KEPENTINGAN AMERIKA SERIKAT DIBALIK AGRESI MILITER KE AFGHANISTAN

(1)

SKRIPSI

KEPENTINGAN AMERIKA SERIKAT DIBALIK AGRESI MILITER KE AFGHANISTAN

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata-1

Jurusan Hubungan Internasional

Oleh:

ABD HAYAT FARAIT Nim : 06260102

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS ILMU SOSIALDANILMU POLITIK


(2)

ii

LEMBARAN PENGESAHAN

Nama : Abd Hayat Farait NIM : 06260102

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : KEPENTINGAN AMERIKA SERIKAT DIBALIK AGRESI MILITER KE AFGHANISTAN

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan ILmu politik

Jurusan hubungan Internasional Dan dinyatakan LULUS

Pada hari : Jum'at Tanggal : 17

Tempat : Labotorium Hubungan Internasional

Mengesahkan, Dekan FISIP – UMM

Dr. Wahyudi M. Si

Dewan Penguji : 1. M. Syaprin Zahidi, S.IP ( ) 2. Ruli Inayah Ramadhoan, S.sos ( ) 3. M.Qobidl 'Ainul Arif, MA ( ) 4. Amaria Qori 'ula, S.IP ( )


(3)

iii

LEMBARAN PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Abd hayat Farait NIM : 06260102

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

JudulSkripsi : KEPENTINGAN AMERIKA SERIKAT DIBALIK AGRESI MILITER KE AFGHANISTAN

Disetujui

DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

……… …………..

M. Qobidl ‘Ainul Arif, MA Amira Qori’ula, S.IP

Mengetahui

Dekan Ketua Jurusan FISIP UMM Hubungna Internasional


(4)

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Abd Hayat Farait Tempat, tanggal lahir : 10-05-1982 NIM : 06260102

Fakultas : Ilmu social dan Ilmu politik Jurusan : Hubungan Internasional

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :

KEPENTINGAN AMERIKA SERIKAT DIBALIK AGRESI MILITER KE AFGHANISTAN

Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebgaian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 17 Desember 2010 Yang Menyatakan


(5)

v

Berita Acara Bimbingan Skripsi

Nama : Abd Hayat Farait NIM : 06260102

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Hubungan Internasional Pembimbing I : M. Qabild ‘Ainul Arif, MA Pembimbing II : Amaria Qori’ula, S.IP

Kronologi Bimbingan

Tanggal Paraf Pemb I Tanggal Paraf Pemb II Keterangan

2-5-2010 2-5-2010 Proposal Acc

24-7-2010 24-7-2010 Ujian Proposal

27-7-2010 2-8-2010 Bab I Acc

16-9-2010 23-9-2010 Bab II Acc

5-11-2010 13-11-2010 Bab III Acc

26-11-2010 4-12-2010 Bab IV Acc

17-12-2010 17-12-2010 Ujian Skripsi


(6)

vi MOTTO


(7)

vii

LEMBARAN PERSEMBAHAN Seuntai Karya ini, aku persembahkan

Kepeda:

Bapakku H. Fauzi (almarhum) dan ibuku Hj. Rafika, atas setiap keringat dan tetesan darah yang engkau korbankan serta sejuta harapan dan doa dalam mengiringi

kesuksesan.

Kakak-kakak tersayang, Darpati, Dirman, Iyang, Bong, Lutfa, Miek, Deng, Ijong, Polack, dan adeku lila. Tampa kalian, diriku takkan bisa merasakan indahnya sebuah

persaudaraan.

Semua guru-guruku yang telah membimbingku dan dengan ikhlas memberikan imu berharga serta manfaat bagiku.

Semua teman-teman Hubungan Internasional angkatan 2006 yang tidak mungkin disebut satu persatu yang telah memberikan banyak hal bermanfaat pada diriku.

Semua teman-teman anak Bajoe yang tidak mungkin disebut satu persatu yang telah memberikan banyak hal pada diriku.


(8)

viii ABSTRAKSI

Abd Hayat Farait, 2010, 06260102, Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Hubungan Internasional, Membongkar Kepentingan Amerika Serikat Dibalik Agresi Militer Ke Afghanistan, Pembimbing I: M. Qobidl 'Ainul Arif, MA. Pembimbing II: Amaria Qori’ula. S.IP

Peristiwa 11 September 2001 yang lalu telah mendorong Amerika Serikat menggelar agresi militer ke Afghanistan 2001 yang lalu dengan alasan memerangi terorisme internasional. Semua itu tidak lepas dengan kepentingan nasional Amerika Serikat di wilayah Afghanistan, baik kepentingan yang jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk memudahkan memperoleh kepentingan nasional Amerika Serikat di Afghanistan, maka Amerika Serikat mengeluarkan sebuah kebijakan. Yaitu, sebuah kebijakan yang anti terorisme ke seluruh negara dengan cara mengkampanyekan keseluruh pemimpin dunia, agar mendapat dukungan, sehingga dengan demikian Amerika Serikat dengan mudah mendapatkan kepetingan nasionalnya di Afghanistan.

Berdasarkan pemikiran-pemikiran diatas atau latar belangkang, maka peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan diskriptif untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepentingan nasional Amerika Serikat di Afghanistan. Yaitu, kepentingan ekonomi-politik. Adapun kepentingan ekonomi Amerika Serikat di Afghanistan adalah kepentingan minyak, sementara kepentingan politiknya adalah berkaitan dengan kepentingan geopolitik dan geostrategic negara Paman Sam.

kata kunci: Kepentingan nasional, kebijaka luar negeri dan geopolitik kawasan.

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II


(9)

ix

Abstract

Abd Hayat Farit, 2010, 06260102, Muhammadiyah University of Malang, Faculty of Social and Political Science, International Relations, United States Interests Behind Dismantle the Military Aggression to Afghanistan, Supervising I: M. 'Ainul Qobidl Arif, MA. Supervising II: Amaria Qori'ula, S.IP.

11 September 2001 who then has driven the United States held a military aggression into Afghanistan past 2001, with reason to combat international terrorism. All of that is related to U.S. national interests in the territory of Afghanistan, both short-term interests and long term. To facilitate obtaining the United States national interests in Afghanistan, the United States issued a policy. Namely, an anti-terrorism policy to the entire country by campaigning throughout the world leader, in order to get support, and thus the United States to easily get national interests in Afghanistan.

Based on the above ideas or background, the researchers used qualitative research methods with descriptive approach to get perfect results. The results of this study indicate that the national interests of the United States in Afghanistan. That is, political-economic interests. The economic interests of the United States in Afghanistan is in the interests of oil, while its political interests are related to the geopolitical and geostrategic interests of Uncle Sam' country.

Keywords: National interests, foreign policy and geo-political consideration.

Approved by:

Supervising I Supervising II


(10)

x

KATA PENGANTAR Bismillahirrrahmanirrahim.

Deangan memanjatkan syukur kehadirat Allah SWT, atas Rahmat, Taufiq, Hidayah dan inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah dan terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya dan seluruh umat dan pengikutnya semoga tetap dalam iman dan Ialam.

Dalam menyelesaikan Skripsi ini, banyak pihak yang terlibat dan berjasa untuk turut memperlancar proses penyelesaian Skripsi ini, baik berupa bantuan moril maupun materil, oleh karena itu kami sampaikan banyak-banyak terima kasih kepada:

1. Ibu Dyah Estu Kurniawati, M.Si selaku Ketua jurusan Hubungan Internasional.

2. Bapak M. Qabidl Ainul Arif, MA selaku Dosen Pembimbing. 3. Ibu Amaria Qori ‘ula, S.IP selaku Dosen Pembimbing. 4. Bapak & Ibu Dosen Hubungna Internasional.

5. Keluarga Besar di Sapeken

Harapan penulis semoga kebaikan mereka diterima disisi Allah SWT, sebagia amal sholeh.

Meski penulis telah berusaha untuk menyelesaikan Skripsi dengan sebaik-baiknya, namun penulis menyadari sepenuhnya, bahwa Skripsi ini tetap saja jauh dari kesempurnaan

Akhirnya, penulis berharap mudah-mudahan Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini terutama para pembaca.

Malang, 17 Desember 2010

Penulis,


(11)

xi DAFTAR ISI

Lembar Cover/ Sampul Dalam………...………...i

Lembar Pengesahan……….………...ii

Lembaran Persetujuan...iii

Pernyataan Orisinalitas...iv

Berita Acara Bimbingan Skripsi……….v

Ungkapan Pribadi / Motto………..………..vi

Lembaran Persembahan...vii

Abstaraksi………..……….viii

Kata Pengantar……….………...x

Daftar Isi……….……….xii

Daftar Gambar, Tabel dan Grafik………..……….xiv

Daftar Lampiran……….………..xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang………..………1

1.2. Rumusan Masalah………..………...6

1.3. Studi Terdahulu……….…… ………..6

1.4. Kerangka Pemikiran………...…………...8

1.5.Metode Penelitian………...…………..13

BABII LATAR BELAKANG SERANGAN AMERIKA SERIKAT (AS) KE AFGHANISTAN 2.1. Perubahan Kebijakan AS Pasca 11 September………..……….16

2.2. Kebijakan AS pasca Serangan 11 September 2001………..……..21


(12)

xii

BAB II DISKRIPSI KEPENTINGAN AS DALAM OPERASIONAL MILITER KE AFGHANISTAN

3.1. Kepentingan Ekonomi : Minyak……….……...34 3.2. Kepentingan Politik : Kepentingan Geopoloti dan Geostrategis………..55

BAB IV PENUTUP

1.4.Kesimpulan……….;………71 4.2.Saran-Saran………72

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN


(13)

xiii

DAFTAR GRAFIK, GAMBAR DAN TABEL

1. Produk Minyak dan Populasi Dunia……….….41

2. Produk Total Minyak Dunia………..…42

3. Konsumsi Dunia………....42

4. Minyak AS, Konsumen, Produksi dan Impor……….,.…....43

5. 10 Negara Pengguna Migas Terbesar Dunia………...44

6. Permintaan Energi Dunia 2003, 2015, dan 2030……….…..45

7. Cadangan Migas di Tiga Negara Eks Uni Soviet………..…47

8. Cadangan Terbukti Minyak Dunia Akhi 2007………..…48

9. Peta Rute Pipa Minyak Asia Tengah………...52

10.Peta Rute Pipa minyak Asia Tengah Melewati Wilayah Afghanistan..53


(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN 1. Peta Afghanistan

2. Penempatan Militer As di Pusat-Pusat Minyak Dunia


(15)

xv

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Perwita, Anak Agung Bayu. 2006. Pengantar Hubungan Internasional. Bandung: Remaja Rodakarya

Clarke, Richar. 2004. Menggempur Semua Musuh di Balik Perang Amerika Melawan Teroris. Jakarta: Shergy Publising

Gooman, Amy. 2005. Perang Demi Uang; kebusukan Media, Politikus dan Pembisnis Perang: Profetik.

D, Gray Jerry. 2004. Fakta Sebenarnya Tragedi 11 September. Jakarta: Shergy.

Mahally, Abdul Halim. 2005. Menjarah Negeri Muslim Menguak Agenda AS Di Balik Invasi ke Iraq dan Afghanistan.Bekasi: Firma Rodheta.

Yulius, Hermawan P. 2007. Transformasi Dalam Studi Hubungan Internasional; Aktor, Isu & Metodolog, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Huntington, Samuel P. 2005. Benturan Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia. Yogyakarta: CV Qalam.

Jamadu, Aleksius. 2008. Politik Global dalam Teori dan Peraktek.Yogyakarta: Graha Ilmu.

J.K, Holsti. 1988. Politik Internasional; Kerangka Untuk Analisis. Jakarta: Erlangga.

Moleong, lexy J. 2020. Metodologi Penelitian kualitatif, Bandung, Remaja Rodakarya

Miles dan Huberman. 1992. Analisis Data kualitatif, Jakarta, UI Press

Mas'ued, Mohtar. 1990. Ilmu Hubungan Internasional; Disiplin dan Metodologi, Jakarta: LP3S


(16)

xvi

Nelson, Jack & Pallmayer. 2007. Is Region KillingUs; Membongkar Akan Kekerasan Dalam Bible & Quran. Yogyakarta: Pustaka kahfi.

Nawawi, Handari. 1993. Metodologi penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta, UGM Press

Nurdi, Herry. 2006. Lobi Zionis &Rezin Bush;Teroris Teriak Teroris.Bandung: Hikmah Populer.

Sabrini, Tabrani. 2002. Menggugat terorisme. Jakarta: Karsa Rezeki.

Syeirat, M Kholid. 2009. Di Bawah Bendera Asing Liberalisasi Indusrti Migas di Indonesia. Jakarta:LP3ES.

Tim Redaksi HOT COPY. 2002. Dibalik Perseteruan AS VS Taliban.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Tood, Emmanuel. 2002. Menjelang Keruntuhan Amerika. Bumi Pustaka.

Widada, RH. 2007. Bush & Hilter; Algojo Paling Mematikan di Abad Modern. Yogyakarta: Bentang Pustaka.

Stephen, Wall G. 2005(ed). Amerika dan Dunia, Jakarta,Yayasan Obor Indonesia

Internet:

Fight War not Wars, Ariwibowo Sangkoyoa.

http://www.barisanjihad. 17 Mei 2010.

Konspirasi IMF atas Pembentukan New Wolrd Order,

http://www.net/news. 17 Mei 2010.


(17)

xvii

http://www.radarlampung.coid/web/opini/21550html. 6 Oktober 2010.

International anti aggression, terror and plunder imperialism day

.

http://www.fmn.isgreat.org/articles_6_perjanjian-agresi-perampokan-dan-penjarahan-adalah-jalan-imperalis-menyelamatkan-hidupnya.html.6 Oktober 2010.

Pangkalan Militer Amerika Menuai Musuh.

http://www.suaramerdeka.com/V1/php/read/cetak/2010/04/27/107235/pangkalan militer-amerika-menuai-musuh-baruHT Pakistan. 10 Oktober 2010.

Perang Amerika Serikat di Afghanistan. http://www.madrasawan.com/2010/10/perang-amerika-serikat afghanistan.html. 20 Juni 2010

Teroris Tampa AS, Amran Nasition.

http://www.al-hidayatullah.com/kolom/sudut pandang/9131-2009-20-13-50-42. 6 Oktober 2010.

Barrack Obama Banting Setir di Irak, Admin.

http://www.al-hidayatullah.com.cc/2009-09-13-archive.html. 6 Oktober 2010.

http://www.citypaper.net.pipeline. 28 Juli 2010.

Strategi Obama Untuk Afghanistan.

http://www.mwn.nl/bahasa-indonesia/articles/startegi-obama-untuk-afganistan. 6 Oktober 2010.

Merunut Jejak 11 September.

http://www.abatasya.net. 20 juni 2010

AS Military Ring Diantara Dua Samudra.


(18)

xviii

Sayidiman Suryohadiprojo. http://www/ SayidimanSuryohadiprojo.com/4 p=1197. 17 Juli 2010.

http://www.docstot.com/dosc/222262202/hasil-skripsi. 28 Oktober 2010.

Kekalahan Amerika di Afghanistan. http://www.mmjabetabel.com/2010/03/kekalahan-amerika-untuk afghanistan-pasti. 10 Oktober 2010.

AS dan Kepentingan.

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/opini/iran/as-dan- kepentingan. 19 Juli 2010.

Searang Militer Pakistan Sulit Dilepas dari Kepentingan AS.

http://www.myquran.com/foroo/archive/index/php/t-925. 6 Oktober 2010.

Majalah:

Panji, no 26 th V, 17 Oktober 2001.


(19)

(20)

BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang Masalah

Kekerasan yang melanda berbagai tempat di bumi ini, yang dengan diiringi kehilangan harta bahkan terkadang nyawa, kerap disebabkan oleh aksi-aksi terorisme. Seperti halnya, peristiwa peledakan gedung kembar pada tanggal 11 September 2001 lalu1. Peristiwa penyerangan pada 11 September yang telah mempermalukan Amerika Serikat setelah kedua simbol kedigdayaan yang merupakan kebaggaan masyarakat Amerika Serikat, yaitu World Trade Center (WTC) di New York dan gedung pertahanan Amerika Serikat, Pentagon di Washington DC diratakan dengan tanah oleh teroris disaat Amerika Serikat mendeklarasikan dirinya sebagai negara satu-satunya di dunia ini yang mampu mengontrol dunia atau kerap kali dijuluki ‘polisi dunia’, karena kemampuan militer dan ekonominya melebihi negara lain pada saat ini. Serangan 11 September yang mengejutkan dunia ini dilakukan oleh jaringan teroris. Para pembajak hanya menggunakan peranti yang cukup sederhana. Begitu juga gedung pentagon dilindungi dengan sistem keamanan yang super canggih yang tidak mungkin kebobolan2. Jika melihat dari prosedur standar sistem keamanan udara AS yang begitu ketat, kalau ada pesawat keluar dari jalur, maka jet-jet pesawat tempur AS secara otomatis melakukan penyergapan. Akan tetapi, hal itu tidak terjadi. Hal ini menunjukkan adanya sebuah rekayasa yang begitu rapi dari orang-orang Gedung Putih yang dengan sengaja menghancurkan WTC dan Gedung Pentagon. Tegasnya, ini rekayasa yang luar biasa kejamnya yang dilakukan oleh kelompok

1

Abdul Halim Mahally, 2005, Menjarah Negara Muslim Menguak Agenda Besar AS Dibalik Invansi ke Iraq dan Afghanistan, Bekasi: Firma Rodheta, hal:v


(21)

”hawkish” di bawah pimpinan Paul Wolfowitz di Departemen Pertahanan AS yang bekerja sama erat dengan dinas rahasia Israel Mossad3.

Peristiwa 11 September 2001, beberapa teroris telah berhasil membajak pesawat komersial ditabrakkan ke gedung World Trade Center (WTC) dan ke gedung Pentagon. Hanya dalam waktu yang sangat relatif singkat para pejabat AS menuding Osama Bin Laden sebagai otak utama dari serangan tersebut4. Meskipun data-data yang disodorkan oleh Presiden Bush kurang valid. Bush tetap bersikeras menuduh bahwa yang melakukan adalah Al-Qaedah pimpinan Bin Laden yang berbasis di Afghanistan.

Semua ini berhubungan dengan ladang minyak yang dimiliki Asia Tengah dan pemasangan pipa migas yang melewati wilyah Afghanistan. Para pengusaha minyak AS telah merancang skenario ini5 Letak geografis Afghanistan dinilai penting karena negeri itu dapat menyalurkan kekayaan alam negara-negara Asia Tengah, terutama minyaknya ke pasar dunia melewati Pakistan.

Kebutuhan Amerika Serikat akan minyak sangatlah vital melihat cadangan minyak mulai menipis apalagi minyak yang ada di Arab Saudi dan negara–negara Teluk yang sampai saat sekarang menjadi pemasok utama bagi Amerika Serikat sementara negara–negara besar lainnya sangat bergantung pada minyak yang ada di Timur Tengah. Selain itu juga untuk mengantisipasi lonjakan harga minyak yang bisa naik kapan saja. Seperti saat invansi Irak ke Kuwait menjadikan pemerintahan Amerika Serikat berambisi mencari alternatif cadangan minyak guna memenuhi kebutuhan dalam negerinya mengingat negara-negara industri seperti Eropa, Jepang, China dan India juga sangat membutuhkan.

3 Http://www.barisan jihad.com, 17 mei 2010

4 Tabrani Sabiri, 2002, Menggugat Terorisme, Jakarta, Karsa Rezeki, hal: 45

5

Rh.Widada,2007, Bush & Hiltler; Algojo Paling Mematikan di Abad Modern, Yogyakarta, Bentang Pustaka, hal: 107


(22)

Menurut Daniel Yergin, pada tahun 2010 India dan China akan menjadi pengkonsumsi energi terbesar di dunia. Pada tahun 2010, China akan mengimpor minyak sebanyak 3 juta barel per hari walaupun pada tahun 1996, ia hanya membutuhkan impor minyak sebesar 0,5 juta barel per hari. Sedangkan naiknya permintaan dunia terhadap minyak pada tahun 2020, separuh dari India dan China membutuhkan minyak. Yergin pun mengajukan pertanyaan “Dari mana minyak itu akan diperoleh”? pertanyaan Yergin tersebut akan terjawab bahwa candangan minyak selain di Timur Tengah, Asia Tengah pun tidak kalah banyak cadangan minyaknya6.

Penguasaan minyak yang ada di kawasan Asia Tengah akan sangat membantu dalam beberapa hal, jika persedian minyak yang ada di Timur Tengah menipis sementara pemintaan akan minyak dari negara-negara besar meningkat maka harga minyak akan melonjak, selain itu ketergantungan akan minyak di Timur Tengah akan berkurang.

Pemerintah Amerika Serikat sangatlah berambisi menguasai ladang minyak yang berada di wilayah Asia Tengah sejak perang Uni Soviet –Afghanistan (1979-1987) melalui kawasan Afghanistan tetapi keinginan itu tertunda karena harus membantu mengusir tentara Uni Soviet. Keinginan itu tidak pernah surut hingga terjadi peristiwa 11 September 2001 lalu.

Ambisi Amerika Serikat mendapat cadangan minyak di wilayah Asia Tengah dengan pemasangan pipa Migas melalui Afghanistan. Pemerintah Amerika Serikat harus mengorbankan nyawa rakyat sipil Afghanistan dengan menyerang negara tersebut dengan alasan memerangi terorisme internasional atas peristiwa penyerangan 11 September 2001, karena Afghanistan dinilai menyembunyikan teroris nomor satu

6

Abdul Halim Mahally, 2005, Menjarah Negeri Muslim Menguak Agenda Besar Dibalikk Invansi ke Iraq dan Afghanistan, Bekasi, Firma Rodheta, hal: 82


(23)

yang dicari-cari Amerika Serikat yaitu Osama bin Laden dan para petinggi al-Qaedah sebagai aktor dan sekaligus sebagai pendana dari aksi terror di New York.

Bagi Amerika Serikat sangatlah mudah menangkap Bin Laden dengan kemampuan FBI dan CIA ditambah lagi dukungan dari negara-negara NATO yang rata-rata mempunyai kemampuan intelijen, kalau memang Amerika Serikat benar– benar berniat ingin menangkap Bin Laden dan menghentikan aksi–aksi teror Al-Qaedah. Sampai sekarang aksi teror Al-Qaedah masih terjadi di Aghanistan dan di Pakistan pada hal tentara Amerika Serikat sudah menduduki Afghanistan sejak di gulingkannya rezim Taliban.

Di awal tahun 2001, negosiasi antara pemerintah Amerika Serikat dan Taliban gagal. Dick Cheney, seorang pengusaha industri minyak Amerika Serikat, berusaha melobi, bahkan memaksa dan pada akhirnya menuntut agar rezim Taliban menerima ide tentang pemasangan jalur pipa minyak yang dikontrol oleh kepentingan bisnis minyak Amerika Serikat akan dibangun segera melalui Afghanistan menuju ladang minyak ke Asia Tengah. Saat Taliban menolak hal tersebut, Departemen Pertahanan Amerika Serikat menyusun rencana untuk menggantikan pemerintah Taliban dengan pemerintah yang pro-Washington7

Jika Amerika Serikat menyerang Afghanistan dengan alasan kegagalan George W. Bush membujuk pemerintah Taliban dalam menggunakan wilayah Afghanistan sebagai rute pipa migas untuk menyalurkan keluar laut Arab. Hal ini akan sangat ditentang oleh masyarakat Amerika Serikat sendiri, masyarakat internasional bahkan DK PBB pun tidak akan merestui keinginan negara super power itu. Maka, pemerintah Bush berbohong di hadapan para pemimpin dunia bahwa agresi militer ke Afghanistan adalah untuk memerangi terorisme atau ingin menangkap Bin

7


(24)

Laden supaya diterima oleh semua pemimpin negara bangsa dunia dan mendapat dukungan sepenuhnya dari DK PBB. Mengingat persoalan teroris bukan hanya persoalan Amerika Serikat saja, tapi juga persoalan semua negara di dunia.

Agresi militer Amerika Serikat pasca 11 September ke Afghanistan dengan dalih memburu teroris internasional hanyalah kebohongan besar Bush demi mencapai ambisius Bush dengan orang-orang di sekitarnya guna mendapat keuntungan besar dari perang Afghanistan terutama perusahaan-perusahaan besar minyak Amerika Serikat. Seperti Unocal, Total, Pennzoil, Amoco, Chevron dan Exxon.

Berdasarkan analisis permulaan yang penulis lakukan, tampak bahwa potensi minyak di Afghanistan dan Asia Tengah. Apakah benar kepentingan AS hanya untuk minyak?. Apakah kebutuhan minyak satu-satunya penjelasan invansi AS ke Afghanistan, atau ada kepentingan lain seperti kepentingan politik dan membangun Pangkalan Militer?. Untuk itu, peneliti tertarik untuk mengetahui kepentingan sebenarnya dibalik invansi AS.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dalam hal ini adalah "Apa kepentingan Amerika Serikat dibalik agresi militernya ke Afghanistan?”

1.3. Tujuan Penelitian

Dalam pembahasan penelitian ini, tujuan yang ingin di capai adalah untuk mengetahui apa kepentingan dibalik agresi militer AS ke Afghanistan.


(25)

Penelitian terdahulu sebagai pertimbangan dalam penulisan ini, yang berkaitan dengan kepentingan Amerika Serikat di balik invansinya ke Afghanistan, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Abdul Halim Mahally pada tahun 2005, "Menjarah Negeri Muslim Menguak Agenda Besar AS Dibalik Invansi ke Iraq dan Afghanistan"8. Penelitian ini menjelaskan apakah sebenarnya tujuan Amerika Serikat menggempur Afghanistan? Amerika Serikat memburu pelaku peristiwa penyerang ke WTC, ingin menghabisi jaringan terorisme dengan mengomandangkan perang melawan jaringan teroris internasional. Ataukah ada agenda besar AS di balik penyerang ke Afghanistan? atau AS sesungguhnya ingin menguasai minyak di wilayah Asia Tengah dengan menggunakan kawasan Afghanistan sebagai jalur pipa migas karena dianggap paling strategis letak geografisnya ketimbang kawasan lainnya untuk menyalurkan minyak ke luar.

Dari peneilitian tersebut di peroleh hasil bahwa perang melawan terorisme internasional pasca terjadinya peristiwa penyerangan 11 September yang dikampanyekan Bush ke dunia internasional hanyalah kebohongan besar. Tujuan utama pemerintahan Amerika Serikat di bawah presiden Bush adalah menguasai minyak di Asia Tengah, sehingga Bush melakukan berbagai cara guna mendapatkan akses pemasangan pipa migas di Afghanistan. Hal itu dilakukan untuk mengurangi ketergantungan ke satu negara, yaitu di Timur Tengah. Sehingga Amerika Serikat harus menengok ke Wilyah Asia Tengah yang mempunyai cadangan minyak yang tidak kalah banyaknya dengan negara Timur Tengah.

Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh kelompok HOT COPY dalam buku ”Di Balik Perseturuan AS vs Taliban; Perang Afghanistan9 Penelitian ini

8

Abdul Halim Mahally, 2005,Menjarah Negara Muslim Menguak Agenda Besar AS di Balik Invansi ke Iraq dan Afghanistan, Firma Rodheta

9

Tim Redaksi Hot Copy, 2002, Dibalik Perseturuan AS vs Taliban Perang Afghanistan, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama


(26)

menjelaskan bahwa perseturuan AS dengan Taliban karena Taliban dinilai telah melanggar janjinya pada Amerika Serikat untuk bekerja sama dengan perusahaan minyak UNOCAL millik AS dalam proyek pemasangan pipa migas di Afghanistan. Dalam perkembangannya, malah Taliban memberikan proyek kepada perusahaan BRIDAL, perusahaan Argentina yang menjadi pesaing UNOCAL.

Dari penelitian tersebut diperoleh gambaran bahwa penyerangan ke Afghanistan oleh Amerika Serikat setelah terjadinya peristiwa penyerangan ke WTC bukan hanya persoalan menangkap Osama Bin Laden atau perang melawan teroris ini, tapi banyak kepentingan Amerika Serikat di Afghanistan atau sering di sebut konflik multi kepentingan.

Penelitian yang berjudul “kepentingan Amerika Serikat Dibalik Agresi Militer ke Afghanistan”, penelitian ini memiliki perbedaan dengan peneliti sebelumnya. Peneliti sebelumnya yang hanya melihat pada satu faktor yaitu pada kebutuhan AS akan minyak di kawasan Asia Tengah. Sementara penelitian yang peneliti analisis tidak hanya pada satu faktor pada minyak saja. Karena bagi peneliti faktor kebutuhan akan minyak tidaklah dapat dijadikan sebagai satu-satunya penjelasan dibalik agresi militer AS ke Afghanistan. Faktor kepentingan politik yang berkaitan dengan kepentingan geopolitik dan geostrategis merupakan hal yang terpenting dari motivasi AS melancarkan agresi militernya ke Afghanistan.

.

1.5. Kerangka Pemikiran

1.5. 1. Kebijakan Luar Negeri (Foreign Policy) Kebijakan luar negeri merupakan seperangkat kajian tentang bagaimana sebuah negara membuat kebijakan sehingga


(27)

melibatkan studi politik internasional dan domestik yang menyangkut hubungan internasional dan kebijakan publik.10

Konsep kebijakan luar negeri (Foreign policy) Menurut Mark R. Amstutz adalah kebijakan luar negeri sebagai explicit and implicit action of governmental officials designed to promote national interest beyond a country’s territorial boundaries.11 Secara eksplisit dan implisit kebijakan luar negeri adalah tindakan pemerintah ditujukan pada pencapaian kepentingan nasional yang melewati batas wilayah suatu negara. Dalam definisi ini ada tiga tekanan utama yaitu tindakan atau kebijakan pemerintah, pencapaian kepentingan nasional dan jangkauan kebijakan luar negeri yang melewati batas kewilayahaan suatu negara.12

Sementara menurut Howard Lentner pengertian kebijakan luar negeri harus mencakup tiga elemen dasar dari setiap kebijakan: penentuan tujuan yang hendak dicapai (selection of objectives), pengerahan sumber daya atau instrumen mencapai tujuan tersebut (mobilization of means) dan pelaksanaan (implementation) dari kebijakan yang terdiri dari rangkaian tindakan secara aktual menggunakan sumberdaya yang sudah ditetapkan.13

Dengan demikian esensi dari kebijakan luar negeri merupakan rencana dan kebijakan–kebijakan yang ditujukan kepada tujuan yang satu yakni perwujudan kepentingan nasional mempertahankan kelangsungan hidup suatu negara sehingga setiap pengambilan kebijakan luar negeri suatu negara selalu mendasarkan pada kepentingan nasional.14

10

Http//www.makalah&pgasasia-tengah.net, 17 Mei 2010 11

Mark R. Amtutz (1995) International Conflict and Cooperation: An Introductin to World Politics, Dubuque Brown & Bencmarkc.. dalam Aleksius Jamadu. 2008Politik Global dalam Teori dan Peraktek.Yogyakarta: Graham Ilmu

12bid

12

Ibid

14


(28)

1.5. 2. Kepentingan nasional (National Interest)

Konsep kepentingan nasional sangat penting untuk menjelaskan suatu negara dalam merumuskan kebijakan luar negeri. Kepentingan nasional suatu negara secara khas merupakan unsur-unsur yang membentuk kebutuhan negara yang paling vital, seperti pertahanan, keamanan, militer, dan kesejahteraan ekonomi.15

Menurut K.J. Holsti kepentingan nasional diidentifikasi dalam tiga klasifikasi. Pertama, kepentingan dan nilai inti. Kepentingan dan nilai inti merupaka tujuan jangka pendek, karena tujuan ini jelas tak dapat dicapai apabila unit politik yang mengejarnya tidak mempertahankan eksistensinya. Kedua, tujuan jangka menengah. Dalam tujuan ini dibagi dalam tiga tipe, (1) mencakup usaha pemerintah memenuhi tuntutan dan kebutuhan perbaikan ekonomi melalui tindakan internasional, (2) meningkatkan prestise negara dalam sistem itu. Prestise negara diukur dengan tingkat perkembangan industri dan keterampilan serta teknologinya; dan (3) mencakup perluasan diri dan imperalisme, dalam memcari keuntungan termasuk akses bahan mentah yang tidak dapat mereka peroleh melalui perdagangan atau diplomasi. Ketiga tujuan jangka panjang. Dalam tujuan ini, impian dan pandangan tentang ideologi terakhir sistem internasional yang mengatur hubungan dalam sistem tersebut. 16

Munurut Miroslav Nincic kepentingan nasional ada tiga kreteria atau yang disebut asumsi dasar yang harus di penuhi dalam mendefinisikan kepentingan nasional. Pertama, kepentingan itu harus bersifat vital sehingga pencapaiannya menjadi proritas utama pemerintah dan masyarakat. Kedua, kepentingan tersebut harus berkaitan dengan lingkungan internasional. Artinya, pencapaian kepentingan nasional dipengaruhi oleh lingkungan internasional. Ketiga, kepentingan nasional

15

Anak Banyu Perwita, 2006, Pengantar Hubungan Internasional, Bandung, Remaja Rodakarya hal: 35

16

K.J. holsti, Jilid I, 1988, Politik Internasional; Kerangka untuk Analisis, edisi keempat, Jakarta, hal: 142-147


(29)

harus melampaui kepentingan yang bersifat partikulastik dari induvidu, kelompok, atau lembaga pemerintah sehingga menjadi kepedulian masyarakat keseluruhan17

Konsep kepentingan nasional diatas dapat digambarkan bahwa kepentingan nasional harus yang bersifat kepentingan inti dan vital. Umumnya berkaitan dengan hajat orang banyak sehingga suatu negara berusaha untuk mendapatkan kepentingan nasionalnya dengan berbagia cara, bahkan negara tersebut akan melakukan tindakan agresi militer demi mempertahankanya. AS mengangap kawasan Asia Tengah sebagai kepentingan, karena dalam pandangan AS kawasan tersebut dikemudian hari dapat menguntungkan AS dalam percaturan politik internasional.

1.5. 3. Geopolitik Kawasan (geo-political Consideration)

Konsep geopolitik merupakan konsep yang melihat hubungan antara kondisi bumi (wilayah), institusi politik dan kebijakan sebuah negara. Geopolitik adalah sebuah studi geografi yang dikaitkan dengan kondisi kebijakan luar negeri sebuah negara dan fenomena politik dengan asumsi bahwa kekuaatan sebuah negara bergantung pada wilayahnya, penduduknya, pemerintahannya, ekonominya, dan budayanya. Fokus utama konsep geopoltik berhubungan dengan korelasi antara kekuatan dalam bidang politik, identifikasi wilayah inti dari persfektif internasional, dan hubungan antar kapabilitas laut dan darat yang dimiliki18

Menurut Mackinder, salah seorang pencetus teori geopolitik asal Inggris, menyebut bahwa Asia Tengah dan laut Kaspian adalah wilayah yang sangat geostrategis. kemudian Mackinder mengatakan dengan teori heartland, yaitu sebuah kawasan yang terletak di pusat World Island yang meliputi Eropa Timur dan Asia Tengah (bekas kawasan imperium Rusia). Kawasan jantung dunia (heartland) memiliki sumber daya alam dan meneral berlimpah. Siapa pun yang dapat menguasai

17

Aleksius Jamadu,2008, politik Global dalam teori dan Peraktek, Yogyakarta. Graha Ilmu

18


(30)

heartland, dia akan menguasai World Island. Siapa pun yang menguasai World Island, dia akan menguasai lebih dari 50 persen sumber kekayaan dunia dan memimpin pertaruhan dalam membangun “imperium global”19

Ide dasar dari konsep geopolitik adalah bahwa geografi suatu wilayah akan sangat menentukan arah pergerakan politik internasionalnya yang dibentuk oleh posisi geografisnya. Sehingga negara tersebut mampu melakukan bargainining position terhadap negara lain. Misalnya AS mengangap bahwa wilayah Afghanistan mempunyai posisi yang sangat startegis di kawasan Asia Tengah dikemudian hari. 1.6. Metode Penelitian

Peneliti harus dilaksanakan secara sistematik, teratur dan tertip. Hal ini berarti prosesnya harus pula mengikuti prosedur atau metode yang paling sesuai dengan masalah yang sedang akan dibahas dalam karya ilmiah. Prosedur atau metode dan teknik penelitian tersebut dalam kenyataanya adalah merupakan pola yang berfungsi untuk mengarahkan proses berfikir agar penelitian menghasilkan kebenaran yang obyektif20.

1.6.1. Tipe Penelitian

Penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Menurut Bogman dan Taylor mendefinisikan kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis21.

1.6.2. Tingkat Analisa

Tingkat analisa ini menggunakan tingkat analisa negara-bangsa. Menurut Mohtar Mas'oed tingkat analisa negara-bangsa adalah analisa yang menekankan tingkat ini berasumsi bahwa semua pembuat keputusan, dimana pun berada, pada

19

M kholid syerirazi, 2009, Di Bawah Bendera Asing liberalisasi Industri Migas di Indonesia, Jakarta,LP3S, hal 31-32

20

Handari Nawawi, 1993, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta, UGM Press 21


(31)

dasarnya berperilaku sama apabila menghadapi situasi yang sama, karena analisa menekankan perbedaan anatara prilaku kelompok pemebuat keputusan di suatu negara dengan sekelompok lain di negara lain dianggap akan sia-sia22

1.6.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kajian pustaka, yaitu menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan bahan-bahan emperis seperti literatur-literatur, berbagai artikel dan internet yang mempunyai hubungan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam karya ilmiah oleh penulis.

1.6.4. Teknik Analisa Data

Penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan teknik analisa data yang digunakan adalah kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah kegiatan analisa dalam penelitian kualitatif terdiri dari tiga alur yaitu (1) reduksi data; (2) penyajian data; (3) verifikasi data.

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses penelitian, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan trasnformasi. Dalam proses reduksi data yang dilakukan adalah membuat ringkasan.

2. Penyajian Data

Penyajian data sebagai sekumpulan imformasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan tindakan.

3. Verifikasi Data

Menarik kesimpulan merupakan langkah Akhir dalam kegiatan analisa data23

22

Mohtar Maso'ed, Ilmu Hubungan internasional; Disiplin dan Metodologi, Jakarta, LP3ES, hal: 41

23


(32)

1.7. Ruang Lingkup Penelitian

1.7.1 Batasan Waktu

Penelitian ini menggunakan selang waktu dari tahun 2001 – 2008. Pada pasca terjadinya peristiwa penyerangan 11 September 2001. Pasca kejadian 11 September 2001 – 2008 Amerika Serikat pada masa Bush melakukan agresi militer ke Afghanistan atas dasar kepentingan ekonomi dan politik.

1.7.2. Batasan Materi

Materi yang dibahas dalam penulisan penelitian ini memfokuskan untuk kepentingan AS dibalik agresi militer ke Afghanistan. Mengingat kawasan Asia Tengah yang berbatasan dengan Afghanistan kaya dengan minyak.

1.8. Sistematika Penulisan

Bab I adalah bagian pendahuluan, dijelaskan tentang pokok gagasan utama penelitian yaitu latar belakang masalah, penelitian terdahulu, kerangka konsep, metode penelitian dan sistematika penelitian.

Bab II membahas latar belakang serangan AS ke Afghanistan yang di dahului dengan paparan dampak WTC terhadap AS, kebijakan yang diambil oleh AS dalam merespon 11 September 2001 dan alasa-alasan formal yang digunakan oleh AS dalam menginvansi Afghanistan.

Bab III adalah bab inti berisi analisa tentang deskripsi kepentingan AS dalam operasional militer ke Afghanistan yang berisi narasi kepentingan ekonomi dan politik AS di Afghanistan


(33)

(1)

1.5. 2. Kepentingan nasional (National Interest)

Konsep kepentingan nasional sangat penting untuk menjelaskan suatu negara dalam merumuskan kebijakan luar negeri. Kepentingan nasional suatu negara secara khas merupakan unsur-unsur yang membentuk kebutuhan negara yang paling vital, seperti pertahanan, keamanan, militer, dan kesejahteraan ekonomi.15

Menurut K.J. Holsti kepentingan nasional diidentifikasi dalam tiga klasifikasi. Pertama, kepentingan dan nilai inti. Kepentingan dan nilai inti merupaka tujuan jangka pendek, karena tujuan ini jelas tak dapat dicapai apabila unit politik yang mengejarnya tidak mempertahankan eksistensinya. Kedua, tujuan jangka menengah. Dalam tujuan ini dibagi dalam tiga tipe, (1) mencakup usaha pemerintah memenuhi tuntutan dan kebutuhan perbaikan ekonomi melalui tindakan internasional, (2) meningkatkan prestise negara dalam sistem itu. Prestise negara diukur dengan tingkat perkembangan industri dan keterampilan serta teknologinya; dan (3) mencakup perluasan diri dan imperalisme, dalam memcari keuntungan termasuk akses bahan mentah yang tidak dapat mereka peroleh melalui perdagangan atau diplomasi. Ketiga tujuan jangka panjang. Dalam tujuan ini, impian dan pandangan tentang ideologi terakhir sistem internasional yang mengatur hubungan dalam sistem tersebut. 16

Munurut Miroslav Nincic kepentingan nasional ada tiga kreteria atau yang disebut asumsi dasar yang harus di penuhi dalam mendefinisikan kepentingan nasional. Pertama, kepentingan itu harus bersifat vital sehingga pencapaiannya menjadi proritas utama pemerintah dan masyarakat. Kedua, kepentingan tersebut harus berkaitan dengan lingkungan internasional. Artinya, pencapaian kepentingan nasional dipengaruhi oleh lingkungan internasional. Ketiga, kepentingan nasional

15

Anak Banyu Perwita, 2006, Pengantar Hubungan Internasional, Bandung, Remaja Rodakarya hal: 35

16

K.J. holsti, Jilid I, 1988, Politik Internasional; Kerangka untuk Analisis, edisi keempat, Jakarta, hal: 142-147


(2)

harus melampaui kepentingan yang bersifat partikulastik dari induvidu, kelompok, atau lembaga pemerintah sehingga menjadi kepedulian masyarakat keseluruhan17

Konsep kepentingan nasional diatas dapat digambarkan bahwa kepentingan nasional harus yang bersifat kepentingan inti dan vital. Umumnya berkaitan dengan hajat orang banyak sehingga suatu negara berusaha untuk mendapatkan kepentingan nasionalnya dengan berbagia cara, bahkan negara tersebut akan melakukan tindakan agresi militer demi mempertahankanya. AS mengangap kawasan Asia Tengah sebagai kepentingan, karena dalam pandangan AS kawasan tersebut dikemudian hari dapat menguntungkan AS dalam percaturan politik internasional.

1.5. 3. Geopolitik Kawasan (geo-political Consideration)

Konsep geopolitik merupakan konsep yang melihat hubungan antara kondisi bumi (wilayah), institusi politik dan kebijakan sebuah negara. Geopolitik adalah sebuah studi geografi yang dikaitkan dengan kondisi kebijakan luar negeri sebuah negara dan fenomena politik dengan asumsi bahwa kekuaatan sebuah negara bergantung pada wilayahnya, penduduknya, pemerintahannya, ekonominya, dan budayanya. Fokus utama konsep geopoltik berhubungan dengan korelasi antara kekuatan dalam bidang politik, identifikasi wilayah inti dari persfektif internasional, dan hubungan antar kapabilitas laut dan darat yang dimiliki18

Menurut Mackinder, salah seorang pencetus teori geopolitik asal Inggris, menyebut bahwa Asia Tengah dan laut Kaspian adalah wilayah yang sangat geostrategis. kemudian Mackinder mengatakan dengan teori heartland, yaitu sebuah kawasan yang terletak di pusat World Island yang meliputi Eropa Timur dan Asia Tengah (bekas kawasan imperium Rusia). Kawasan jantung dunia (heartland) memiliki sumber daya alam dan meneral berlimpah. Siapa pun yang dapat menguasai

17

Aleksius Jamadu,2008, politik Global dalam teori dan Peraktek, Yogyakarta. Graha Ilmu

18


(3)

heartland, dia akan menguasai World Island. Siapa pun yang menguasai World Island, dia akan menguasai lebih dari 50 persen sumber kekayaan dunia dan memimpin pertaruhan dalam membangun “imperium global”19

Ide dasar dari konsep geopolitik adalah bahwa geografi suatu wilayah akan sangat menentukan arah pergerakan politik internasionalnya yang dibentuk oleh posisi geografisnya. Sehingga negara tersebut mampu melakukan bargainining position terhadap negara lain. Misalnya AS mengangap bahwa wilayah Afghanistan mempunyai posisi yang sangat startegis di kawasan Asia Tengah dikemudian hari.

1.6. Metode Penelitian

Peneliti harus dilaksanakan secara sistematik, teratur dan tertip. Hal ini berarti prosesnya harus pula mengikuti prosedur atau metode yang paling sesuai dengan masalah yang sedang akan dibahas dalam karya ilmiah. Prosedur atau metode dan teknik penelitian tersebut dalam kenyataanya adalah merupakan pola yang berfungsi untuk mengarahkan proses berfikir agar penelitian menghasilkan kebenaran yang obyektif20.

1.6.1. Tipe Penelitian

Penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Menurut Bogman dan Taylor mendefinisikan kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis21.

1.6.2. Tingkat Analisa

Tingkat analisa ini menggunakan tingkat analisa negara-bangsa. Menurut Mohtar Mas'oed tingkat analisa negara-bangsa adalah analisa yang menekankan tingkat ini berasumsi bahwa semua pembuat keputusan, dimana pun berada, pada

19

M kholid syerirazi, 2009, Di Bawah Bendera Asing liberalisasi Industri Migas di Indonesia, Jakarta,LP3S, hal 31-32

20

Handari Nawawi, 1993, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta, UGM Press 21


(4)

dasarnya berperilaku sama apabila menghadapi situasi yang sama, karena analisa menekankan perbedaan anatara prilaku kelompok pemebuat keputusan di suatu negara dengan sekelompok lain di negara lain dianggap akan sia-sia22

1.6.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kajian pustaka, yaitu menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan bahan-bahan emperis seperti literatur-literatur, berbagai artikel dan internet yang mempunyai hubungan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam karya ilmiah oleh penulis.

1.6.4. Teknik Analisa Data

Penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan teknik analisa data yang digunakan adalah kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah kegiatan analisa dalam penelitian kualitatif terdiri dari tiga alur yaitu (1) reduksi data; (2) penyajian data; (3) verifikasi data.

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses penelitian, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan trasnformasi. Dalam proses reduksi data yang dilakukan adalah membuat ringkasan.

2. Penyajian Data

Penyajian data sebagai sekumpulan imformasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan tindakan.

3. Verifikasi Data

Menarik kesimpulan merupakan langkah Akhir dalam kegiatan analisa data23

22

Mohtar Maso'ed, Ilmu Hubungan internasional; Disiplin dan Metodologi, Jakarta, LP3ES, hal: 41

23


(5)

1.7. Ruang Lingkup Penelitian

1.7.1 Batasan Waktu

Penelitian ini menggunakan selang waktu dari tahun 2001 – 2008. Pada pasca terjadinya peristiwa penyerangan 11 September 2001. Pasca kejadian 11 September 2001 – 2008 Amerika Serikat pada masa Bush melakukan agresi militer ke Afghanistan atas dasar kepentingan ekonomi dan politik.

1.7.2. Batasan Materi

Materi yang dibahas dalam penulisan penelitian ini memfokuskan untuk kepentingan AS dibalik agresi militer ke Afghanistan. Mengingat kawasan Asia Tengah yang berbatasan dengan Afghanistan kaya dengan minyak.

1.8. Sistematika Penulisan

Bab I adalah bagian pendahuluan, dijelaskan tentang pokok gagasan utama penelitian yaitu latar belakang masalah, penelitian terdahulu, kerangka konsep, metode penelitian dan sistematika penelitian.

Bab II membahas latar belakang serangan AS ke Afghanistan yang di dahului dengan paparan dampak WTC terhadap AS, kebijakan yang diambil oleh AS dalam merespon 11 September 2001 dan alasa-alasan formal yang digunakan oleh AS dalam menginvansi Afghanistan.

Bab III adalah bab inti berisi analisa tentang deskripsi kepentingan AS dalam operasional militer ke Afghanistan yang berisi narasi kepentingan ekonomi dan politik AS di Afghanistan


(6)