PENDAHULUAN Kedudukan Paham Komunisme Dalam Pancasila.

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia yang berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusian yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.1Kalimat

“Ketuhanan Yang Maha Esa” dalam dasar negara Pancasila pada sila

pertama merupakanmanifestasi dari kalimat tauhid yang diterima agama-agama di Indonesia.2

Perumusan Pancasila sebagai dasar negara merupakan proses panjang dan melelahkan, yang dirumuskan oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang dibidani oleh tokoh-tokoh nasional dan tokoh-tokoh-tokoh-tokoh Islam pula. Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara, mengalami beberapa dokumen penetapannya ialah:

1. Rumusan Pertama: Piagam Jakarta (Jakarta Charter), 22 Juli 1945.

2. Rumusan Kedua: Pembukaan Undang-Undang Dasar, 18 Agustus 1945

1

Pandji Setijo, Pendidikan Pancasila Perspektif sejarah Perjuangan Bangsa, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2011), hlm. 86.

2


(2)

3. Rumusan Ketiga: Muqaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat, 27 Desember 1949.

4. Rumusan Keempat: Muqaddimah Undang-Undang Dasar Sementara, 15 Agustus 1950.

5. Rumusan Kelima: Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama (Dekrit Presiden) 5 Juli 1959.3

Prinsip Ketuhanan Pancasila mengandung makna bahwa bangsa Indonesia harus bertuhan. Dalam suatu pidato Jenderal Nasution menyatakan,

Manusia yang tidak beragama adalah bukan manusia yang

memiliki rasa rasio. Dengan rasa maka dipancarkan estetica susila dan norma yang bersumber dalam jiwa nanusia. Rasa-rasa ini dalam hidup nyata satu sama lain dikehendaki harmonisasi hal mana hanya akan dapat selaras bila didasari norma-norma dan etika dari keagamaan yang sifatnya universal dapat diterima. Sila Ketuhanan Pancasila menuntut bahwa manusia setiap manusia Indonesia hendaknya bertuhan minimal dia menghargai dan

berusaha kearah bertuhan.”4

Prinsip Ketuhanan Pancasila ini sangat bertentangan dengan ideologi komunis yang tidak mengakui adanya Tuhan. Mengutip pasal 13 Program

Partai Komunis Rusia, bahwa “tiap-tiap anggota Partai Komunis tidak

3

Tohir Bawazir, Jalan Tengah Demokrassi antara Fundamentalisme dan Sekularisme, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2015), hlm. 121-122.

4

Ahmad Kosasih Djahiri, Tentang dan Masalah Pancasila-UUD 45 dan Hak-Hak Asasi Manusia, (Bandung: Jemmars, 1978), hlm. 40-41.


(3)

boleh beragama dan harus mengambil bagian dengan giat untuk

menghentikannya.”5

Paham komunis merupakan salah satu tantangan bagi pancasila yang mana ajaran komunis berasaskan materialisme yang mengandung kepercayaan bahwa Tuhan atau bidang adikodrati (super natural realm) tidak ada.6Paham atau Ideologi komunis masuk ke Indonesia pada tahun 1913, diperkenalkan oleh Hendricus Josephus Franciscus Maria Sneevliet. Ia adalah bekas Ketua Sekretariat Buruh Nasionaldan bekas pimpinan Partai Revolusioner Sosialis di salah satu provinsi di negeri Belanda. Mula-mula ia bekerja di Surabaya sebagai staf redaksi warta perdagangan

SoerabajascheHandelsblad milik sindikat perusahaan-perusahaan gula Jawa Timur. Tidak lama kemudian ia pindah ke Semarang bekerja sebagai sekretaris pada sebuah maskapai dagang.7

Paham dan ideologi komunis terus berkembang hingga penganut paham ini membentuk sebuah partai di Indonesia yaitu Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tanggal 23 Mei 1920.8 Beberapa tahun setelah itu tepat pada tahun 1926 dan 1927 mereka melakukan secara lokal di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Sumatra Barat. Pemberontakan berdarah yang sangat kejam terjadi pada tahun 1948, kaum Komunis melakukan kudeta

5

Wasul Nuri, Skripsi; Perseteruan Partai Masyumi Dengan Partai Komunis Indonesia 1945-1960, (Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2008), hlm. 15.

6

A.M. Romly, Agama Menentang Komunisme, (Jakarta: Bina Rena Pariwara, 1997), hlm. 41.

7Saleh As‟ad Djamhari.

et.al, Komunisme di Indonesia Jilid 1, (Jakarta: Pusjarah TNI, 2009), hlm. 19.

8


(4)

dan berupaya mendirikan Soviet Madiun. Tokoh-tokoh masyarakat yang bertentangan dengan komunisme ini dibunuh dengan sadis, rakyat dibantai secara masal.9Benturan antara PKI dan Islam bahkan terus terjadi hingga akhir 1966.10

Di awal tahun 1950-an PKI sibuk melakukan kampanye membersihkan dengan menyatakan bahwa PKI dalam peristiwa Madiun tidak bersalah tetapi PKI hanyalah korban dari satu konspirasi.11 Seiring berjalannya waktu dan terus propaganda pembersihan partai, posisi PKI semakin lama semakin kuat. Alam demokrasi saat itu benar-benar memberikan kesempatan besar bagi PKI untuk menguatkan eksistensinya. Apalagi setelah PKI berhasil menjadi empat besar dalam perolehan suara pada pemilu 1955. Perkembangan PKI sangat menakjubkan. Antara bulan Maret dan November 1954 jumlah anggota PKI meningkat tiga kali dari 165.206 menjadi 500.000 dan pada akhir 1955 mencapai 1000.000 orang.12 Pada saat itu PKI juga sebagai partai paling kaya diantara partai politik lainya. Dengan penerimaan dari iuran anggota, pemungutan dana dan sumber-sumber lainnya. Oplah surat kabar PKI, Harian Rakyat

meningkat lebih dari tiga kali lipat antara bulan Februari 1954 (15.000 eksemplar) dan Januari 1956 (55.000 eksemplar). Surat kabar tersebut

9

Alfian Tanjung, Menangkal Kebangkitan PKI, (Jakarta: Taruna Muslim Press, 2012), hlm.12.

10Lihat Abdul Mun‟im DZ. Benturan NU-PKI 1948-1965, (Depok: Langgar Swadaya,

2014).

11

Alex Dinuth, Kewaspadaan Nasional dan Bahaya Laten Komunis, (Jakarta: Internusa, 1997), hlm. 364.

12

M.C. Riclefs, Sejarah Indonesia Modern,( Yogyakarta: GadjahMada University press, 2005),hlm. 374.


(5)

memiliki oplah terbesar diantara surat kabar manapun yang berafiliasi pada partai politik.13

Ketika terjadi isyu pro dan kontra kembali ke UUD 1945, PKI memilih mendukung kembali ke UUD 1945. Pada bulan September 1960 PKI menyatakan menerima UUD Negara Republik Indonesia yang di dalamnya memuat dasar-dasar negara yaituKetuhananYang Maha Esa, Kebangsaan, Kedaulatan Rakyat, Perikemanusiaan dan keadilan sosial.14

Dewasa ini muncul usaha-usaha sejumlah kelompok yang ingin memutarbalikkan fakta sejarah tentang komunisme dan menutup mata dari ketetapan Majlis Permusyawaratan Rakyat Sementara Republik Indonesia (MPRS-RI) Nomor XXV/MPRS/1966 tentang larangan menyebarkan atau mengembangkan paham komunisme. Komunisme digambarkan ulang

sebagai “ideologi baik” yang memperjuangkan kepentingan rakyat. TNI

dan Nahdhotul Ulama (NU), yang berhasil mematahkan aksi-aksi anarkis PKI tahun 1965, sebaliknya justru dituduh sebagai pelaku kejahatan HAM dan bertanggung jawab atas korban-korban yang jatuh dari pihak PKI. Mereka bahkan dianggap sebagai alat negara-negara kapitalis untuk membersihkan komunis.15 Padahal perlawanan besar-besar terhadap PKI ketika itu merupakan respon rakyat Indonesia, khususnya umat Islam atas rangkaian tindakan anarkis PKI semenjak pemberontakan 1926,

13

Ibid.

14Saleh As‟ad Djamhari.

et.al, Komunisme di Indonesia Jilid IV, (Jakarta: Pusjarah TNI, 2009), hlm. 28.

15


(6)

pemberontakan 1948 hingga pemberontakan 1965. Dengan kata lain, pembersihan PKI tahun 1965-1966 adalah akibat dari ulah anarkis mereka sendiri.16

Latar belakang di ataslah yang menjadi titik awal gagasan penulis untuk meneliti komunisme. Meski organisasi komunis telah dibubarkan dan negara komunis pun dibubarkan, pahamnya tidak berarti hilang bersama bubarnya Partai Kominis Indonesia atau bubarnya Uni Soviet. Maka, berkenaan dengan itu penulis memberikan judul penelitian ini

Kedudukan Paham Komunisme dalam Pancasila”, hal ini menjadi penting sebagai usaha menangkal bahaya paham komunis guna menjaga keutuhan Pancasila dan NKRI dari paham luar yang bersebrangan.

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah

Berkenaan dengan penelitian yang penulis beri judul “Kedudukan Paham Komunisme dalam Pancasila” perlu diketahui bahwa Pancasila

yang diinterpretasikan dengan sudut pandang Islam dan tidak menutup kemungkinan dengan sudut kebangsaan guna memperjelas maksud.

Adapun Rumusan masalah yang akan dikembangkan dalam penelitian ini guna menemukan jawaban terhadap permasalahan yang akan diteliti dengan pertanyaan sebagai berikut;

16Abdul Mun‟im DZ,


(7)

1. Apakah paham komunisme mempunyai ruang dalam pancasila?

2. Bagaimana dampak implemetasi paham komunisme?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan dalam perumusan masalah dengan haarapan penelitian ini mempunyai dua manfaat; pertama, secara akademis penelitian ini diharapkan mampu melengkapi khazanah kajian pemikiran dan peradaban Islam sebagai bahan pengayaan kurikulum sejarah kebudayaan Islam.

Kedua, secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk para tokoh masyarakat agar dapat waspada terhadap paham komunis, khusunya di Indonesia.

D. Tinjauan Pustaka

Sejauh pengetahuan penulis, karya ilmiyah yang membahas pancasila dan komunisme cukup banyak. Di antara buku yang membahas tentang komunis adalah buku yang ditulis oleh Alfian Tanjung asal Jakarta

yang telah menempuh pendidikan S2 di UNJ berjudul “Menangkal


(8)

NKRI”. Buku yang mengalami tiga kali cetak pada tahun 2012 dengan

sudut pandang pergerakan ini memperjelas pelbagai indikasi kebangkitan dan upaya-upaya memenangkan ideologi komunis di Indonesia di balik jargon-jargonHAM, demokrasi dan kebebasan.

Berikutnya, buku yang ditulis A.M. Romly seorang pegawai

Departemen Agama berjudul “ Agama Menentang Komunisme”. Buku

yang mengalami dua kali cetak (1997 dan 1998) dengan sudut pandang agama ini mengungkap fakta dan data tentang kekejaman komunis di dunia, khususnya Indonesia terhadap kaum beragama. Juga diungkapkan langkah-langkah kaum komunis yang dengan mengatasnamakan perjuangan untuk rakyat, ternyata telah mengkhianati perjuangan bangsa Indonesia dalam menentang penjajahan dan mewujudkan kemerdekaan.

Adapun buku yang membahas tentang Pancasila adalah buku yang

ditulis Dr. Adian Husaini berjudul “Pancasila Bukan Untuk Menindas Hak

Konstitusional Umat Islam” yang dicetak tahun 2012. Buku tersebut berkesimpulan bahwa pancasila adalah dasar negara yang merupakan kesepakatan bersama para pendiri bangsa, termasuk di antaranya para tokoh Islam. Bukan hal aneh kermudian jika dasar negara ini diwarnai oleh pandangan dunia Islam. Oleh karena itu penafsiran Pancasila dengan perspektif Islam adalah hal yang absah dan memiliki argumentasi yang kuat. Mempertentangkan Pancasila dengan Islam ataupun sebaliknya jelas merupakan cara pandang keliru yang dangkal dan ahistoris. Berdasarkan analisis yang mendalam atas Pancasila beserta historisitasnya tidak ada


(9)

alasan yang kuat untuk menolak hak konstitusional umat Islam

menerapakan syari‟ah dengan mengatasnamakan Pancasila. Begitu pula

tidak ada alasan kuat untuk menolak keabsahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia(NKRI) sebagai wadah penegakan syari‟ah.

Selanjutnya disertasi yang berjudul Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila yang ditulis oleh Pranarka yang kemudian diterbitkan menjadi buku tahun 1985. Buku ini mengeksplorasi penelitian ilmiyah mengenai Pancasila dalam kerangkasuatu sejarah pemikiran yang terdiri dari dua aspek, yaitu: aspek heuristik, dan aspek interpretasi atau heumeneutik.

Melihat hasil tinjauan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa judul penelitian “Kedudukan Paham Komunisme dalam Pancasila” merupakan penelitian baru yang layak untuk dikaji dan diteliti.

E. Kerangka Teori

1. Komunisme dan Sosialisme

Komunisme, berasal dari bahasa Latin “communis” artinya “milik bersama”. Istilah tersebut, menurut Hoffmeister menunjukan kepada


(10)

kepemilikan pribadi terhadap barang-barang yang material dan non material.17

HOS Tjokroaminoto mengemukan bahwa yang harus disebut

“komunisme” ialah segala stelsel yang menyerang bentuk milik

perseorangan, dan untuk menggantinya ditetapkan semacam aturan

communio bonorum, yaitu barang-barang tadi hendaknya menjadi milik bersama. Cita-cita atau pikiran communio bonorum itu senantiasa bertalian dengan perkataan komunisme, dan stelsel commnio (memiliki/mempunyai bersama) itulah yang menjadi ciri bagi rupa-rupa bagiannya komunisme.18

Sebagaimana istilah komunisme, istilah sosialisme juga berasal dari bahasa Latin. HOS Tjokroaminoto mengemukakan bahwa sosialisme berasal dari kata socius yang dalam bahasa Indonesia berarti teman dan

pada bahasa Arab shahabat atau „asyrat. Jadi dalam sosialisme tersirat cita -cita pertemanan, persahabatan, mushahabah, atau mu‟asyarah. Sosialisme mengutamakan paham pertemanan atau persahabatan sebagai unsur pengikat di dalam pergaualan masyarakat. Sosialisme menghendaki cara hidup: satu buat semua, dan semua buat satu, yaitu suatu cara hidup yang memperlihatkan kapada kita, bahwa kita sekalian memikul pertanggung jawaban atas perbuatan kita bersama.19

Sosialisme yang dikenal jauh sebelum Marx mulai memikirkan revolusiproletariat. Tokoh-tokoh yang mendahului Marx oleh Franz

17

Johanes Hoffmeister dalam A. M. Romly, Agama Menentang Komunis, ... hlm. 12.

18

HOS Tjokroaminoto, Islam dan Sosialisme, (Jakarta: CPPSRI, 1996), hlm. 11.

19


(11)

Magnis-Susenodisebut para pemikir sosialisme purba, yang oleh Marx masih digolongkan parasosialisme utopis. Pengertian utopis yaitu orang mengkhayalkan sebuahkomunitas dengan tatanan kehidupan bersama yang ideal, yang meskipunbarangkali tidak dapat dilaksanakan dalam kehidupan nyata, namun menunjukkan bagaimana seharusnya masyarakat ditata agar semua dapat hidup dengan baik dan sejahtera.20

Sosialisme sendiri muncul di Prancis sekitar tahun 1830, begitu jugadengan komunisme. Dua kata ini semula sama artinya, tetapi kemudiankomunisme dipakai untuk aliran sosialis yang lebih radikal, yang menuntutpenghapusan total hak milik pribadi serta mengharapkan keadaan komunis itubukan dari kebaikan pemerintah, melainkan semata-semata hasil dari perjuangankaum terhisap sendiri. Cita-cita kaum utopis seperti penghapusan hak milikpribadi, kewajiban setiap orang untuk bekerja, penyamaan pendapatan dan haksemua orang, pengorganisasian produksi oleh negara sebagai sarana untukmenghapus kemiskinan dan penghisapan orang kecil akan menjadi cita-cita utamasosialisme modern.

Secara umum sosialisme dibedakan atas kecenderungan arah gerakanmenuju tercapainya sosialisme. Terdapat kelompok yang menganjurkan bahwacita-cita tersebut dapat berhasil dengan jalan revolusi, leninisme21, maoisme22dan marxisme revolusioner termasuk yang percaya

20

Franz Magnis-Suseno, Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke PerselisihanRevisionisme, ...hlm. 16.

21

Vladimir Ilyich Lenin menafsirkan ajaran-ajaran Marx secara radikal dan sangat kiri.Berdasarkan teori Marx, pemikiran Lenin merupakan ideologi baru yang kemudian dikenalsebagai komunisme (Marxisme-Leninisme). Di tangan Lenin, marxisme menjadi tidak sekedarwacana teoritis yang mengawang-awang, melainkan juga sebuah gerakan berorientasi


(12)

pada jalan ini. Kemudiankelompok yang percaya pada sistem reform, fabianisme23 dan marxis reformis. Sindikalisme24 dan varian marxisme lain merupakan kelompok yang percayabahwa kedua jalan tersebut mungkin untuk dilakukan.25

2. Prinsip-Prinsip Ideologi Komunisme

Sebagai ideologi politik, komunisme mempunyai prinsip-prinsip yang menjadi landasan bagi pengimplementasian ideologi ini dalam kehidupan bermasyarakat. Adapaun prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

praksis. Lenin mencoba mengukuhkan kembali semangat marxisme sebagai filsafat akademis yangberorientasi praksis. Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat, Kajian Sejarah Pemikiran Negara, Masyarakat dan Kekuasaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), hlm. 364.

22

Maoisme atau pemikiran Mao Zedong adalah varian dari marxisme-leninisme. Beberapa kelompok Maois percaya bahwa teori-teori Mao telah memberikan tambahan berarti kepada dasar-dasar kanon karxis. Maoisme dan turunannya dengan kuat mendukung Uni Soviet, serta menganggap Joseph Stalin sebagai pemimpin sosialis sejati terakhir Uni Soviet. Mao memusatkan perhatian pada kaum buruh-tani sebagai kekuatan revolusioner yang utama, yang menurutnya dapat dipimpin oleh kaum proletar. Mao juga percaya kekuasaan politik adalah berasal dari moncong senjata, kontrol yang ketat dan sentralisasi perlu untuk mejaga wilayah revolusi dari ancaman luar. Maoisme, diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Maoisme, pada tanggal 20 Desember 2015.

23

Fabianisme yaitu suatu bentuk dari teori sosialisme yang menghendaki suatu transisi konstitusional dan pengalihan bertahap pemilikan dan sarana produksi kepada negara. Tidak akan dilakukan teknik-teknik revolusioner dan lebih ditekankan pada metode pendidikan. Aliran ini mencoba cara yang praktis untuk memanfaatkan semua sarana legislatif untuk pengaturan jam kerja, kesehatan, upah dan kondisi kerja yang lain. Sri Agus, Sosialisme Sebagai Ideologi Politik, diunduh dari http://perpustakaan.uns.ac.id/jurnal/upload_file/86-fullteks.doc (socialism), pada tanggal 20 Desember 2015.

24

Sindikalisme merupakan aliran radikal dan dianggap perkawinan silang antara Marxisme dan Anarkisme. Sindikalisme memakai prinsip aksi langsung melalui pemboikotan, sabotase, pemberontakan dan pemogokan umum, ia ingin memasukkan langsung perjuangan kelas ke dalam bidang ekonomi. Menolak adanya negara dan karena itu, juga tidak menyetujui perjuangan kaum sosialis di dalam parlemen melalui sebuah partai buruh. Mereka ingin menyerahkan industri kepada serikat-serikat buruh, dan ditetapkan dari bawah oleh kaum buruh sendiri. Sindikalisme mengembangkan semangat juang tinggi, menekankan usaha pribadi buruh dan peran elite pejuang. Franz Magnis-Suseno, Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme, ...hlm. 243-244.

25

Socialism, diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Socialism, pada tanggal 20 Desember 2015.


(13)

Pertama, ideologi komunisme adalah sistem politik, ekonomi, sosial, budaya yang berlandaskan pada ajaran marxisme-leninisme. Marx memang secara nyata telah melahirkan ideologi komunisme. Namun letak permasalahannya Marx hanya menjadi pemikir bagi ideologi ini tanpa pernah mempraktekannya. Sedangkan lenin selain dia memberikan sumbangsih bagi pemikiran komunisme, dia juga pernah mempraktekan langsung ideologi komunisme tersebut saat dia memimpin Soviet. Dan saat masa kepemimpinannya lah komunisme mencapai keadidayaannya. Jika Marx berpendapat bahwa diktator proletariat adalah kepemimpinan oleh seluruh kaum proletar, maka bagi lenin diktator proletariat harus diisi oleh wakil-wakil kelas yang termaju saja yang mampu merepresentasikan anggotannya saja.

Kedua, ideologi komunisme (khususnya pemikiran Marx) memiliki

kekuatan pada ekspresinya memberikan harapan. Artinya sifat dari pemikiran Marx adalah meramalkan/memprediksikan sesuatu yang akan terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Bentuk pemikiran Marx yang mefokuskan perhatiannya pada perkembangan masyarakat sedikit tidaknya telah menaruh harapan akan lahirnya sebuah mayarakat yang adil dan makmur yang termanifestasi dalam masyarakat komunis. Filsafat Marx

yang komunis telah menyadarkan “janji” penyelamatan sosial.26

Ketiga, orang orang komunis percaya pada historikal materialis, sebab mereka memandang soal soal spiritual sebagai efek sampingan

26


(14)

akibat dari keadaan perkembangan materi termasuk ekonomi. Oleh karena itu, mereka tidak memusatkan kepada hal yang bersifat pembangunan spiritual termasuk pembangunan akhlak orang bertuhan.27Ideologi komunisme tidak mempercayai Tuhan, agama dilarang tegak karena hanya dianggap sebagai candu bagi manusia dan masyarakat. Marx jugag menyebutkan bahwa agama hanya akan menjadi pemicu perbedaan kelas sosial. Jadi agama hanya akan jadi penghalang bagi terwujudnya masyarakat komunis.

Keempat, karena cara yang digunakan untuk mencapai tujuan dengan menghalalkan segala cara, baik itu kekerasan radikal, revolusioner dan perjuangan kelas, dengan sendirinya etika tingkah laku didasarkan atas kekerasan serta cenderung tidak mengakui pernyataan hak asasi manusia.28

Kelima, cita cita perjuangan ideologi ini adalah terciptanya masyarakat tanpa kelas yang pada akhirnya tidak membutuhkan lagi negara sebagai institusi sosial. Konsep yang digunakan adalah dengan menggunakan prinsip sama rata, sama rasa. Ideologi komunis itu sendiri memumpanyai sifat internasional dibidang politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan.29

Keenam, untuk menggantikan peran negara sebagai lembaga yang membuat kebijakan maka di bentuklah politbiro. Politbiro hanya di kuasai oleh segelintir orang. Oleh sebab itu kebijakan ekonomi dan pemerintahan

27

Alfian, Politik Kebudayaan dan Manusia Indonesia, (Jakarta: LP3ES, 1982), hlm. 45.

28

Firdaus Syam, Pemikiran Politik Barat: Sejarah, Filsafat, Ideologi dan Pengaruhnya Terhadap Dunia ke 3, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 291.

29


(15)

hanya dikendalikan oleh segelintir orang saja. Sehingga didalam cita cita diktator proletariat yang ingin dicapai dalam masyarakat komunis tetap saja dibutuhkan lembaga yang menjadi bertugas untuk menkordinasi segala sendi kehidupan masyarakat komunis tersebut.30

Penjelasan mengenai prinsip-prinsip ideologi komunis ini digunakan untuk melihat bagaimana sebenarnya hal-hal pokok yang menjadi acuan dari komunisme tersebut. Hal inilah yang kemudian dapat dijadikan bahan untuk menggali lebih dalam tentang paham komunisme.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiyah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.31 Jadi, ia merupakan langkah-langkah yang berkaitan dengan apa yang akan dibahas. Uaraian tentang metode penelitian perlu perlu menegaskan jenis penelitiannya (kualitatif dan kuantitatif), dan menyampaikan secara rinci prosedur dan proses penelitian untuk menjamin keterulangan hasil penelitian.32

30

Ibid..

31

Sugioyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 3.

32

M. Thoyibi, Sistematika dan Teknik Penulisan Artikel Publikasi Hasil Penelitian, Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Interdisciplinary Sharing, Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, 13 September 2013.


(16)

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian literer kualitatif, yaitu sebuah penelitian yang menjadikan teks dan literatur perpustakaan menjadi sumber data.33 Maka dalam hal ini peneliti memusatkanpenelitian terhadapdokumen-dokumen atau tulisan-tulisan yang berkaitan tentang pancasila dan komunisme.

2. Pendekatan

Dalam penelitian ini, digunakan dua pendekatan, yaitu; pendekatan historis dan pendekatan filosofis. Pendekatan historis mencatat peristiwa-peristiwa yang telah tterjadi meliputi tempat, waktu, obyek, latar belakang dan pelaku dari peristiwa tersebut. Pendekatan ini mengungkap sosio-historis suatu peristiwa terjadi, pemikiran muncul, dan aksi yang dilakukan.34 Sedangkan pendekatan filosofis digunakan untuk meneliti pemikiran tokoh dan mengungkapkan dibalik hakekat segala sesuatu yang nampak.35

3. Sumber Penelitian

Sumber data yang dihimpun dalam penelitian ini adalah data yang bersifat primer dan sekunder.

33

Moleong Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), hlm.14.

34

Sudarno Shobron.et.al, Pedoman Penulisan Tesis, (Surakarta: Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014), hlm. 13.

35


(17)

a. Data Primer

Sumber data primer adalah sumber-sumber yang memberikan yang memberikan data langsung dari tangan pertama atau data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamanati dan dicatat untuk pertama kalinya.36 Untuk sumber data primer penulis menggunakan buku yang berjudul

Manifesto of the Communist Party terbitan Progress Publishers tahun 1997 dan buku Marx-Engels on Religion terbitan Foreign Language Publishing House tahun 1957 yang keduanya karangan Karl Marx dan Frederick Engels.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti atau berasal dari tangan kedua, ketiga, dan seterusnya artinya melewati satu atau lebih pihak yang bukan peneliti sendiri.37 Data-data sekunder dalam penulisan ini literatur-literatur yang berupa buku atau tulisan, seperti; makalah, jurnal, artikel dan buku-buku yang membahas pancasila dan komunisme.

4. Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu rumusan pada kategori dan uraian

36

Surakhman dan Winarno, Penelitian Ilmiyah, Dasar, Metode, Teknik, (Bandung: Tarsito, 1982), hlm. 134.

37

Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, 2002), hlm. 55.


(18)

dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja yang disarankan untuk menganalisis data.38 Data yang diperoleh akan dianalisis secara berututan dan interaksionis yang terdiri dari tiga tahap yaitu: 1) Reduksi data, 2) Penyajian data, 3) Penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Pertama, setelah pengumpulan data selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah reduksi data yaitu menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan pengorganisasian sehingga data terpilah-pilah. Kedua, data yang telah direduksi akan disajikan dalam bentuk narasi. Ketiga, penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan pada tahap ke dua dengan mengambil kesimpulan.

Metode berfikir yang digunakan adalah metode berfikir induktif dan deduktif. Metode deduktif adalah suatu penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan khusus menuju pada pernyataan yang sifatnya umum.39Adapun metode induktif adalah cara penarikan kesimpulan yangdimulai dari pernyataan umum menuju pada pernyataan yang sifatnya khusus.40

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan yang penulis susun untuk menulis laporan penelitian ini terbagi menjadi lima bab, yang masing-masing bab

38

Moleong Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, ... hlm. 112.

39

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,1992), hlm. 159.

40


(19)

mempunyai sub-bab tersendiri. Bab pertama merupakan pendahuluan yang didalamnya berisikan penjelasan yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam bab-bab selanjutnya.

Bab kedua membahas kedudukan Pancasila yang terdiri dari empat sub bab dengan satu bab membahas Islam dan Pancasila guna meengaitkan judul dengan fak yang diambil. Dari sini bisa dijadikan bahan atau modal dalam menimbang dan mendudukkan paham komunisme.

Bab ketiga membahas hakikat komunisme dan pandangan komunisme terhadap agama sebagai penekanan bahwa komunisme merupakan ideologi yang anti agama. Bab tiga ini merupakan objek kajian dalam penelitian. Dan pembahasan ini akan lebih jauh dibahas di bab empat.

Bab keempat membahas dan mengkaji kandungan ajaran komunis guna mendudukan paham komunis dan pembuktian apakah paham komunis mempunyai ruang dalam Pancasila. Di bab ini juga dipaparkan tentang kekejaman dan kebiadaban komunis.

Bab kelima merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.


(1)

akibat dari keadaan perkembangan materi termasuk ekonomi. Oleh karena itu, mereka tidak memusatkan kepada hal yang bersifat pembangunan spiritual termasuk pembangunan akhlak orang bertuhan.27Ideologi komunisme tidak mempercayai Tuhan, agama dilarang tegak karena hanya dianggap sebagai candu bagi manusia dan masyarakat. Marx jugag menyebutkan bahwa agama hanya akan menjadi pemicu perbedaan kelas sosial. Jadi agama hanya akan jadi penghalang bagi terwujudnya masyarakat komunis.

Keempat, karena cara yang digunakan untuk mencapai tujuan

dengan menghalalkan segala cara, baik itu kekerasan radikal, revolusioner dan perjuangan kelas, dengan sendirinya etika tingkah laku didasarkan atas kekerasan serta cenderung tidak mengakui pernyataan hak asasi manusia.28

Kelima, cita cita perjuangan ideologi ini adalah terciptanya

masyarakat tanpa kelas yang pada akhirnya tidak membutuhkan lagi negara sebagai institusi sosial. Konsep yang digunakan adalah dengan menggunakan prinsip sama rata, sama rasa. Ideologi komunis itu sendiri memumpanyai sifat internasional dibidang politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan.29

Keenam, untuk menggantikan peran negara sebagai lembaga yang

membuat kebijakan maka di bentuklah politbiro. Politbiro hanya di kuasai oleh segelintir orang. Oleh sebab itu kebijakan ekonomi dan pemerintahan

27

Alfian, Politik Kebudayaan dan Manusia Indonesia, (Jakarta: LP3ES, 1982), hlm. 45. 28

Firdaus Syam, Pemikiran Politik Barat: Sejarah, Filsafat, Ideologi dan Pengaruhnya Terhadap Dunia ke 3, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 291.

29Ibid .


(2)

hanya dikendalikan oleh segelintir orang saja. Sehingga didalam cita cita diktator proletariat yang ingin dicapai dalam masyarakat komunis tetap saja dibutuhkan lembaga yang menjadi bertugas untuk menkordinasi segala sendi kehidupan masyarakat komunis tersebut.30

Penjelasan mengenai prinsip-prinsip ideologi komunis ini digunakan untuk melihat bagaimana sebenarnya hal-hal pokok yang menjadi acuan dari komunisme tersebut. Hal inilah yang kemudian dapat dijadikan bahan untuk menggali lebih dalam tentang paham komunisme.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiyah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.31 Jadi, ia merupakan langkah-langkah yang berkaitan dengan apa yang akan dibahas. Uaraian tentang metode penelitian perlu perlu menegaskan jenis penelitiannya (kualitatif dan kuantitatif), dan menyampaikan secara rinci prosedur dan proses penelitian untuk menjamin keterulangan hasil penelitian.32

30Ibid .. 31

Sugioyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 3. 32

M. Thoyibi, Sistematika dan Teknik Penulisan Artikel Publikasi Hasil Penelitian,

Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Interdisciplinary Sharing, Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, 13 September 2013.


(3)

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian literer kualitatif, yaitu sebuah penelitian yang menjadikan teks dan literatur perpustakaan menjadi sumber data.33 Maka dalam hal ini peneliti memusatkanpenelitian terhadapdokumen-dokumen atau tulisan-tulisan yang berkaitan tentang pancasila dan komunisme.

2. Pendekatan

Dalam penelitian ini, digunakan dua pendekatan, yaitu; pendekatan historis dan pendekatan filosofis. Pendekatan historis mencatat peristiwa-peristiwa yang telah tterjadi meliputi tempat, waktu, obyek, latar belakang dan pelaku dari peristiwa tersebut. Pendekatan ini mengungkap sosio-historis suatu peristiwa terjadi, pemikiran muncul, dan aksi yang dilakukan.34 Sedangkan pendekatan filosofis digunakan untuk meneliti pemikiran tokoh dan mengungkapkan dibalik hakekat segala sesuatu yang nampak.35

3. Sumber Penelitian

Sumber data yang dihimpun dalam penelitian ini adalah data yang bersifat primer dan sekunder.

33

Moleong Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), hlm.14.

34

Sudarno Shobron.et.al, Pedoman Penulisan Tesis, (Surakarta: Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014), hlm. 13.

35Ibid,


(4)

a. Data Primer

Sumber data primer adalah sumber-sumber yang memberikan yang memberikan data langsung dari tangan pertama atau data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamanati dan dicatat untuk pertama kalinya.36 Untuk sumber data primer penulis menggunakan buku yang berjudul

Manifesto of the Communist Party terbitan Progress Publishers tahun

1997 dan buku Marx-Engels on Religion terbitan Foreign Language Publishing House tahun 1957 yang keduanya karangan Karl Marx dan Frederick Engels.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti atau berasal dari tangan kedua, ketiga, dan seterusnya artinya melewati satu atau lebih pihak yang bukan peneliti sendiri.37 Data-data sekunder dalam penulisan ini literatur-literatur yang berupa buku atau tulisan, seperti; makalah, jurnal, artikel dan buku-buku yang membahas pancasila dan komunisme.

4. Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu rumusan pada kategori dan uraian

36

Surakhman dan Winarno, Penelitian Ilmiyah, Dasar, Metode, Teknik, (Bandung: Tarsito, 1982), hlm. 134.

37

Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, 2002), hlm. 55.


(5)

dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja yang disarankan untuk menganalisis data.38 Data yang diperoleh akan dianalisis secara berututan dan interaksionis yang terdiri dari tiga tahap yaitu: 1) Reduksi data, 2) Penyajian data, 3) Penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Pertama, setelah pengumpulan data selesai dilakukan, langkah

selanjutnya adalah reduksi data yaitu menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan pengorganisasian sehingga data terpilah-pilah. Kedua, data yang telah direduksi akan disajikan dalam bentuk narasi. Ketiga, penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan pada tahap ke dua dengan mengambil kesimpulan.

Metode berfikir yang digunakan adalah metode berfikir induktif dan deduktif. Metode deduktif adalah suatu penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan khusus menuju pada pernyataan yang sifatnya umum.39Adapun metode induktif adalah cara penarikan kesimpulan yangdimulai dari pernyataan umum menuju pada pernyataan yang sifatnya khusus.40

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan yang penulis susun untuk menulis laporan penelitian ini terbagi menjadi lima bab, yang masing-masing bab

38

Moleong Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, ... hlm. 112. 39

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,1992), hlm. 159.

40


(6)

mempunyai sub-bab tersendiri. Bab pertama merupakan pendahuluan yang didalamnya berisikan penjelasan yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam bab-bab selanjutnya.

Bab kedua membahas kedudukan Pancasila yang terdiri dari empat sub bab dengan satu bab membahas Islam dan Pancasila guna meengaitkan judul dengan fak yang diambil. Dari sini bisa dijadikan bahan atau modal dalam menimbang dan mendudukkan paham komunisme.

Bab ketiga membahas hakikat komunisme dan pandangan komunisme terhadap agama sebagai penekanan bahwa komunisme merupakan ideologi yang anti agama. Bab tiga ini merupakan objek kajian dalam penelitian. Dan pembahasan ini akan lebih jauh dibahas di bab empat.

Bab keempat membahas dan mengkaji kandungan ajaran komunis guna mendudukan paham komunis dan pembuktian apakah paham komunis mempunyai ruang dalam Pancasila. Di bab ini juga dipaparkan tentang kekejaman dan kebiadaban komunis.

Bab kelima merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.