Perancangan dan Pembuatan Elemen Turbin Angin Savonius

Tabel 3.1 Daya rotor maksimum dengan diameter 1 m dengan variasi kecepatan angin Kecepatan angin ms Daya rotor watt 1 2 3 4 5 6 7 1,1868 1,1868 1,1868 1,1868 1,1868 1,1868 1,1868 0,276 2,209 7,455 17,672 34,517 59,645 94,715 Namun untuk turbin angin jenis savonius secara teoritis hanya mampu mengekstrak daya angin sebesar 22 dari daya total angin yang melalui area sapuan rotor turbin. 3.1.3 Tip Speed Ratio Tip speed ratio merupakan rasio kecepatan ujung rotor turbin dengan kecepatan angin yang melalui sudu rotor tersebut. Turbin savonius memanfaatkan gaya hambat drag force untuk mengekstrak daya angin. Pada umumnya turbin tipe drag memiliki tip speed ratio relatif rendah dibanding turbin angin sumbu horizontal. Berdasarkan grafik koefisien daya vs tip speed ratio pada gambar 2.17, untuk turbin savonius memiliki nilai koefisien daya maksimum pada nilai tip speed ratio berada dibawah 1. Berdasarkan hal ini juga sebagai acuan penulis dalam membuat perancangan turbin angin.

3.2 Perancangan dan Pembuatan Elemen Turbin Angin Savonius

3.2.1 Rotor Rotor merupakan elemen utama turbin angin karena pada rotor inilah sudu turbin di- asembly. Karena pada rotor ini terdapat sudu turbin maka rotor dibuat dengan konstruksi yang kuat sehingga pada saat angin kencang bagian rotor tidak mengalami kegagalan Universitas Sumatera Utara terutama dalam hal memanfaatkan energi aliran yang melaluinya. Adapun rancangan rotor turbin dibuat dengan spesifikasi seperti dibawah dan gambar desain pada lampiran L3. Tabel 3.2 Spesifikasi rotor No Spesifikasi Keterangan 1 Jenis Sumbu vertikal 2 Diameter 1.000 mm 3 Tinggi 900 mm 4 Lengan Besi siku 20x20 mm 5 Diameter, tebal, bahan Hub 50 mm, 10 mm, St37 6 Diameter, panjang, bahan Poros 25 mm, 1300 mm, St37 3.2.2 Sudu Sudu merupakan bagian dari rotor turbin yang mengekstrak sebahagian dari total energi angin yang melalui area sapuan rotor. Adapun rancangan desain rotor lampiran L4 sebagai berikut: Tabel 3.3 Spesifikasi sudu turbin angin No Spesifikasi Keterangan 1 Tipe sudu Rata Lengkung 2 Lebar 485 mm 385 mm 3 Tinggi 900 mm 900 mm 4 Tebal 0,35 mm 0,35 mm 5 Bahan Plat seng Plat seng 6 Kelengkungan - R198 mm 7 Jumlah sudu 3, 4 dan 6 3, 4 dan 6 Universitas Sumatera Utara 3.2.3 Sudu Pengarah Sudu pengarah dibuat dengan tujuan untuk mengarahkan aliran angin agar angin yang melalui rotor turbin dapat dimanfaatkan sudu turbin semaksimal mungkin. Dengan adanya sudu pengarah ini, angin yang mengenai sudu tidak lagi mengenai kedua sisi sudu turbin. Yang dimaksud kedua sisi sudu adalah sisi cembung sudu pada bagian kiri rotor dan sisi cekung sudu pada bagian kanan rotor seperti pada gambar 3.1. Gambar 3.1 Sudu Pengarah Dengan adanya sudu pengarah ini, hal tersebut tidak terjadi lagi sesuai dengan analogi teoritis aliran angin sehingga aliran pada bagian kiri dan kanan rotor saling mendukung. Dengan demikian diperoleh daya yang lebih besar dibanding jika tidak menggunakan sudu pengarah aliran angin. Adapun gambar desain sudu pengarah ada pada lampiran L5 dan spesfikasi dapat dilihat seperti pada tabel berikut: Sudu Pengarah Sudu Rotor sisi Cembung Sudu Sisi Cekung Sudu Universitas Sumatera Utara Tabel 3.4 Spesifikasi sudu pengarah No Spesifikasi Keterangan 1 Nama Sudu pengarah 2 Diameter 2.000 mm 3 Tinggi 1.000 mm 4 Frame Besi beton Ø 10 mm 5 Jumlah sudu 4 6 Sudut kemiringan sudu 30 o 3.2.4 Sistem Transmisi Energi angin yang dimanfaatkan sudu turbin savonius dikonversikan rotor menjadi daya mekanis poros. Penulis memanfaatkan daya mekanis poros untuk membangkitkan energi listrik dengan menggunakan generator magnet permanen DC. Putaran pada poros rotor turbin relatif rendah sehingga didesain sistem transmisi speed increasing dengan tujuan mendapatkan putaran nominal yang dibutuhkan generator untuk menghasilkan energi listrik. Sistem transmisi yang digunakan pada awalnya yaitu sistem transmisi speed increasing sabuk-puli. Namun setelah pengujian dilakukan sistem transmisi tersebut kurang optimal karena pada saat pengujian rotor turbin angin hampir tidak berputar untuk kecepatan angin 6ms. Hal ini disebabkan kerugian gesekan yang terjadi pada sabuk-puli sangat besar. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.5 Spesifikasi transmisi sabuk-puli No Spesifikasi Keterangan 1 Transmisi Speed increasing sabuk-puli 2 Diameter puli Ø50 mm 2 buah, Ø200 mm 1 buah, Ø150 mm 1 buah 3 Jenis, diameter sabuk Sabuk-V, 4 Jumlah, diameter poros perantara 1 buah, 19 mm Melihat hasil sistem transmisi sabuk-puli yang kurang optimal, penulis merencanakan kembali sistem transmisi yang digunakan yaitu sistem transmisi roda gigi. Pada sistem transmisi ini, penulis merencanakan dengan menaikkan putaran sebayak 3 kali, poros perantara sebanyak dua dengan rasio total kenaikan putaran 1 : 10. Gambar desain ada pada lampiran L7, spesifikasi sistem transmisi seperti pada tabel 3.6. Tabel 3.6 Spesifikasi transmisi roda gigi No Spesifikasi Keterangan 1 Transmisi Speed increasing roda gigi 2 Diameter roda gigi Ø100 mm 1 buah, Ø90 mm 1 buah, Ø60 mm 1 buah, Ø 42 mm 2 buah, Ø30 mm 1buah 3 Bahan roda gigi St37 4 Jumlah, diameter poros perantara 2 buah, 19 mm Setelah pemasangan dan uji coba dilakukan, sistem transmisi berjalan optimal, sehingga penulis memutuskan untuk melakukan pengujian. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN