PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK HOME ROOM TERHADAP STEREOTIP ETNIS SISWA KELAS X SMA SWASTA DAERAH SEI BEJANGKAR KABUPATEN BATU BARA T.A 2014/2015.

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK HOME
ROOM TERHADAP STEREOTIP ETNIS SISWA KELAS X SMA
SWASTA DAERAH SEI BEJANGKAR KABUPATEN
BATU BARA T.A 2014/2015

SKRIPSI

Oleh
DONA PUSPA JUWITA
1113151009

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

ABSTRAK
DONA PUSPA JUWITA NIM. 1113151009 Pengaruh Layanan Bimbingan
Kelompok Teknik Home room Terhadap Stereotip Etnis Siswa Kelas X SMA
Swasta Daerah Sei Bejangkar Kabupaten Batu Bara T.A 2014/2015


Rumusan masalah yang diajukan dalam Penelitian ini adalah: adakah
pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok teknik Home room terhadap
stereotip etnis siswa kelas X SMA Swasta Daerah Sei Bejangkar Kabupaten Batu
Bara T.A 2014/2015
Subjek dalam penelitian ini adalah 28 siswa yang dipilih secara purposive
sampling dengan kriteria memiliki nilai Pretest yang tinggi dan berasal dari suku
jawa dan suku melayu. Penelitian ini termasuk jenis penelitian Eksperimental –
Semu yaitu, model rancangan eksperimen dengan penelitian yang memberikan
perlakuan kepada sekelompok orang yang dijadikan subjek penelitian. Penelitian ini
menggunakan dua variabel yaitu layanan bimbingan kelompok teknik Home Room
(X) sebagai variabel bebas, Stereotip etnis (Y) sebagai variabel terikat.
Alat pengumpulan data yang digunakan adalah angket Stereotip etnis dengan
menggunakan skala likert. Dengan desain penelitian design pre-test and post-test
group. Teknik analisis data untuk memvalidasi dan reliabilitasi angket dengan
menggunakan rumus Product Moment. Selanjutnya untuk melihat sebaran angket itu
dikatakan normal atau tidak maka digunakan uji normalitas dan untuk mengetahui
homogenitasnya digunakan uji homogenitas. Sedangkan untuk melihat apakah ada
pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik Home Room terhadap stereotip etnis
siswa menggunakan t-tes.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan, dapat

dilihat dari perhitungan uji beda (uji t) yang memiliki hasil uji thitung > ttabel = (24.80 >
1.703). Maka Hipotesis Ada Pengaruh Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok
Teknik Home Room Terhadap Stereotip Etnis Siswa Kelas X SMA Swasta Daerah
Sei Bejangkar Kabupaten Batu Bara T.A 2014/2015 diterima, dengan pengaruh
berupa penurunan.

Kata kunci : bimbingan kelompok, teknik Home Room, Stereotip Etnis

i

DAFTAR ISI
Halaman

ABSTRAK

………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR

…………………………………………………


ii

DAFTAR ISI

………………………………………………….

v

DAFTAR TABEL

………………………………………………….

viii

DAFTAR GAMBAR

…………………………………………………

ix


DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….

x

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………….. 1
1.2 Identifikasi Masalah……………………………………………… 8
1.3 Batasan Masalah……………………………………………….....

8

1.4 Rumusan Masalah……………………………………….………..

9

1.5 Tujuan Penelitian…………………………………..……………..

9


1.6 Manfaat Penelitian………………………………………………..

9

BAB II : KAJIAN TEORI
2.1 Kerangka Teori……….…………………………………………..

11

2.1.1 Bimbingan Kelompok..………………………………………

11

2.1.1.1 Pengertian Bimbingan Kelompok……………………… 11
2.1.1.1 Tujuan Bimbingan Kelompok….………………………

12

2.1.1.2 Teknik-teknik Bimbingan Kelompok……………………


13

2.1.1.3 Model-model Bimbingan Kelompok …………………...

15

2.1.2 Teknik Home Room.…………………………………………

16

v

2.1.2.1 Pengertian Teknik Home room.…………………………

16

2.1.2.2 Tujuan Teknik Home room………………………………

17


2.1.2.3 Kelebihan teknik Home room...………………………….

17

2.1.2.4 Prosedur pelaksanaan Bimbingan kelompok teknik Home
room.………………………………………………….....

18

2.1.3 Stereotip Etnis .………………………………………………

19

2.1.3.1 Pengertian Stereotip etnis.……………………………….. 19
2.1.3.2 Hal-hal yang Menyebabkan Stereotip Etnis .…………… 22
2.1.3.3 Pembagian Stereotip Etnis…………................………….

24

2.1.3.4 Ciri-ciri Stereotip Etnis .………………….……………..


26

2.1.3.5 Stereotip Etnis Jawa dan Etnis Melayu.…………………. 27
2.1.3.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stereotip Etnis……...

28

2.1.4 Pengaruh Bimbingan Kelompok Teknik Home room dengan
Stereotip Etnis.…………….………………………………..

29

2.2 Kerangka Konseptual…………………………………………...

30

2.3 Hipotesis………………………………………………………….

32


BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian.…………………………………………………... 33
3.2 Desain Peneletian.………………………………………………... 33
3.3 Populasi dan Sampel...……………………………………………

34

3.4 Operasionalisasi Variabel Penelitian.…………………………….

34

3.5 Langkah- langkah Penelitian.…………………………………….

35

3.6 Teknik Pengumpulan Data.………………………………………

36


3.7 Validitas dan Realibilitas Data.…………………………………..

40

vi

3.8 Teknik Analisis Data.…………………………………………….. 42
3.9 Lokasi dan Waktu Penelitian.……………………………………

43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………

44

4.1 Keadaan Fisik Lingkungan SMA Swasta Daerah Sei Bejangkar...

44

4.2 Uji Coba Alat Ukur Penelitian……………………………………


45

4.3 Uji Normalitas……………………………………………………. 45
4.4 Uji Homogenitas…………………………………………………

46

4.5 Analisis Data Penelitian…………………………………………..

46

4.6 Hasil Bimbingan Kelompok Teknik Home Room…..……………

48

4.7 Pengujian Hipotesis………………………………………………. 49
4.8 Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………..

49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan……………………………………………………….

51

5.2 Saran……………………………………………………………… 51
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….

53

LAMPIRAN…………………………………………………………………..

54

vii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Pemberian Skor Angket…………………………………………… 37
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Stereotip………………………………………...

38

Tabel 3.3 Item Angket Yang Valid dan Tidak Valid………………………...

39

Tabel 4.1 Hasil Pretest……………………………………………………….. 47
Tabel 4.2 Hasil Post test……………………………………………………...

47

Tabel 4.3 Hasil Perbandingan Pre-test dan Post-test…………………………

48

Tabel 1 Perhitungan Angket………………………………………………….

58

Tabel 2 Perhitungan Varians Butir Angket…………………………………..

64

Tabel 3 Uji Normalitas Pre-Test……………………………………………..

78

Tabel 4 Uji Normalitas Post-test…………………………………………………... 79
Tabel 5Tabulasi Data Penelitian……………………………………………... 82
Tabel 6 Pre-test dan Post-test………………………………………….................. 83

Tabel 7 Tabel r……………………………………………………….... 143
Tabel 8 Tabel t……………………………………………………………….. 144
Tabel 9 Tabel L…………………………………………………………......... 145

viii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alur Berpikir……………………………………….....................

31

Gambar 1. Peneliti membagikan angket Pre-test kepada siswa………………

88

Gambar 2. Siswa mengerjakan Pre-test………………………………………. 88
Gambar 3. Kegiatan Bimbingan Kelompok Teknik Home Rooom…………..

89

Gambar 4. Siswa mempersentasikan budayanya lewat lagu…………………. 89
Gambar 5. Siswa mengerjakan Post-test……………………………………...

90

Gambar 6 Peneliti dan Subjek penelitian……………………………………..

90

ix

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah kebutuhan yang paling mendasar dalam menciptakan
sumber daya manusia yang baik. Makna pendidikan menurut Muhibbin (2010:11)
“Pendidikan merupakan sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga
orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang
sesuai dengan kebutuhan”. Oleh karenanya pendidikan merupakan penentu dari
kualitas sumber daya manusia yang ada di dalam suatu negara. Karena melalui
pendidikanlah seseorang memperoleh pemahaman dan cara bertingkah laku yang
akan berujung kepada pemenuhan kebutuhannya. Hal yang lazim pada bangsa ini
adalah yang menjadi objek pendidikan adalah siswa. Status siswa yang
merupakan objek pendidikan yang juga sebagai generasi penerus bangsa yang
apabila diberi pendidikan yang baik maka akan membawa dampak yang baik bagi
penghidupan bangsa kedepannya. Begitu juga sebaliknya, kualitas siswa yang
buruk juga akan mempengaruhi kehidupan bangsa menjadi buruk kedepannya.
Kualitas siswa yang dimaksud adalah kualitas yang mencakup pada bidang
akademik dan sosial. Secara akademik siswa dituntut untuk menguasai seluruh
konten pelajaran sesuai dengan jurusan yang ia tempati. Tidak hanya selesai
sampai disitu kemampuan sosial juga harus dimiliki oleh seluruh siswa.
Kemampuan sosial yang dimaksud ialah mampu menyesuaikan diri, bergaul
dengan baik kepada teman sebaya maupun kepada seluruh warga sekolah tanpa
melihat perbedaan dan mendahulukan persatuan. Hal ini merupakan pengamalan

1

2

dari ruh pancasila yaitu bhineka tunggal ika. Persatuan di sekolah, dikelas dan
dikelompok menjadi penting bagi terciptanya lingkungan sosial yang baik. karena
lingkungan sosial yang baik juga akan mempengaruhi kenyaman siswa tersebut
dalam proses pembelajaran.
Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat yang di dalamnya
terdapat interaksi individu dengan individu yang lain. Lingkungan berpengaruh
pada individu tetapi juga sebaliknya individu juga mempunyai pengaruh pada
lingkungan (Walgito, 2003:27). Di dalam lingkungan sosial siswa dapat mengenal
tentang kelompok-kelompok sosial. “Melalui kelompok itulah siswa dapat
memuaskan keseluruhan kebutuhan yang fundamental dan memperoleh
kesempurnaan yang besar. Tetapi juga sebaliknya melalui kelompok sosial itu
pula dia mengalami kekecewaan dan berpikir sesuai yang dianut oleh kelompok
sosial tersebut” (Ahmadi, 2009:86). Disatu sisi hal ini merupakan hal yang baik
untuk perkembangan sosial siswa, akan tetapi kelompok sosial juga memberikan
dampak negatif bagi siswa. Tidak jarang dalam kelompok sosial tersebut anak
belajar tentang stereotip, baik itu kepada kelompoknya sendiri maupun kepada
kelompok lain. Kelompok sosial memegang peranan penting pembentukan
stereotip yang tertuju pada kelompok sosial di sekolah, baik itu kelompok sosial
yang berdasarkan etnis, kesamaan cita-cita, usia tempat tinggal atau lainnya.
Idealnya yang diharapkan dalam sebuah sekolah yang menjadi wahana
pendidikan para siswa adalah stereotip yang baik kepada setiap kelompok sosial.
Akan tetapi jika dilihat pada kenyataannya stereotip yang banyak terjadi adalah
stereotip negatif yang meresahkan. Disisi lain kondisi siswa yang heterogen dan
dengan komposisi etnis yang masing-masing dominan mengakibatkan stereotip

3

etnis mudah menyebarkan pikiran buruk dan merusak persatuan antar etnis
dikalangan siswa.
Menurut F. E Aboud dan D. M Taylor stereotip etnis adalah kepercayaan
yang bertahan dan prekonsepsi tentang orang-orang dari etnis tertentu (dalam
Suharyanto, 2012 : 117). Kepercayaan inilah yang melekat pada kelompok etnis
tersebut sehingga sering kali siswa mengabaikan karakter individu yang
sebanarnya karena telah memiliki kepercayaan yang mendalam terhadap etnis
yang melekat pada individu tersebut.
Ketika seseorang telah tertanam dalam pikirannya tentang stereotip etnis
maka sulit baginya untuk memandang individu secara objektif. Hal ini disebabkan
karena telah ada keyakinan ataupun kepercayaaan yang telah melekat di
pikirannya bahkan jauh sebelum ia mengenal individu tersebut secara holistik. Ini
semua akan berdampak buruk bagi kehidupan sosial siswa, karena terwujudnya
bhineka tunggal ika yang pada akhirnya nanti juga akan mempengaruhi
kenyamanan poses belajar siswa serta akan mempengaruhi prestasi siswa itu
sendiri.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan yang selama Program
Pengalaman Lapangan Terpadu di sekolah SMA Swasta Daerah Sei Bejangkar
Kabupaten Batu Bara pada 25 Agustus- 17 November permasalahan yang sering
timbul adalah adanya pengkotak-kotakkan kelompok berdasarkan etnis. Hal ini
merupakan pemasalahan klasik yang setiap tahunnya selalu ditemui. Pengkotakkotakan kelompok soial yang dimaksud berupa terjadinya kelompok-kelompok
yang sulit bersatu padahal berada di dalam satu kelas, enggan berbaur dengan
kelompok lain dan hanya nyaman dengan kelompok yang satu etnis dengannya.

4

Hal ini lebih disebabkan permasalahan stereotip etnis sehingga sulit berbaur
antara etnis yang satu dengan etnis yang lain. Setiap etnis membanggakan
etnisnya dan memiliki pandangan negatif tentang etnis lain. Hal inilah yang
membuat dalam satu kelas yang heterogen terdapat pecahan kelompok sosial yang
menghasilkan ketidak kompakan kelas tersebut. Fakta ini didukung dengan data
bahwa anggota dari setiap kelompok sosial selalu berasal dari etnis yang sama.
Dari hasil sosiometri yang dilakukan di seluruh kelas di SMA Daerah Swasta Sei
Bejangkar juga terlihat bahwa yang menjadi teman dekat siswa merupakan teman
yang satu etnis dengan siswa tersebut. Jika hal ini tetap diteruskan maka selain
mengganggu aspek sosial siswa juga dapat mempengaruhi aspek akademik.
Dalam aspek akademik proses belajar yang diganggu oleh stereotip etnis adalah
yang membutuhkan dinamika kelompok seperti diskusi kelompok dan belajar
kelompok ataupun presentasi kelompok. Dinamika kelompok ini tidak akan
mampu tercipta jika stereotip etnis berada diantara siswa, karena stereotip etnis
akan membentuk gap tersendiri pada siswa sehingga siswa sulit untuk berbaur.
Hal ini akan berujung pada ketidaknyamanan proses pembelajaran serta hasil
belajar siswa yang kurang optimal nantinya.
Berdasarkan hasil wawancara selama PPLT kepada guru BK SMA Swasta
Daerah Sei Bejangkar ditemukan masalah-masalah yang ada di sekolah tersebut
berupa tidak disiplin, tidak mau mengerjaka PR, adanya pengkotak-kotakan
kelompok, sulit aktif dalam diskusi kelompok, Sulit membaur antar kelompok,
sulit konsentrasi dalam belajar, kurang menerapkan kerukunan, Takut salah dalam
mengemukakan pendapat, kurang aktif dalam belajar, kurang memiliki kecakapan
dalam berkomunikasi, masalah stereotip etnis. Dari beberapa masalah yang ada di

5

sekolah tersebut peneliti merasa penting untuk meneliti masalah stereotip etnis.
Masalah stereotip etnis ini merupakan masalah yang belum pernah terselesaikan
di sekolah tersebut sehingga kerukunan antar etnis merupakan hal yang sulit untuk
diwujudkan. Masalah stereotip etnis merupakan masalah yang harus mampu
diminimalisir dari sekolah tersebut. Karena memang letak geografis sekolah
menghasilkan siswa yang berasal dari etnis yang berbeda. Kondisi siswa yang
heterogen seperti ini sesungguhnya sangat baik untuk memperdalam kemampuan
siswa bersosialisasi akan tetapi akibat adanya stereotip etnis yang telah tertanam
dalam benak masing-masing siswa maka kondisi siswa yang heterogen malah
menjadi masalah bagi siswa. Bagi masyarakat kabupaten Batu Bara khususnya di
sekolah SMA Swasta Daerah Sei Bejangkar etnis yang dominan ada dua yaitu
Jawa dan Melayu. Sedangkan pada masyarakat setempat memang kedua etnis
tersebut merupakan etnis yang sangat bertolak belakang dan sulit disatukan
menjadi satu visi karena masing-masing dari etnis tersebut memiliki stereotip
yang buruk terhadap masing-masing etnis lainnya. Dari 216 keseluruhan jumlah
siswa SMA Swasta Daerah Sei Bejangkar 98 siswa merupakan etnis Jawa, 101
siswa etnis Melayu dan 17 siswa dengan etnis lainnya. Oleh karenanya jika tidak
dilakukan penelitian untuk menghasilkan sebuah solusi bagi permasalahan ini
maka kondisi sosial di SMA Swasta Daerah Sei Bejangkar sulit untuk bersatu,
sehingga pengamalan Bhineka tunggal ika kurang tercerminkan di sekolah
tersebut.
Pemahaman yang mendalam terhadap sebuah permasalahan merupakan
bekal utama untuk mampu mengatasi permasalahan tersebut. Oleh karenanya
pemahaman tentang stereotip etnis merupakan kunci untuk kekompakan

6

kelompok, kelas dan sekolah SMA Swasta Daerah Sei Bejangkar. Disisi lain
kebersamaan dengan nuansa kehangatan dan keakraban mampu untuk membentuk
sebuah komunikasi batin yang dapat menyatukan banyak hati. Hal ini dapat
diperoleh dengan banyak cara. Salah satunya dengan memberikan layanan
bimbingan dan konseling dengan format kelompok yaitu bimbingan kelompok.
“Bimbingan kelompok adalah suatu cara memberikan bantuan kepada individu
melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok, aktivitas, dan
dinamika kelompok harus diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang
berguna bagi pengembangan atau pemecahan masalah individu” (Tohirin,
2013:164). Akan tetapi di sekolah SMA Swasta Daerah Sei Bejangkar belum
efektif dalam melakukan bimbingan kelompok karena keterbatasan guru BK serta
banyaknya siswa yang harus ditangani sehingga pelaksanaan seluruh layanan
bimbingan konseling kurang efektif.
Peran bimbingan kelompok dapat dimaksimalkan dalam mengatasi
problematika yang terjadi di sekolah. Banyak teknik serta kemasan yang menarik
akan menjadikan bimbingan kelompok sebagai metode yang tidak membosankan
bagi penyelesaian masalah siswa. Bagi guru BK bimbingan kelompok tersebut
juga dapat menjadi senjata yang ampuh, hanya saja tinggal menyesuaikan antara
teknik yang digunakan dengan masalah yang dihadapi. Bimbingan kelompok
memiliki banyak teknik, salah satu teknik yang dinilai efektif dalam mengatasi
masalah stereotip etnis adalah teknik Home room karena melalui teknik Home
room ini akan mampu membangun suasana kekeluargaan dan kebersamaan seperti
di rumah

sendiri. Hal ini akan menstimulus siswa untuk membuka diri dan

7

pemikirannya sehingga siswa mampu memahami dan memandang kelompok
sosial etnis dengan terbuka tanpa adanya stereotip.
“Program Home room dilakukan dengan menciptakan suatu kondisi
sekolah atau kelas seperti di rumah, sehingga tercipta suatu kondisi yang bebas
dan menyenangkan” (Tohirin, 2013:273). Topik yang diangkat dalam bimbingan
topik Home room dapat di sesuaikan dengan masalah yang akan diatasi atau
diminimalisir. Teknik ini dapat digunakan ketika masalah yang dihadapi
membutuhkan suasana kekeluargaan dan kehangatan. Sehubungan dengan itu
materi harus mampu tersosialisasikan dalam keadaan yang senyaman mungkin.
Hal ini akan mempengaruhi kemampuan siswa dalam menangkap informasi yang
diberikan. Semakin mampu guru BK membuat siswa nyaman maka akan semakin
terbangunlah suasana seperti di rumah sendiri. Tidak hanya cukup sampai disitu
keceriaan dan suasana yang menyenangkan juga dapat di bangun melalui teknik
ini dengan memberikan selingan permainan yang dapat menimbulkan suasana
yang akrab seperti di rumah sendiri sehingga seluruh siswa di kelas tersebut
mampu melupakan kelompok sosial berdasarkan etnis dan hanya melihat rasa
kekeluargaan yang ada di dalam kelompok Home room tersebut. Dengan begitu
diharapkan stereotip etnis yang ada di dalam masing-masing kelompok dapat
terkikis sedikit demi sedikit dan akhirnya tidak mengganggu proses belajar
sehingga siswa memiliki kualitas yang baik dari segi akademik maupun sosial.
Berdasarkan problematika tersebut penulis merasa penting untuk meneliti
“Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Home room Terhadap
Stereotip Etnis Siswa Kelas X SMA Swasta Daerah Sei Bejangkar
Kabupaten Batu Bara T.A 2014/2015”

8

1.2

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengidentifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Tidak disiplin
2) Tidak mau mengerjakan PR
3) Adanya pengkotak-kotakan kelompok
4) Sulit aktif dalam diskusi kelompok
5) Sulit membaur antar kelompok
6) Sulit konsentrasi dalam belajar
7) Kurang menerapkan kerukunan
8) Takut salah dalam mengemukakan pendapat
9) Kurang aktif dalam belajar
10) Kurang memiliki kecakapan dalam berkomunikasi sosial
11) Layanan bimbingan kelompok belum efektif di sekolah
12) Masalah stereotip etnis

1.3 Batasan Masalah
Untuk lebih mendekatkan arah pada permasalahan yang akan dikaji maka
dilakukan pembatasan masalah. Mengingat keterbatasan, kemampuan, dan waktu
yang dimiliki oleh penulis maka penelitian ini dibatasi hanya pemberian layanan
bimbingan kelompok teknik Home room dan pengaruhnya terhadap stereotip etnis
siswa kelas X SMA Swasta Daerah Sei Bejangkar kabaupaten Batu Bara tahun
ajaran 2014/2015. Etnis yang dibahas dalam penelitian ini hanya etnis Jawa dan
Melayu yang merupakan etnis dominan di sekolah tersebut.

9

1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, secara khusus masalah ini dirumuskan
sebagai berikut: adakah pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok teknik
Home room terhadap stereotip etnis siswa kelas X SMA Swasta Daerah Sei
Bejangkar Kabupaten Batu Bara T.A 2014/2015?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian
layanan bimbingan kelompok teknik Home room terhadap stereotip etnis siswa
kelas X SMA Swasta Daerah Sei Bejangkar Kabupaten Batu Bara T.A 2014/2015

1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi
pihak-pihak yang terkait. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan teori-teori tentang
bimbingan dan konseling di masa depan. Serta mampu menjadikan informasi bagi
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Penelitian ini diharapakan dapat memberikan petunjuk kepada siswa
mengenai stereotip etnis, sehingga siswa dapat menurunkan stereotip etnis
tersebut. Kemudian dapat berbaur dan memiliki hubungan sosial yang baik
terhadap teman sebaya agar tidak mengganggu proses belajar siswa tersebut.
b. Bagi Sekolah

10

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi dan masukan dalam
upaya membantu siswa mereduksi permasalahan yang dialami.
c. Bagi konselor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran pada konselor
dalam memberikan bantuan terhadap masalah stereotip etnis. Selain itu hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu strategi yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah yang ada di sekolah tersebut kedepannya terutama
masalah stereotip etnis.
d. Bagi peneliti
Penelitian

ini

menjadi

pengalaman

kompetensi sebagai konselor di sekolah.

berharga

dalam

membangun

53

Daftar Pustaka
Ahmadi Abu. 2009. Psikologi sosial. Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
Mawaddah. 2003. Pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik Home
room terhadap interaksi sosial siswa kelas VII SMP N 3 Medan. Medan :
Unimed. Skripsi tidak dipublikasi
Mendatu, Achmanto. 8 Agustus 2012. Etnik dan Etnisitas. (online), dalam
(http://www.lepank.com/2012/08/pengertian-etnis-atau-suku.html, diakses
11 januari 2015)
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil).
Jakarta : Ghalia Indonesia
& Erman A. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : PT.
Rineka Cipta
Rahman, A Agus. 2013. Psikologi Sosial Integrasi Pengetahuan Wahyu dan
Pengetahuan Empirik. Jakarta : RaJawali Pers
Ramdhani, ES Sofiyah. 2002 Kamus Lengkap Bahasa
Karya Agung

Indonesia, Surabaya:

Sarwono S dan Meinarno. 2011. Psikologi sosial. Jakarta : Salemba Humanika.
Sobur, Alex. 2011. Psikologi Umum. Bandung : CV Pustaka Setia
Suharyanto, Agung. 2012. Multikulturalisme. Medan : Unimed
Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konselingdi Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi). Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Winkel W.S. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT
Grasindo
Walgito, Bimo. 2003. Psikologi sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta : Penerbit
Andi