PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI KELAS IX SMP NEGERI 3 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

(1)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan ridha-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul: “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung di Kelas IX SMP Negeri 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014 ” disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan di jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : Bapak Drs. H. Banjarnahor, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Drs. S.Siahaan, M.Pd dan Bapak Drs. W.L.Sihombing, M.Pd yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Sahat saragih, M. Pd, selaku Pembimbing Akademik, Bapak Prof. Drs. Motlan, MSc.,Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku ketua Jurusan Matematika, dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Nurhalimah Sibuea, S. Pd.,M.Pd, selaku Kepala SMP Negeri 3 Medan, Bapak Hendro Hartono, S.Pd selaku guru matematika SMP Negeri 3 Medan, Ibu Dra. Afni Marhenis S.Pd yang banyak memberikan masukan saat melakukan penelitian serta guru dan staf pegawai SMP Negeri 3 Medan yang namanya tidak memungkinkan penulis menyebutkan satu persatu, terima kasih atas segala arahan bantuan dan kerjasama yang diberikan kepada penulis.

Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada Ibunda tersayang Dwi Hartini dan ayahanda tercinta Ali Azhar Dalimunthe yang selalu memberi kasih


(2)

sayang, dukungan, nasehat, dan doa sehingga perkuliahan dan penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik. Serta abang dan adik saya tersayang yaitu Huzaini Dwi Azhari Dalimunthe dan Ardi Tri Azhari Dalimunthe, yang telah memberikan doa dan motivasi kepada penulis dan tak lupa juga kepada sahabatku yang selalu menghibur penulis pada saat mengerjakan skripsi yaitu Abdul Jalel, Dahliana Siregar, kak Rika dan Ali Muda Ritonga. Terima kasih juga buat teman seperjuangan saya : Siti Khadijah dan Kak Nita. Terima kasih juga buat teman-teman kelas A Reguler 2009 terima kasih atas doa dan dukungannya.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Januari 2014 Penulis,

Dian Anitasari Dalimunthe NIM. 409411007


(3)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI KELAS IX SMP NEGERI 3 MEDAN

TAHUN AJARAN 2013/2014

DIAN ANITASARI DALIMUNTHE (409411007)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Inkuiri pada materi bangun ruang sisi lengkung di kelas IX SMP Negeri 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX-K SMP Negeri 3 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 30 orang siswa. Objek penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam matematika khususnya pada materi bangun ruang sisi lengkung. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dan lembar observasi kegiatan pembelajaran. Prosedur dari penelitian ini terdiri atas dua siklus, dimana setelah satu siklus berakhir diberikan tes yang telah divalidasi oleh validator dan pada setiap proses pembelajaran ada observasi yang dilakukan oleh observer yaitu guru matematika SMP Negeri 3 Medan dan seorang mahasiswa.

Sebelum diberi tindakan siswa diberikan tes diagnostik. Banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari tes diagnostik yaitu 6 dari 30 orang (20 %) dengan rata-rata kelas 53,80. Kemudian siswa diberi tindakan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dimana pembelajaran dilakukan dengan berkelompok yang setiap kelompok terdiri dari 6 siswa. Sebagai alat bantunya siswa diberikan LAS tiap kelompok, dimana setiap kelompok mendapat 1 LAS. Hasil analisis data pada siklus I banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 16 dari 30 orang (53,33 %) dengan rata-rata kelas 68,00. Karena belum mencapai ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu 85% maka dilaksanakanlah siklus II. Pada siklus II ini model pembelajaran yang dilaksanakan masih sama yaitu model pembelajaran inkuiri tetapi di siklus II ini kelompok yang dibentuk lebih diperkecil dan alat bantu LAS nya dibagi 3 untuk setiap kelompok. Sedangkan untuk guru perlu memperhatikan waktu, pemberian motivasi dan penguatan bagi siswa. Hasil analisis data pada akhir siklus II dengan strategi pembelajaran yang sama, banyak siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 26 dari 30 orang (86,67%) dan rata-rata kelas 80,13. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal yaitu minimal 85% dari jumlah siswa mempunyai daya serap ≥ 65% maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar klasikal.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Saran yang diajukan yaitu bagi guru matematika yang ingin meningkatkan hasil belajar siswa pada materi luas permukaan dan volume bangun ruang sisi lengkung dapat menerapkan model pembelajaran inkuiri dengan membuat alat peraga dan LAS.


(4)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Tahap Pembelajaran Inkuiri 23

Tabel 3.1. Kriteria rata – rata penilaian observasi 43

Tabel 3.2. Tingkat Penguasaan Siswa 43

Tabel 3.3. Target penelitian 45

Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes Diagnostik 48

Tabel 4.2. Kemampuan Awal Pada setiap aspek 48

Tabel 4.3. Deskripsi Nilai Observasi Guru Siklus I 52 Tabel 4.4. Deskripsi Hasil Observasi Siswa Pada Pembelajaran Siklus I 55 Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Aspek Pengetahuan 57 Tabel 4.6. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Aspek Pemahaman 57 Tabel 4.7. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Aspek Aplikasi 58 Tabel 4.8. Hasil belajar siswa yang mengacu pada pencapaian target 59 Tabel 4.9. Deskripsi Nilai Tes Hasil Belajar I 61 Tabel 4.10. Deskripsi Nilai Observasi Guru Siklus II 67 Tabel 4.11. Deskripsi Hasil Observasi Siswa Pada Pembelajaran Siklus II 69 Tabel 4.12. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Aspek Pengetahuan 72 Tabel 4.13. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Aspek Pemahaman 72 Tabel 4.14. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Aspek Aplikasi 73 Tabel 4.15. Hasil belajar siswa yang mengacu pada pencapaian target 74 Tabel 4.16. Deskripsi Nilai Tes Hasil Belajar II 76 Tabel 4.17. Penigkatan Hasil belajar siswa yang mengacu pada


(5)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Soal tes diagnostik no.1,2 5

Gambar 1.2. Soal tes diagnostik no.3, 4 5

Gambar 1.3. Soal tes diagnostik no.5 6

Gambar 2.1. Tabung 25

Gambar 2.2. Luas selimut tabung 26

Gambar 2.3. kerucut 27

Gambar 2.3. Bola 28


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I) 88 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I) 97 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus II) 105 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus II) 112 Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa I 119 Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa II 123 Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa III 125 Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa IV 128 Lampiran 9. Kunci Jawaban LAS I 131 Lampiran 10. Kunci Jawaban LAS II 134 Lampiran 11. Kunci Jawaban LAS III 136 Lampiran 12. Kunci Jawaban LAS IV 138 Lampiran 13. Kisi – Kisi Tes Diagnostik 140

Lampiran 14..Tes Diagnostik 141

Lampiran 15. Alternatif Penyelesaian dan Teknik Penskoran Tes Diagnostik 142 Lampiran 16. Lembar validitas Tes Diagnostik 145 Lampiran 17. Kisi – kisi Tes Hasil Belajar I 148 Lampiran 18. Tes Hasil Belajar I 149 Lampiran 19. Alternatif Penyelesaian dan Teknik Penskoran THB I 150 Lampiran 20. Lembar validitas Tes Hasil Belajar I 154 Lampiran 21. Kisi – kisi Tes Hasil Belajar II 157 Lampiran 22. Tes Hasil Belajar II 158 Lampiran 23. Alternatif Penyelesaian dan Teknik Penskoran THB II 159 Lampiran 24. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar II 162 Lampiran 25. Hasil Belajar Siswa Pada Tes Diagnostik 165 Lampiran 26. Hasil Belajar Siswa Pada Tes Hasil Belajar I 169 Lampiran 27. Hasil Belajar Siswa Pada Tes Hasil Belajar II 173


(7)

xii

Lampiran 29. Nama Kelompok Siswa Siklus I 178 Lampiran 30. Nama Kelompok Siswa Siklus II 179 Lampiran 31. Lembar Observasi Guru Siklus I 180 Lampiran 32. Lembar Observasi Guru Siklus II 188 Lampiran 33. Lembar Observasi Siswa Siklus I 196 Lampiran 34. Lembar Observasi Siswa Siklus II 200 Lampiran 35. Daftar Kegiatan Penelitian 204 Lampiran 36. Validasi Hasil Belajar 205 Lampiran 37. Dokumentasi Penelitian 206


(8)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

Berdasarkan Undang – undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Dari pengertian diatas bahwa pendidikan merupakan upaya terorganisir yang dilakukan oleh usaha sadar manusia dengan dasar dan tujuan yang jelas, adanya tahapan dan komitmen bersama antara pendidik dan peserta didik di dalam proses pendidikan itu.

Dalam UUD 1945 juga dijelaskan bahwa pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasarkan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sebagaimana juga Plato (Ulich, 1950: 6) menyatakan “educational is the process of drawing and guiding children towards that principle which is pronounced right by the law and confirmed as truly right by the experience of the oldest nd the most just”

Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, setiap lapisan dari dunia pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting, misalnya dalam mencapai hasil belajar. Di dunia pendidikan hasil belajar merupakan tolak ukur yang paling mendasar yaitu semakin baiknya hasil belajar yang dicapai dalam dunia pendidikan maka semakin besar kemungkinan tercapainya tujuan pendidikan, misalnya saja dalam pembelajaran matematika.


(9)

2

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas, karena matematika sebagai salah satu sarana berfikir untuk mengkaji sesuatu secara logis dan sistematis.

Seperti yang dikemukakan Abdurrahman (2009:253) bahwa :

Matematika merupakan sarana berfikir yang jelas dan logis, sarana untuk memecahkan masalah sehari – hari, sarana mengenal pola hubungan dan generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreativitas, serta sarana untuk menghasilkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Ada beberapa alasan tentang perlunya belajar dan menguasai matematika seperti yang dikemukakan oleh Cockroft (Abdurrahman, 2009:253) bahwa:

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: 1) selalu digunakan dalam segi kehidupan; 2) semua bidang studi memerlukan ketrampilan matematika yang sesuai; 3) merupakan komunikasi yang kuat, jelas dan singkat; 4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; 5) meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; 6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Mengingat pentingnya peranan matematika dalam dunia pendidikan sudah seharusnya matematika menjadi pelajaran disekolah yang disukai dan diminati oleh peserta didik. Tetapi pada kenyataannya banyak siswa yang kurang berminat dalam mempelajari matematika. Banyak siswa beranggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sangat sulit dan menakutkan dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Abdurrahman (2009:13) mengatakan bahwa :

Penyebab utama problema belajar (learning problems) adalah faktor eksternal yaitu antara lain berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan penguatan (reinforcement) yang tidak tepat. Berkenaan dengan pendapat diatas, maka dari itu salah satu faktor yang berpengaruh dalam proses pembelajaran adalah guru. Sebagaimana Sanjaya (2011:52) menyatakan bahwa:


(10)

Dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran (manager of learning). Dengan demikian efektifitas proses pembelajaran terletak dipundak guru. Oleh karenanya, keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru.”

Salah satu tugas guru adalah mengajar dengan baik agar peserta didik yang diajar mendapatkan kualitas belajar yang baik sehingga menghasilkan hasil belajar yang baik pula. Mengajar bagi guru bukan hanya sekedar menyampaikan materi tetapi menjadi guru juga harus mmpu mengembangkan kemampuan dan ketrampilan siswa. Seperti yang diungkapkan Sanjaya (2011:14) menyatakan bahwa:

Mengajar bukan hanya sekedar menyampikan materi pelajaran, akan tetapi suatu proses mengubah prilaku siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan.Oleh sebab itu,dalam proses mengajar terdapat kegiatan membimbing siswa agar siswa berkembang sesuai dengan tugas – tugas perkembangannya, melatih keterampilan baik keterampilan intelektul maupun keterampilan motorik, membentuk siswa yang memiliki kemampun inovatif dan kreatif dan lain sebagainya. Oleh karena itu, seorang guru perlu memiliki kemampuan merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang cocok dengan minat dan bakat sesuai dengan taraf perkembangan siswa.

Selain guru faktor lain yang mempengaruhi kualitas belajar siswa adalah model atau metode yang digunakan guru. Sebagaimana diungkapkan Slameto (2010:65) bahwa ”metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula”.

Berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi kulitas proses pembelajaran diatas tidak mengherankan bahwa siswa dewasa ini sangat sulit mempelajari matematika. Guru masih banyak yang tidak memperhatikan bagaimana mengajar yang baik, metode apa yang cocok dipilih untuk suatu materi tertentu. Banyak guru yang masih mengajarkan suatu pelajaran khusunya matematika dengan cara konvensional. Tidak ada variasi dalam model atau metode yang dibawakan sehingga siswa menjadi bosan, pasif dan kurang termotivasi untuk belajar khususnya belajar matematika. Seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2010: 65) bahwa:


(11)

4

Guru biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja. Guru yang progesif berani mencoba metode-metode yang baru yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien dan efektif mungkin.

Begitu juga model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran matematika pada umumnya menggunakan metode ceramah dimana pengajaran berpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran itu sendiri.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Hendro, S.Pd guru matematika SMP Negeri 3 Medan menyatakan bahwa:

Pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung banyak siswa yang memperoleh hasil belajar yang rendah. Kurang dari 50% siswa yang mampu memenuhi KKM yaitu 65. Siswa masih sulit untuk memahami konsep dari bangun ruang sisi lengkung sehingga sering sulit untuk menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan bangun ruang sisi lengkung.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut juga diketahui bahwa model pembelajaran yang digunakan adalah konvensional yaitu masih berpusat kepada guru. Penggunaan model pembelajaran dikelas tersebut masih kurang bervariasi sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar. Kurangnya motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran yang ada, menyebabkan siswa kurang memahami materi yang dijelaskan guru sehingga menyebabkan prestasi siswa dalam pembelajaran tersebut masih sangat rendah.

Karena kurangnya pemahaman siswa atas penjelasan guru matematika, banyak siswa yang berpendapat bahwa mata pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit. Banyak siswa yang merasa sulit untuk memahami materi. Salah satu materi yang sulit dipahami oleh siswa adalah tentang bangun ruang sisi lengkung. Hal ini didukung oleh hasil survei peneliti berupa pemberian tes diagnostik mengenai materi bangun ruang sisi lengkung kepada 30 orang siswa.


(12)

Gambar 1.1 Soal tes diagnostik no.1,2

Diperoleh hasil sebanyak 36,7% siswa salah mendefinisikan pengertian dengan jelas. Hal ini tampak pada soal no 1. Sebanyak 63,3% siswa salah dalam memahami unsur – unsur bangun ruang sisi lengkung. Hal ini tampak pada soal nomor 2.


(13)

6

Gambar 1.3 Soal tes diagnostik no.5

Sebanyak 80 % siswa salah dalam menerapkan rumus kedalam penyelesaian permasalahan yang ada. Hal ini terlihat pada soal no, 3, 4, 5

Oleh karena itu, seorang guru harus mampu memilih model atau metode pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh pengetahuan secara utuh sehingga hasil belajar pun meningkat. Disamping itu model pembelajaran yang digunakan harus dapat membuat siswa aktif, karena keaktifan siswa mampu mempengaruhi pengetahuan mereka. Sebagaimana dinyatakan Slameto (2010:36) bahwa:

Penerimaan penalaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif maka ia memiliki ilmu/ pengetahuan itu dengan baik.

Menyadari hal tersebut, perlu adanya perubahan dalam pemilihan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk lebih memahami materi pelajaran dengan mudah, meningkatkan aktivitas dan motivasi siswa sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sebagaimana dikemukan oleh Usman (Istarani, 2012:132) bahwa: “ inkuiri adalah suatu cara penyampaian pelajaran dengan


(14)

penelaahan sesuatu yang bersifat mencari secara kritis, analisis, dan argumentatif (ilmiah) dengan menggunakan langkah – langkah tertentu menuju kesimpulan”.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Gulo (Trianto, 2011:166) menyatakan bahwa:

Inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Senada dengan hal tersebut Sarwono, dkk (http://jurnal.fkip.uns .ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/view/610) menyatakan bahwa:

Penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran matematika, sangat efektif dan baik bagi proses belajar siswa, dengan pendekatan pembelajaran ini siswa akan menjadi lebih mandiri dan aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu, pemahaman terhadap materi pada siswa lebih meningkat sehingga hasil belajarnya juga akan lebih baik.

Berdasarkan hal diatas, pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya, pada pembelajaran inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima materi pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.

Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat menciptakan proses pembelajaran yang aktif sehingga siswa termotivasi untuk aktif dalam kegiatan belajar tersebut.

Bangun Ruang Sisi Lengkung merupakan materi yang tidak hanya dibutuhkan kemampuan untuk berhitung tetapi juga dibutuhkan kemampuan untuk memahami konsep bangun ruang sisi lengkung itu sendiri. Selain itu dibutuhkan juga kemampuan untuk memahami soal cerita sehingga siswa mengetahui apa yang terlebih dahulu harus dikerjakan untuk memecahkan masalah atau soal yang ada.

Jadi, untuk meningkatkan hasil belajar matematika harus diterapkan pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga materi pelajaran dapat dikuasai dengan baik. Dengan diterapkan model


(15)

8

pembelajaran inkuiri diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga hasil yang ditemukan oleh siswa akan menjadi suatu ingatan yang kuat sehingga siswa mampu menguasai konsep materi tersebut.

Berdasarkan latar belakang itulah peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung di Kelas IX SMP Negeri 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain:

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa

2. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat. 3. Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran.

4. Siswa kesulitan dalam memahami konsep teorema Bangun Ruang Sisi Lengkung.

5. Kurangnya kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat. 1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Inkuiri pada materi pokok Bangun Ruang Sisi Lengkung terhadap hasil belajar siswa di kelas IX SMP Negeri 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah melalui penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX SMP Negeri 3 Medan pada materi pokok Bangun Ruang Sisi Lengkung?


(16)

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan model inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX SMP Negeri 3 Medan pada materi pokok Bangun Ruang Sisi Lengkung.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa, untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi

2. Bagi guru, dapat digunakan sebagai bahan masukan tentang suatu alternatif pembelajaran matematika yang berpusat pada siswa untuk meningkatkan hasil belajar me lalui model pembelajaran inkuiri. 3. Bagi peneliti, untuk mengetahui gambaran kemampuan dan kesulitan

siswa yang diajarkan melalui model pembelajaran inkuiri.

4. Bagi sekolah, sebagai suatu alternatif pengajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran inkuiri.

5. Bagi para ahli, sebagai referensi pembelajaran yang lebih kompleks mengenai pendekatan belajar mengajar di kelas dan sebagai pijakan untuk mengembangkan penelitian – penelitian yang menggunakan pembelajaran inkuiri.


(17)

86

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Agus, N. A., (2007), Mudah Belajar Matematika Untuk Kelas IX Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Arikunto, S., (2009),Manajemen Penelitian, Rineka Cipta , Jakarta. ---, (2010),Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Aqib, Z., E. Diniati., S. Jaiyaroh dan K.Khotimah, (2011), Penelitian Tindakan Kelas, Yrama Widya, Bandung.

Benjamin, A dan Michael, B., (1875), Teach Your Child Math, Century Park East, Los Angeles.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2011), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program studi Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan.

Fitriana, (2012), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pokok Bahasan Teorema Phytagoras di Kelas VIII SMP Negeri 1 Tebing Tinggi, FMIPA, Medan.

Iskawati, (2009), Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pokok bahasan Trigonometri di Kelas X SMA Negeri 3 Pematang Siantar,FMIPA,Medan.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Istianto, D. Ari., Triyono, dan Kartika C. S., (2011), Penggunaan Metode Inkuiri Dalam Peningkatan Hasil Belajar Matematika di Kelas V Sekolah Dasar, http://jurnal. fkip.uns .ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/view/415 Nisaicha, (2011), http://veynisaicha. blogspot. com/2011/07/ pengertian

pembelajaran -matematika.html (akses Maret 2013)

Rosmalina, I., M. Zaini, dan Muchyar, (2011), Penerapan Bahan Ajar Berbasis Inkuiri Terhadap Pemahaman Konsep Saling Ketergantungan di Sekolah Dasar Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten Banjar, Jurnal Wahana – BioVolume VI: 12

Rusman, (2012), Model – model pembelajaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.


(18)

Rustaman, N. Y., (2005), Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri Dalam Pendidikan Sains, http://file.upi.edu/Direktori/SPS/ PRODI.PENDIDIKAN_IPA/195012311979032-NURYANI_

RUSTAMAN/PenPemInkuiri.pdf

Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Sarwono, E., Imam S., dan Harun S. B., (2011) Penggunaan Metode Inkuiri Dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika Tentang Bangun Ruang Pada Siswa kelas V SDN Purwodadi, http://jurnal. fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/view/610

Simpkins,WS dan A.H. Miller, (1972), Changing Education, Hill Book Company, Sydney.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhi, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Soegito, E., Yuliani Nurani, (2003), Kemampuan Dasar Mengajar, Universitas Terbuka, Jakarta.

Sudjana, N., (2010), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Jakarta.

Sudrajat, A., (2011), Pembelajaran Inkuiri, http://wordpress.com/2011/09/12/ pembelajaran-inkuiri/ (akses Maret 2013)

Sulaiman, R., Y. Eko, T. Nusantar, Kusrini dan Ismail, (2008), Matematika Sekolah Menengah Pertama Kelas IX, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Syah, M., (2010), Psikologi Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Jakarta.

Tim Pelatih Proyek PGSM, (1999), Penelitian Tindakan Kelas (Class Action Research), Dirjen Dikti, Jakarta.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Ulich, R., (1950), History of Educational Thought, American Book Company, USA.


(1)

Gambar 1.3 Soal tes diagnostik no.5

Sebanyak 80 % siswa salah dalam menerapkan rumus kedalam penyelesaian permasalahan yang ada. Hal ini terlihat pada soal no, 3, 4, 5

Oleh karena itu, seorang guru harus mampu memilih model atau metode pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh pengetahuan secara utuh sehingga hasil belajar pun meningkat. Disamping itu model pembelajaran yang digunakan harus dapat membuat siswa aktif, karena keaktifan siswa mampu mempengaruhi pengetahuan mereka. Sebagaimana dinyatakan Slameto (2010:36) bahwa:

Penerimaan penalaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif maka ia memiliki ilmu/ pengetahuan itu dengan baik.

Menyadari hal tersebut, perlu adanya perubahan dalam pemilihan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk lebih memahami materi pelajaran dengan mudah, meningkatkan aktivitas dan motivasi siswa sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sebagaimana dikemukan oleh Usman (Istarani, 2012:132) bahwa: “ inkuiri adalah suatu cara penyampaian pelajaran dengan


(2)

penelaahan sesuatu yang bersifat mencari secara kritis, analisis, dan argumentatif (ilmiah) dengan menggunakan langkah – langkah tertentu menuju kesimpulan”.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Gulo (Trianto, 2011:166) menyatakan bahwa:

Inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Senada dengan hal tersebut Sarwono, dkk (http://jurnal.fkip.uns .ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/view/610) menyatakan bahwa:

Penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran matematika, sangat efektif dan baik bagi proses belajar siswa, dengan pendekatan pembelajaran ini siswa akan menjadi lebih mandiri dan aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu, pemahaman terhadap materi pada siswa lebih meningkat sehingga hasil belajarnya juga akan lebih baik.

Berdasarkan hal diatas, pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya, pada pembelajaran inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima materi pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.

Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat menciptakan proses pembelajaran yang aktif sehingga siswa termotivasi untuk aktif dalam kegiatan belajar tersebut.

Bangun Ruang Sisi Lengkung merupakan materi yang tidak hanya dibutuhkan kemampuan untuk berhitung tetapi juga dibutuhkan kemampuan untuk memahami konsep bangun ruang sisi lengkung itu sendiri. Selain itu dibutuhkan juga kemampuan untuk memahami soal cerita sehingga siswa mengetahui apa yang terlebih dahulu harus dikerjakan untuk memecahkan masalah atau soal yang ada.

Jadi, untuk meningkatkan hasil belajar matematika harus diterapkan pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga materi pelajaran dapat dikuasai dengan baik. Dengan diterapkan model


(3)

pembelajaran inkuiri diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga hasil yang ditemukan oleh siswa akan menjadi suatu ingatan yang kuat sehingga siswa mampu menguasai konsep materi tersebut.

Berdasarkan latar belakang itulah peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung di Kelas IX SMP Negeri 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain:

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa

2. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat. 3. Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran.

4. Siswa kesulitan dalam memahami konsep teorema Bangun Ruang Sisi Lengkung.

5. Kurangnya kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Inkuiri pada materi pokok Bangun Ruang Sisi Lengkung terhadap hasil belajar siswa di kelas IX SMP Negeri 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah melalui penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX SMP Negeri 3 Medan pada materi pokok Bangun Ruang Sisi Lengkung?


(4)

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan model inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX SMP Negeri 3 Medan pada materi pokok Bangun Ruang Sisi Lengkung.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa, untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi

2. Bagi guru, dapat digunakan sebagai bahan masukan tentang suatu alternatif pembelajaran matematika yang berpusat pada siswa untuk meningkatkan hasil belajar me lalui model pembelajaran inkuiri. 3. Bagi peneliti, untuk mengetahui gambaran kemampuan dan kesulitan

siswa yang diajarkan melalui model pembelajaran inkuiri.

4. Bagi sekolah, sebagai suatu alternatif pengajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran inkuiri.

5. Bagi para ahli, sebagai referensi pembelajaran yang lebih kompleks mengenai pendekatan belajar mengajar di kelas dan sebagai pijakan untuk mengembangkan penelitian – penelitian yang menggunakan pembelajaran inkuiri.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Agus, N. A., (2007), Mudah Belajar Matematika Untuk Kelas IX Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Arikunto, S., (2009),Manajemen Penelitian, Rineka Cipta , Jakarta. ---, (2010),Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Aqib, Z., E. Diniati., S. Jaiyaroh dan K.Khotimah, (2011), Penelitian Tindakan Kelas, Yrama Widya, Bandung.

Benjamin, A dan Michael, B., (1875), Teach Your Child Math, Century Park East, Los Angeles.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2011), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program studi Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan.

Fitriana, (2012), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pokok Bahasan Teorema Phytagoras di Kelas VIII SMP Negeri 1 Tebing Tinggi, FMIPA, Medan.

Iskawati, (2009), Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pokok bahasan Trigonometri di Kelas X SMA Negeri 3 Pematang Siantar,FMIPA,Medan.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Istianto, D. Ari., Triyono, dan Kartika C. S., (2011), Penggunaan Metode Inkuiri Dalam Peningkatan Hasil Belajar Matematika di Kelas V Sekolah Dasar, http://jurnal. fkip.uns .ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/view/415 Nisaicha, (2011), http://veynisaicha. blogspot. com/2011/07/ pengertian

pembelajaran -matematika.html (akses Maret 2013)

Rosmalina, I., M. Zaini, dan Muchyar, (2011), Penerapan Bahan Ajar Berbasis Inkuiri Terhadap Pemahaman Konsep Saling Ketergantungan di Sekolah Dasar Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten Banjar, Jurnal Wahana – BioVolume VI: 12

Rusman, (2012), Model – model pembelajaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.


(6)

Rustaman, N. Y., (2005), Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri Dalam Pendidikan Sains, http://file.upi.edu/Direktori/SPS/ PRODI.PENDIDIKAN_IPA/195012311979032-NURYANI_

RUSTAMAN/PenPemInkuiri.pdf

Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Sarwono, E., Imam S., dan Harun S. B., (2011) Penggunaan Metode Inkuiri Dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika Tentang Bangun Ruang Pada Siswa kelas V SDN Purwodadi, http://jurnal. fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/view/610

Simpkins,WS dan A.H. Miller, (1972), Changing Education, Hill Book Company, Sydney.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhi, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Soegito, E., Yuliani Nurani, (2003), Kemampuan Dasar Mengajar, Universitas Terbuka, Jakarta.

Sudjana, N., (2010), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Jakarta.

Sudrajat, A., (2011), Pembelajaran Inkuiri, http://wordpress.com/2011/09/12/ pembelajaran-inkuiri/ (akses Maret 2013)

Sulaiman, R., Y. Eko, T. Nusantar, Kusrini dan Ismail, (2008), Matematika Sekolah Menengah Pertama Kelas IX, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Syah, M., (2010), Psikologi Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Jakarta.

Tim Pelatih Proyek PGSM, (1999), Penelitian Tindakan Kelas (Class Action Research), Dirjen Dikti, Jakarta.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Ulich, R., (1950), History of Educational Thought, American Book Company, USA.