Pengaruh Pemberian Hormon Tiroksin Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Black Ghost (Apteronotus Albifrons)

(1)

(2)

Lampiran 1. Bagan Percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Non-Faktorial

P1U1 P2U3 P3U2 P4U3

P1U3 P2U2 P3U1 P4U1

P1U2 P2U1 P3U3 P4U2

Keterangan :

P0 = Kontrol (tanpa perlakuan) P1U1 = Perlakuan 1 Ulangan 1

P1U2 = Perlakuan 1 Ulangan 2 10 mg/kg P1U3 = Perlakuan 1 Ulangan 3

P2U1 = Perlakuan 2 Ulangan 1

P2U2 = Perlakuan 2 Ulangan 2 15 mg/kg P2U3 = Perlakuan 2 Ulangan 3

P3U1 = Perlakuan 3 Ulangan 1

P3U2 = Perlakuan 3 Ulangan 2 20 mg/kg P3U3 = Perlakuan 3 Ulangan 3

P4U1 = Perlakuan 4 Ulangan 1

P4U2 = Perlakuan 4 Ulangan 2 25 mg/kg P4U3 = Perlakuan 4 Ulangan 3


(3)

Lampiran 2. Wadah Akuarium Pemeliharaan Ikan Black Ghost (Apteronotus


(4)

Lampiran 3. Analisis Ragam Pertumbuhan Panjang (%) Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons) Selama Masa Pemeliharaan

Perlakuan Ulangan Total Rataan

U1 U2 U3

P1 2.74 2.68 2.20 7.62 2.54

P2 3.20 3.20 2.94 9.34 3.11

P3 4.26 3.40 3.26 10.92 3.64

P4 4.42 4.38 4.28 13.08 4.36

Total 14.62 13.66 12.68 40.96 3.413

FK = 40.96² 3 × 4

=

1677 .722

12

=

139.810

JKT = (2.74² + 3.20² + 4.26² + 4.42² + 2.68² + 3.20² + 3.40² + 4.38² + 2.20² + 2.94² + 3.26² + 4.28²) – FK

= 146.028 – 139.810 = 6.218

JKH = 7.62²+ 9.34²+10.92²+13.08²

� - FK

= 435.632

3 – 139.810

= 145.211 – 139.810 = 5.401

JKG = 6.218 – 5.401 = 0.817

Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat

Tengah F-Hitung

F-Tabel 0,05 0,01

Hormon 3 5.401 1.800 17.647** 4.07 7.59

Galat 8 0.817 0.102

Total 11 6.218

** Berpengaruh Sangat Nyata


(5)

Koefisien Keragaman

KK = √KTG

ỵ × 100%

= √0.102

3.413 × 100% = 0.319

3.413 × 100% = 9.346%

(KK 5-10%) = Uji Beda Nyata Terkecil

Uji Beda Nyata Terkecil

Diperoleh KTG = 0.102, v = 8, r = 3, dan t0.05(8) = 2.306

Sd =

2���

=

2(0.102)

3

=

√0.068 = 0.261

BNTα = tα(v). Sd

BNT 0,05 = 2.306 × 0.261 = 0.602

Tabel Hasil Uji BNT pengaruh pemberian hormon tiroksin terhadap pertumbuhan panjang menurut RAL,

Perlakuan Pertumbuhan Panjang BNT0,05

(0.602)

P1 2.54 a

P2 3.11 ab

P3 3.64 b

P4 4.36 c


(6)

Lampiran 4. Analisis Ragam Pertumbuhan Bobot (%) Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons) Selama Masa Pemeliharaan

Perlakuan Ulangan Total Rataan

U1 U2 U3

P1 3.38 3.27 3.09 9.74 3.24

P2 4.01 4.25 3.71 11.97 3.99

P3 4.75 4.66 4.03 13.44 4.48

P4 5.10 4.91 4.87 14.88 4.96

Total 17.24 17.09 15.7 50.03 4.168

FK = 50.03² 3 × 4

=

2503 .001

12

=

208.583

JKT = (3.38² + 4.01² + 4.75² + 5.10² + 3.27² + 4.25² + 4.66² + 4.91² + 3.09² + 3.71² + 4.03² + 4.87²) – FK

= 213.926 – 208.583 = 5.343

JKH = 9.74²+ 11.97²+13.44²+14.88²

� - FK

= 640.196

3 – 208.583

= 213.399 – 208.583 = 4.816

JKG = 5.343 – 4.816 = 0.527

Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat

Tengah F-Hitung

F-Tabel 0,05 0,01

Hormon 3 4.816 1.605 24.318** 4.07 7.59

Galat 8 0.527 0.066

Total 11 5.343

** Berpengaruh Sangat Nyata


(7)

Koefisien Keragaman

KK = √KTG

ỵ × 100%

= √0.066

4.168 × 100% = 0.257

4.168 × 100% = 6.166%

(KK 5-10%) = Uji Beda Nyata Terkecil

Uji Beda Nyata Terkecil

Diperoleh KTG = 0.066, v = 8, r = 3, dan t0.05(8) = 2.306

Sd =

2���

=

2(0.066)

3

=

√0.044 = 0.209

BNTα = tα(v). Sd

BNT 0,05 = 2.306 × 0.209 = 0.482

Tabel Hasil Uji BNT pengaruh pemberian hormon tiroksin terhadap pertumbuhan bobot menurut RAL,

Perlakuan Pertumbuhan Bobot BNT0,05

(0.066)

P1 3.24 a

P2 3.94 b

P3 4.48 c

P4 4.96 d


(8)

Lampiran 5. Analisis Kelangsungan Hidup (%) Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons) Selama Masa Pemeliharaan

Perlakuan Ulangan Total Rataan

U1 U2 U3

P1 100 100 91.6 291.6 97.2

P2 100 91.6 83.3 274.9 91.6

P3 100 100 75 275 91.7

P4 100 100 83.3 283.3 94.4

Total 400 391.6 333.2 1124.8 93.725

FK = 1124 .8² 3 × 4

=

1265175 .04

12

=

105431.253

JKT = (100² + 100² + 100² + 100² + 100² + 91.6² + 100² + 100² + 91.6² + 83.3² + 75² + 83.3²) – FK

= 106283.9 - 105431.253 = 852.647

JKH = 291.6²+ 274.9²+275²+283.3²

� - FK

= 316484 .46

3 - 105431.253

= 105494.82 – 105431.253 = 63.567

JKG = 852.647 – 63.567 = 789.08

Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat

Tengah F-Hitung

F-Tabel 0,05 0,01

Hormon 3 63.567 21.189 0.215** 4.07 7.59

Galat 8 789.08 98.635

Total 11 852.647

Tidak Berpengaruh Nyata


(9)

Lampiran 6. Foto Kegiatan Selama Penelitian

Indoor Hatchery Aklimatisasi Ikan Uji

Tandon Air Pompa Filtrasi


(10)

Penyifonan Sisa Pakan Pemberian Pakan

Pengukuran Panjang Sampel Ikan Penimbangan Bobot Sampel Ikan

Ikan Bersifat Kanibalisme Mortalitas Ikan Black Ghost


(11)

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Alifuddin, M., Y. Hadiroseyani dan I. Ohoiulun. 2003. Parasit Pada Ikan Hias Air Tawar (Ikan Cupang, Gapi Dan Rainbow). Jurnal Akuakultur Indonesia, 2(2): 93-100.

Arie, U. 2011. Budidaya Ikan Blackghost (Ikan Hantu Hitam). Bina Insan Perikanan Indonesia (BIPI) Sukabumi.

Daneyanti, R. 2001. Pengaruh Lama Perendaman di dalam Larutan Hormon Tiroksin Terhadap Kelangsungan Hidup, Pertumbuhan dan Perkembangan Larva Ikan Kerapu Tikus (Cromileptes altivelis). Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Djojosoebagio, S. 1996. Fisiologi Kelenjar Endokrin. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta. Fujaya, Y. 2002. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknologi Perikanan.

Departemen Pendidikan Nasional. Makassar.

Hidayat, K., Usman, M.T., dan Mulyadi. 2012. Enlargement of Selais (Ompok hypopthalmus) With fish meal Containing Thyroxine (T4) Hormone. Faculty of Fisheries and Marine Science. Riau University.

Kuncoro, E.B. 2011. Sukses Budidaya Ikan Hias Air Tawar. Lily Publisher. Yogyakarta.

Matty, A. J. 1985. Fish Endocrinology. Croom Helm. London and Sydney. 256 p. Mulyadi, Usman, M.T., dan Suryani. 2010. Pengaruh Frekuensi Pemberian Pakan

Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan Kelulushidupan Benih Ikan Silais (Ompok hypophthalmus). Berkala Perikanan Terubuk, hlm 21-40. Mulyati, S., M. Zairin, dan M.M. Raswin. 2002. Pengaruh Umur Larva Saat

Dimulainya Perendaman Dalam Hormon Tiroksin Terhadap Perkembangan, Pertumbuhan, Dan Kelangsungan Hidup Ikan Gurami (Osphronemus gouramy). Jurnal Akuakultur Indonesia, 1(1): 21-25.

Nugraha, D., Mustofa, N.S., dan Subiyanto. 2012. Pengaruh Perbedaan Suhu Terhadap Perkembangan Embrio, Daya Tetas Telur Dan Kecepatan Penyerapan Kuning Telur Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons) Pada Skala Laboratorium. Journal Of Management Of Aquatic Resources. Volume 1 , Nomor 1 , Tahun 2012, Halaman 1-6.


(13)

Rahardjo, M.F., Djadja, S.S., Ridwan, A., Sulistiono, dan Johannes, H. 2011. Iktiology. Lubuk Agung. Bandung.

Rahman, A. 2012. Tingkah Laku Ikan Hias Black Ghost (Apteronotus albifrons). Universitas Brawijaya. Malang.

Shelly, N.E.T. 2008. Pertumbuhan Ikan Motan (Thynnichthys thynnoides Bleeker, 1852) Di Rawa Banjiran Sungai Kampar Kiri, Riau. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Subiyanti, H. 2007. Hormon Tiroksin Dalam Pakan Buatan Pacu Pertumbuhan Benih Gurami. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Susanti, D. 2003. Pengaruh Pemberian Pakan Yang Berbeda Terhadap Kualitas Air, Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) di Keramba Jaring Apung. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Wibowo, R.K.A. 2009. Analisis Kualitas Air Pada Sentral Outlet Tambak Udang Sistem Terpadu Tulang Bawang, Lampung. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Wijayanti, K. 2010. Pengaruh Pemberian Pakan Yang Berbeda Terhadap Sintasan dan Pertumbuhan Benih Ikan Palmas (Polypterus sengalus senegalus


(14)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan bulan Juni 2014, bertempat di UPTD Budidaya Dinas Pertanian dan Kelautan, Jalan Bunga Ganyong, Kelurahan Ladang Bambu, Kecamatan Medan Tuntungan, Sumatera Utara.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah ikan black ghost ukuran 6 cm sebanyak 1 ekor per 2 liter air, pakan komersil, air bersih dan alkohol 70%. Alat yang digunakan adalah akuarium berukuran 60cm×40cm×40cm, pompa sirkulasi, tanggok kecil, zeolit, pipa 1.5 inci, baskom, kamera, kertas millimeter, timbangan analitik, termometer, pH meter dan DO meter.

Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan (Lampiran 1). Rancangan Acak Lengkap bertujuan untuk menghomogenkan data sehingga tingkat persentase kesalahan menjadi kecil. Perlakuan terdiri dari :

A = Tanpa dosis perlakuan (kontrol) B = Dosis perlakuan 10 mg/kg C = Dosis perlakuan 15 mg/kg D = Dosis perlakuan 20 mg/kg E = Dosis perlakuan 25 mg/kg


(15)

Prosedur Penelitian 1. Persiapan Wadah

Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan ikan black ghost adalah akuarium berukuran 60cm×40cm×40cm sebanyak 13 unit (Lampiran 2). Setiap wadah akuarium dicuci bersih dengan deterjen kemudian dijemur dengan sinar matahari hingga kering. Wadah akuarium yang sudah kering kemudian diisi dengan air bersih yang berasal dari bak tandon. Masing-masing ketinggian air pada wadah akuarium adalah 10 cm diberi aerasi dan diberi label perlakuan dan ulangan secara acak.

2. Penebaran Ikan Black Ghost

Ikan uji yang digunakan untuk penelitian adalah ikan black ghost berukuran 6 cm dengan kepadatan 1 ekor per 2 liter air dan diberi aerasi. Ikan ini diperoleh dari UPTD Budidaya Dinas Pertanian dan Kelautan Jalan Bunga Ganyong, Kelurahan Ladang Bambu, Kecamatan Medan Tuntungan, Sumatera Utara. Sebelum melakukan percobaan ikan black ghost diaklimatisasi terlebih dahulu kemudian dipelihara dalam akuarium.

3. Pemberian Pakan

Pakan yang diberikan kepada ikan black ghost selama penelitian berupa pakan komersil. Pelet serpihan tersebut disemprot dengan alkohol 70% yang telah dicampur dengan hormon tiroksin kemudian diangin-anginkan hingga kering. Penyediaan hormon dilakukan dengan cara menggerus Thyrax sesuai dengan dosis perlakuan. Frekuensi pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari yaitu pada pagi hari pukul 08.00 WIB, pada siang hari pukul 14.00 WIB dan pada malam hari pukul 20.00 WIB.


(16)

Pemberian pakan dilakukan secara ad libithum (sekenyang-kenyangnya) bertujuan untuk penyediaan pakan secara berlebihan agar tidak kekurangan pakan sehingga upaya pertumbuhan dan kelangsungan hidup dapat terlaksana.

4. Pengamatan Kualitas Air

Setiap wadah akuarium yang digunakan untuk penelitian dilengkapi dengan aerasi untuk mensirkulasi kandungan oksigen agar dalam kisaran yang baik untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan black ghost. Di samping itu untuk menjaga kualitas air dalam keadaan netral dilakukan kegiatan penyifonan setiap hari. Penyifonan dilakukan agar senyawa kimia tidak terakumulasi di dalam wadah akuarium. Pengamatan kualitas air dilakukan setiap hari pada pagi hari.

Berikut parameter kualitas air yang diamati meliputi : Tabel 1. Parameter Kualitas Air

Parameter Satuan Alat

Suhu °C Termometer

pH - pH meter

DO mg/L DO meter

Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan setiap hari pada pagi hari melalui pengamatan sampel ikan 5 ekor/akuarium untuk melihat pola pertumbuhan (panjang dan bobot) dan kelangsungan hidup ikan black ghost. Ikan diambil menggunakan tanggok kecil secara perlahan kemudian diletakkan ke dalam baskom yang telah diisi air. Untuk pengamatan panjang ikan menggunakan kertas milimeter blok satu per satu. Untuk pengamatan bobot ikan menggunakan timbangan digital (timbangan analitik). Data yang diperoleh kemudian dicatat untuk diketahui perkembangan pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan black ghost.


(17)

Parameter Penelitian

1. Pertumbuhan Panjang Mutlak

Keterangan : L = Pertumbuhan panjang (cm)

Lt = Panjang ikan pada waktu akhir (cm) L0 = Panjang ikan pada waktu awal (cm)

2. Pertumbuhan Bobot

Keterangan : W = Pertumbuhan bobot (g)

Wt = Bobot rata-rata ikan pada waktu t (g)

W0 = Bobot rata-rata ikan pada waktu awal penelitian (g)

3. Kelangsungan Hidup (Survival Rate)

Keterangan : SR = Kelangsungan hidup (%)

Nt = Jumlah ikan yang hidup pada akhir penelitian (ekor) N0 = Jumlah ikan yang hidup pada awal penelitian (ekor)

Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan selama penelitian akan dianalisis menggunakan SPSS 21.0, yang meliputi Analisis Ragam (ANOVA) dengan uji F pada selang kepercayaan 95%, digunakan untuk menentukan apakah perlakuan yang diberikan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan panjang maupun pertumbuhan bobot serta derajat kelangsungan hidup. Apabila berpengaruh nyata, untuk melihat perbedaan antar perlakuan akan diuji lanjut dengan menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil.

L = Lt−L0

W = Wt −W0

SR = �Nt


(18)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian diperoleh data berupa pertumbuhan panjang mutlak (%), pertumbuhan bobot (%), kelangsungan hidup (%), serta data hasil pengamatan analisis kualitas air selama pemeliharaan.

Hasil pengamatan selama 60 hari menunjukkan bahwa hormon tiroksin memberikan pengaruh yang sangat nyata (P>0.05) terhadap pertumbuhan panjang (Lampiran 3) dan pertumbuhan bobot (Lampiran 4) ikan black ghost, namun tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup ikan black ghost

(Lampiran 5). Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyati, dkk (2002) bahwa hormon tiroksin di dalam tubuh berperan penting dalam proses metabolisme, perkembangan, dan pertumbuhan jaringan. Dari hasil analisis sidik ragam (ANOVA) terlihat bahwa pada dosis tertentu yaitu 0 mg/kg (kontrol), 10 mg/kg, 15 mg/kg, 20 mg/kg dan 25 mg/kg, ikan black ghost mampu mentolerir pakan yang telah dicampurkan dengan hormon tiroksin.

Pertumbuhan Panjang Mutlak

Pertumbuhan panjang ikan black ghost pada setiap dosis yang berbeda yakni 0 mg/kg (kontrol), 10 mg/kg, 15 mg/kg, 20 mg/kg dan 25 mg/kg secara berturut-turut adalah 2.14 cm, 2.54 cm, 3.11 cm, 3.64 cm dan 4.36 cm (Gambar 3). Hasil tersebut menunjukkan bahwa perlakuan dengan dosis 25 mg/kg memberi pertumbuhan maksimal yakni dengan panjang mencapai 4.36 cm selama masa pemeliharaan 60 hari (Gambar 4). Data pertumbuhan panjang ikan black ghost


(19)

Tabel 2. Pertumbuhan Panjang (cm) Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons)

Terhadap Dosis Berbeda.

Perlakuan Ulangan Petumbuhan panjang (cm) pada hari ke- Pertumbuhan panjang (cm) 0 10 20 30 40 50 60

P0

U0 7.14 7.20 7.36 7.60 7.98 8.70 9.28 2.14

Rataan 7.14 7.20 7.36 7.60 7.98 8.70 9.28 2.14

P1

U1 7.02 7.10 7.34 7.92 8.30 8.88 9.76 2.74 U2 7.06 7.18 7.22 7.24 7.62 8.44 9.74 2.68 U3 6.88 7.10 7.50 7.66 7.74 8.72 9.08 2.20

Total 20.96 21.38 22.06 22.82 23.66 26.04 28.58 7.62 Rataan 6.99 7.13 7.35 7.61 7.89 8.68 9.53 2.54

P2

U1 6.82 6.92 7.26 7.44 7.76 8.76 10.02 3.20 U2 6.88 7.12 7.30 7.68 8.04 9.06 10.08 3.20 U3 6.72 7.00 7.18 7.66 8.36 8.76 9.66 2.94

Total 20.42 21.04 21.74 22.78 24.16 26.58 29.76 9.34 Rataan 6.81 7.01 7.25 7.59 8.05 8.86 9.92 3.11

P3

U1 6.38 6.90 7.16 7.70 8.24 9.34 10.64 4.26 U2 6.92 7.26 7.32 7.76 8.42 9.28 10.32 3.40 U3 6.76 6.96 7.38 7.60 8.38 9.26 10.02 3.26

Total 20.06 21.12 21.86 23.06 25.04 27.88 30.98 10.92 Rataan 6.69 7.04 7.29 7.69 8.35 9.29 10.33 3.64

P4

U1 6.18 6.88 7.10 7.82 8.72 9.50 10.60 4.42 U2 6.10 7.04 7.64 7.92 8.58 9.54 10.48 4.38 U3 6.32 6.84 6.90 7.82 8.10 9.04 10.60 4.28

Total 18.60 20.76 21.64 23.56 25.40 28.08 31.68 13.08 Rataan 6.20 6.92 7.21 7.85 8.47 9.36 10.56 4.36

Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa pemberian hormon tiroksin terhadap pakan sebesar 25 mg memberikan pertumbuhan panjang secara maksimal terhadap ikan black ghost yaitu 4.36 cm. Perlakuan kontrol menunjukkan pertumbuhan minimal yaitu sebesar 2.14 cm, karena pakan yang diberikan tanpa rangsangan hormon tiroksin.

Berdasarkan analisis Tabel 2 menunjukkan pertumbuhan panjang secara maksimal pada pakan yang diberikan rangsangan hormon tiroksin terjadi pada saat memasuki hari ke 60, yaitu pada saat pakan yang diberikan berupa pakan normal tanpa rangsangan hormon, Diduga pakan yang telah diberikan rangsangan hormon mampu diproses dalam tubuh disaat pakan yang diberikan dalam keadaan normal kembali.


(20)

Gambar 3. Pertumbuhan Panjang Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons) Pada Setiap Perlakuan Selama Pengamatan.

Gambar 4. Pertumbuhan Panjang Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons) Selama 60 Hari.

Pertumbuhan merupakan perubahan ukuran, baik bobot maupun panjang dalam suatu periode atau waktu tertentu (Effendie, 1997). Pertumbuhan panjang ikan black ghost (Gambar 3) menunjukkan bahwa pemberian dosis tertinggi yaitu 25 mg/kg dengan panjang total mencapai 4.36 cm memiliki pengaruh yang optimal dibandingkan dengan pemberian dosis 0 mg/kg (kontrol), 10 mg/kg, 15 mg/kg

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5

P0 P1 P2 P3 P4

P er tum buhan P an jan g (c m) Perlakuan 0 2 4 6 8 10 12

0 10 20 30 40 50 60 70

P er tum buhan P an jan g (c m) Hari Ke-P0 P1 P2 P3 P4


(21)

dan 20 mg/kg selama 60 hari (Gambar 4). Pertumbuhan panjang ikan black ghost

dari data yang diambil secara acak selama pengamatan terus mengalami peningkatan yang nyata.

Pakan merupakan salah satu faktor yang berperan dalam pertumbuhan ikan

black ghost. Semakin tinggi kandungan gizi pakan maka akan baik untuk pertumbuhan ikan. Pakan yang digunakan pada penelitian ini adalah pakan komersil dengan kandungan gizi tertera pada Tabel 3.

Tabel 3. Kandungan gizi dalam pakan komersil ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons).

Kandungan gizi pada pakan buatan

Crude Protein (Protein) Min. 48%

Crude Fat (Lemak) Min. 6%

Crude Fiber (Serat Kasar) Max. 3%

Crude Ash (Abu) Max. 12%

Moisture (Kadar air) Max. 11%

Pertumbuhan Bobot

Pengamatan pertumbuhan bobot ikan black ghost dilakukan secara insitu setiap 10 hari dengan menggunakan timbangan analitik. Pertumbuhan bobot ikan

black ghost pada setiap dosis yang berbeda yakni 0 mg/kg (kontrol), 10 mg/kg, 15 mg/kg, 20 mg/kg dan 25 mg/kg secara berturut-turut adalah 2.97 g, 3.24 g, 3.99 g, 4.48 g dan 4.96 g (Gambar 5). Hasil tersebut menunjukkan bahwa perlakuan dengan dosis 25 mg/kg memberi pertumbuhan maksimal yakni dengan bobot mencapai 4.96 g selama 60 hari menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (Gambar 6). Data pertumbuhan bobot ikan black ghost dapat dilihat pada Tabel 4.


(22)

Tabel 4. Pertumbuhan Bobot (g) Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons)

Terhadap Dosis Berbeda.

Perlakuan Ulangan Petumbuhan bobot (g) pada hari ke- Pertumbuhan

bobot (g)

0 10 20 30 40 50 60

P0

U0 1.18 1.36 1.50 1.99 2.31 3.46 4.15 2.97

Rataan 1.18 1.36 1.50 1.99 2.31 3.46 4.15 2.97

P1

U1 1.10 1.28 1.69 2.08 2.84 3.96 4.48 3.38

U2 1.21 1.22 1.39 1.47 2.15 3.28 4.48 3.27

U3 1.22 1.27 1.69 1.75 1.93 3.72 4.31 3.09

Total 3.53 3.77 4.77 5.30 6.92 10.96 13.27 9.74

Rataan 1.18 1.26 1.59 1.77 2.31 3.65 4.42 3.24

P2

U1 1.09 1.09 1.41 1.96 2.53 4.30 5.10 4.01

U2 1.14 1.24 1.58 1.89 2.77 4.66 5.39 4.25

U3 0.94 1.18 1.56 2.14 3.16 4.41 4.65 3.71

Total 3.17 3.51 4.55 5.99 8.46 13.37 15.14 11.97

Rataan 1.06 1.17 1.52 2.00 2.82 4.46 5.05 3.99

P3

U1 1.01 1.11 1.40 2.26 2.73 4.67 5.76 4.75

U2 1.19 1.28 1.51 2.06 3.34 4.96 5.85 4.66

U3 1.21 1.32 1.52 2.02 3.32 4.80 5.24 4.03

Total 3.41 3.71 4.43 6.34 9.39 14.43 16.85 13.44

Rataan 1.14 1.24 1.48 2.11 3.13 4.81 5.62 4.48

P4

U1 1.00 1.08 1.53 2.42 3.02 4.06 6.10 5.10

U2 0.87 1.07 1.44 2.18 3.22 4.82 5.78 4.91

U3 0.86 1.16 1.68 2.11 3.34 4.80 5.73 4.87

Total 2.73 3.31 4.65 6.71 9.58 13.68 17.61 14.88

Rataan 0.91 1.10 1.55 2.24 3.19 4.56 5.87 4.96

Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa perlakuan kontrol tanpa rangsangan hormon tiroksin memberikan pertumbuhan bobot secara minimal.yaitu sebesar 2.97 g. Pemberian hormon tiroksin sebesar 25 mg atau 0.0025 g memberikan pertumbuhan bobot secara maksimal yaitu sebesar 4,96 g. Hal ini disebabkan karena salah satu fungsi hormon tiroksin adalah mampu meningkatkan laju metabolisme tubuh. Pahlawan, dkk (2005) menyatakan bahwa hormon tiroksin dapat meningkatkan aktivitas protease dan lipase pada saluran pencernaan sehingga dapat meningkatkan metabolisme protein dan lemak dalam tubuh. Protease merupakan enzim yang menghidrolisis protein menjadi asam-asam amino dan peptida sederhana, sedangkan lipase merupakan enzim yang menghidrolisis lemak


(23)

menjadi gliserol dan asam lemak yang kemudian akan diabsobrsi melalui dinding usus.

Gambar 5. Pertumbuhan Bobot Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons) Pada Setiap Perlakuan Selama Pengamatan.

Gambar 6. Pertumbuhan Bobot Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons) Selama 60 Hari.

Terlihat pada gambar diatas, semakin tinggi pemberian dosis hormon tiroksin yaitu 25 mg/kg maka semakin optimal untuk pertumbuhan bobot. Hal ini menunjukkan bahwa hormon tiroksin berperan aktif di tubuh ikan black ghost.

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5

P0 P1 P2 P3 P4

P er tum buhan B ob ot (g) Perlakuan 0 1 2 3 4 5 6 7

0 20 40 60 80

P er tum buhan B ob ot (g) Hari Ke-P0 P1 P2 P3 P4


(24)

Terdapat faktor internal dan faktor eksternal yang mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan black ghost. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan ikan itu sendiri seperti umur, dan sifat genetik ikan yang meliputi keturunan, kemampuan untuk memanfaatkan makanan dan ketahanan terhadap penyakit. Faktor eksternal merupakan faktor yang berkaitan dengan lingkungan tempat hidup ikan, meliputi sifat fisika dan kimia air, ruang gerak dan ketersediaan makanan dari segi kualitas dan kuantitas.

Weatherley dalam Hartanto (1996) dalam Hidayat, dkk (2013) menyatakan pertumbuhan merupakan perubahan ukuran ikan baik dalam berat, panjang maupun volume selama periode waktu tertentu yang disebabkan oleh perubahan jaringan akibat pembelahan sel otot dan tulang yang merupakan bagian terbesar dari tubuh ikan sehingga menyebabkan penambahan bobot ikan. Terlihat jelas seiring dengan pertumbuhan panjang ikan black ghost maka pertumbuhan bobot ikan black ghost

(Gambar 5) menunjukkan pemberian dosis 25 mg/kg merupakan dosis optimum untuk pertumbuhan ikan yaitu dengan bobot 4.96 g. Diketahui bahwa rata-rata bobot awal ikan black ghost 0.91 g dan rata-rata bobot akhir ikan black ghost

adalah 5.87 g.

Lama waktu dalam pemberian pakan menentukan dalam pertumbuhan ikan, baik itu pertumbuhan panjang maupun pertumbuhan bobot. Berdasarkan analisis pengamatan yang telah dilakukan selama 60 hari, bahwa pertumbuhan bobot ikan

black ghost sangat nyata. Perbedaan interval waktu dalam pemberian pakan sangat menentukan pertumbuhan ikan. Pada ikan black ghost, pertumbuhan bobot sangat nyata ini dikarenakan kemampuan organ-organ ikan black ghost tersebut yang mampu mentolerir pakan secara aktif.


(25)

Kelangsungan Hidup

Tingkat kelangsungan hidup selama penelitian dengan dosis berbeda yakni 0 mg/kg (kontrol), 10 mg/kg, 15 mg/kg, 20 mg/kg dan 25 mg/kg masing-masing berkisar 95-100%, 90-100% dan 80-100% (Tabel 5). Untuk persentase kelangsungan hidup pada ikan black ghost terhadap dosis berbeda yakni 100%, 97.2%, 94.4%, 91.6% dan 88.9% (Gambar 7).

Tabel 5. Kelangsungan Hidup Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons) Terhadap Dosis Berbeda.

Perlakuan Ulangan

Jumlah awal (ekor)

Jumlah ikan yang mati (ekor) pada hari ke- Jumlah akhir (ekor) Kelangsungan hidup (%) 0 10 20 30 40 50 60

P0

U0 12 - - - 12 100

Rataan 100

P1

U1 12 - - - 12 100 U2 12 - - - 12 100 U3 12 3 - - - 9 91.6

Rataan 97.2

P2

U1 12 - - - 12 100 U2 12 1 - - - 11 91.6 U3 12 2 - - - 10 83.3

Rataan 91.6

P3

U1 12 - - - 12 100 U2 12 - - - 12 100 U3 12 3 - - - 9 75

Rataan 91.7

P4

U1 12 - - - 12 100 U2 12 - - - 10 100 U3 12 2 - - - 10 83.3

Rataan 94.4

Hasil analisis pengamatan pada Tabel 5 menunjukkan bahwa tingkat mortalitas (kematian) terjadi pada awal penelitian, namun tingkat mortalitas yang terjadi tidak memperngaruhi kelangsungan hidup ikan black ghost lain. Analisis Tabel 5 menunjukkan pada umumnya tingkat mortalitas terjadi pada wadah akuarium U3 atau ulangan 3. Hal ini diduga karena penanganan yang kurang baik, adaptasi lingkungan wadah pemeliharaan dan ikan tersebut menjadi target mangsa kanibalisme sesama jenis sehingga ikan black ghost mengalami tingkat stress yang cukup tinggi.


(26)

Gambar 7. Kelangsungan Hidup Bobot Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons)

Pada Setiap Perlakuan Selama Pengamatan.

Kelangsungan hidup ikan black ghost secara keseluruhan berkisar antara 91.6 % sampai dengan 100 %. Dari hasil analisis sidik ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh nyata pemberian dosis hormon tiroksin terhadap kelangsungan hidup ikan black ghost (P<0.05). Hal ini dipastikan bahwa kesesuaian lingkungan menjadi penentu keberhasilan untuk mencegah tingkat kematian yang tinggi. Hidayat, dkk (2013) berpendapat bahwa dengan semakin baik metabolisme dalam tubuh ikan, maka selera makan meningkat, daya tahan tubuh ikan terhadap pengaruh lingkungan sekitarnya akan semakin baik sehingga mortalitas ikan lebih kecil.

Berdasarkan data terlihat bahwa tingkat kelangsungan hidup ikan black ghost mengalami penurunan pada setiap perlakuan, beberapa jumlah ikan black ghost mengalami kematian di awal penelitian. Kematian yang terjadi diduga karena penanganan secara manual yang kurang tepat dan adaptasi terhadap kondisi lingkungan. Penanganan yang kurang tepat menyebabkan ikan mengalami stress sehingga berpengaruh terhadap ketahanan tubuh ikan black ghost.

86 88 90 92 94 96 98 100

P0 P1 P2 P3 P4

K el an gs ungan H idup (% ) Perlakuan


(27)

Diketahui bahwa ikan black ghost bersifat nocturnal, ikan tersebut aktif pada malam hari. Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa ikan black ghost yang mati mengalami kelainan fisik, seperti kerusakan pada sirip dada dan luka pada organ lain. Diduga pada saat pemeliharaan yang dilakukan sesama ikan black ghost

bersifat karnivora (kanibalisme), dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Kerusakan Sirip Dada dan Organ Lain Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons) Diduga Akibat Kanibalisme.

Kualitas Air

Pemeliharaan ikan black ghost yang dilakukan mengenai pertumbuhan panjang dan bobot sangat diperngaruhi oleh kualitas air. Parameter kualitas air yang diamati mencakup suhu, pH dan DO. Berikut data kualitas air yang diamati selama masa pemeliharaan (Tabel 6).

Tabel 6. Nilai Kisaran Rata-Rata Parameter Kualitas Air Selama Pemeliharaan

Parameter Satuan Perlakuan

P0 P1 P2 P3 P4

Suhu (ºC) 27-29 27-29 27-29 26-28 27-29

pH - 7.1-7.7 7.2-8.0 7.0-7.8 7.1-8.0 7.1-7.9 DO (mg/L) 7.4-8.3 7.6-8.2 7.6-8.3 7.6-8.2 7.6-8.0


(28)

Hasil analisis parameter kualitas air yang diukur menunjukkan ikan black ghost berada pada lingkungan yang layak untuk tumbuh dan berkembang. Namun nilai kualitas air tidak selalu konstan, tetap mengalami perubahan. Perubahan nilai tersebut masih dalam keadaan yang stabil, seperti kisaran suhu rata-rata secara keseluruhan yakni 26-29ºC, pH 7.0-8.0 dan DO 7.4 mg/L-8.3 mg/L. Kuncoro (2011) menyatakan bahwa pH yang baik untuk memelihara ikan black ghost sekitar 6-8 dan suhu 23-29ºC. Dengan kata lain parameter kualitas air di dalam lingkungan terkontrol mampu membantu keberlanjutan pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan black ghost.

Dengan terakumulasinya pakan di dalam wadah akuarium, maka akan menyebabkan kadar oksigen terlarut menurun. Pakan yang tidak dapat diserap oleh pompa filtrasi akan mengendap di dasar akuarium, maka perlu dilakukan kegiatan penyifonan (Lampiran 6) untuk mencegah berkembangnya penyakit dan untuk menjaga kondisi parameter kualitas air tetap stabil. Menurut Zavala dan Espino (2000) dalam Wibowo (2009), dimana kandungan oksigen yang rendah di perairan disebabkan oleh tingginya kandungan bahan organik dan laju dekomposisi. Sehingga selama terkumpul di area tersebut, bahan organik didekomposisi oleh mikroorganisme dan menyebabkan kandungan oksigen terlarut berkurang.


(29)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pemberian hormon tiroksin dengan dosis 10 mg/kg, 15 mg/kg, 20 mg/kg dan 25 mg/kg memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap pertumbuhan panjang dan pertumbuhan bobot, namun tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons).

2. Pemberian hormon tiroksin dengan dosis 25 mg/kg merupakan dosis optimum untuk pertumbuhan ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons) dengan pertumbuhan panjang 4.36 cm dan pertumbuhan bobot 4.96 g.

Saran

Perlu pemberian hormon tiroksin terhadap pakan untuk dapat memacu pertumbuhan ikan black ghost serta perlu pengamatan lebih lanjut terhadap jenis ikan hias lain untuk mengetahui peran hormon tiroksin dan penggunaan dosis optimum terhadap pertumbuhan ikan.


(30)

TINJAUAN PUSTAKA

Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons)

Menurut Bernhard Grzimek (1973) dalam Yovita H.I dan Mahmud Amin dalam Rahman (2012), sistematika ikan black ghost adalah sebagai berikut :

Kingdom : Pisces Filum : Chordata

Kelas : Osteichthyes (bony/teleost fishes) Ordo : Cypriniformes (Carp)

Famili : Ateronotidae Genus : Apteronotus

Spesies : Apteronotus albifrons (black ghost knifes fishes)

Gambar 2. Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons) (Sumber : web.unair.ac.id) Berdasarkan namanya, black ghost atau hantu hitam sudah seram. Sudah tentu nama itu sesuai dengan penampilannya, yaitu bertubuh hampir seluruhnya hitam kadang agak keabuan, kecuali di bagian punggung bergaris putih mulai dari kepala hingga ekor, bermata kecil, tapi bersinar serta bersirip perut panjang yang elastis, kalau bergerak seperti orang yang berjubah, seperti hantu. Selain


(31)

berpenampilan seperti hantu, aktivitas ikan hias yang berasal dari Sungai Amazon, Brazil ini juga seperti hantu, yaitu lebih banyak pada malam hari, mulai mencari makan hingga berkembang biak, bersembunyi di sela-sela bebatuan, akar dan tanaman air. Karena sifat itulah, black ghost berjuluk hewan nocturnal. Di alam, panjangnya dapat mencapai 48 cm, sedangkan dikolam budidaya rata-rata mencapai 26 cm (Arie, 2011).

Ikan hias air tawar black ghost sangat rentan terhadap perubahan lingkungan dan habitat aslinya. Salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi adalah suhu. Suhu merupakan faktor penting dalam mempengaruhi proses perkembangan embrio, daya tetas telur dan kecepatan penyerapan kuning telur. Suhu yang rendah membuat enzim (chorion) tidak bekerja dengan baik pada kulit telur dan membuat embrio akan lama dalam melarutkan kulit telur, sehingga embrio akan menetas lebih lama. Sebaliknya pada suhu tinggi dapat menyebabkan penetasan prematur sehingga larva atau embrio yang menetas akan tidak lama hidup (Nugraha, dkk, 2012).

Hormon Tiroksin

Hormon tiroksin di dalam tubuh berperan penting dalam proses metabolisme, perkembangan, dan pertumbuhan jaringan. Di dalam tubuh hormon ini berfungsi meningkatkan laju oksidasi bahan pakan di dalam sel dan melakukan kontrol metabolisme secara keseluruhan. Beberapa penelitian pemberian hormon tiroksin pada ikan telah dilakukan, namun hasilnya tidak konsisten. Respon tiap jenis ikan berbeda-beda, bergantung kepada metode pemberian, jenis hormon, dosis, dan lama perlakuan (Nacario 1983). Lam et al. (1985) menyatakan bahwa


(32)

stadia ikan yang digunakan pun mempengaruhi sensitivitas terhadap hormon tiroksin (Mulyati, dkk, 2002).

Menurut Bonga (1993) dalam Daneyanti (2001) bahwa fungsi metabolik hormon tiroid adalah meningkatkan konsumsi oksigen, sehingga selanjutnya dapat meningkatkan metabolisme secara keseluruhan. Efek ini dapat terlihat pada semua organ kecuali oran yang paling kritis seperti otak, sistem retikuloendotelial dan gonad. Hal ini diduga karena organ-organ tersebut tidak memiliki reseptor spesifik yang cocok dengan hormon tiroksin, sehingga homon ini tidak dapat masuk ke dalam sel yang bersangkutan.

Selanjutnya Hoar (1975) dalam Subiyanti (2007) mengatakan bahwa tiroksin terlibat dalam metabolisme protein secara langsung dan tidak langsung walaupun pada saat tersebut belum ada informasi yang cukup untuk menerangkan mekanismenya. Matty (1985) mengatakan bahwa tiroksin memainkan peran dalam pertumbuhan dan metabolisme ikan. Hormon tiroksin dapat dibutuhkan oleh semua jaringan tubuh, khususnya bagi sel yang sedang tumbuh. Pada proses metabolisme, tiroksin mempercepat reaksi glikolisis di hati. Tiroksin juga meningkatkan penyerapan heksosa dari usus.

Turner dan Bagnara (1976) dalam Subiyanti (2007) mengkategorikan fungsi hormon tiroksin menjadi dua kelompok, yaitu fungsi yang mempengaruhi metabolisme dan fungsi yang meningkatkan pertumbuhan. Pengaruh terhadap metabolisme meliputi kalorigenesis serta pengaturan sistem transpor air dan ion. Sementara itu, pengaruh terhadap pertumbuhan terjadi melalui peningkatan laju pertumbuhan jaringan homoiotermal dan pengaturan metamorfosis. Hormon tiroksin merangsang laju oksidasi bahan makanan dalam sel dan dengan demikian


(33)

meningkatakan laju konsumsi oksigen, meningkatkan pertumbuhan, dan mempercepat proses metamorfosis (Djojosoebagio, 1996).

Matty (1985) menyatakan bahwa hormon tiroksin meningkatkan pengembalian dan/atau penyerapan asam amino oleh usus sehingga terjadi peningkatan konsentrasi asam amino bebas dalam plasma. Tiroksin berpengaruh terhadap pertumbuhan hewan muda dan proses metamorfosisnya. Pengaruh utama tiroksin adalah merangsang pertumbuhan sistem saraf dan tulang. Hormon ini juga meningkatkan pertumbuhan ikan steelhead trout dan teleostei lainnya dengan meningkatkan aktivitas pengambilan makanan (nafsu makan), effisiensi makanan dan pembentukan rangka. Hormon tiroksin dapat menyebabkan pertumbuhan normal pada tulang dan sebaliknya dapat pula menyebabkan pertumbuhan abnormal.

Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah suatu indikator yang baik untuk melihat kondisi kesehatan individu, populasi, dan lingkungan. Laju pertumbuhan yang cepat menunjukkan kelimpahan makanan dan kondisi lingkungan tempat hidup yang sesuai. Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai perubahan ukuran (panjang, bobot) selama waktu tertentu. Pertumbuhan dari segi energi juga dapat diartikan sebagai perubahan jaringan somatik dan reproduksi dilihat dari kalori yang tersimpan. Definisi pertumbuhan dari segi energi berguna untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan, yaitu asupan energi dari makanan, keluaran energi untuk metabolisme, keluaran energi untuk pertumbuhan, dan keluaran energi dalam ekskresi (Shelly, 2008).


(34)

Pertumbuhan terjadi apabila terdapat kelebihan energi bebas setelah energi dari pakan yang dimakan ikan dipakai untuk kelangsungan hidup, seperti pemeliharaan tubuh, metabolisme dan aktivitas (pergerakan). Jadi pertumbuhan dipengaruhi oleh sumber energi dari pakan yang tersedia. Sumber energi tersebut berupa karbohidrat, lemak dan protein (Wijayanti, 2010).

Huet (1971) menyatakan bahwa pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal merupakan faktor yang berkaitan dengan lingkungan tempat hidup ikan yang meliputin sifat fisika dan kimia air, ruang gerak dan ketersediaan makanan dari segi kualitas dan kuantitas. Sedangkan faktor internal merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan ikan itu sendiri seperti umur dan sifat genetik ikan yang meliputi keturunan, kemampuan untuk memanfaatkan makanan dan ketahanan terhadap penyakit (Susanti, 2003).

Kelangsungan Hidup

Dugaan tingkat kelangsungan hidup dihitung berdasarkan pencatatan yang akurat terhadap tingkat mortalitas setiap harinya. Metode yang umum digunakan untuk menduga tingkat kelangsungan hidup adalah dengan membandingkan jumlah ikan yang hidup pada suatu periode dengan jumlah ikan yang hidup pada awal periode (Susanti. 2003).

Sintasan ikan atau kelangsungan hidup ikan merupakan persentase jumlah ikan yang hidup dari jumlah ikan yang dipelihara dalam suatu wadah. Sintasan sangat ditentukan oleh ketersediaan pakan sebagai sumber energi untuk pertumbuhan. Sintasan ditunjukkan oleh mortalitas (kematian). Sintasan yang rendah terjadi karena tingginya mortalitas. Mortalitas dapat terjadi karena ikan mengalami kelaparan berkepanjangan, akibat tidak terpenuhinya energi untuk


(35)

pertumbuhan dan mobilitas karena kandungan gizi pakan tidak mencukupi sebagai sumber energi. Salah satu upaya untuk mengatasi rendahnya sintasan yaitu dengan pemberian pakan yang tepat baik dalam ukuran, jumlah dan kandungan gizi dari pakan yang diberikan (Wijayanti, 2010).

Kualitas Air 1. Suhu

Suhu memiliki peranan yang penting bagi proses fisika, kimia dan biologi di suatu perairan. Peningkatan suhu dapat menyebabkan peningkatan laju evaporasi, volatilisasi gas dan reaksi-reaksi kimia di perairan. Kenaikan suhu perairan dapat menyebabkan penurunan kelarutan gas di dalam air, termasuk gas O2, CO2, NH3, dan H2S. Selain itu, peningkatan suhu juga dapat menyebabkan peningkatan laju metabolisme dan respirasi. Suhu yang sangat ekstrim serta perubahannya dapat berdampak buruk bagi kehidupan organime akuatik, baik secara langsung maupun tak langsung (Wibowo, 2009).

Suhu merupakan salah satu variabel lingkungan yang sangat penting. Ikan, sebagai hewan ektotermal (poikilotermal), sangat bergantung pada suhu. Kenaikan suhu meningkatkan laju metabolisme dalam tubuh, yang pada hakekatnya adalah naiknya kecepatan reaksi kimia. Kenaikan suhu akan meningkatkan laju pertumbuhan sampai batas tertentu, dan setelah itu kenaikan suhu justru menurunkan laju pertumbuhan. Setiap ikan diketahui mempunyai kisaran suhu optimal yang pada suhu tersebut ikan tumbuh maksimal (Rahardjo, dkk, 2011).

2. pH

Kesuburan perairan juga ditentukan oleh pH, dimana perairan yang alkalis atau netral lebih produktif jika dibandingkan dengan perairan asam. Perubahan pH


(36)

pada umumnya menimbulkan stress pada ikan. Kemampuan air menahan pH kemungkinan besar lebih penting daripada nilai pH itu sendiri dalam hubungannya dengan kesehatan ikan (Susanti, 2003).

3. DO (Dissolve Oxygen)

Oksigen terlarut, meski bergantung kepada suhu, merupakan faktor penting pengendali laju pertumbuhan ikan. Kebutuhan minimal ikan terhadap oksigen terlarut untuk dapat tumbuh dan berkembang umumnya 3 mgL-1, dan akan lebih baik bila di atas 5 mgL-1 (Rahardjo, dkk, 2011).

Konsentrasi oksigen terlarut (DO) adalah salah satu parameter kualitas air yang penting. Deplesi oksigen biasanya merupakan penyebab utama kematian ikan secara mendadak dan dalam jumlah yang sangat besar. Mempertahankan kondisi DO dalam kisaran normal akan membantu mempertahankan kesehatan ikan dan untuk memfasilitasi proses oksidatif kimiawi. Jika konsentrasi DO yang sesuai tidak dipertahankan, ikan akan mengalami stress, mudah terserang penyakit dan parasit, atau bahkan mati (Susanti, 2003).


(37)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Budidaya perikanan merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi perikanan pada masa kini dan mendatang. Sampai saat ini usaha budidaya perikanan sudah menunjukkan perkembangan yang pesat, baik usaha perikanan air tawar maupun usaha perikanan air payau dan laut. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam usaha budidaya ikan adalah untuk memperoleh ikan yang berukuran tertentu dalam jumlah yang banyak dengan biaya sekecil mungkin (Mulyadi, dkk, 2010).

Budidaya ikan hias air tawar merupakan salah satu usaha agribisnis dengan prospek yang cerah, karena potensi pasarnya masih sangat terbuka, baik pasar domestik, regional maupun internasional. Hal ini dapat ditunjukkan oleh peningkatan ekspor ikan hias dari tahun ke tahun. Sebagai contoh, pada tahun 1994-1999 tejadi kenaikan nilai ekspor sebesar 30,35% dan volume meningkat sebesar 40,92% (Alifuddin, dkk, 2003).

Ikan black ghost merupakan salah satu ikan hias komoditi ekspor yang memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan. Ikan black ghost, atau di Indonesia disebut ikan hantu (ikan setan), merupakan ikan hias yang berasal dari sungai Amazon, Brazil, Amerika Selatan. Tubuh ikan ini berwarna biru kearah ungu tua hingga kehitaman dan kadang-kadang terlihat hitam pekat. Ikan black ghost menyukai tempat persembunyian untuk melindungi diri. Ikan ini menyukai perairan dengan suhu 26–28°C. Suhu tersebut sangat cocok bagi berkembang biak dengan baik (Nugraha, dkk, 2012).


(38)

Pakan dan cara pemberiannya merupakan salah satu faktor penting dalam budidaya ikan, terutama komposisi pakan dan kandungan nutrisinya. Protein, lemak, karbohidrat diperlukan oleh tubuh ikan sebagai materi dan energi untuk pertumbuhan dan diperoleh dari pakan yang dikonsumsi. Selanjutnya, agar dapat dimanfaatkan oleh tubuh untuk pertumbuhan, pakan yang dikonsumsi akan mengalami proses metabolisme (Subiyanti, 2007).

Makanan yang ditelan dan dicerna oleh ikan akan diubah menjadi energi yang digunakan bagi berbagai fungsi dalam kehidupan ikan, untuk tumbuh dan bereproduksi, atau untuk mengganti sel-sel yang rusak pada suatu jaringan. Ikan dikenal sebagai binatang yang bersifat poikilotermal atau suhu tubuhnya mengikuti suhu lingkungan air tempat hunian ikan. Hal ini akan menentukan laju metabolisme ikan, dan oleh karena itu pula kebutuhan nutrisi berkaitan dengan suhu lingkungan (Rahardjo, dkk, 2011).

Faktor makanan mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan individu. Untuk pertumbuhan yang optimal diperlukan jumlah dan mutu makanan yang tersedia dalam keadaan cukup serta sesuai dengan kondisi perairan. Salah satu teknologi yang digunakan untuk memacu pertumbuhan ikan adalah penggunaan hormon (Hidayat, dkk, 2012).

Hormon adalah zat kimia organik yang dibentuk dalam sel atau kelenjar yang sehat dan normal, disekresi langsung ke dalam darah dan dibawa ke sel/ organ target, jumlahnya sangat kecil (µg = 10-6 g, ng = 10-9 g) tetapi pengaruhnya besar, berperan dalam integrasi dan koordinasi fungsi tubuh. Karena itu hormon disebut juga pembawa pesan atau pesuruh kimia. Ada empat klasifikasi kimiawi hormon, yakni steroid, tiroksin, katekolamin, dan protein (Fujaya, 2002).


(39)

Proses metabolisme dan pertumbuhan pada ikan dipengaruhi juga oleh faktor hormonal, diantaranya adalah hormon tiroksin yang dapat ditambahkan dalam formulasi pakan buatan yang bisa kita buat sendiri sesuai dengan kebutuhan dan ukuran ikan gurami. Hormon tiroksin ini mampu membantu untuk mengatur proses metabolisme pada ikan, memacu laju pertumbuhan. Selain itu, hormon tiroksin yang dicampurkan atau ditambahkan dalam pakan buatan juga mampu meningkatkan nafsu makan, menambah berat tubuh dan meningkatkan kecepatan absorbsi makanan (Subiyanti, 2007).

Peran hormon tiroksin terhadap laju pertumbuhan ikan sangat dipengaruhi oleh dosis hormon, dimana hormon tiroksin ini mempunyai sifat biphasic, yaitu pada dosis rendah bersifat anabolik (digunakan untuk sintesis senyawa baru), sedangkan pada dosis tinggi bersifat katabolik (dioksidasi menghasilkan energi). Disamping itu, peran hormon tiroksin juga dipengaruhi oleh ukuran dan umur ikan, keadaan nutrisi pakan serta keadaan fisiologi ikan (Subiyanti, 2007).

Perumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh pemberian hormon tiroksin terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan black ghost ?

2. Berapa dosis optimum hormon tiroksin untuk mempercepat pertumbuhan ikan

black ghost ?

Kerangka Pemikiran

Ragam dan jenis ikan hias air tawar sangat banyak, termasuk di dalamnya ikan black ghost. Ikan black ghost memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi, untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi maka dilakukan kegiatan budidaya dalam upaya peningkatan jumlah produksi ikan black ghost tersebut. Kegiatan


(40)

budidaya yang dilakukan dalam penelitian ini secara instensif yaitu dengan memberikan rangsangan berupa pemberian hormon tiroksin terhadap pakan dengan berbagai dosis. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peranan dosis optimum hormon tiroksin dalam memacu pertumbuhan dan kelangsungan hidup untuk memenuhi permintaan pasar.

Berikut merupakan kerangka pemikiran penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Permintaan Pasar

Ikan Hias Tinggi

Budidaya Ikan Hias

Intensif Ekstensif

Pemberian Hormon - Kontrol - 10 mg/kg - 15 mg/kg - 20 mg/kg - 25 mg/kg

Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup

Analisis Dosis

Efektivitas Permintaan Ikan Hias


(41)

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah :

1. Mengetahui pengaruh pemberian hormon tiroksin dengan dosis berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan black ghost.

2. Mengetahui dosis optimum pemberian hormon tiroksin pada pakan terhadap pertumbuhan ikan black ghost.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan pada penelitian adalah memberikan informasi mengenai dosis optimum hormon tiroksin untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan black ghost sehingga diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ikan

black ghost.

Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah :

1. Hormon tiroksin berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan black ghost.

2. Diduga pada dosis 25 mg/kg hormon tiroksin dapat berperan secara optimum terhadap pertumbuhan ikan black ghost.


(42)

ABSTRAK

DWI AULIA ALWI. Pengaruh Pemberian Hormon Tiroksin Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons). Dibimbing oleh ZULKIFLI NASUTION dan KHADIJAH EL RAMIJA.

Ikan black ghost merupakan ikan yang cukup bernilai ekonomis baik di ruang lingkup nasional maupun internasional. Permintaan pasar terhadap ikan black ghost cukup tinggi, sehingga diperlukan suatu upaya dalam pemenuhan permintaan konsumen terhadap ikan black ghost. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan memberikan rangsangan hormon tiroksin ke dalam pakan komersil yang digunakan untuk pertumbuhan ikan black ghost. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis optimum yang layak digunakan untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan black ghost secara optimum.

Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan Juni 2014, berlokasi di UPTD Budidaya Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan, Sumatera Utara. Ikan uji adalah ikan black ghost berukuran 6 cm yang diperlihara di dalam akuarium berukuran 60 cm × 40 cm × 40 cm sebanyak 13 unit disusun secara acak. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pemberian dosis 0 mg/kg, 10 mg/kg, 15 mg/kg, 20 mg/kg dan 25 mg/kg.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis optimum yang baik untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan black ghost adalah 25 mg/kg, yaitu dengan pertumbuhan panjang 4.36 cm dari panjang awal dan pertumbuhan bobot 4.96 g dari bobot awal.


(43)

ABSTRACT

DWI AULIA ALWI. The effect of giving the thyroxine hormone on growth and survival rate of Black Ghost fish (Apteronotus albifrons). Supervised by ZULKIFLI NASUTION dan KHADIJAH EL RAMIJA.

Black ghost fish is a fish which is good economic value, both in the national and international scope. Market demand for the black ghost fish high, so it requires an effort to fulfill consumer demand for the black ghost fish. One of the efforts is to giving stimulation with thyroxine hormone into the commercial feed which is used for the growth of the black ghost fish. This research aims to determine the optimum dose of decent used for the growth and survival of black ghost fish optimally.

Research held in April 2014 to June 2014, is located in the Regional Technical Implementation Unit of the Department of Agriculture and Marine Aquaculture Medan City, North Sumatera. The tested fish are black ghost fish size of 6 cm which is maintained in an aquarium sized 60 cm×40 cm×40 cm by 13 units arranged randomly. The design which is used was a completely randomized design (CRD) with doses of 0 mg/kg, 10 mg/kg, 15 mg/kg, 20 mg/kg and 25 mg/kg.

The results showed that the optimum dose which is good for the growth and survival of black ghost fish is 25 mg/kg, which is 4.36 cm long growing from the initial length and weight growth of 4.96 g of initial weight.


(44)

PENGARUH PEMBERIAN HORMON TIROKSIN TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP

IKAN BLACK GHOST (Apteronotus albifrons)

SKRIPSI

OLEH :

DWI AULIA ALWI 100302071

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(45)

PENGARUH PEMBERIAN HORMON TIROKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP

IKAN BLACK GHOST (Apteronotus albifrons)

SKRIPSI

OLEH :

DWI AULIA ALWI 100302071

Skripsi Sebagai Satu Diantara Beberapa Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan,

Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(46)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Pengaruh Pemberian Hormon Tiroksin Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Black Ghost

(Apteronotus albifrons)

Nama : Dwi Aulia Alwi

NIM : 100302071

Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

Prof. Ir. Zulkifli Nasution, M.Sc, PhD

Ketua

Dr. Khadijah EL Ramija, S.Pi, M.P Anggota

Mengetahui :

Dr. Ir. Yunasfi, M.Si


(47)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

Pengaruh Pemberian Hormon Tiroksin Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Black Ghost (Apteronotus Albifrons)

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya penulis dan bukan merupakan duplikasi sebagian atau seluruhnya dari karya orang lain, kecuali bagian yang sumber informasi dicantumkan.

Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya secara sadar dan bertanggung jawab dan penulis bersedia menerima sanksi pembatalan skripsi apabila terbukti melakukan duplikasi terhadap skripsi atau karya ilmiah orang lain yang sudah ada.

Medan, September 2014

Dwi Aulia Alwi NIM. 100302071


(48)

ABSTRAK

DWI AULIA ALWI. Pengaruh Pemberian Hormon Tiroksin Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons). Dibimbing oleh ZULKIFLI NASUTION dan KHADIJAH EL RAMIJA.

Ikan black ghost merupakan ikan yang cukup bernilai ekonomis baik di ruang lingkup nasional maupun internasional. Permintaan pasar terhadap ikan black ghost cukup tinggi, sehingga diperlukan suatu upaya dalam pemenuhan permintaan konsumen terhadap ikan black ghost. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan memberikan rangsangan hormon tiroksin ke dalam pakan komersil yang digunakan untuk pertumbuhan ikan black ghost. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis optimum yang layak digunakan untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan black ghost secara optimum.

Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan Juni 2014, berlokasi di UPTD Budidaya Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan, Sumatera Utara. Ikan uji adalah ikan black ghost berukuran 6 cm yang diperlihara di dalam akuarium berukuran 60 cm × 40 cm × 40 cm sebanyak 13 unit disusun secara acak. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pemberian dosis 0 mg/kg, 10 mg/kg, 15 mg/kg, 20 mg/kg dan 25 mg/kg.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis optimum yang baik untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan black ghost adalah 25 mg/kg, yaitu dengan pertumbuhan panjang 4.36 cm dari panjang awal dan pertumbuhan bobot 4.96 g dari bobot awal.


(49)

ABSTRACT

DWI AULIA ALWI. The effect of giving the thyroxine hormone on growth and survival rate of Black Ghost fish (Apteronotus albifrons). Supervised by ZULKIFLI NASUTION dan KHADIJAH EL RAMIJA.

Black ghost fish is a fish which is good economic value, both in the national and international scope. Market demand for the black ghost fish high, so it requires an effort to fulfill consumer demand for the black ghost fish. One of the efforts is to giving stimulation with thyroxine hormone into the commercial feed which is used for the growth of the black ghost fish. This research aims to determine the optimum dose of decent used for the growth and survival of black ghost fish optimally.

Research held in April 2014 to June 2014, is located in the Regional Technical Implementation Unit of the Department of Agriculture and Marine Aquaculture Medan City, North Sumatera. The tested fish are black ghost fish size of 6 cm which is maintained in an aquarium sized 60 cm×40 cm×40 cm by 13 units arranged randomly. The design which is used was a completely randomized design (CRD) with doses of 0 mg/kg, 10 mg/kg, 15 mg/kg, 20 mg/kg and 25 mg/kg.

The results showed that the optimum dose which is good for the growth and survival of black ghost fish is 25 mg/kg, which is 4.36 cm long growing from the initial length and weight growth of 4.96 g of initial weight.


(50)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi untuk melengkapi dan memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar sarjana dengan judul Pengaruh Pemberian Hormon Tiroksin Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons).

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua penulis serta keluarga yang telah memberikan dorongan baik

dari segi moril maupun materil.

2. Bapak Prof. Ir. Zulkifli Nasution, M.Sc, Ph.D selaku dosen pembimbing I. 3. Ibu Dr. Khadijah EL Ramija, S.Pi, M.P selaku dosen pembimbing II.

4. Seluruh dosen Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan yang telah memberikan pengarahan selama di bangku perkuliahan.

5. Pihak UPTD Budidaya Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan.

6. Rekan-rekan mahasiswa/i Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, untuk penyempurnaan skripsi penelitian penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk selanjutnya diperbaiki. Semoga skripsi penelitian ini bermanfaat bagi seluruh kalangan.

Medan, September 2014


(51)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Tebing Tinggi pada tanggal 12 Desember 1992. Penulis merupakan putra kedua dari tiga bersaudara dari Ayahanda Milin dan Ibunda Sri Mulyati.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 165728 Tebing Tinggi pada tahun 2004, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Swasta Al-Jam’iyatul Washliyah Tebing Tinggi pada tahun 2007 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Tebing Tinggi pada tahun 2010 dan pada tahun 2010 penulis diterima di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selain mengikuti kegiatan perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan (IMASPERA) dan terdaftar sebagai Asisten Laboratorium Planktonologi dan Asisten Laboratorium Avertebrata Air di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Penulis telah menyelesaikan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kelas I Medan I, Cargo Bandara Polonia Medan pada bulan Agustus sampai dengan September 2013.


(52)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Perumusan Masalah ... 3

Kerangka Pemikiran ... 4

Tujuan Penelitian ... 5

Manfaat Penelitian ... 5

Hipotesis ... 5

TINJAUAN PUSTAKA ... 6

Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons) ... 6

Hormon Tiroksin ... 7

Pertumbuhan ... 9

Kelangsungan Hidup ... 10

Kualitas Air ... 11

METODE PENELITIAN ... 13

Waktu dan Tempat Penelitian ... 13

Bahan dan Alat ... 13

Rancangan Penelitian ... 13

Prosedur Penelitian... 14

Pengambilan Data ... 15

Parameter Penelitian... 16

Analisis Data ... 17

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18

Hasil ... 18

Pertumbuhan Panjang Mutlak ... 18


(53)

Kelangsungan Hidup ... 25

Kualitas Air ... 27

KESIMPULAN DAN SARAN ... 28

Kesimpulan ... 28

Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(54)

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 3 2. Gambar Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons) ... 5 3. Pertumbuhan Panjang Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons)

Pada Setiap Perlakuan Selama Pengamatan ... 20 4. Pertumbuhan Panjang Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons)

Selama 60 Hari ... 20 5. Pertumbuhan Bobot Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons)

Pada Setiap Perlakuan Selama Pengamatan ... 23 6. Pertumbuhan Bobot Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons)

Selama 60 Hari ... 23 7. Kelangsungan Hidup Bobot Ikan Black Ghost (Apteronotus

albifrons) Pada Setiap Perlakuan Selama Pengamatan ... 26 8. Kerusakan Sirip Dada dan Organ Lain Ikan Black Ghost


(55)

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Parameter Kualitas Air ... 15 2. Pertumbuhan Panjang (cm) Ikan Black Ghost

(Apteronotus albifrons) Terhadap Dosis Berbeda ... 19 3. Kandungan Gizi dalam Pakan Komersil Ikan Black Ghost

(Apteronotus albifrons)... 21 4. Pertumbuhan Bobot (g) Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons)

Terhadap Dosis Berbeda ... 22 5. Kelangsungan Hidup Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons)

Terhadap Dosis Berbeda ... 25 6. Nilai Kisaran Rata-Rata Parameter Kualitas Air Selama

Pemeliharaan ... 27


(56)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Wadah Akuarium Pemeliharaan Ikan Black Ghost

(Apteronotus albifrons)... 33 2. Bagan Percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

Non-Faktorial... 34 3. Analisis Ragam Pertumbuhan Panjang (%) Ikan Black Ghost

(Apteronotus Albifrons) Selama Masa Pemeliharaan ... 35 4. Analisis Ragam Pertumbuhan Bobot (%) Ikan Black Ghost

(Apteronotus albifrons) Selama Masa Pemeliharaan ... 37 5. Analisis Kelangsungan Hdup (%) Ikan Black Ghost

(Apteronotus albifrons) Selama Masa Pemeliharaan ... 39 6. Foto Kegiatan Selama Penelitian ... 40


(1)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Tebing Tinggi pada tanggal 12 Desember 1992. Penulis merupakan putra kedua dari tiga bersaudara dari Ayahanda Milin dan Ibunda Sri Mulyati.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 165728 Tebing Tinggi pada tahun 2004, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Swasta Al-Jam’iyatul Washliyah Tebing Tinggi pada tahun 2007 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Tebing Tinggi pada tahun 2010 dan pada tahun 2010 penulis diterima di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selain mengikuti kegiatan perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan (IMASPERA) dan terdaftar sebagai Asisten Laboratorium Planktonologi dan Asisten Laboratorium Avertebrata Air di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Penulis telah menyelesaikan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kelas I Medan I, Cargo Bandara Polonia Medan pada bulan Agustus sampai dengan September 2013.


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Perumusan Masalah ... 3

Kerangka Pemikiran ... 4

Tujuan Penelitian ... 5

Manfaat Penelitian ... 5

Hipotesis ... 5

TINJAUAN PUSTAKA ... 6

Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons) ... 6

Hormon Tiroksin ... 7

Pertumbuhan ... 9

Kelangsungan Hidup ... 10

Kualitas Air ... 11

METODE PENELITIAN ... 13

Waktu dan Tempat Penelitian ... 13

Bahan dan Alat ... 13

Rancangan Penelitian ... 13

Prosedur Penelitian... 14

Pengambilan Data ... 15

Parameter Penelitian... 16

Analisis Data ... 17

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18

Hasil ... 18

Pertumbuhan Panjang Mutlak ... 18


(3)

Kelangsungan Hidup ... 25

Kualitas Air ... 27

KESIMPULAN DAN SARAN ... 28

Kesimpulan ... 28

Saran ... 28 DAFTAR PUSTAKA


(4)

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 3 2. Gambar Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons) ... 5 3. Pertumbuhan Panjang Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons)

Pada Setiap Perlakuan Selama Pengamatan ... 20 4. Pertumbuhan Panjang Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons)

Selama 60 Hari ... 20 5. Pertumbuhan Bobot Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons)

Pada Setiap Perlakuan Selama Pengamatan ... 23 6. Pertumbuhan Bobot Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons)

Selama 60 Hari ... 23 7. Kelangsungan Hidup Bobot Ikan Black Ghost (Apteronotus

albifrons) Pada Setiap Perlakuan Selama Pengamatan ... 26

8. Kerusakan Sirip Dada dan Organ Lain Ikan Black Ghost


(5)

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Parameter Kualitas Air ... 15 2. Pertumbuhan Panjang (cm) Ikan Black Ghost

(Apteronotus albifrons) Terhadap Dosis Berbeda ... 19 3. Kandungan Gizi dalam Pakan Komersil Ikan Black Ghost

(Apteronotus albifrons)... 21 4. Pertumbuhan Bobot (g) Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons)

Terhadap Dosis Berbeda ... 22 5. Kelangsungan Hidup Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons)

Terhadap Dosis Berbeda ... 25 6. Nilai Kisaran Rata-Rata Parameter Kualitas Air Selama

Pemeliharaan ... 27


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Wadah Akuarium Pemeliharaan Ikan Black Ghost

(Apteronotus albifrons)... 33 2. Bagan Percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

Non-Faktorial... 34 3. Analisis Ragam Pertumbuhan Panjang (%) Ikan Black Ghost

(Apteronotus Albifrons) Selama Masa Pemeliharaan ... 35

4. Analisis Ragam Pertumbuhan Bobot (%) Ikan Black Ghost

(Apteronotus albifrons) Selama Masa Pemeliharaan ... 37

5. Analisis Kelangsungan Hdup (%) Ikan Black Ghost

(Apteronotus albifrons) Selama Masa Pemeliharaan ... 39 6. Foto Kegiatan Selama Penelitian ... 40