TINDAK TUTUR DAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA SMA NEGERI 1 SIMANINDO.

(1)

TINDAK TUTUR DAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA SMA NEGERI 1 SIMANINDO

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: ANITA SINAGA NIM: 8136191001

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2016


(2)

iii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis sampaikan kepada Yesus Kristus atas segala kasih serta karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini. Tesis ini merupakan suatu syarat dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada program Pascasarjana Universitas Negeri Medan dengan judul Tindak Tutur dan Prinsip Kesantunan dalam Proses Pembelajaran di SMA Negeri 1 Simanindo. Dengan rasa banggga dan hormat penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd. dan Dr. Abdurahman Adisaputera, M.Hum. sebagai dosen pembimbing yang penuh dengan kesabaran dan keikhlasan membimbing penulis dalam menyelesaian tesis ini.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini, baik bantuan moril maupun material. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Rektor Universitas Negeri Medan, Direktur Program Pascasarjana Universitas negeri Medan, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas negeri Medan, Sekretaris Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Negeri Medan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada nasumber Bapak Dr. Mutsyuhito Solin, M.Pd. Bapak Prof. Dr.Amrin Saragih, M.A.,Ph.D., dan Ibu Prof. Dr. Sumarsih, M.Hum. yang sudah banyak memberikan masukan dalam penyusunan tesis ini. Akhirnya dengan rasa hormat dan sayang penulis sampaikan terima kasih kepada kedua orang tua penulis yaitu J.Sinaga, S.Pd. dan M.Togatorop, Ama.Pd. serta keluarga saya, kakak Chrisnatalia Sinaga, abang Henri Sinaga, dan adik


(3)

iv

Novitasari Sinaga dan Rudianto Sinaga yang selalu memberikan dukungan dan cintannya yang begitu berarti dalam menyelesaikan tesis ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat – sahabat yang saya kasihi Ria Damayanti Situmorang, Irwan Manullang, dan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Demikian juga dengan rekan – rekan mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Kelas A angkatan I yang sudah memberikan bantuan dan dukungan semoga Tuhan memberikan balasan kebaikan atas semua yang diberikan.

Medan, Mei 2016

Penulis

ANITA SINAGA NIM. 8136191001


(4)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 6

1.2. Fokus Penelitian ... 6

1.3.Rumusan Masalah ... 6

1.4.Tujuan Penelitian ... 7

1.5. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KERANGKA TEORITIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN KERANGKA KONSEPTUAL ... 9

2.1. Dasar Teoritis ... 9

2.1.1 Pengertian Tindak Tutur ... 9

2.1.2 Jenis-jenis Tindak Tutur ... 9

2.1.3 Fungsi Tindak Tutur ... 10

2.1.4 Teori Tindak Tutur ... 11

2.1.5 Pengertian Kesantunan ... 13


(5)

vi

2.1.7 Bentuk-bentuk Kesantunan dalam Pembelajaran ... 16

2.1.8 Fungsi Kesantunan dalam Pembelajaran ... 20

2.1.9 Teori Kesantunan ... 27

2.1.10 Prinsip Kesantunan ... 28

2.1.11 Pengertian Pembelajaran ... 29

2.2 Penelitian yang Relevan ... 30

2.3 Kerangka konseptual ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

3.1 Metode Penelitian ... 39

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 40

3.3 Subjek Penelitian ... 40

3.4 Instrumen Penelitian ... 41

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.6 Analisis Data ... 46

3.7 Alur Penelitian ... 47

BAB IV PAPARAN DATA, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 48

4.1 Paparan Data ... 48

4.1.1 Jenis Tindak Tutur yang Ditemukan dalam Proses Pembelajaran ... 48 A. Data Tindak Tutur yang ditemukan dalam Proses


(6)

vii

B. Data Penggunaan Prinsip Kesantunan dalam Proses Pembelajaran

4.1.2 Penggunaan Tindak Tutur yang Dilakukan pada

Saat Proses Pembelajaran ... 77

4.1.3 Daftar Pertanyaan Wawancara ... 82

4.2 Hasil Penelitian ... 84

4.2.1 Jumlah Tuturan yang Ditemukan dalam Proses Pembelajaran ... 84

4.2.2 Jumlah Penggunaan Tindak Tutur pada saat Proses Pembelajaran ... 86

4.2.3 Hasil Wawancara ... 88

4.3 Pembahasan Penelitian ... 92

4.3.1 Penjelasan Penggunaan Tindak Tutur dalam Proses Pembelajaran ... 109

A. Penjelasan Penggunaan Tindak Tutur dalam Proses Pembelajaran B. Penjelasan Penggunaan Prinsip Tindak Tutur yang Ditemukan dalam Proses Pembelajaran 4.3.2 Pentingnya Wawancara itu Dilakukan ... 111

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 113

5.1 Simpulan ... 113

5.2 Saran ... 114


(7)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I

Lembar Observasi ... 118 Lampiran II

Lembar Observasi ... 119 Lampiran III

Lembar Observasi ... 120 Lampiran IV

Lembar Observasi ... 121 Lampiran V

Lembar Observasi ... 122 Lampiran VI

Lembar Wawancara ... 123 Lampiran VII

Lembar Hasil Wawancara ... 124 Lampiran VIII


(8)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1

Data Tindak Tutur Lokusi pada Pelajaran Bahasa Indonesia ... 49 Tabel 4.2

Data Tindak Tutur Ilokusi pada Pelajaran Bahasa Indonesia ... 50 Tabel 4.3

Data Tindak Tutur Perlokusi pada Pelajaran Bahasa Indonesia ... 51 Tabel 4.4

Data Tindak Tutur Lokusi pada Pelajaran Matematika ... 52 Tabel 4.5

Data Tindak Tutur Ilokusi pada Pelajaran Matematika ... 53 Tabel 4.6

Data Tindak Tutur Perlokusi pada Pelajaran Matematika ... 54 Tabel 4.7

Data Tindak Lokusi pada Pelajaran Muatan Lokal ... 56 Tabel 4.8

Data Tindak Tutur Ilokusi pada Pelajaran Muatan Lokal ... 57 Tabel 4.9

Data Tindak Tutur Perlokusi pada Pelajaran Muatan Lokal ... 58 Tabel 4.10


(9)

x Tabel 4.11

Data Tindak Tutur Ilokusi pada Pelajaran Biologi ... 60 Tabel 4.12


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Dalam berkomunikasi, sebagai salah satu kegiatan utama manusia alam bermasyarakat, ada tiga hal yang harus diperhatikan agar kita disebut sebagai manusia yang beradab. Ketiga hal itu adalah (1) kesantunan berbahasa, (2) kesopanan berbahasa , dan (3) etika dalam berbahasa. Ketiganya bukan merupakan hal yang berdiri sendiri- sendiri, melainkan merupakan hal yang berdiri sendiri – sendiri, melainkan merupakan satu kesantuan tak terpisahkan yang harus ada dalam komunikasi atau berinteraksi ( Chae 2010 : 6).

Salah satu cara agar dapat menjaga kesantunan yaitu dengan cara bertutur kata dengan sopan, usahakan agar orang lain tidak tersinggung. Dalam menjaga tutur kata tersebut hendaknya kita saling menghargai karena dengan saling menghargai maka tindak tutur yang kita ucapkan tersebut akan menjadi lebih sopan dan baik. Hal tersebut selaras dengan apa yang dikemukakan oleh ( Alwasilah, 1987 : 83) bahwa salah satu fungsi ujaran sebagai alat komunikasi yakni memelihara hubungan sosial dan berlaku pada suasana tertentu. Berdasarkan hal tersebutlah peneliti sangat tertarik untuk meneliti secara ilmiah mengenai tindak tutur dan prinsip kesantunan dalam pembelajaran Siswa SMA Negeri 1 Simanindo.

Siswa SMA Negeri 1 Simanindo memiliki bahasa yang kurang sopan ketika berbahasa dengan orang lain. Hal ini dapat dilihat ketika peneliti melakukan kunjungan pertama sekali ke SMA Negeri 1 Simanindo tersebut


(11)

2

banyak siswa yang menggunakan bahasa yang kurang sopan kepada peneliti maupun kepada orang

lain. Adapun contoh bahasa yang kurang sopan yang diucapkan oleh siswa SMA Negeri 1 Simanindo tersebut adalah kau mau mencari apa kemari, untuk apa kau kesitu, kami gak tau apa yang kau cari, tanya ajalah sendiri kami gak tau, dan masih banyak lagi. Dari bahasa yang mereka ucapkan peneliti menjadi heran dan bingung mengapa bahasa seorang anak sekolah bisa memiliki bahasa yang sangat kasar kepada

orang lain. Alasan itulah yang menyebabkan peneliti menjadi tertarik untuk meneliti bahasa yang digunakan oleh siswa SMA Negeri 1 Simanindo tersebut dan mengangkatnya menjadi sebuah permasalahan. Berbicara tentang bahasa, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia. Tanpa bahasa seseorang tidak dapat berkomunikasi, untuk itulah bahasa itu sangat penting. Bahasa dibagi menjadi dua bagian dua yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan.

Pengunanan bahasa dalam pembelajaran di kelas merupakan realitas komunikasi yang berlangsung dalam interaksi kelas. Guru sebagai guru yang memiliki peranan yang penting dalam proses pembelajaran ( selanjutnya disingkat dengan PP) selalu mengunakan tuturan sebagai media untuk menyampaikan ide kepada siswa. Oleh karena itu, bahasa memiliki peranan senral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakn kunci penutu menuju keberhasilan daam mempelajari semua bidang studi.


(12)

3

Adanya interaksi guru dan siswa dalam PB tidak terlepas dari peranan guru dalam usahanya mendidik dan membimbing para siswa agar mereka dapat mengikuti PP dengan baik dan sunguh – sungguh. Guru ebagai pengajar yang baik harus dapat memuculkan gairah belajar siswa agar melakukan aktivitas belajar.

Pendidikan tidak cukup hanya membuat anak pandai, tetapi juga harus mampu menciptakan nilai – nilai kesantunan,budi perketi, dan mendorong kepada karakter yang baik. Pentingnya pendidikan karakter untuk alndaan pemikiran, sikap, dan perilaku peserta didik yang berangkat dari pendidikan nilai, moral, budi perkerti, dan watak yang diberikan oleh guru yang kedudukanya sebagai pendidik.

Guru yang berkarakter, bukan hanya mampu mengajar tetapi juga mampu menddik, menanamkan nilai – nilai yang perlu untuk mengarungi hidupnya salah satu kesantuan dalam bertutur.Kesantunan berbahasa adalah usaha untuk membuat adanya keyakinan – keyakinan dan pendapat yang tidak sopan menjadi sekecil mungkin dengan memenuhi prinsip kesantunan bahasa yang terdiri atas maksim – maksim. ( Leech 1983 : 81 ) menejelaskan bahwa ada dua prinsip kesantunan yang harus dipatuhi oleh penutur yang ingin agar tuturannya terdengar santun, yaitu (1) prinsip kesantunan negatif, ‘’ kurangilah atau gunakan sedit mungkin tuturan yang mengunakan pendapat yang tidak santun, (2) prinsip kesantunan versi positif, perbanyak atau gunakan sebanyak- banyak tuturan yang menggunakan pendapat yang santun.Kesantunan berbahasa merupakan kunci keberhasilan seseorang dalam berkomunikasi. Seorang gru dalam menyampaikan materi pembelajaran dalam proses belajar mengajar harus selalu menggunakan bahasa yang santun


(13)

4

sehingga tidak memimbulkan kesalahpahaman pada paar siswa. Ketaladanan guru dalam berbahasa santunan akan menuntut perlikau siswa pada budi perketi luhur dana kan mencerminkan watak dan kepribadian pemakainnya. Semakin satun pemakaian bahasa seseorang, maka bisa disimpulkan bahwa semakin halus pula watak dan kepribadian seseorang tersebut.

Apabila seseorang siswa sering mendengar kata – kata yang baik, benar, dan sopan, mak ia pun belajar berbicara yang baik, benar, dan sopan. Tetapi hal itu akan berbalik apabila ia tumbuh dan berkembang di lingkungan dimana orang – orang yang berada di sekitarnya suka berbicara tidak sopan, berkata yang kotor dan suak mengumpat maka ia pun belajar menirukan dan menggunakannya.

Contoh dialog di bawah ini terjadi antara guru dan siswa yang terlambat masuk kelas. Siswa tersebut meminta izin kepada gurunya agar diperboehkan untuk mengikuti pelajaran

(1) Siswa : Maaf pak, saya terlambat masuk kelas. Apakah saya boleh mengikuti pelajaran sekarang, pak?

(2) Guru : Ngopo kok telat, ‘’Dul’’? (3) Siswa : Saya bangun kesiangan, Pak (4) Guru : Turu jam piro mau bengi? (5) siswa : Jam 22.30 pak

(6) Guru : Nglembur gawen opo tho, Dul’’.. besok jangan terlambat lagi , saya


(14)

5

Contoh di atas masih lumayan baik karena siswa masih diperbolehkan mengikuti pelajaran. Dialog di bawah ini lebih kejam lagi

(1) Siswa : maaf, pak saya terlambat. Boleh saya masuk?

(2) Guru : semua juga tahu kalau kamu telambat. Ini sudah sangat siang. Bangun jam berpa tadi pagi ?

(3) Siswa : maaf pak, saya terlambat karena ‘’kepancul’’ bis pertama, padahal bis kedua tidak jala. Jadi saya harus menunggu bis ketiga, saat ini saya berangakt dari rumah kakek.

(4) Guru : Dasar otak udang. Ditanya bangun jam berapa kok malah cerita tentang bis. Kalau memang malas, tidak usah sekolah. Sana pulang saja. Sebal saya melihat mukamu. Sana keluar, tidak usah ikut pelajaran saya. Pada tuturan di atas terlihat sekali emosi guru tidak terkendali sehigga guru mengeluarkan kata – kata yang sangat menyakitkan dan tidak mendidik. Tanpa mau menerima alasan apapun guru tidak memperbolehkan siswa menikuti pelajaran. Hal ini membuat siswa meras diperlakukan. Siswa juga dirugikan karena tidak diperbolehkan mengikuti pelajaran.

( Kunjana 2002) menyatakan bahwa konteks situasi tutur dibagi atas menjadi 5 aspek yaitu : (1) Penutur dan lawan tutur, (2) Konteks tuturan, (3) Tujuan tuturan, (4) Tuturan sebagai produk tindak verbal. secara singkat masing - masing aspek situasi tutur itu dapat diuraikan sebagai berikut : (1) Penutur dan lawan tutur di dalam beberapa literatur, (2) Konteks tuturan telah diartikan sebagai bermacam – macam oleh para linguistik, (3) Tujuan tutur berkaitan erat dengan bentuk tuturan


(15)

6

seseorang, (4) Tuturan sebagai tindakan atau aktivitas merupakan bidang yang ditangani pragmatik, (5) Tuturan dapat dipandang sebagai sebagai sebuah produk tindak verbal. Pengunanan bahasa dalam pembelajaran di kelas merupakan relaitas pembelajaran di kelas. Guru sebagai orang yang memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran ( selanjutnya, disingkat dengan PP) selalu menggunakan tuturan sebagai media untuk menyampaikan ide kepada siswa. Oleh karena itu bahasa memiliki peranan dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan menerapkan kunci penentu menuju keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Sesuai dengan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk menganalisis tindak tutur bahasa yang digunakan oleh siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kecamatan Simanindo dilihat dari maksim kesopanan.

1.2 Fokus Penelitian

Untuk mempermudah dalam mengadakan penelitian, maka permasalahan dalam penelitian ini perlu difokuskan secara terperinci hal ini dilakukan agar masalah dalam penelitian ini lebih terarah. Berdasarkan hal di atas, maka fokus penelitian ini adalah Tindak Tutur dan Prinsip Kesantunan dalam Pembelajaran Kelas XC SMA Negeri 1 Simanindo.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tindak tutur apa yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran?


(16)

7

2. Bagaimana penggunaan tindak tutur yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran?

3. Mengapa tindak tutur tersebut dilakukan oleh dalam kegiatan pembelajaran?

1.4 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas maka peneliti membuat tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan tindak tutur yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran

2. Mendeskripsikan penggunaan tindak tutur yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran

3. Mendeskripsikan tindak tutur yang dilakukan siswa dalam kegiatan pembelajaran

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ada 2 yaitu sebagai berkut : (1) Manfaat teoretis dan manfaat praktis.

Manfaat teoretisnya adalah sebagai berikut : Manfaat kebutuhan teoretis penelitian pengembangan ini sebagai berikut : (1) Hasil penelitian pengembangan ini dapat digunakan untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama dalam bidang Pragmatik khusunya dalam kajian tindak tutur berbahasa (2) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk melaksanakan penelitian pengembangan yang lainnya.


(17)

8

2. Manfaat Praktis

Manfaat kebutuhan praktis penelitian ini dibedakan menjadi tiga, yaitu: bagi peserta didik, bagi Guru, dan bagi sekolah. Secara terinci diuraikan sebagai berikut : (1) Bagi peserta didik, hasil penelitian ini dapat membantu peserta didik meningkatkan nilai kesponan dalam tindak tutur di lingkungan sekolah pada saat proses belajar pembelajaran (2) Bagi Guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran kompetensi mendidik siswa untuk dapat berilmu dan berahlak mulia (3) Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam kajian pragmatik.


(18)

113

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tindak tutur dan prinsip kesantunan dalam proses pembelajaran siswa kelas XC SMA Negeri 1 Simanindo maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dalam interaksi proses belajar mengajar di dalam kelas khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Muatan lokal, dan Biologi di kelas XC SMA Negeri 1 Simanindo ditemukan 3 jenis tindak tutur yaitu tindak tutur lokusi, perlokusi, dan ilokusi, sedangkan prinsip kesantunan yang digunakan dalam proses pembelajaran terdapat 6 maksim yaitu: maksim kearifan, maksim pujian, maksim kerendah hatian, maksim kesepakatan, dan maksim simpati.

2. Penggunaan tindak tutur yang ditemukan dalam proses pembelajaran berlangsung terdapat dua penggunaan tindak tutur yaitu penggunaan tindak tutur bersifat positif dan penggunaan tindak tutur yang bersifat negatif. Penggunaan tindak tutur yang sopan ditemukan dalam proses pembelajaran terdapat pada pelajaran Bahasa Indonesia saja, sedangkan Penggunaan tindak tutur yang kurang sopan ditemukan dalam proses pembelajaran terdapat pada pelajaran Matematika, Muatan lokal, dan Biologi.

3. Siswa Kelas XC SMA Negeri 1 Simanindo belum paham mengenai tindak tutur yang sopan dan tindak tutur yang kurang sopan. Hal ini dapat dilihat dari setiap jawaban yang diberikan oleh siswa dalam wawancara yang diberikan oleh sipeneliti


(19)

114

5.2 Saran

1. Bagi siswa, penelitian ini berguna untuk dapat meningkatkan tutur kata yang baik, dan meningkatkan nilai – nilai kesopanan yang dilakukan siswa setiap hari, baik di rumah, di lingkungan masyarakat, maupun di sekolah.

2. Bagi guru, penelitian ini berguna dalam meningkatkan kualitas komunikasi yang dilakukan oleh guru dengan siswa dalam proses pembelajaran. Penelitian ini juga banyak memberikan dampak yang positif kepada guru, salah satu dampak positifnya yaitu dengan adanya penelitian ini guru dapat menerapkan cara – cara bertutur kata yang baik, dan juga dapat menerapkan prinsip – prinsip kesantunan di dalam proses pembelajaran, sehingga dengan diterapakannya tutur kata yang sopan dan prinsip – prinsip kesantunan tersebut maka proses interaksi belajar mengajar di kelas akan semakin baik.

3. Bagi peneliti lain, penelitian ini berguna sebagai bahan masukkan terutama dalam hal tindak tutur dan prinsip kesantunan, dan sebagai bahan referensi peneliti laindalam mengkaji tindak tutur dan prinsip kesantunan.


(1)

Contoh di atas masih lumayan baik karena siswa masih diperbolehkan mengikuti pelajaran. Dialog di bawah ini lebih kejam lagi

(1) Siswa : maaf, pak saya terlambat. Boleh saya masuk?

(2) Guru : semua juga tahu kalau kamu telambat. Ini sudah sangat siang. Bangun jam berpa tadi pagi ?

(3) Siswa : maaf pak, saya terlambat karena ‘’kepancul’’ bis pertama, padahal

bis kedua tidak jala. Jadi saya harus menunggu bis ketiga, saat ini saya berangakt dari rumah kakek.

(4) Guru : Dasar otak udang. Ditanya bangun jam berapa kok malah cerita tentang bis. Kalau memang malas, tidak usah sekolah. Sana pulang saja. Sebal saya melihat mukamu. Sana keluar, tidak usah ikut pelajaran saya. Pada tuturan di atas terlihat sekali emosi guru tidak terkendali sehigga guru mengeluarkan kata – kata yang sangat menyakitkan dan tidak mendidik. Tanpa mau menerima alasan apapun guru tidak memperbolehkan siswa menikuti pelajaran. Hal ini membuat siswa meras diperlakukan. Siswa juga dirugikan karena tidak diperbolehkan mengikuti pelajaran.

( Kunjana 2002) menyatakan bahwa konteks situasi tutur dibagi atas menjadi 5 aspek yaitu : (1) Penutur dan lawan tutur, (2) Konteks tuturan, (3) Tujuan tuturan, (4) Tuturan sebagai produk tindak verbal. secara singkat masing - masing aspek situasi tutur itu dapat diuraikan sebagai berikut : (1) Penutur dan lawan tutur di dalam beberapa literatur, (2) Konteks tuturan telah diartikan sebagai bermacam – macam oleh para linguistik, (3) Tujuan tutur berkaitan erat dengan bentuk tuturan


(2)

seseorang, (4) Tuturan sebagai tindakan atau aktivitas merupakan bidang yang ditangani pragmatik, (5) Tuturan dapat dipandang sebagai sebagai sebuah produk tindak verbal. Pengunanan bahasa dalam pembelajaran di kelas merupakan relaitas pembelajaran di kelas. Guru sebagai orang yang memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran ( selanjutnya, disingkat dengan PP) selalu menggunakan tuturan sebagai media untuk menyampaikan ide kepada siswa. Oleh karena itu bahasa memiliki peranan dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan menerapkan kunci penentu menuju keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Sesuai dengan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk menganalisis tindak tutur bahasa yang digunakan oleh siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kecamatan Simanindo dilihat dari maksim kesopanan.

1.2 Fokus Penelitian

Untuk mempermudah dalam mengadakan penelitian, maka permasalahan dalam penelitian ini perlu difokuskan secara terperinci hal ini dilakukan agar masalah dalam penelitian ini lebih terarah. Berdasarkan hal di atas, maka fokus penelitian ini adalah Tindak Tutur dan Prinsip Kesantunan dalam Pembelajaran Kelas XC SMA Negeri 1 Simanindo.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tindak tutur apa yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran?


(3)

2. Bagaimana penggunaan tindak tutur yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran?

3. Mengapa tindak tutur tersebut dilakukan oleh dalam kegiatan pembelajaran?

1.4 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas maka peneliti membuat tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan tindak tutur yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran

2. Mendeskripsikan penggunaan tindak tutur yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran

3. Mendeskripsikan tindak tutur yang dilakukan siswa dalam kegiatan pembelajaran

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ada 2 yaitu sebagai berkut : (1) Manfaat teoretis dan manfaat praktis.

Manfaat teoretisnya adalah sebagai berikut : Manfaat kebutuhan teoretis penelitian pengembangan ini sebagai berikut : (1) Hasil penelitian pengembangan ini dapat digunakan untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama dalam bidang Pragmatik khusunya dalam kajian tindak tutur berbahasa (2) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk melaksanakan penelitian pengembangan yang lainnya.


(4)

2. Manfaat Praktis

Manfaat kebutuhan praktis penelitian ini dibedakan menjadi tiga, yaitu: bagi peserta didik, bagi Guru, dan bagi sekolah. Secara terinci diuraikan sebagai berikut : (1) Bagi peserta didik, hasil penelitian ini dapat membantu peserta didik meningkatkan nilai kesponan dalam tindak tutur di lingkungan sekolah pada saat proses belajar pembelajaran (2) Bagi Guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran kompetensi mendidik siswa untuk dapat berilmu dan berahlak mulia (3) Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam kajian pragmatik.


(5)

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tindak tutur dan prinsip kesantunan dalam proses pembelajaran siswa kelas XC SMA Negeri 1 Simanindo maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dalam interaksi proses belajar mengajar di dalam kelas khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Muatan lokal, dan Biologi di kelas XC SMA Negeri 1 Simanindo ditemukan 3 jenis tindak tutur yaitu tindak tutur lokusi, perlokusi, dan ilokusi, sedangkan prinsip kesantunan yang digunakan dalam proses pembelajaran terdapat 6 maksim yaitu: maksim kearifan, maksim pujian, maksim kerendah hatian, maksim kesepakatan, dan maksim simpati.

2. Penggunaan tindak tutur yang ditemukan dalam proses pembelajaran berlangsung terdapat dua penggunaan tindak tutur yaitu penggunaan tindak tutur bersifat positif dan penggunaan tindak tutur yang bersifat negatif. Penggunaan tindak tutur yang sopan ditemukan dalam proses pembelajaran terdapat pada pelajaran Bahasa Indonesia saja, sedangkan Penggunaan tindak tutur yang kurang sopan ditemukan dalam proses pembelajaran terdapat pada pelajaran Matematika, Muatan lokal, dan Biologi.

3. Siswa Kelas XC SMA Negeri 1 Simanindo belum paham mengenai tindak tutur yang sopan dan tindak tutur yang kurang sopan. Hal ini dapat dilihat dari setiap jawaban yang diberikan oleh siswa dalam wawancara yang diberikan oleh sipeneliti


(6)

5.2 Saran

1. Bagi siswa, penelitian ini berguna untuk dapat meningkatkan tutur kata yang baik, dan meningkatkan nilai – nilai kesopanan yang dilakukan siswa setiap hari, baik di rumah, di lingkungan masyarakat, maupun di sekolah.

2. Bagi guru, penelitian ini berguna dalam meningkatkan kualitas komunikasi yang dilakukan oleh guru dengan siswa dalam proses pembelajaran. Penelitian ini juga banyak memberikan dampak yang positif kepada guru, salah satu dampak positifnya yaitu dengan adanya penelitian ini guru dapat menerapkan cara – cara bertutur kata yang baik, dan juga dapat menerapkan prinsip – prinsip kesantunan di dalam proses pembelajaran, sehingga dengan diterapakannya tutur kata yang sopan dan prinsip – prinsip kesantunan tersebut maka proses interaksi belajar mengajar di kelas akan semakin baik.

3. Bagi peneliti lain, penelitian ini berguna sebagai bahan masukkan terutama dalam hal tindak tutur dan prinsip kesantunan, dan sebagai bahan referensi peneliti laindalam mengkaji tindak tutur dan prinsip kesantunan.