PENERAPAN STRATEGI INKUIRI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI KELAS IX MTS AL-JAMI’ATUL WASHLIYAH TEMBUNG.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN NUMBERED HEADS
TOGETHER (NHT) DI SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A. 2015/2016
Oleh :
Ahyar Munawar Khalid
NIM. 4112111001
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

i

iii


PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJARKAN DENGAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN NUMBERED HEAD
TOGETHER (NHT) DI SMP NEGERI 3 PERCUT
SEI TUAN T.A. 2015/2016
Ahyar Munawar Khalid (4112111001)
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar yang
diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan hasil
belajar yang diajarkan menggunakan kooperatif tipe NHT pada materi faktorisasi
suku aljabar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan T.A. 2015/2016.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Percut
Sei Tuan yang terdiri dari 9 kelas. Dari 9 kelas dipilih 2 kelas secara acak yaitu
kelas VIII-2 sebagai kelas eksperimen 1 dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Team Achievement Division (STAD) dan kelas VIII-5 sebagai kelas
eksperimen 2 dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together (NHT). Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan isntrumen
berupa tes pilihan berganda yang telah valid dan reliabilitas sedang yaitu 0,65 untuk

soal pretes dan 0,678 untuk postes dengan jumlah 10 butir soal pretes dan 11 butir
soal postes.
Nilai rata-rata hasil pretes eksperimen 1 sebesar 30,57 dan nilai rata-rata
hasil pretes kelas eksperimen 2 sebesar 28,00. Dari hasil analisis data pretes kelas
eksperimen 1 diperoleh L0 = 0,117 < Ltabel = 0,150, dan data pretes kelas eksperimen
2 diperoleh L0 = 0,129 < Ltabel = 0,150. Sehingga disimpulkan data pretes kedua
kelas berdistribusi normal. Dari uji homogenitas data pretes diperoleh bahwa kedua
sampel homogen, dengan Fhitung = 1,066 < Ftabel = 1,824.
Nilai rata-rata hasil postes kelas eksperimen 1 sebesar 82,00 dan nilai ratarata hasil postes kelas eksperimen 2 sebesar 77,06. Dari hasil analisis data postes
kelas eksperimen 1 diperoleh L0 = 0,124 < Ltabel = 0,150, dan hasil postes kelas
eksperimen 2 diperoleh L0 = 0,126 < Ltabel = 0,150. Sehingga disimpulkan data
postes kedua kelas berdistribusi normal. Dari uji homogenitas data postes kedua
sampel homogen dengan Fhitung = 0,593 < Ftabel = 1,824. Setelah dilakukan uji
hipotesis menggunakan uji-t diperoleh bahwa thitung = 1,742 dan ttabel = 1,669. Hal
ini berarti thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD lebih baik dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Percut
Sei Tuan T.A. 2015/2016.
Kata kunci: Eksperimen semu, Student Team Achievement Division, Numbered

Head Together.

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Skripsi yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajarkan dengan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division
(STAD) dan Numbered Head Together (NHT) di SMP Negeri 3 Percut Sei
Tuan T.A. 2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan.
Pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd sebagai
dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan dorongan, bimbingan
serta saran kepada penulis sejak awal pembuatan proposal penelitian hingga
terselesaikannya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd., dan Ibu

Dra. Mariani, M.Pd selaku dosen–dosen penguji yang telah memberikan masukan
dan saran-saran mulai dari rencana penelitian hingga terselesaikannya skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom,
M.Pd, selaku Rektor UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku Dekan
FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan
Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Matematika
FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si., Ph.D, selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si Selaku dosen
Pembimbing Akademik dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai
Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah memberikan bantuan demi
kelancaran penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Sudarmadi,
S.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 3 Percut yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. Penulis juga
menyampaikan terima kasih kepada Ibu Erydawaty, S.Pd dan Ibu Rahayu

v

Mardasari, S,Pd selaku guru bidang studi matematika serta seluruh Bapak dan Ibu
guru SMP Negeri 3 Percut yang telah membantu penulis selama melakukan

penelitian di sekolah tersebut.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda tercinta
Muhardi Dayat dan Ibunda tercinta Sumiati yang terus memberikan motivasi dan
doa demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini, juga kepada Bang Hardi,
Bang Yoko, Kak Mei, Darma dan Mus’ab yang juga selalu memberikan dukungan
dan motivasi.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bang Guh, Bang
Abdi, Bang Noir, Bang Mulkan, Kak Putri, Yudi, Bedur, Bang Jo, Maksum,
Umam, Reynold, Bembeng, Dina, Bude, Suci, Yelon, Nisa, Shanti, Vivi, Ade,
Samiyem, Ida, Bundo, Keles, Inge, Feti, Aisyah, Nurul dan teman-teman lain
yang tidak bisa disebut satu persatu, semangat dan do’anya hingga skripsi ini
dapat selesai sebagaimana yang diharapkan.
Tak lupa pula rasa terima kasih penulis sampaikan kepada teman-teman
program studi pendidikan matematika kelas reguler A 2011 dan teman-teman PPL
MAN Lima Puluh atas semangatnya dan dorongannya.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya ilmu pengetahuan.


Medan, Februari 2016
Penulis,

Ahyar Munawar Khalid
4112111001

vi

DAFTAR ISI
Halaman

Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran


i
ii
iii
iv
vi
ix
x
xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
1.2.
Identifikasi Masalah
1.3.
Batasan Masalah
1.4.
Rumusan Masalah
1.5.

Tujuan Penelitian
1.6.
Manfaat Penelitian

1
7
7
7
7
8

BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1.
Kerangka Teoritis
2.1.1. Belajar dan Pembelajaran Matematika
2.1.2. Hasil Belajar
2.1.3 Pembelajaran Kooperatif
2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
2.1.3.2 Tujuan Pembelajaran Kooeratif
2.1.3.3 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

2.1.3.4 Unsur Penting Pembelajaran Kooperatif
2.1.3.5 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
2.1.3.6 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
2.1.4 Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement
Division (STAD)
2.1.4.1 Komponen Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
2.1.4.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
2.1.4.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD
2.1.5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)
2.1.5.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
2.1.5.2 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe NHT
2.1.6 Materi Pembelajaran
A. Operasi Hitung Bentuk Aljabar
1. Istilah-istilah dalam Aljabar
2. Penjumlahan dan Pengurangan

9
9

10
12
12
12
13
14
15
16
18
19
22
24
25
26
27
28
28
28
28


vii

3. Perkalian
4. Pembagian
B. Pemfaktoran Suku Aljabar
1. Pemfaktoran Bentuk ax  ay atau ax  ay
2. Pemfaktoran Bentuk x 2  2 xy  y 2 dan x 2  2 xy  y 2
3. Pemfaktoran Bentuk Selisih Dua Kuadrat
4. Pemfaktoran Bentuk x 2  px  q

29
31
31
31
32
32
32

5. Pemfaktoran Bentuk px 2  qx  r
6. Penyederhanaan Pembagian Suku
7. Pemangkatan Konstanta dan Suku
C. Operasi Pecahan Bentuk Aljabar
1. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Bentuk Aljabar
2. Perkalian dan Pembagian Pecahan Bentuk Aljabar
3. Pemangkatan pada Pecahan Bentuk Aljabar
4. Gabungan Operasi Hitung pada Pecahan Bentuk Aljabar
5. Penyederhanaan Pecahan dalam Aljabar
D. Aplikasi Faktorisasi Suku Aljabar dalam Kehidupan
2.2.
Kerangka Konseptual
2.3.
Penelitian yang Relevan
2.4.
Hipotesis Penelitian

33
33
33
34
34
34
35
35
35
36
37
38
39

BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.
Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1. Populasi Penelitian
3.2.2. Sampel Penelitian
3.3
Variabel Penelitian
3.4.
Definisi Operasional
3.5.
Jenis dan Desain Penelitian
3.6.
Prosedur Penelitian
3.7.
Instrumen Penelitian
3.8
Teknik Pengumpulan Data
3.8.1 Uji Validitas Tes
3.8.2 Uji Reliabilitas Tes
3.8.3 Uji Indeks Kesukaran Tes
3.8.4. Uji Daya Pembeda Tes
3.9.
Teknik Analisis Data
3.9.1. Menghitung Rata-rata dan Standar Deviasi
3.9.2. Uji Normalitas
3.9.3. Uji Homogenitas
3.9.4. Uji Hipotesis

40
40
40
40
39
41
42
43
44
45
45
45
46
47
48
48
48
49
50

viii

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsii Data Hasil Penelitian
4.1.1.1 Nilai Pretes Kelas Eksperimen 1 dan Eksperimen 2
4.1.1.2 Nilai Postes Kelas Eksperimen 1 dan Eksperimen 2
4.1.2. Analisis Data Hasil Penelitian
4.1.2.1. Uji Normalitas
4.1.2.2. Uji Homogenitas
4.1.2.3. Uji Hipotesis Pretest
4.1.2.4. Uji Hipotesis Postest
4.2.
Pembasan Penelitiian

52
52
52
53
55
55
55
56
57
58

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
5.2.
Saran

61
61

DAFTAR PUSTAKA

62

ix

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.
Tabel 2.2.
Tabel 2.3.
Tabel2.4.
Tabel 2.5.
Tabel 3.1.
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.
Tabel 4.5.
Tabel 4.6.

Langkah-langkah Model PembelajaranKooperatif
PembagianSiswakedalam Tim
PerhitunganSkorPerkembangan
Tingkat PenghargaanKelompok
Fase-fasePemebalajaranKooperatifTipe STAD
DesainPenelitian
Data KemampuanAwalSiswa
Data HasilBelajarSiswa
RingkasanHasilUjiNormalitas Data HasilBelajar
Data HasilUjiHomogenitas
RingkasanPerhitunganUjiHipotesis Pretest
RingkasanPerhitunganUjiHipotesisPenelitian

16
20
22
22
23
42
52
54
55
55
54
57

x

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1.
Gambar 4.1.
Gambar 4.2.

Skema Prosedur Penelitian
Diagram Data Pretest Kelas Eksperimen I dan Kelas
Eksperimen II
Diagram Data Posttest Kelas Eksperimen I dan Kelas
Eksperimen II

44
53
54

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
Lampiran 24
Lampiran 25
Lampiran 26
Lampiran 27
Lampiran 28
Lampiran 29
Lampiran 30
Lampiran 31
Lampiran 32
Lampiran 33
Lampiran 34
Lampiran 35
Lampiran 36
Lampiran 37
Lampiran 38

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I STAD
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II STAD
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran INHT
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IINHT
Lembar Aktivitas Siswa I
Lembar Aktivitas Siswa II
Lembar Aktivitas Siswa III
Lembar Aktivitas Siswa IV
Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa I
Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa II
Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa III
Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa IV
Kisi- Kisi Soal Tes Awal (Pretest)
Kisi- Kisi Soal Tes Akhir (Postest)
Lembar Validasi Soal Tes Awal (Pretest)
Lembar Validasi Soal Tes Akhir (Postest)
Soal Tes Awal (Pretest)
Soal Tes Akhir (Posttest)
Rubrik Penilaian dan Alternatif Jawaban Tes Awal
(Pretest)
Rubrik Penilaian dan Alternatif Jawaban Tes Akhir
(Postest)
Perhitungan Validitas Soal
Tabel Uji coba Validitas
Perhitungan Reliabilitas Tes
Tabel Uji Reliabilitas
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
Tabel Tingkat Kesukaran Soal
Perhitungan Daya Pembeda Tes
Tabel Daya Pembeda Soal
Daftar Nama Siswa
Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Deviasi Data
Kelas Eksperimen 1
Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen 1
Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Deviasi Data
Kelas Eksperimen 2
Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen 2
Uji Normalitas Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 1
Uji Normalitas Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 2
Uji Homogenitas
Perhitungan Uji Hipotesis Pretes
Perhitungan Uji Hipotesis Postes

66
76
81
90
94
96
98
100
102
104
106
107
108
109
110
113
116
118
120
121
122
125
129
131
133
135
137
139
141
143
145
146
148
149
151
152
154
156

xii

Lampiran 39 Tabulasi Data Pretes Kelas Eksperimen 1 dan Kelas
Eksperimen 2
Lampiran 40 Tabulasi Data Postes Kelas Eksperimen 1 dan Kelas
Eksperimen 2
Lampiran 41 Tabel Nilai r-Product Moment
Lampiran 42 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z
Lampiran 43 Daftar Nilai Kritis Uji Liliefors
Lampiran 44 Tabel Distribusi Nilai F
Lampiran 45 Tabel Nilai-nilai Distribusi t
Lampiran 46 Dokumentasi Penelitian
Surat Persetujuan Dosen Pembimbing Skripsi
Surat Izin Observasi
Surat Izin Penelitian dari Jurusan Matematika
Surat Izin Penelitian dari FMIPA
Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian dari Sekolah

158
160
162
163
165
166
167
168

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu perwujudan peradaban manusia yang
dinamis dan sarat perkembangan. Perubahan dan perkembangan pendidikan
memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.
Perubahan yang artinya perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus
dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Maju dan mundurnya
sebuah negara tidak terlepas dari sejauh mana mutu pendidikan itu sendiri.
Pendidikan yang mendukung kemajuan pembangunan bangsa di masa mendatang
tentu merupakan pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik,
sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi problema kehidupan yang
dihadapinya.
Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan
yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber dasa manusia (SDM)
yang mampu bersaing di era global yang sarat dengan melejitnya perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Upaya yang tepat untuk menyiapkan
SDM yang berkualitas dan satu-satunya wadah yang dapat dipandang seyogyanya
berfungsi sebagai alat untuk membangun SDM bermutu tinggi adalah pendidikan.
Matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di berbagai
jenjang pendidikan nasional memiliki peran penting dalam membangun kualitas
SDM melalui kemampuan berpikir rasional, kritis, logis, sistematis, dan analisis.
Meminjam pendapat Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009: 253) bahwa:
Terdapat lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika
merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk
memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal polapola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk
mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran
terhadap budaya.

1

2

Di samping itu, perkembangan IPTEK juga tentunya didasari dengan
matematika sebagai disiplin ilmu yang membangun kerangka berpikir yang logis.
Sehubungan dengan hal tersebut, Hudojo (2005: 37) menyatakan matematika
adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Karena itu matematika
sangat diperlukan untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi
kemajuan IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap peserta
didik sejak SD, bahkan sejak TK.
Besarnya peran matematika tersebut tentu menuntut siswa mampu
menguasai matematika. Namun tingginya tuntutan tersebut tidak berbanding lurus
dengan hasil belajar matematika siswa. Kenyataan menunjukkan bahwa hasil
belajar matematika siswa sangat memprihatinkan. Hal ini tampak jelas dari
prestasi Indonesia di bidang matematika yang berada pada urutan ke-38 dengan
skor 386 dari 42 negara pada tes yang dilakukan oleh Trends in Mathematics and
Science Study (TIMSS) pada tahun 2011. Skor ini turun 11 poin dari penilaian
tahun 2007 yang silam. (Lince: 2012)
Terkait dengan hal ini, Sapaat (2014) menambahkan bahwa: “Indonesia
berada di bawah peringkat Malaysia dan Singapura pada TIMSS 2011. Padahal
jika ditinjau dari jumlah jam pelajaran matematika di sekolah, Indonesia
menyediakan 169 jam lebih banyak dibanding siswa Malaysia sebanyak 131 jam
dan Singapura 160 jam.”
Kondisi ironi tersebut menunjukkan ada kekeliruan dalam pelaksanaan
pembelajaran yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar matematika siswa.
Pandangan bahwa matematika sebagai pelajaran yang sulit turut serta menjadi
pemicu rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini senada yang dinyatakan oleh
Abdurrahman (2009: 252) bahwa “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di
sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para
siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang
berkesulitan belajar.”

3

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di MAN Lima Puluh
sebagai lokasi Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) UNIMED 2014
melalui wawancara dan pengamatan langsung terdahap guru dan siswa diperoleh
berbagai fakta rendahnya hasil belajar matematika siswa. Ibu Nazriyyah Nur, S.Pd
sebagai guru matematika kelas X menyatakan bahwa kelemahan belajar
matematika siswa diakibatkan oleh beberapa faktor di antaranya yaitu anggapan
siswa bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit karena penuh dengan
rumus-rumus, jarang berlatih soal-soal pendukung materi pelajaran, siswa kurang
memperhatikan guru saat menerangkan pelajaran, malunya siswa dalam bertanya
kepada guru, dan ketidaksukaan siswa terhadap metode yang diterapkan guru
dalam pembelajaran. Sejumlah siswa bahkan menyatakan andaikan pemerintah
tidak mewajibkan pelajaran matematika sebagai tuntutan kurikulum dalam proses
pendidikan, maka siswa akan memilih untuk tidak mempelajari matematika dan
beralih ke pelajaran lain yang lebih menarik bagi mereka.
Fakta berikutnya diperoleh dari hasil observasi pada 21 Februari 2015 di
SMP Negeri 3 Percut melalui wawancara kepada tiga orang siswa di kelas VIII-5.
Berdasarkan observasi tersebut diperoleh bahwa rendahnya hasil belajar siswa
terhadap pelajaran matematika disebabkan minimnya minat siswa dalam
mempelajari matematika sebagai pelajaran yang dianggap sulit. Di samping itu
guru kurang mampu memaparkan materi pelajaran dengan baik dan kreatif. Hal
ini tampak jelas dari kurang tepatnya model pembelajaran yang diterapkan oleh
guru yang monoton menggunakan pembelajaran langsung sehingga siswa kurang
mampu memahami dan menguasai materi pelajaran yang berakibat rendahnya
nilai yang diperoleh siswa dalam berbagai evaluasi hasil belajar.
Hal senada juga diungkap oleh Ibu Erydawaty, S.Pd sebagai guru
matematika SMP Negeri 3 Percut bahwa matematika telah menjadi opini umum di
masyarakat sebagai pelajaran yang sulit dimengerti. Kondisi ini tentu berakibat
pada rendahnya minat siswa dalam belajar matematika yang tentunya akan
memberi implikasi secara langsung pada rendahnya hasil belajar siswa.
Ketertarikan siswa dalam belajar matematika tak mampu didongkrak dengan

4

model pembelajaran langsung yang beliau terapkan. Beliau juga menambahkan
bahwa tak kurang dari 70% siswa di sekolah tersebut memiliki nilai di bawah
Kriteria Ketuntasan Materi (KKM) sebesar 75 pada setiap evaluasi pelajaran.
Senantiasa ada jumlah mayoritas siswa yang mengikuti program remedial akibat
ketidaktuntasan nilai.
Berdasarkan

hasil

observasi

tersebut

jelas

tergambar

lemahnya

pemahaman siswa terhadap pelajaran matematika yang berimplikasi pada
rendahnya hasil belajar matematika siswa.Dalam rangka meningkatkan hasil
belajar siswa, materi harus didesain sedemikian rupa sehingga cocok untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru
memegang pengaruh cukup besar terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa.
seperti diungkapkan oleh Aunurrahman (2011: 176) apapun bentuk kegiatankegiatan guru, mulai dari merancang pembelajaran, memilih dan menentukan
teknik evaluasi, semuanya diarahkan untuk mencapai keberhasilan belajar siswa.
Guru hendaknya menyajikan materi pelajaran dengan menyenangkan
sesuai dengan tujuan yang dicapai. Keuletan dalam menyajikan materi ini di
samping untuk mendongkrak hasil belajar siswa, juga dipandang sebagai tugas
mendasar guru. Hal ini sebagaimana yang dipaparkan Turmudi (2011: 31) bahwa:
Amanat Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
serta Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan mengindikasikan agar guru selalu meningkatkan profesi
keguruannya untuk membina karier dirinya dan senantiasa menyajikan
pembelajaran matematika yang interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
member ruang yang cukup bagi peserta didik dengan memperhatikan
perkembangan fisik dan psikologis peserta didik sehingga kreativitas
mereka tumbuh.
Model pembelajaran langsung yang berpusat pada guru (teacher centered)
saat belajar matematika cenderung membuat siswa merasa jenuh, terlebih sugesti
negatif tetang matematika sebagai pelajaran yang sulit masih belum mampu
ditepis. Seperti yang dinyatakan oleh Trianto (2011: 5) bahwa: “Berdasarkan
hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik disebabkan

5

dominannya proses pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran ini suasana
kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif.”
Guna mengatasi hal tersebut, guru harus mampu menentukan model
pembelajaran yang tepat dengan materi pelajaran dan kebutuhan siswa. Salah satu
solusinya adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Seperti
yang diungkapkan oleh Sharan (dalam Isjoni, 2011: 23) bahwa:
Siswa yang menggunakan metode cooperative learningakan memiliki
motivasi yang tinggi karena didorong dan didukung dari rekan sebaya.
Cooperative learning juga menghasilkan peningkatan kemampuan
akademik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, membentuk
hubungan persahabatan, menimba banyak informasi, belajar menggunakan
sopan santun, meningkatkan motivasi siswa, memperbaiki sikap terhadap
sekolah dan belajar, mengurangi tingkah laku yang kurang baik, serta
membantu siswa dalam menghargai pokok pikiran orang lain.
Selanjutnya

Suprijono (2012: 61) menyatakan bahwa: “Model

pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa
prestasi akademik, toleransi, menerima keberagaman, dan pengembangan
keterampilan sosial.”
Terdapat beberapa tipe model pembelajaran kooperatif, di antaranya
Student Team Achievements Division (STAD) dan Numbered Head Together
(NHT). Isjoni (2011: 51) mengemukakan STAD merupakan salah satu tipe
kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interakasi di antara siswa
untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran
guna mencapai prestasi yang maksimal.
Aka (2002) mengemukakan keunggulan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD di antaranya, yaitu siswa saling membelajarkan sesama siswa lainnya
atau pembelajaran oleh rekan sebaya (peerteaching) yang membuat pemebelajara
menjadi lebih efektif daripada pembelajaran oleh guru, prestasi dan hasil belajar
yang baik bisa didapatkan oleh semua anggota kelompok, kuis yang terdapat pada
langkah pembelajaran membuat siswa lebih termotivasi, serta melatih siswa dalam

6

mengembangkan aspek kecakapan sosial di samping kecakapan kognitif. Berbagai
kelebihan model pembelajaran ini tentu menjadi solusi yang tepat dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
Sedangkan NHT merupakan pembelajaran kooperatif yang dirancang
untuk memengaruhi pola interaksi siswa. Hal yang paling menonjol pada
pembelajaran tipe ini adalah guru memberikan penomoran kepada setiap siswa
dalam masing-masing kelompok dan kemudian memberikan pertanyaan yang
akan dijawab oleh nomor yang disebutkan oleh guru.
Obyt (2012) mengemukakan beberapa kelebihan model pembalajaran tipe
NHT, yaitu setiap siswa menjadi siap semua, dalam melakukan diskusi dengan
sungguh-sungguh, dapat melakukan diskusi mengajari siswa yang kurang pandai,
terjadinya interaksi antara siswa melalui diskusi/siswa secara bersama dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi, siswa pandai maupun siswa lemah sama sama memperoleh manfaat melalui aktifitas belajar kooperatif, dengan bekerja
secara kooperatif ini, kemungkinan konstruksi pengetahuan akan manjadi lebih
besar/kemungkinan untuk siswa dapat sampai pada kesimpulan yang diharapkan,
dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan

bertanya, berdiskusi, dan mengembangkan bakat kepemimpinan.
Kedua model pembelajaran kooperatif di atas dapat membantu siswa lebih
memahami materi pelajaran yang diberikan. Termasuk di dalamnya faktorisasi
suku aljabar sebagai salah satu materi pelajaran siswa kelas VIII SMP. Adanya
kerjasama tim pada model pembelajaran tersebut akan membuat siswa saling
berinteraksi dan membantu dalam mencapai hasil belajar yang baik.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan tersebut, peneliti bermaksud
melakukan penelitian mengenai: “Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar
dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement
Division (STAD) dan Numbered Head Together (NHT) di SMP Negeri 3
Percut Sei Tuan T.A 2015/2016.”

7

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, diperoleh identifikasi penelitian
ini adalah:
1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa.
2. Mencuatnya anggapan matematika sebagai pelajaran yang sulit.
3. Proses pembelajaran yang masih bersifat teacher centered.
4. Kurang tepatnya model pembelajaran yang diterapkan oleh guru.

1.3 Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih jelas dan terarah maka perlu
adanya batasan masalah dalam penelitian ini yaitu hasil belajar siswa dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)
dan Numbered Head Together (NHT).
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi rumusan masalah peneliti
adalah : Apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) lebih baik dari model
pemebelajaran kooperatif tipeNumbered Heads Together (NHT) di SMP Negeri 3
Percut Sei Tuan T.A. 2015/2016?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil
belajar siswa yang diajarkan dengan model kooperatif tipe student team
achievement division (STAD) lebih baik dari model pembelajaran kooperatif
tipenumbered head together (NHT) di SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan T.A.
2015/2016.

8

1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah:
1. Bagi siswa, untuk meningkatkan hasil belajar matematika, khususnya pada
materi faktorisasi suku aljabar.
2. Bagi

guru, sebagai

bahan pertimbangan dalam memilih model

pembelajaran yang tepat hingga nantinya mampu meningkatkan hasil
belajar siswa
3. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan untuk menentukan berbagai
kebijakan terkait pembelajaran matematika.
4. Bagi peneliti lain, sebagai bahan informasi tambahan bagi yang berminat
meneliti hal yang sama atau melanjutkan penelitian ini dengan cakupan
yang lebih luas.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang diperoleh dapat
diambil kesimpulan hasil belajar matematika yang diajarkan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) lebih
baik dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) pada materi
faktorisasi suku aljabar di kelas VIII SMP N 3 Percut Sei Tuan T.A. 2015/2016.

5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disarankan
beberapa hal sebagai berikut;
1. Jika dihadapkan dengan pilihan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan
Numbered Heads Together (NHT), maka guru disarankan memilih model
pembelajaran .STAD untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
2. Dalam menerapkan model pembelajaran STAD dan NHT, pendidik atau
mahasiswa dan calon guru terlebih dahulu memiliki persiapan yang
matang sebelum melaksanakan proses pembelajaran.

61

62

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman,

Mulyono,(2009),PendidikanbagiAnakBerkesulitanBelajar,.

Jakarta,RinekaCipta.
Ahsan,

Arifiyandi,(2012),Student

Team

Achievement

Division

(STAD),

http://modelpembelajarankooperatif.blogspot.com/2012/08/student-teamachievement-division-stad_3721.html (diakses 24 Februari 2015).
Aka,

KukuhAndri,(2012),KelebihandanKekurangan

Model

STAD,http://belajarpendidikanku.blogspot.com/2012/11/kelebihan-dankelemahan-model-stad.html (diakses24 Februari 2015).
Aprillia,

Shirley,

(2015),

PerbedaanHasilBelajarTurunanantara

PembelajaranKooperatifTipe

Student

Team

Achievement

Model
Divisions

(STAD) dengan Numbered Head Together (NHT) padaSiswaKelas XI di
MAN 2 Model T.A. 2014/2015,Skripsi, FMIPA, UniversitasNegeri Medan,
Medan
Arikunto,

Suharsimi,(2009),Dasar-dasarEvaluasiPendidikan,

Jakarta,BumiAksara.
Aunurrahman.,(2012),BelajardanPembelajaran, Bandung,Alfabeta
Dewi,

IkaRinawati,

(2011),

PembelajaranKooperatifTipeStudent
(STAD)

danNumbered

Eksperimentasi
Teams
Heads

Achievement
Together

Model
Divisions
(NHT)

padaMateriFaktorisasiSukuAljabarTerhadapHasilBelajarSiswaKelasVIII
SMPKecamatanTempuran, Skripsi, UniversitasMuhammadiyahPurworejo,
Purworejo
Lince,Ester,(2012),PrestasiSainsdanMatematika

Indonesia,

http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434/Prestasi.Sains.dan.
Matematika.Indonesia.Menurun (24 Feburari 2015).

63

Halimatuusa’diah,(2014),UpayaMeningkatkanAktivitasBelajarSiswaMelalui
Model PembelajaranKooperatifTipe Student Team Achievement Division
padaMateriKubusdanBalokdiKelas

VIII

SMPN

2

Medan

T.A.

2013/2014,Skripsi, FMIPA, UniversitasNegeri Medan, Medan
Hudojo, Herman,(2005),PengembanganKurikulumdanPembelajaranMatematika,
Malang,UniversitasNegerimalang.
Isjoni,

2011,Cooperative

Learning

MengembangkanKemampuanBelajarBerkelompok, Bandung,Alfabeta.
Margareta,

Eny

Citra,(2014),PerbedaanHasilBelajarSiswa

yang

DiajardenganMenggunakan Model PembelajaranKooperatifTipeNumber
Head Together (NHT) danTipeStudent Teams Achievement Division
(STAD)padaMateriSistemPersamaan Linear di Kelas X SMA N.1
Kotapinang T.A. 2013/2014,Skripsi, FMIPA,UnivesitasNegeri Medan,
Medan.
Matondang, Zulkifli,(2013),StatistikaPendidikan, Medan,Unimed Press.
Ngatini,(2012),PeningkatanKeaktifandanHasilBelajarMatematikaTentangFungsi
Melalui Model Pembelajaran Numbered Heads Together BagiSiswa SMP
Negeri 1 Purwodadi T.A. 2012/2013. JurnalManajemenPendidikan Vol.7
No. 2.
Nugroho,

EvianaAyu,(2011),PerbedaanHasilBelajarSiswaAntara

Model

Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dengan STAD (Student
Team Achievement Division) padaKonsepLajuReaksi di Kelas XI MA AlAhliyah

Kota

BaruCikampekTahunPelajaran

2010/2011,Skripsi,FakultasTarbiyahdanKeguruanUniversitas

Islam

NegeriSyarifHidayatullah, Jakarta
Orbyt,

Yusrin,

(2012),Model

Pembelajaran,

http://yusrin-

orbyt.blogspot.com/2012/06/model-pembelajaran.html (diakses24 Ferbuari
2015).

64

Prasetyo,

Jonet,

(2008),PerbandinganHasilBelajarSiswadenganMenggunakan

Model

PembelajaranKooperatifTipe

STAD

danPembelajaranKooperatifTipe NHT TerhadapHasilBelajarSiswaKelas
VIIIdi

SMPNegeri

1

Getasan,

Skripsi,

Universitas

Kristen

SatyaWacanaSalatiga, Salatiga.
Purwanto,(2011),EvaluasiHasilBelajar,Yogyakarta,PustakaPelajar.
Sandjaja,

B

danAlbertusHeriyanto,(2011),PanduanPenelitian,

Jakarta,PrestasiPustaka Publisher.
Sanjaja,

Wina,(2014),Penelitianpendidikan:

Jenis,

metode,

danProsedur,

Jakarta,Kencanaprenada media group.
Sapaat,

Asep,(2014),Kemanaarahpendidikan
Indonesia,http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/14/02/2
7/n1nns0-kemana-arah-pendidikan-indonesia (diakses 24 februari 2015).

Silitonga, P.M., (2011), StatistikTeori Dan AplikasiDalamPenelitian, FMIPA,
UniversitasNegeri Medan, Medan.
Sudjana, (2005), MetodaStatistika, Tarsito, Bandung.
Sudjana, Nana,(2009),PenilaianHasilProses BelajarMengajar, Bandung, PT.
remajaRosdakarya.
Suprijono, Agus,(2012),Coperative Learning, Yogyakarta,PustakaPelajar.
Tim dosen,(2011),Pedomanpenulisan proposal danskripsimahasiswa program
studipendidikanFMIPA UNIMED, Medan, FMIPA UNIMED.
Trianto,(2011),Mendesain

Model

PembelajaranInovatir-Progresif,

Jakarta,Kencanaprenada media group
_____________,Pengantarpenelitianpendidikanbagipengembanganprofesipendid
ikandantenagakependidikan, Jakarta,kencanaprenada media group.
Turmudi,(2011),Taktikdanstrategipembelajaranmatematikareferensiuntuk
matematikakelas 4, Jakarta,LeuserCitaPustaka.

guru

65

Utami, Theresia Ari Dwi,(2011),Eksperimentasi Model PembelajaranTipe
Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Numbered Heads
Together (NHT) padaPembelajaranMatematikaSsswa SMA Kelas X
Semester

I

di

KabupaternWonogiriDitinjaudariKemampuanAwalSiswaTahunPelajaran
2010 – 2011,Thesis, Program PascasarjanaUniversitasSebelasMaret,
Surakatya
Zain, Aswan danSyaifulBahriDjamarah,(2002),Strategibelajar-mengajar. Jakarta,
PT AsdiMahasatya.

Dokumen yang terkait

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IX SMP KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008 2009

4 54 248

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI KELAS IX MTS AL-WASHLIYAH TEMBUNG TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 3 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI KELAS IX SMP NEGERI 3 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 3 18

PENERAPAN METODE INKUIRI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISILENGKUNG DI KELAS IX MTS. AL – JAMIATUL WASHLIYAH TEMBUNG TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 23

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN SAVI PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI KELAS IX SMP PERGURUAN AL – HIDAYAH MEDAN T.A 2013/2014.

0 2 21

PENERAPAN TEORI AUSUBEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI KELAS IX SMP NASIONAL RAMUNIA TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 22

Soal dan Pembahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung Kelas IX SMP

9 188 19

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IX F SMP NEGERI 2 SUKOHARJO SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2013 2014 | Sumaryani | AKSIOMA : Jurnal Pendidikan Matematik

0 0 9

Penerapan Strategi I-Care berbantuan E-Modul untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung

0 0 7

PENGEMBANGAN CD PEMBELAJARAN MATEMATIKA INTERAKTIF BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG UNTUK SISWA SMP KELAS IX

0 0 15