang dibangun setelah intake yang terdiri dari 2 unit atau 4 unit sel.Setiap unit berdimensi 23,3 meter x 20 meter, kedalaman 5 meter yang dilengkapi dengan buah inlet gate 2 buah outlet sluice gate dan pintu bilas 2 buah.Raw Water Tank berfungsi sebagai tempat pengendapan partikel-partikel kasar dan lumpur yang terbawa dari sungai dan sedimentasi (pengendapan ilmiah).

4. Raw Water Pump (RWP)

Raw Water Pump (pompa air baku) berfungsi untuk memompa air dari RWT ke spliter box tempat pembubuhan koagulan berupa alum,dengan dosis normal rata-rata 20-25 gr/m3 air dan pendistribusian aie ke masing-masing cleator yang terdiri dari 5 unit pompa air baku, kapasitas setiap pompa 375 liter/detik dengan total head 15 meter memakai electromotor. 5. Cleator/Clarifier

Bangunan Cleator terdiri dari 4 unit dengan kapasitas masing-masing 350 detik/detik yang bervolume1.700 m3. Cleator berfungsi sebagai tempat pemisahan antara flok yang bersifat sedimen dengan air bersih sebagai effluent. Hasil Cleator dilengkapi dengan agiator-agiator sebagai pengaduk lambat dan selanjutnya dialirkan ke filter. Endapan flok-flok tersebut dibuang sesuai dengan tingkat ketebalannya secara langsung otomatis.

a. Primary Reaction Zone b.Secondary Reaction Zone c.Return Reaction Zone


(21)

d.Clarifier Reaction Zone e. Concentrator

Pada primary zone terjadi proses penginjeksian zat berupa bahan dari alumunium sulfat (alum/tawas, Al2(SO4)318 H2O sehingga terjadi proses koagulasi atau proses pencampuran koagulan dengan air baku dengan cepat dan merata. Tawas harganya relative lebih murah dibandingkan dengan koagulan lain dipasar, tawas sudah cukup efektif digunakan pada kondisi air baku sungai belawan. Untuk menentukan dosis tawas yang tepag dalam proses, terlebih dahulu dilakukan jar test di laboratorium, sehingga diketahui dosis optimal tawas. Jika pendosisan terlalu rendah, maka pembekuan flok akan terganggu ditandai proses keruh. Jika dosis tawas berlebih justru akan merusak proses,disamping itu sisa Al3+ tersebut akan bereaksi kembali sehingga terjadi flok flok yang mengganggu kualitas air. Oleh karena itu pendosisan tawas perlu perhitungan yang tepat.

6. Filter

Dari cleator air dialirkan untuk menyaring kekeruhan (turbidity) berupa flok-flok halus yang dari kotoran lain yang lolos dari cleator melalaui pelekatan pada media filter yang berjumlah 24 unit jenis saringan pasir cepat masing-masing bergerak menggunakan alat menggunakan motor AC nominal daya sebesar 5 KVA bergerak terus.

Dimensi tiap filter yaitu 5,00 m x 8,25 m x 6,25 m. Tinggi maksimum permukaan air adalah 5,05 m dan tebal media filter 114 m dengan susunan lapisan.


(22)

7. Reservoir

Reservoir merupakan bangunan beton dibawah tanah berdimensi panjang 50m x lebar 40 m x tinggi 6 m yang berfungsi untuk menampung air minum (air olahan) setelah melewati media filter dengan kapasitas total 12.000 m3 dan kemudian didisbustrikan ke pelanggan melalui reservoir distribusi distribusi di berbagai cabang. Air yang mengalir dari filter ke reservoir dibubuhi chlor (post chlorinsi) gina membunuh bakteri yang berbahaya dan untuk proses netralisasi dibubuhkan larutan kapur jenuh atau soda ash.

8. Finish Water Pump (FWP)

Finish Water Pump (pompa distribusi air bersih) berfungsi untuk mendistribusikan air bersih dari reservoir utama di instalasi ke reservoir distribusi cabang memlalui pipa transmisi berdiamater 1.000 mm dan berdiamter 800mm. FWP terdiri dari 5 unit pompa dengan kapasitas masing-masing 375 liter/detik total head 55m menggunakan motor AC. 9. Sludge Lagoon

Daur ulang merupakan cara yang tepat dan aman dalam mengatasi dan meningkatkan kuulitas lingkungan. Prinsip ini telah mendorong perusahaan sarana limbah berupa sludge lagoon. Lagoon ini berfungsi sebagai media penampung air buangan bekas pencucian sistem pengolahan dan kemudian air olahannya disalurkan kembali ke RWT unutk proses kembali.


(23)

Metode pengawasan selama proses pengolahan di masing masing unit oleh petugas selain dilakukan secara langsung juga dilakukan dengan sistem media scada. Fasilitas ini dapat memperlihatkan secara langsung kondisi proses pengolahan dari ruang tertentu baik terhadap kuantitas,kualitas maupun olahan. Fasilitas ini didesain sedemikian rupa sehingga dapat mempermudah pengawasan terhadap proses pengolahan air menurut standard an ketentuan yang berlaku.

11.Laboratorium

Laboratorium mempunyai peranan yang penting didalam penunjangan mutu produksi air minum yang dihasilkan. Laboratorium akan menganalisa mutu dan menjaga serta mengantisipasi hal hal yang tak diinginkan terhadap kualitas air baku maupun air hasil olahan selama proses. Pemeriksaan kulitas air dilakukan dalam periode waktu tertentu.Beberapa indikator maupun parameter dalam pemeriksaan tetap

mempedomani Peraturan Menteri Kesehatan RI

No.429/MENKES/PER/IV/2010, yang meliputi aspek kimiawi, fisika, dan mikrobiologi. Secara umum hasil pemeriksaan terhadapair hasil olahan berada dalam kulitas air minum.(instruksi kerja PDAM Delitua)

2.6. Sulfat

Ion sulfat adalah salah satu anion yang banyak terjadi pada air alam. Ia merupakan sesuatu yang penting dalam penyediaan air untuk umum karena pengaruh pencucian perut yang cukup besar.


(24)

Sulfat penting dalam penyediaan air untuk umum maupun untuk industri, karena kecendrungan air untuk mengandungnya alam jumlah yang cukup besar untuk membentuk kerak air yang keras pada ketel dan alat pengubah panas. Sulfat merupakan suatu bahan yang perlu dipertimbangkan, sebab secara langsung

merupakan “penanggung jawab” dalam dua problem yang serius yang sering

dihubungkan dengan penanganan dan pengolahan air bekas.

Masalah ini berupa masalah bau dan masalah korosi pada perpipaan yang diakibatkan dari reduksi sulfat menjadi hidrogen sulfida dalam kondisi anaerobik. Efek laksatif pada sulfat ditimbulkan pada konsentrasi 600-1000 mg/l, apabila Mg+ dan Na+ merupakan kation yang bergabung dengan S04, yang akan menimbulkan rasa mual dan ingin muntah.(Sutrisno.T,2004)

2.7. Mangan

Mangan (Mn) adalah kation logam yang memiliki karakteristik kimia serupa dengan besi. Mangan berada dalam bentuk manganous (Mn2+) dan manganik (Mn4+). Di dalam tanah, Mn4+ berada dalam bentuk senyawa mangan dioksida. Pada perairan dengan kondisi anaerob akibat dekomposisi bahan organik dengan kadar yang tinggi, Mn4+ pada senyawa mangan dioksida mengalami reduksi menjadi Mn2+ yang bersifat larut. Mn2+ berikatan dengan nitrat, sulfat, dan klorida dan larut dalam air. Mangan dan besi valensi dua hanya terdapat pada perairan yang memiliki kondisi anaerob. Jika perairan kembali mendapat cukup air asi, Mn2+ mengalami reoksidasi membentuk Mn4+ yang selanjutnya mengalami presipisitasi dan mengendap didasar perairan.


(25)

Kadar mangan pada kerak bumi sektar 950 mg/kg sedangkan pada perairan alami sekitar 0,2 mg/l. Kadar yang lebih besar dapat terjadi pada tanah dan danau yang dalam. Mangan merupakan nutrien renik yang esensial bagi tumbuhan dan hewan. Logam ini berperan dalam pertumbuhan dan merupakan salah satu komponen penting pada sistem enzim. Defisiensi mangan dapat mengakibatkan pertumbuhan terhambat, serta sisterm syaraf dan proses reproduksi terganggu. Pada tumbuhan mangan merupakan sumber esensial pada proses metabolisme. Meskipun tidak bersifat toksi mangan dapat mengendalikan kadar unsur toksik di perairan misalnya logam berat. Jika dibiarkan di udara terbuka akan membuka koloid karena terjadi oksidasi yang nantinya membentuk perubahan warna cokelat gelap sehingga air menjadi keruh. (Effendi,H.2003)

2.8. Spektrofotometri

Spektrofotometri merupakan metode analisis yang didasarkan pada absorpsi radiasi elektromagnet. Cahaya terdiri dari radiasi terhadap kepekaan mata manusia, gelombang dengan panjang berlainan akan menimbulkan cahaya yang berlainan sedangkan campuran cahaya dengan panjang - panjang ini akan menyusun cahaya putih. Cahaya putih meliputi seluruh spektrum nampak 400-760 mm.

Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma


(26)

atau kisi difraksi dan detektor vakum phototube atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu sutu alat yang digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi.

Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu. Pada spektrometer panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating, atau celah optis. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding.

Spektrofotometri ini hanya terjadi bila terjadi perpindahan elektron dari tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Perpindahan elektron tidak diikuti oleh perubahan arah spin, hal ini dikenal dengan sebutan tereksitasi singlet.


(27)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan sarana pokok dalam kelangsungan hidup manusia. Sumber air yang banyak dimanfaatkan oleh manusia adalah air permukaan (sungai,waduk, rawa dan sebagainya), air hujan dan air tanah pada daerah-daerah tertentu. Air dipergunakan berbagai keperluan seperti keperluan rumah tangga, industri, pertanian, transportasi dan lain-lain.

Dilihat dari sudut ilmu kesehatan masyrakat, penyediaan sumber air bersih harus memenuhi kebutuhan manusia. Karena persediaan air bersih yang terbatas dapat menimbulkan berbagai penyakit .Air yang digunakan harus memenuhi standar dari segi kualitas dan kuantitasnya. Secara kualitas , air harus memenuhi standar kesehatan. Dari standar kualitas air minum dapat dilihat adanya parameter-parameter yang tercantum dalam standar kualitas air minum yang memberi gambaran tentang sifat pengaruh unsur tersebeut di dalam air dan akibat yang dapat ditimbulkan apabila konsentrasi parameter-parameter tersebut di dalam air melebihi standar yang telah ditetapkan.

Melalui penyediaan air bersih baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya di suatu daerah, maka penyebaran penyakit dapat di tekan seminimal mungkin. Peningkatan kualitas air minum dengan mengadakan upaya pengolahan terhadap air yang akan diperlukan sebagai air minum dengan mutlak apabila air tersebut berasal dari air permukaan. Pengolahan yang dimaksud bisa dimulai dari


(28)

merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri penyediaan air minum. PDAM TIRTANADI Delitua menggunakan sungai Delitua sebagai bahan baku pada proses pengolahan air. Air sungai mengandung padatan akibat erosi, air sungai juga mengandung mikrooganisme yang berasal dari berbagai sumber seperti udara, tanah, sampah, kotoran manusia dan hewan serta mengandung berbagai logam berat berbahaya.

Hampir semua air alami mengandung ion mangan dan ion sulfat. Konsentrasinya bervariasi, tergantung kandungan mineral bumi di berbagai daerah. Kadar yang rendah tidak berpengaruh akan tetapi kadar yang tinggi akan memberikan dampak negatif. Konsentrasi maksimum yang diperbolehkan dalam air 250 mg/l. Unsur ini apabila berikatan dengan ion Na+ dan dalam kadar yang tinggi ion mangan menyebabkan air menjadi asin dan payau serta dapat merusak pipa-pipa air yang sama sekali tidak diharapkan.

Pengolahan air perlu dilakukan untuk mengurangi serta mengendalikan agar kualitas air tetap terjaga dengan baik serta dapat meningkatkan derajat kesehatan berdasarkan dengan kualitas air minum sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.492/2010. Dari hal tersebut maka

penulis mengambil judul “ANALISA KADAR SULFAT DAN MANGAN

DALAM AIR BAKU DAN AIR RESERVOIR PADA PDAM TIRTANADI DELITUA MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER DR 2800“.


(29)

1.2. Permasalahan

Berapa besar kadar ion sulfat dan ion mangan yang terkandung dalam air baku dan air reservoir sesuai dengan standar mutu air minum.

1.3. Tujuan

Untuk mengetahui kadar ion sulfat dan ion mangan yang terkandung dalam air baku dan air reservoir.

1.4. Manfaat

1. Memberi informasi tentang kadar ion sulfat dan mangan yang diperoleh serta akibat yang dapat ditimbulkan.

2. Memberi informasi kepada pihak pengelola air minum bagaimana kadar sulfat dan mangan yang terdapat pada air baku dan reservoir khususnya pada PDAM TIRTANADI DELITUA.

3. Memberi informasi kepada pengguna air minum yang berasal dari PDAM TIRTANADI DELITUA bagaimana kadar sulfat dan mangan yang terkandung.


(30)

ANALISA KADAR SULFAT DAN MANGAN DALAM AIR BAKU DAN AIR RESERVOIR PADA PDAM TIRTANADI DELITUA

MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER DR 2800

ABSTRAK

Penentu dalam kesehatan masyarakat ialah adanya faktor keadaan lingkungan, adalah lingkungan yang baik.Komponen lingkungan yang mempunyai peranan dan pengaruh besar adalah air.

Air bermanfaat jika memenuhi standar kualitas air yang telah ditetapkan. Adanya unsur-unsur lain di dalam air berarti unsur-unsur tersebut melebihi ambang batas seperti unsur sulfat dan mangan dalam air diperlukan berguna untuk meningkatkan kadar mineral pada air. Akan tetapi jika kadar sulfat dan mangan melebihi ambang batas air dapat memberikan dampak negatif seperti adanya gangguan pencernaan. Oleh sebab itu diperlukan pengolahan air yang baik untuk memberikan kualitas yang baik dan memenuhi standar yang ditetapkan oleh Mentri Kesehatan RI sebesar 0,4 mg/l dan 250 mg/l. Berdasarkan hasil analisa diperoleh kesimpulan bahwa kadar sulfat dan kadar mangan yang terdapat pada air yang diproduksi oleh PDAM TIRTANADI DELITUA telah memenuhi standar air bersih menurut Mentri Kesehatan RI No.492/2010.


(31)

ANALYSIS AND MANGANESE SULPHATE CONTENT IN RAW WATER AND WATER RESERVOIR IN PDAM TIRTANADI DELITUA

DR 2800 SPECTROPHOTOMETER

ABSTRACT

Determinant in public health is the factor of the environment, is a good neighborhood. Environmental components that have a role and a great influence is water.

Air useful if it meets water quality standards have been set. Presence of other elements in the water means the elements exceeds the threshold such as sulphate and manganese in the water required is useful to increase the levels of minerals in the water. However, if the levels of sulphate and manganese exceeded the threshold of water may be adversely affected as their digestive disorders. It therefore requires good water treatment to provide good quality and meet the standards set by the Minister of Health of 0.4 mg / l and 250 mg/l. Based on the analysis we concluded that the levels of sulphate and manganese levels contained in the water produced by the PDAM Tirtanadi Delitua water meets the standards according to Minister of Health 492/2010.


(32)

ANALISA KADAR SULFAT DAN MANGAN DALAM AIR

BAKU DAN AIR RESERVOIR PADA PDAM TIRTANADI

DELITUA MENGGUNAKAN

SPEKTROFOTOMETER DR 2800

TUGAS AKHIR

BASANOVA REGINA FACIS SITINJAK

122401115

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(33)

ANALISA KADAR SULFAT DAN MANGAN DALAM AIR

BAKU DAN AIR RESERVOIR PADA PDAM TIRTANADI

DELITUA MENGGUNAKAN

SPEKTROFOTOMETER DR 2800

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

BASANOVA REGINA FACIS SITINJAK

122401115

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(34)

PERSETUJUAN

Judul : Analisa Kadar Sulfat dan Mangan Dalam Air Baku dan Air Reservoir Pada PDAM TIRTANADI Delitua Menggunakan Spektrofotometer DR 2800

Kategori : Karya Ilmiah

Nama : Basanova Regina Facis Sitinjak Nomor Induk Mahasiswa : 122401115

Program Studi : D-3 Kimia

Departemen : Kimia

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Disetujui di Medan, Juli 2015

Disetujui Oleh

Departemen Kimia FMIPA USU Pembimbing, Ketua,

Dr. Rumondang Bulan, MS Dr. Minto Supeno, M.Si NIP. 195408301985032001 NIP. 196105091987031002


(35)

PERNYATAAN

ANALISA KADAR SULFAT DAN MANGAN DALAM AIR BAKU DAN AIR RESERVOIR PADA PDAM TIRTANADI DELITUA

MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER DR 2800

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah karya sendiri. Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2015

BASANOVA REGINA FACIS SITINJAK 122401115


(36)

PENGHARGAAN

Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya ilmiah dengan baik.

Karya ilmiah ini berjudul “ANALISA KADAR SULFAT DAN MANGAN

DALAM AIR BAKU DAN AIR RESERVOIR PADA PDAM TIRTANADI DELITUA MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER DR 2800”, disusun untuk melengkapi persyaratan menyelesaikan studi pada program D3 KIMIA Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Dalam proses pembuatan tugas akhir ini, penulis telah mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terimah kasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, nasehat, dukungan baik moril maupun materil.

2. Dr. Minto Supeno, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu, memberi arahan dan saran dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

3. Dr. Sutarman, M.Sc, selaku Dekan FMIPA Universitas Sumatera Utara 4. Dr. Rumondang Bulan, MS, selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA

Universitas Sumatera Utara.

5. Dr. Drs., Adil Ginting, M.Sc, selaku dosen pembimbing akademik yang sudah memberi arahan selama penulis di bangku perkuliahan.


(37)

6. Seluruh rekan-rekan Jurusan Kimia Industri Fakultas MIPA USU yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, kususnya Ahamadani Nasution dan Windy Bangun.

Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam tugas akhir ini masih jauh dari sempurna baik materi bahasan maupun penyusunan bahasannya, disebabkan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang membangun untuk kesempurnaan karya ilmiah ini.

Kiranya karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis, rekan-rekan mahasiswa dan pembaca lainnya yang memerlukan. Dan untuk menutup kata pengantar penulis mengucapkan terima kasih.


(38)

ANALISA KADAR SULFAT DAN MANGAN DALAM AIR BAKU DAN AIR RESERVOIR PADA PDAM TIRTANADI DELITUA

MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER DR 2800

ABSTRAK

Penentu dalam kesehatan masyarakat ialah adanya faktor keadaan lingkungan, adalah lingkungan yang baik.Komponen lingkungan yang mempunyai peranan dan pengaruh besar adalah air.

Air bermanfaat jika memenuhi standar kualitas air yang telah ditetapkan. Adanya unsur-unsur lain di dalam air berarti unsur-unsur tersebut melebihi ambang batas seperti unsur sulfat dan mangan dalam air diperlukan berguna untuk meningkatkan kadar mineral pada air. Akan tetapi jika kadar sulfat dan mangan melebihi ambang batas air dapat memberikan dampak negatif seperti adanya gangguan pencernaan. Oleh sebab itu diperlukan pengolahan air yang baik untuk memberikan kualitas yang baik dan memenuhi standar yang ditetapkan oleh Mentri Kesehatan RI sebesar 0,4 mg/l dan 250 mg/l. Berdasarkan hasil analisa diperoleh kesimpulan bahwa kadar sulfat dan kadar mangan yang terdapat pada air yang diproduksi oleh PDAM TIRTANADI DELITUA telah memenuhi standar air bersih menurut Mentri Kesehatan RI No.492/2010.


(39)

ANALYSIS AND MANGANESE SULPHATE CONTENT IN RAW WATER AND WATER RESERVOIR IN PDAM TIRTANADI DELITUA

DR 2800 SPECTROPHOTOMETER

ABSTRACT

Determinant in public health is the factor of the environment, is a good neighborhood. Environmental components that have a role and a great influence is water.

Air useful if it meets water quality standards have been set. Presence of other elements in the water means the elements exceeds the threshold such as sulphate and manganese in the water required is useful to increase the levels of minerals in the water. However, if the levels of sulphate and manganese exceeded the threshold of water may be adversely affected as their digestive disorders. It therefore requires good water treatment to provide good quality and meet the standards set by the Minister of Health of 0.4 mg / l and 250 mg/l. Based on the analysis we concluded that the levels of sulphate and manganese levels contained in the water produced by the PDAM Tirtanadi Delitua water meets the standards according to Minister of Health 492/2010.


(40)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan i

Pernyataan ii

Penghargaan iii

Abstrak v

Abstract vi

Daftar Isi vii

Daftar Lampiran viii

Bab 1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Permasalahan 3

1.3. Tujuan 3

1.4. Manfaat 3

Bab 2. Tinjauan Pustaka

2.1. Air 4

2.2. Karakteristik Air 5

2.3. Sumber Air 9

2.4. Syarat-Syarat Air Minum 11

2.5. Pengolahan Air Minum 12

2.6. Sulfat 17

2.7. Mangan 17

2.8. Spektrofotometri 18

Bab 3. Metode Penelitian 3.1 Alat dan Bahan

3.1.1. Alat–alat 20

3.1.2. Bahan–bahan 20

3.2. Prosedur Percobaan

3.2.1. Analisa Mangan 20

3.2.2. Analisa Sulfat 21

Bab 4. Hasil dan Pembahasan

4.1. Data Percobaan 22

4.2. Pembahasan 22

Bab 5. Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan 23

5.2. Saran 23


(41)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lamp 1

Judul

Persyaratan Kualitas Air Minum

Halaman


(1)

PENGHARGAAN

Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya ilmiah dengan baik.

Karya ilmiah ini berjudul “ANALISA KADAR SULFAT DAN MANGAN DALAM AIR BAKU DAN AIR RESERVOIR PADA PDAM TIRTANADI DELITUA MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER DR 2800”, disusun untuk melengkapi persyaratan menyelesaikan studi pada program D3 KIMIA Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Dalam proses pembuatan tugas akhir ini, penulis telah mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terimah kasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, nasehat, dukungan baik moril maupun materil.

2. Dr. Minto Supeno, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu, memberi arahan dan saran dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

3. Dr. Sutarman, M.Sc, selaku Dekan FMIPA Universitas Sumatera Utara 4. Dr. Rumondang Bulan, MS, selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA

Universitas Sumatera Utara.

5. Dr. Drs., Adil Ginting, M.Sc, selaku dosen pembimbing akademik yang sudah memberi arahan selama penulis di bangku perkuliahan.


(2)

6. Seluruh rekan-rekan Jurusan Kimia Industri Fakultas MIPA USU yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, kususnya Ahamadani Nasution dan Windy Bangun.

Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam tugas akhir ini masih jauh dari sempurna baik materi bahasan maupun penyusunan bahasannya, disebabkan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang membangun untuk kesempurnaan karya ilmiah ini.

Kiranya karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis, rekan-rekan mahasiswa dan pembaca lainnya yang memerlukan. Dan untuk menutup kata pengantar penulis mengucapkan terima kasih.


(3)

ANALISA KADAR SULFAT DAN MANGAN DALAM AIR BAKU DAN AIR RESERVOIR PADA PDAM TIRTANADI DELITUA

MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER DR 2800

ABSTRAK

Penentu dalam kesehatan masyarakat ialah adanya faktor keadaan lingkungan, adalah lingkungan yang baik.Komponen lingkungan yang mempunyai peranan dan pengaruh besar adalah air.

Air bermanfaat jika memenuhi standar kualitas air yang telah ditetapkan. Adanya unsur-unsur lain di dalam air berarti unsur-unsur tersebut melebihi ambang batas seperti unsur sulfat dan mangan dalam air diperlukan berguna untuk meningkatkan kadar mineral pada air. Akan tetapi jika kadar sulfat dan mangan melebihi ambang batas air dapat memberikan dampak negatif seperti adanya gangguan pencernaan. Oleh sebab itu diperlukan pengolahan air yang baik untuk memberikan kualitas yang baik dan memenuhi standar yang ditetapkan oleh Mentri Kesehatan RI sebesar 0,4 mg/l dan 250 mg/l. Berdasarkan hasil analisa diperoleh kesimpulan bahwa kadar sulfat dan kadar mangan yang terdapat pada air yang diproduksi oleh PDAM TIRTANADI DELITUA telah memenuhi standar air bersih menurut Mentri Kesehatan RI No.492/2010.


(4)

ANALYSIS AND MANGANESE SULPHATE CONTENT IN RAW WATER AND WATER RESERVOIR IN PDAM TIRTANADI DELITUA

DR 2800 SPECTROPHOTOMETER

ABSTRACT

Determinant in public health is the factor of the environment, is a good neighborhood. Environmental components that have a role and a great influence is water.

Air useful if it meets water quality standards have been set. Presence of other elements in the water means the elements exceeds the threshold such as sulphate and manganese in the water required is useful to increase the levels of minerals in the water. However, if the levels of sulphate and manganese exceeded the threshold of water may be adversely affected as their digestive disorders. It therefore requires good water treatment to provide good quality and meet the standards set by the Minister of Health of 0.4 mg / l and 250 mg/l. Based on the analysis we concluded that the levels of sulphate and manganese levels contained in the water produced by the PDAM Tirtanadi Delitua water meets the standards according to Minister of Health 492/2010.


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan i

Pernyataan ii

Penghargaan iii

Abstrak v

Abstract vi

Daftar Isi vii

Daftar Lampiran viii

Bab 1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Permasalahan 3

1.3. Tujuan 3

1.4. Manfaat 3

Bab 2. Tinjauan Pustaka

2.1. Air 4

2.2. Karakteristik Air 5

2.3. Sumber Air 9

2.4. Syarat-Syarat Air Minum 11

2.5. Pengolahan Air Minum 12

2.6. Sulfat 17

2.7. Mangan 17

2.8. Spektrofotometri 18

Bab 3. Metode Penelitian 3.1 Alat dan Bahan

3.1.1. Alat–alat 20

3.1.2. Bahan–bahan 20

3.2. Prosedur Percobaan

3.2.1. Analisa Mangan 20

3.2.2. Analisa Sulfat 21

Bab 4. Hasil dan Pembahasan

4.1. Data Percobaan 22

4.2. Pembahasan 22

Bab 5. Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan 23

5.2. Saran 23


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lamp 1

Judul

Persyaratan Kualitas Air Minum

Halaman