Landasan Teori Untuk Turbin Tipe Drag Sistem Transmisi

Gambar 2.18 Variasi tip speed ratio dan koefisien daya pada berbagai jenis turbin angin Sumber: Jean Luc Menet dan Nachida Bourabaa [5], hal 2

2.9 Landasan Teori Untuk Turbin Tipe Drag

Mesin drag ideal terdiri dari alat dengan permukaan penghalang digerakkan angin atau flaps bergerak paralel terhadap aliran angin merata dengan kecepatan . Perbedaan tekanan jarak lintas stasioner flap dijaga tegak lurus terhadap kecepatan angin. Untuk flap dengan luas sapuan bergerak dengan kecepatan , gaya drag penggerak maksimum adalah: = − 2 ⁄ 2.21 Koefisien hambat drag tak berdimensi adalah digunakan untuk menggambarkan alat dilihat dari yang ideal, sehingga gaya hambat menjadi: = − 2 ⁄ 2.22 Daya yang ditangkap flap adalah: = = − 2.23 Daya maksimum pada nilai saat = 3 ⁄ , sehingga = 2.24 Universitas Sumatera Utara Koefisien daya didefenisikan dari persamaan 2.18 didapat = 2 ⁄ 2.25 Sehingga = 2.26 Gambar 2.19 Mesin drag sederhana dengan hinged flap pada sabuk berputar Sumber: John Twidell dan Tony Weir [7], hal 282 Nilai dari mendekati nol sampai titik maksimum, maksimum kira – kira 1,5 untuk bentuk cekung yang digunakan pada anemometer standard. Dengan demikian, koefisien daya maksimum untuk drag machine adalah: ≈ 1,5 = = 22 2.27 Hal ini dibandingkan dengan kriteria Betz’ untuk turbin ‘ideal’ dengan = = 59 . Ditunjukkan bahwa turbin tipe lift memiliki koefisien daya 40 dan lebih, dan hal yang mungkin dicapai berdasarkan pendekatan kriteria Betz’. Daya ekstraksi dari drag machine dapat ditingkatkan dengan penggabungan flap atau dengan memperbaiki konsentrasi aliran angin. Cara memperbaiki drag machine memiliki hal yang sama dengan rotor turbin Savonius.

2.10 Sistem Transmisi

Sistem transmisi daya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan rasio putaran masukan dan keluarannya yaitu: 1. direct drive Universitas Sumatera Utara 2. speed reducing 3. speed increasing Direct drive yang dimaksud adalah transmisi daya langsung dengan menggunakan poros dan pasangan kopling. Pada sistem transmisi ini tidak ada penurunan dan peningkatan putaran. Sistem transmisi speed reducing adalah sistem transmisi dengan penurunan putaran, dimana putaran masuk lebih rendah dari putaran kelurannya. Tujuan penggunaan sistem transmisi ini adalah untuk meningkatkan momen gaya pada transmisi keluarannya. Sedangkan sistem transmisi speed increasing yaitu putaran keluarannya lebih besar dari putaran masukan, namun momen gaya pada transmisi keluarannya lebih rendah. Pada penerapannya, sistem transmisi direct drive hanya menggunakan poros dan kopling jika diperlukan. Konstruksi direct drive lebih sederhana dibandingkan dengan sistem transmisi lain, tidak membutuhkan ruang yang besar untuk sistem transmisi. Sistem transmisi speed reducing dan speed increasing memerlukan mekanisme pengubah putaran seperti pasangan sabuk-puli dan pasangan roda gigi dengan rasio putaran tertentu. Turbin angin yang putaran rotornya berada dalam selang putaran kerja generator, maka transmisi daya yang digunakan adalah direct drive, rotor menggerakkan generator secara langsung, namun hal ini sangat jarang aplikasinya dijumpai dilapangan. Sistem transmisi yang digunakan pada turbin yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik adalah speed increasing, karena generator pada umumnya membutuhkan putaran yang tinggi. Sedangkan turbin angin dengan sistem transmisi speed reducing biasanya digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan putaran rendah dan momen gaya yang besar, seperti turbin angin untuk memompa air. Universitas Sumatera Utara

2.11 Generator Listrik