HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. P. G. KREBET BARU I BULULAWANG

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karyawan adalah makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi setiap
perusahaan. Mereka menjadi perencana, pelaksana dan pengendali yang selalu
berperan aktif dalam wujudkan tujuan perusahaan. Karyawan juga menjadi pelaku
yang menunjang tercapainya tujuan, memiliki pikiran, perasaan dan keinginan
yang dapat mempengaruhi sikap-sikap terhadap pekerjaannya.
Hakekat

dari

kerja

sendiri

adalah

bagaimana


manusia

dapat

mengaktualisasikan diri secara penuh tanpa ada pihak-pihak yang memaksa atau
membatasinya sehingga pekerja dapat memperoleh kepuasan diri dalam bekerja.
Penelitian terhadap kepuasan kerja menjadi penting dalam dunia industri
karena diyakini bahwa kepuasan kerja yang tinggi akan mendorong peningkatan
kinerja individu karyawan dan kelompok yang akan meningkatkan efektivitas
perusahaan secara keseluruhan. Sejauh ini studi tentang kepuasan kerja menjadi
perhatian yang sangat serius dari manajer perusahaan karena sangat berkaitan
dengan tenaga kerja, produktivitas dan kelangsungan hidup perusahaan yang
bersangkutan.
Menyadari arti pentingnya karyawan dalam mencapai kepuasan kerja,
penelitian yang dilakukan oleh Prasaja (2009) tentang hubungan antara iklim
organisasi dengan kepuasan kerja pada karyawan PT. KAI Persero Stasiun Malang,
didapatkan hasil penelitian bahwa terdapat hubungan yang positif dan sangat
signifikan ( r = 0,484; sig = 0,000 < 0,001) antara iklim dengan kepuasan. Hal ini
menunjukkan apabila persepsi karyawan terhadap iklim organisasi positif maka
kepuasan kerja akan tinggi, sebaliknya jika persepsi karyawan terhadap iklim

organisasi negatif maka kepuasan kerja akan rendah.
Riyani (2006) meneliti tentang hubungan antara persepsi tentang fungsi
serikat dengan kepuasan kerja karyawan PT. Karoseri Langgeng, diperoleh hasil

1

2

penelitian menunjukkan r = 0,489 dengan p = 0,000, sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa ada hubungan yang positif dan sangat signifikan antara persepsi
tentang fungsi serikat pekerja dengan kepuasan kerja yaitu mereka yang memiliki
persepsi yang positif tentang fungsi serikat pekerja juga memiliki kepuasan kerja
yang tinggi. Sebaliknya, mereka yang memiliki persepsi yang negatif tentang
serikat pekerja juga memiliki kepuasan kerja yang rendah.
Ridlo (2008) mengenai hubungan antara jaminan keselamatan dan
kesehatan kerja dengan kepuasan kerja karyawan PT. P. G. Krebet Baru I Malang,
didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan karena
nilai probabilitas kesalahan (p = 0,001) sedangkan nilai koefisien korelasi (r) =
0,790 antara jaminan keselamatan dan kesehatan kerja dengan kepuasan kerja. Hal
ini berarti bahwa jaminan keselamatan dan kesehatan kerja yang bagus akan

memiliki kepuasan kerja yang tinggi. Sebaliknya, jika jaminan keselamatan dan
kesehatan kerja yang buruk akan memiliki kepuasan kerja yang rendah.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas bahwasannya kepuasan kerja
dapat dipengaruhi oleh iklim organisasi, fungsi serikat dalam perusahaan,
kompensasi, etos kerja, dan jaminan sosial (keselamatan dan kesehatan).
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2008) tentang
hubungan antara perilaku asertif dengan kepuasan kerja pada karyawan HazamaBrantas Joint Operation Proyek Bendungan Ponre-Ponre, Desa Tompobulu,
Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone Sulawesi Selatan., didapatkan hasil bahwa
ada hubungan positif yang sangat signifikan antara perilaku asertif dengan
kepuasan kerja. Nilai korelasi (r) = 0,710 dan (p) = 0,000 menunjukkan seorang
karyawan yang memiliki kepuasan kerja yang tinggi maka perilaku asertif juga
tinggi. Sebaliknya jika seorang karyawan memiliki kepuasan kerja yang rendah
maka perilaku asertif juga rendah.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Farida (2010) mengenai hubungan
antara konflik kerja dengan kepuasan kerja pada karyawan PT. Andoko Group
Pandaan, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan
(r = 0,408 dan p = 0,003) antara konflik kerja dengan kepuasan kerja pada
karyawan, yang berarti semakin tinggi konflik kerja maka semakin rendah

3


kepuasan kerja. Sebaliknya, semakin rendah konflik kerja maka semakin tinggi
kepuasan kerja.
Penelitian yang dilakukan Liu, Liu dan Hu (2010) mengenai personorganization fit, job satisfaction and turn over intention: an empirical study in the
Chinese public sector, hasil yang didapat bahwa person-organization fit memiliki
efek positif yang signifikan dalam kepuasan kerja ( β = 0,461, p < 0,01) dan efek
negatif pada turn over (β = - 0,333, p < 0,01), hasil yang kuat mendukung hipotesis
1 & 2. Masa jabatan dan tingkatan posisi juga dengan kuat mempengaruhi secara
signifikan pada turnover.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Malik, Danish dan Ghafoor (2009)
tentang relationship between age, perception of organizational politics and job
satisfaction, hasil yang menyatakan bahwa usia berkorelasi negatif dengan lima
dimensi dari kepuasan kerja (kepuasan dengan pekerjaan sekarang, teman sekerja,
para penyelia, gaji, dan peluang untuk promosi).
Pada penelitian Kuo, Yin dan Li (2007) mengenai relationship between
organizational empowerment and job satisfaction perceived by nursing assistants
at long-term care facilities, hasil yang diperoleh bahwa terdapat indikasi pada
tingkatan

moderat


dari

pemberian

kekuasaan

organisasi

(organizational

empowerment), tingkat yang lebih tinggi dari kepuasan kerja telah ditemukan.
Pemberian kekuasaan organisasi (organizational empowerment) dihubungkan
dengan signifikan oleh kepuasan kerja secara total (r = 0,366, p < 0,01). Variabel
dari kebangsaan, sumber daya, kesempatan dan tenaga informal adalah peramal
yang signifikan dari kepuasan kerja (R = 0,318, p < 0,001).
Demikian dalam penelitian yang dilakukan oleh Lilikanti (2005) mengenai
hubungan antara efektivitas komunikasi dengan kepuasan kerja pada karyawan
PDAM Malang, diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang sangat signifikan (rxy =
0,689; p = 0,000 < 0,01) antara efektivitas komunikasi dengan kepuasan kerja.

Sehingga jika efektivitas komunikasi tinggi maka kepuasan kerja yang dirasakan
oleh karyawan PDAM kota Malang tinggi, demikian pula sebaliknya jika
efektivitas komunikasi rendah maka kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan
PDAM kota Malang rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesa diterima.

4

Nuraini (2005) meneliti tentang hubungan antara job konflik dengan
kepuasan kerja pada karyawan Bank BRI Cabang Kawi Malang, diperoleh hasil
bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara job konflik dengan kepuasan
kerja. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai probabilitas (0,001) lebih kecil dari nilai
taraf signifikansi 0,005.
Dari beberapa penelitian yang telah dikemukakan di atas bahwasannya
kepuasan kerja dipengaruhi oleh banyak hal seperti jaminan sosial (keselamatan
dan kesehatan), konflik kerja, self esteem, etos kerja, perilaku asertif, efektivitas
komunikasi, kompensasi, fungsi serikat, iklim organisasi dan lainnya. Pada
kenyataannya kepuasan kerja juga akan menciptakan suatu hubungan yang dekat
atau hubungan interpersonal dimana didalamnya membutuhkan adanya kompetensi
interpersonal karena hal tersebut yang nantinya akan menentukan terjalinnya
hubungan tersebut.

Berdasarkan

penelitian Fatmawati (2005) mengenai hubungan antara

kompetensi interpersonal dengan perilaku altruistic remaja (study penelitian di
SMU Muhammadiyah Kudus), hasil yang didapat bahwa terdapat hubungan yang
positif dengan nilai r = 0,844 yang berarti semakin tinggi kompetensi interpersonal
maka akan semakin tinggi perilaku altruistic pada remaja. Dari hasil ini signifikan,
dengan sumbangan efektif kompetensi interpersonal terhadap munculnya perilaku
altruistic dalam penelitian ini adalah sebesar 71,2 %.
Penelitian yang dilakukan oleh Hartanti (2006) mengenai hubungan antara
konsep diri dengan kompetensi interpersonal pada pengurus Unit Kegiatan
Mahasiswa Universitas Diponegoro, hasil yang diperoleh bahwa berdasarkan hasil
uji coba pada skala konsep diri yang terdiri 28 item dengan α = 0,9080 dan skala
kompetensi interpersonal yang terdiri 31 item dengan α = 0,9074. Hasil analisa
data menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri
dengan kompetensi interpersonal pengurus UKM Undip (rxy = 0,572 dengan p <
0,05 ). Artinya hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara
konsep diri dengan kompetensi interpersonal pada pengurus UKM Undip terbukti.
Manusia melakukan bermacam-macam komunikasi salah satunya adalah

komunikasi interpersonal karena sebagian besar komunikasi yang dilakukan antar

5

manusia melalui komunikasi interpersonal. Larasati (1992) mengatakan sekitar 73
% komunikasi yang dilakukan manusia merupakan komunikasi interpersonal.
Individu yang dapat melakukan komunikasi interpersonal secara efektif disebut
memiliki kompetensi interpersonal.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Alge, Gresham, Heneman, Fox, dan
McMaster (2002) mengenai measuring customer service orientation using a
measure of interpersonal skills : a preliminary test in a public service
organization, dalam hipotesis 1 dinyatakan bahwa terdapat hubungan positif yang
sangat kuat antara kemampuan interpersonal dan extroversion, r = 0,65, p < 0,01.
Pada hipotesis 2 dinyatakan bahwa terdapat hubungan positif yang cukup antara
kemampuan interpersonal dan penempatan secara keseluruhan, r = 0,31, p < 0,01.
Hipotesis 3 dinyatakan bahwa secara signifikan kemampuan interpersonal
berhubungan pada self –assessed performance, r = 0,31, p < 0,01. Pada hipotesis 4
dinyatakan bahwa kemampuan interpersonal berhubungan pada pengukuran
gabungan dari semua performance, r = 0,18, p < 0,05. Hubungan antara
performance operator self – reported dan nilai customer service mengindikasikan

oleh nilai individual dari 15 item customer service yang signifikan tipis, r = 0,24, p
< 0,07, n = 41.
Penelitian dari Buhrmester (1988) mengenai five domains of interpersonal
competence in peer relationship, berdasar hasil analisa regresi didapatkan bahwa
kemampuan inisiatif memiliki hubungan yang kuat pada SSI scale sebesar R (7,
190) = 0,70 dengan ekspresi sosial dan control sosial yang menjadi sangat kuat
hubungannya. Sensitifitas sosial memiliki hubungan negatif dengan kemampuan
inisiatif. Kemampuan menyatakan dengan tegas memiliki hubungan yang positif
pada control sosial dan sensitifitas sosial, begitu pula dengan control sosial dan
ekspresi emosi. Kemampuan memberi dukungan emosional memiliki hubungan
yang sangat kuat pada kesensitifan emosi dan banyak hubungan yang cukup pada
control sosial dan ekspresi sosial. Kemampuan mengatasi konflik memiliki
hubungan yang negatif diantaranya keduanya ekspresi emosi dan manipulasi sosial,
tetapi hubungan positif dimiliki pada kesensitifan emosi.

6

Pada penelitian Amber (2008) mengenai romantic relationship attachment
and identity style as predictors of adolescent interpersonal competence : a
mediation model, didapatkan hasil bahwa berdasar prediksi terdapat kesignifikanan

pada asosiasi negatif antara penghindaran dengan kelima subscale dari kompetensi
interpersonal. Pengecualian yang terjadi pada skala dukungan emorional yang
mana asosiasi yang tidak signifikan dengan kecemasan. Berdasar prediksi yang ada
kesignifikanan, asosiasi positif antara orientasi informasi dengan semua subskala
dari kompetensi interpersonal.
Berdasar penelitian Mahoney (2003) mengenai promoting interpersonal
competence and educational success through extracurricular activity participation,
hasil yang didapat bahwa kekonsistenan dari partisipasi pada aktivitas
ekstracuricular hingga remaja awal yang mengikuti : tidak ada yang partisipasi (38
% dari sampel), 1 tahun berpartisipasi (24 %), dan 2 tahun berpartisipasi (29 %),
perempuan lebih memungkinkan untuk dilibatkan dalam kegiatan ektracuricular
daripada laki-laki.kekonsistenan dari partisipasi hingga middle adolescence yang
berpartisipasi: tidak ada yang berpartisipasi (29 % dari sampel), 1 tahun partisipasi
(24 %), 2 tahun partisipasi 47 %.
Kompetensi dalam hubungan antar pribadi akan menimbulkan perasaan
sensitif terhadap hal – hal yang dialami orang lain baik itu menyenangkan ataupun
perasaan yang tidak menyenangkan.
Kompetensi dikatakan sebagai bagian dari kompetensi social karena
menurut Hurlock menyebabkan bahwa dalam kompetensi social terdapat aspek –
aspek seperti kemampuan untuk membentuk persahabatan yang disertai dengan

kualitas interaksi yang baik antar pribadi, kemampuan dalam berhubungan dengan
orang lain serta keterlibatannya dalam situasi social, kemampuan untuk berinisiatif,
kemampuan mengatasi masalah yang timbul dalam kehidupan social serta
kemampuan mengontrol situasi.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Butler, Doherty dan Potter (2007)
mengenai social antecedents and consequences of interpersonal rejection
sensitivity, hasil yang didapatkan bahwa berdasar hipotesis yang mana hubungan
antara rejection sensitivity (kepekaan terhadap penolakan) dan kompetensi

7

interpersonal adalah signifikan secara statistic, r (101) = -0,34, p < 0,1. Begitu pula
dengan kompetensi interpersonal yang memiliki hubungan yang signifikan dengan
penerimaan teman sebaya, r (102) = 0,24, p < 0,05.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Silvi (2011) mengenai perbedaan
kompetensi interpersonal remaja berdasarkan pola asuh orang tua, hasil yang
didapat bahwa ada perbedaan kompetensi interpersonal pada remaja berdasarkan
pola asuh orang tua. Hasil hipotesis menunjukkan Fhit sebesar 6,883 dan p = 0,003
karena nilai p , 0,01 sehingga dapat dinyatakan sangat signifikan.
Berdasarkan penelitian Pfeifer, Lacoboni, MAzziotta, Dapretto (2007)
mengenai mirroring others’ emotions relates to empathy and interpersonal
competence in children, hasil yang diperoleh bahwa anterior insula dan amygdale
memiliki hubungan yang signifikan dan positif dengan dibuatnya daftar perilaku
empati dan kemampuan interpersonal anak – anak pada pengukuran perilaku (t >
1,76, p < 0,05).
Berdasarkan uraian di atas, maka kompetensi interpersonal dengan kepuasan
kerja dapat memberikan dampak yang secara langsung mempengaruhi khususnya
karyawan dan pada akhirnya memberikan pengaruh yang besar terhadap
perkembangan perusahaan itu sendiri. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai ”Hubungan Antara Kompetensi Interpersonal
dengan Kepuasan Kerja”.
B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah dari penelitian ini adalah Apakah ada hubungan antara
kompetensi interpersonal dengan kepuasan kerja ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
kompetensi interpersonal dengan kepuasan kerja pada karyawan.

8

D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Memberikan tambahan informasi terhadap ilmu psikologi secara umum dan
psikologi industri dan organisasi secara khusus, lebih spesifik terhadap ilmu
psikologi sumber daya manusia mengenai hubungan antara kompetensi
interpersonal dengan kepuasan kerja.
2. Secara Praktis
Merupakan aplikasi teori-teori yang telah dipelajari sebelumnya ke dalam
kehidupan sehari-hari dan terutama dalam memasuki dunia kerja nantinya
dimana penelitian dapat digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah di
dalam perusahaan khususnya dalam menghadapi permasalahan tentang
kepuasan kerja.

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN
KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. P. G. KREBET BARU I
BULULAWANG

SKRIPSI

Oleh:
Nur Fitria Susanti
06810046

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN
KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. P. G. KREBET BARU I
BULULAWANG

SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi

Oleh:
Nur Fitria Susanti
06810046

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan Petunjuk dan Rahmat-Nya
akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi yang berjudul
Hubungan antara Kompetensi Interpersonal dengan Kepuasan Kerja pada
karyawan PT. P. G. Krebet Baru I Bululawang yang bertujuan untuk memenuhi salah
satu syarat dalam menempuh ujian akhir dalam rangka memperoleh gelar Sarjana pada
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Mengingat keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan serta pengalaman penulis, maka penulis menyadari dalam
penulisan skripsi ini dapat dirasakan banyak hal-hal yang masih sangat kurang, namun
demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan, saran dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan ketulusan hati penulis sampaikan
banyak terima kasih yang tak terhingga atas segala bantuan, bimbingan dan pengarahan
sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini, Khususnya penulis ditujukan kepada :
1. Drs. Tulus Winarsunu, M. Si selaku dekan Fakultas Psikologi dan selaku
pembimbing I Universitas Muhammadiyah Malang yang telah banyak meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna hingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2. M. Shohib, S. Psi, M. Si selaku pembimbing II yang juga telah meluangkan waktunya
untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik.
3. M. Salis Yuniardi, S. Psi, M. Psi selaku dosen wali yang telah mendukung dan
memberikan pengarahan sejak awal perkuliahan hingga skripsi ini selesai.
4. Ayah dan Mama yang selalu memberikan dukungan, do’a dan pengarahannya
sehingga penulis memiliki motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Pabrik Gula Krebet Bululawang Malang yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian.
6. Karyawan Pabrik Gula Krebet Bululawang Malang yang telah bersedia menjadi
subyek penelitian .
7. Seseorang yang istimewa di hatiku yang selalu memberikan dukungan dan semangat
serta selalu mengingatkan peneliti dalam pengerjaan skripsi ini.

8. Clara, Dika, Dina, Dewi, Eki, Gerry, Hamka, Mbak Ritna, Mita, Nia, Nisa, Shelly,
Sherly, Tya, Yoga yang telah memberikan masukan dan motivasi sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak
memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik
dan saran demi perbaikan karyawa skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian,
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan
pembaca pada umumnya.

Malang, 10 Oktober 2011
Penulis

Nur Fitria Susanti

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………… i
ABSTRAK ………………………………………………………………………. iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. iv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….. v
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………….
BAB I

vi

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………... 7
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………

7

D. Manfaat Penelitian ………………………………………………..

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepuasan Kerja …………………………………………………..

9

B. Kompetensi Interpersonal ………………………………………..

20

C. Hubungan antara Kompetensi Interpersonal dengan
kepuasan kerja ……………………………………………………

23

D. Kerangka Pemikiran Penelitian …………………………………..

26

E. Hipotesis ………………………………………………………….

27

BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian …………………………………………….

28

B. Variabel Penelitian ……………………………………………….

29

1. Identifikasi variabel Penelitian ……………………………….

29

2. Definisi operasional variabel penelitian ……………………...

29

C. Populasi dan Sampel ……………………………………………..

30

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ………………………

33

1. Jenis Data …………………………………………………….

33

2. Metode Pengumpulan Data ………………………………….

34

3. Validitas dan reliabilitas …………………………………….

37

a. Validitas ………………………………………………...

37

b. Reliabilitas ……………………………………………...

39

E. Prosedur Penelitian ……………………………………………..

41

F. Metode Analisa Data ……………………………………………

43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ………………………………………………….

44

B. Analisa Data …………………………………………………....

46

C. Pembahasan …………………………………………………….

48

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………..

53

B. Saran – saran ……………………………………………………

53

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

54

LAMPIRAN ......................................................................................................

57

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Jumlah karyawan tetap PT. P. G. Krebet Baru I Bululawang …………… 31
Tabel 3.2 : Data sampel karyawan PT. P. G. Krebet Baru I Bululawang ……………. 33
Tabel 3.3 : Nilai skala ………………………………………………………………... 35
Tabel 3.4 : Blueprint Skala Kompetensi Interpersonal ………………………………. 36
Tabel 3.5 : Blueprint Skala Kepuasan Kerja …………………………………………. 36
Tabel 3.6 : Validitas item Skala Kompetensi Interpersonal ………………………….. 38
Tabel 3.7 : Validitas item Skala Kepuasan Kerja ……………………………………. 39
Tabel 3.8 : Rangkuman hasil reliabilitas Skala Kompetensi Interpersonal (Try Out) . 40
Tabel 3.9 : Rangkuman hasil reliabilitas Skala Kepuasan Kerja (Try Out) ………….. 41
Tabel 4.0 : Sebaran T score Kompetensi Interpersonal ………………………………. 45
Tabel 4.1 : Sebaran T score Kepuasan Kerja …………………………………………. 45
Tabel 4.2 : Korelasi Product Moment ………………………………………………… 47

DAFTAR LAMPIRAN
Surat penelitian PT. P. G . Krebet Baru I Bululawang …………………………………... 57
Kuesioner try out ………………………………………………………………………...

58

Data uji coba skala kompetensi interpersonal (try out) ………………………………….. 65
Reliabilitas try out ………………………………………………………………………. 66
Data uji coba skala kepuasan kerja (try out) …………………………………………….. 75
Reliabilitas try out ……………………………………………………………………….. 76
Kuesioner penelitian ……………………………………………………………………... 88
Data skala kompetensi interpersonal …………………………………………………….. 95
Data skala kepuasan kerja ……………………………………………………………….. 96
Data XY …………………………………………………………………………………. 97
Tabel frekuensi dan korelasi …………………………………………………………….. 98

DAFTAR PUSTAKA

Alge, B. J., Gresham, M. T., Heneman, R. L., Fox, J., McMasters, R. 2002. Measuring
customer service orientation using a measure of interpersonal skills : A
preliminary test in a public service organization. Purdue University. Journal Of
Business and Psychology, 16 (3), 467 – 471.
Anoraga, P. 2006. Psikologi Kerja. Jakarta : PT. RINEKA CIPTA.
Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
As’ad. Moh. 1995. Psikologi Industri. Edisi Keempat. Yogyakarta: Penerbit Liberty.
Azwar, S. 2009. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
1995. Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya). Edisi Kedua. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
1999. Penyusunan Skala Psikologi. Edisi Pertama. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
2001. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Buhrmester. D dan Furman, W. 1988. Five domains of interpersonal competence in peer
relationship. Journal of Personality and Social Psychology, Vol. 55, no.6. 991 –
1008.
Butler, Doherty dan Potter. 2007. Social antecedent and consequences interpersonal
rejection sensitivity. Department of social sciences, Southwest Minnesota State
University. Personality and Individual Differences of Journal. 43. 1376 – 1385.
DOI : 10.1016.
Farida, I. 2010. Hubungan antara Konflik Kerja dengan Kepuasan Kerja pada Karyawan
PT. Andoko Group Pandaan. (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang).
Fatmawati, H. (2005). Hubungan antara kompetensi interpersonal dengan perilaku
altruistic pada remaja (study penelitian di SMU Muhammadiyah Kudus).
(Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang).
Handoko, T. H. 2000. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta :
BPFE.
Hartanti. 2006. Hubungan antara Konsep Diri dengan Kompetensi Interpersonal pada
Pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Diponegoro. (Skripsi, Program
Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro).
Hayes, J. 2002. Interpersonal Skills at Work. New York : The Taylor & Francis e –
Library.

Hegi, D. 1977. Effects of interpersonal skills training on interpersonal competence,
communication, and need satisfaction of college Freshmen. (Thesis, Master of
Science in Home Economic in Texas Tech University)
Jannah, L. M & Prasetyo, B. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
Kerlinger, F. N. 2004. Asas – Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta : Universitas
Gajah Mada Press.
Kuo, H., Yin, T. dan Li, I. 2008. Relationship between Organizational Empowerment and
Job Satisfaction Perceived by Nursing Assistant at Long – Term Care Fasilities.
Journal of Clinical Nursing, 17. 3059 – 3066. DOI : 10.1111.
Lilikanti. 2005. Hubungan antara Efektivitas Komunikasi dengan Kepuasan Kerja pada
Karyawan PDAM Malang. (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang).
Liu, B., Liu, J., Hu, J. 2010. Person- Organization Fit, Job Satisfaction and Turnover
Intention: An Empirical Study in The Chinese Public Sector. Social Behavior
and Personality of Journal, 38 (5). 615 – 625. DOI : 10.2224.
Luthans, F. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. Yogyakarta : Penerbit ANDI.
Mahoney, J. L., Cairns, B. D., and Farmer, T. W. 2003. Promoting Interpersonal
Competence and Educational Success Through Extracurricular Activity
Participation. Journal of Educational Psychology, 95 (2). 409 – 418. DOI : 10.
1037.
Malik, M. E., Danish, R. Q., & Ghafoor, M. 2009. Relationship between Age,
Perceptions of Organizational Politics and Job Satisfaction. Journal of
behavioral Science, 19. 1-2. 23 – 40.
Mangkunegara. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

PT.

Martoyo. S. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi kelima. Yogyakarta : BPFE.
Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi (Konsep, Karakteristik, dan
Implementasi). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Munandar, A. S. 2001. Psikologi Industri & Organisasi. Jakarta : Universitas Indonesia
Press.
Nashori, F. 2008. Psikologi Sosial Islami. Bandung : PT. Refika Aditama.
Nuraini, N. 2005. Hubungan antara Konflik Kerja (Job Conflict) dengan Kepuasan Kerja
pada Karyawan Bank BRI Cabang Kawi Malang. (Skripsi, Fakultas
Universitas Muhammadiyah Malang).

Paulk, A. L. 2008. Romantic Relationship Attachment and Identity Style as Predictors of
Adolescent Interpersonal Competence: A Mediation Model. (Dissertation,
Human Development and Family Department in Auburn University).
Pfeifer, J. H., Lacoboni, M., Mazziiotta, J. C., dan Dapretto, M. 2007. Mirroring Others’
Emotions Relates to Empathy and Interpersonal Competence in Children.
Journal of Neuro Image, 39. 2076 – 2085. DOI : 10.1016.
Prasaja, D. J. 2009. Hubungan antara Iklim Organisasi dengan kepuasan kerja pada
Karyawan PT. KAI Persero Stasiun Malang. (Skripsi, Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang).
Rachmawati, A. 2008. Hubungan antara Perilaku Asertif dengan Kepuasan Kerja pada
Karyawan Hazama-Brantas Joint Operation Proyek Bendungan Ponre-Ponre,
Desa Tompobulu, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone Sulawesi Selatan.
(Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang).
Ridlo, C. 2008. Hubungan antara Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan
Kepuasan Kerja Karyawan PT. P. G. Krebet Baru I Malang. (Skripsi, Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang).
Riyani. 2006. Hubungan antara Persepsi tentang Fungsi Serikat dengan Kepuasan Kerja
PT. Karoseri Langgeng. (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang).
Silvi, N. M. 2011. Perbedaan Kompetensi Interpersonal Remaja berdasarkan Pola Asuh
Orang Tua. (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang).
Solomon, G. T. 1979. Interpersonal Competence and The Digital PDP 11 – 40. Insights
into Experiential Pedagogy. 6. 39 – 45.
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D).
Bandung : CV. Alfabeta.
Winarsunu, Tulus. 2002. Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang :
UMM Press.

Dokumen yang terkait

PERAMALAN KEUANGAN PADA P.T P.G RAJAWALI I UNIT P.G KREBET BARU

1 15 35

HUBUNGAN ANTARA KESESUAIAN KOMPENSASI DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN PG. KREBET BULULAWANG MALANG

0 4 2

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PT. RAJAWALI I UNIT PG. KREBET BARU MALANG

0 3 2

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KESEJAHTERAAN KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN Hubungan Antara Persepsi Terhadap Kesejahteraan Karyawan Dengan Kepuasan Kerja Pada Karyawan PT. Delta Merlin Sandang Tekstil I Sragen.

0 3 18

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KESEJAHTERAAN KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN Hubungan Antara Persepsi Terhadap Kesejahteraan Karyawan Dengan Kepuasan Kerja Pada Karyawan PT. Delta Merlin Sandang Tekstil I Sragen.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA KARYAWAN-MANAJER DENGAN KEPUASAN KERJA PADA Hubungan antara komunikasi interpersonal antara karyawan-manajer dengan kepuasan kerja pada karyawan rsup dr. soeradji tirtonegoro klaten.

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA KARYAWAN-MANAJER DENGAN KEPUASAN KERJA PADA Hubungan antara komunikasi interpersonal antara karyawan-manajer dengan kepuasan kerja pada karyawan rsup dr. soeradji tirtonegoro klaten.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Kinerja Karyawan.

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN Hubungan Antara Kompensasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan.

0 1 17

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN (GURU) ipi94972

0 1 15