3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemberantasan Hama
Proses pemberantasan hama atau pengendalian hama bertujuan untuk mengendalikan populasi hama agar tidak menimbulkan kerugian, melalui cara-cara pengendalian yang efektif,
menguntungkan, dan aman terhadap lingkungan. Terdapat beberapa cara dalam mengendalikan hama diantaranya, pengendalian hama dengan karantina, pengendalian hama dengan bercocok
tanam atau kultur teknis, pengendalian hama dengan menggunakan varietas resisten, pengendalian secara mekanis.
Menurut tempatnya, pemberantasan hama dibedakan menjadi pemberantasan hama dalam ruangan dan pemberantasan hama di luar ruangan. Pengendalian serangga hama gudang pada
hakekatnya adalah mengendalikan populasi. Saat ini ada tiga cara pengendalian hama gudang yaitu cara kimia, cara fisika dan cara biologi. Cara fisika dapat dilakukan antara lain dengan suhu
tinggi, suhu rendah, atmosfer terkendali dan gelombang mikro. Pemberantasan hama dengan cara kimia yaitu salah satunya adalah dengan cara fumigasi atau pengasapan. Pemberantasan hama
gudang dengan cara fumigasi dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Pemberantasan hama gudang Sumber: Mandiri 2008
Pengendalian cara biologi dilakukan antara lain menggunakan parasit hama atau pengembangan varietas serealia sebagai bahan pangan yang resisten terhadap serangan hama
pasca panen melalui upaya pemuliaan. Pengendalian cara kimia merupakan cara yang paling umum untuk mengatasi hama gudang yakni dengan menggunakan pestisida. Pembasmi hama atau
pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest hama yang diberikan
–cide pembasmi. Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau
mikroba yang
dianggap mengganggu.
Sedangkan menurut
Keputusan Menteri
Pertanian No.434.1KptsTP.27072001 yang masih mengacu pada PeraturanPemerintah Republik Indonesia No.7 tahun 1973, definisi pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain
serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil pertanian Metode kimia dengan
4 insektisida sintetis termasuk cara paling umum yang digunakan dalam praktek sehari-hari.
Kelebihan penggunaan insektisida sintetis selama ini terletak pada kemampuannya untuk mengendalikan serangan hama pasca panen secara cepat dan efektif. Akan tetapi insektisida
sintetis juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu selain biaya yang mahal juga menimbulkan masalah lain. Akibat dari pemakaian insektisida sintetis antara lain : 1 adanya bahaya residu
dalam bahan pangan; 2 timbulnya resitensi serangga hama gudang terhadap insektisida sintetis; 3 adanya bahaya insektisida bagi organisme bukan target; dan 4 adanya dampak penurunan
populasi biang pengendali hama seperti parasit dan predator. Pemberantasan hama lahan umumnya ridak jauh berbeda dari pemberantasan hama
gudang. Namun, pada pemberantasan hama lahan harus lebih mempertimbangkan keadaan sekitar seperti temperatur dan keadaan atmosfer. Salah satu cara untuk memberantas hama lahan adalah
dengan fumigasi lubang hama yang menggunakan pestisida. Tindakan ini efektif dilakukan saat padi pada stadium awal keluar malai dan pemasakan, karena merupakan stadium perkembangan
optimal tikus, yaitu induk dan anaknya berada dalam lubang. Fumigasi sarang perlu memperhatikan ukuran lubang dan diusahakan agar tidak terjadi kebocoran dan asap mampu
mencapai sasaran. Fumigasi dapat dilanjutkan dengan pembongkaran sarang untuk memaksimalkan hasil pengendalian.
B. Thermal Fogger