Depo Farmasi Pemantauan Kadar Obat dalam Darah PKOD

g. Evaluasi Penggunaan Obat EPO

Evaluasi Penggunaan Obat merupakan program evaluasi penggunaan obat yang terstruktur dan berkesinambungan secara kualitatif. EPO merupakan salah satu peran pokja farmasi klinis yang bertujuan untuk mengetahui gambaran keadaan pola penggunaan obat, membandingkan pola penggunaan obat pada periode waktu tertentu, memberikan masukan untuk perbaikan penggunaan obat dan menilai pengaruh intervensi atas pola penggunaan obat.

h. Dispensing Sediaan Khusus

Dispensing sediaan khusus yang sudah dilakukan oleh pokja farmasi klinik adalah penanganan sediaan sitotoksik sedangkan untuk pencampuran obat suntik dan penyiapan nutrisi parenteral belum dilakukan karena terbatasnya jumlah tenaga yang terlatih dan kurang memadainya sarana dan prasarana di rumah sakit. Selain itu, ruangan penanganan sediaan sitotoksik belum memenuhi persyaratan seperti plafon yang masih berpori dan dinding yang masih memiliki sudut.

i. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah PKOD

Pemantauan kadar obat dalam darah PKOD telah dilaksanakan oleh pokja farmasi klinik, namun belum dilaksanakan secara kontinu karena harga reagen yang digunakan untuk menentukan kadar obat dalam darah sangat mahal dengan expired reagen yang singkat. Selain itu, obat-obat yang perlu dipantau kadarnya dalam darah hanya sedikit yang digunakan di rumah sakit.

4.2.4 Depo Farmasi

Depo farmasi merupakan perpanjangan tangan dari instalasi farmasi yang bertugas mengkoordinasikan, membina, melaksanakan perencanaan, penerimaan, Universitas Sumatera Utara penyimpanan, pendistribusian perbekalan farmasi ke pasien yang ada di instalasi rawat inap terpadu. Depo farmasi rindu A melayani kebutuhan obat dan alat kesehatan habis pakai AKHP untuk pasien jamkesmas dan askes yang ada di ruangan rawat inap terpadu A dengan beragam penyakit seperti penyakit dalam, psikiatri, paru, bedah syaraf, neurologi, stroke corner, gigi mulut, THT, mata, dan ruang kemoterapi untuk pasien kemoterapi, serta VIP yang melayani semua pola penyakit. Depo farmasi rindu A telah melayani pasien dengan sistem one day dose dispensing untuk obat injeksi dan oral. Pengendalian obat-obat mahal dilakukan dengan cara pengecekan dari status pasien, pencatatan tersendiri keluarnya obat serta pengembalian wadah bekas. Depo farmasi rindu B melayani kebutuhan obat dan alat kesehatan habis pakai AKHP untuk pasien jamkesmas dan askes yang ada di ruangan rawat inap terpadu B dengan beragam penyakit seperti anak, obgyn, orthopedi, bedah plastik, jantung, onkologi dan digestive. Depo farmasi rindu B melayani pasien dengan sistem one day dose dispensing untuk obat injeksi dan three day dose dispensing untuk obat oral. Sistem distribusi obat yang tepat adalah dengan menggunakan sistem unit dose dispensing yaitu pemberian obat oleh petugas depo perwaktu penggunaan obat, sehingga penggunaan obat oleh pasien lebih terpantau dan terjadwal. Banyak muncul masalah-masalah dengan pemberlakuan sistem three day dose dispensing seperti kontrol menjadi lebih sulit, bila pasien tidak cocok dengan obat tersebut penggantian sulit karena peresepan dilakukan pertiga hari, obat dapat berlebih ataupun kurang karena prilaku pasien. Pengendalian obat-obat mahal Universitas Sumatera Utara dilakukan dengan cara pengecekan dari status pasien, pencatatan tersendiri keluarnya obat serta pengembalian wadah bekas tetapi belum dapat dilakukan sepenuhnya oleh depo rindu B. Depo CMU lantai III melayani pendistribusian perbekalan kesehatan untuk pasien jamkesmas dan askes dan kebutuhan pada instalasi bedah pusat IBP dan instalasi perawatan intensif IPI. CMU lantai III melayani kamar operasi, recovery room, pasca bedah, ICU dan ICU jantung. Pelayanan untuk pasien operasi dilakukan dengan sistem paket sehingga pendistribusian menjadi lebih mudah. Depo farmasi IGD melayani kebutuhan obat dan AKHP untuk pasien yang ada di IGD, sesuai dengan pelayanan yang dilakukan untuk keadaan darurat Denah ruangan masing-masing depo harus diperhatikan karena jumlah ruangan yang terbatas berakibat pada bercampurnya urusan administrasi. Kehilangan barang dapat terjadi karena kontrol terhadap obat kurang, sehingga penataan ruangan yang lebih baik sangat diperlukan untuk menjamin kualitas dari perbekalan yang didistribusikan dan menjaga kehilangan barang.

4.2.5 Apotek