4 insektisida sintetis termasuk cara paling umum yang digunakan dalam praktek sehari-hari.
Kelebihan penggunaan insektisida sintetis selama ini terletak pada kemampuannya untuk mengendalikan serangan hama pasca panen secara cepat dan efektif. Akan tetapi insektisida
sintetis juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu selain biaya yang mahal juga menimbulkan masalah lain. Akibat dari pemakaian insektisida sintetis antara lain : 1 adanya bahaya residu
dalam bahan pangan; 2 timbulnya resitensi serangga hama gudang terhadap insektisida sintetis; 3 adanya bahaya insektisida bagi organisme bukan target; dan 4 adanya dampak penurunan
populasi biang pengendali hama seperti parasit dan predator. Pemberantasan hama lahan umumnya ridak jauh berbeda dari pemberantasan hama
gudang. Namun, pada pemberantasan hama lahan harus lebih mempertimbangkan keadaan sekitar seperti temperatur dan keadaan atmosfer. Salah satu cara untuk memberantas hama lahan adalah
dengan fumigasi lubang hama yang menggunakan pestisida. Tindakan ini efektif dilakukan saat padi pada stadium awal keluar malai dan pemasakan, karena merupakan stadium perkembangan
optimal tikus, yaitu induk dan anaknya berada dalam lubang. Fumigasi sarang perlu memperhatikan ukuran lubang dan diusahakan agar tidak terjadi kebocoran dan asap mampu
mencapai sasaran. Fumigasi dapat dilanjutkan dengan pembongkaran sarang untuk memaksimalkan hasil pengendalian.
B. Thermal Fogger
Thermal fogger adalah salah satu alat untuk melakukan fumigasi. Fumigasi adalah salah satu teknik pengendalian hama dengan cara mengaplikasikan fumigan gas beracun pada ruang
kedap udara dengan dosis dan temperatur tertentu selama waktu tertentu. Fumigasi dapat membunuh seluruh stadia hama dari mulai jenjang kehidupan telur pupa larva hingga dewasa.
Mesin Thermal Fogger dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Mesin Thermal Fogger Fumigasi merupakan aplikasi pestisida
dengan volume rendah dan menggunakan ukuran butiran semprot yang sangat halus sehingga membentuk kabut asap fog. Dalam fogging
thermal fogging, campuran pestisida dan bahan pelarut solvent, umunya minyak dipanaskan hingga menjadi kabut asap.
Fumigan adalah bahan kimia yang pada tekanan, suhu dan waktu tertentu berubah menjadi gas dan mampu mengendalikan hama secara efektif. Bentuk gas ini
akan mampu menembus semua celah di suatu ruang tertutup yang tidak mampu dilakukan oleh insektisida konvensional. Ada beberapa jenis fumigan yang digunakan dalam melakukan kegiatan
fumigasi antara lain, Metil Bromida CH3Br, Phosfin PH3, Karbondiosida CO2, Sulfuril Florida SO2F2, Asam sianida HCN, penggunaan fumigan ini harus mendapat pengawasan
5 khusus dari Departemen Pertanian dan Departemen kesehatan. Namun yang paling sering
digunakan adalah metil bromida dan phosfin. Fumigasi merupakan pekerjaan pembasmian hama pada komoditi ekspor, tempat-tempat penyimpanan barangkomoditi pergudangan, gudang
arsip, kapal dan container. Dengan sasaran hama yang dibasmi : Tikus, kutu, kecoa, serangga, bubuk kayu Rotan , dan hama gudang lainnya. Pestisida-pestisida yang digunakan untuk
fogging dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Pestisida yang digunakan untuk fogging Sumber: Putra 2012
Dibandingkan dengan pestisida lain khususnya bentuk cairan yang aplikasinya dilakukan dengan cara penyemprotan spraying atau pengasapan fogging yang dicampur dengan minyak
thermal fogger dan dicampur dengan air bersih biasa cold fogger, fumigasi memiliki beberapa kelebihan yaitu : gas yang terbentuk mampu menembus jauh kedalam tumpukanstapelan
komoditas, relatif tidak menimbulkan efek residu pada komoditas tertentu. Dengan demikian dapat membunuh hama melalui sistem pernafasan dan di aplikasikan langsung pada komoditas pangan
dan pakan.
C. Ergonomika