PERAMALAN KEUANGAN PADA P.T P.G RAJAWALI I UNIT P.G KREBET BARU

PERAMALAN KEUANGAN PADA P.T P.G RAJAWALI I
UNIT P.G KREBET BARU
SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai
Derajat Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:
Christian Riedle Rampen
08610185

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat
dan berkatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan peran serta berbagai pihak,

oleh sebab itu maka penulis ucapan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1.

Dr. Muhadjir Effendi, M.Si selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Malang.

2.

Dr. Nazaruddin Malik, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Malang yang telah membantu peneliti dalam pemberian ijinijin kegiatan akademik.

3.

Dra. Aniek Rumijati, MM selaku Ketua Program Studi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membantu peneliti dalam
kegiatan akademik.

4.


Prof. Dr. Bambang Widagdo, MM selaku Dosen Pembimbing 1 dan Dra.
Dewi Nurjannah, MM. AFP selaku Dosen Pembimbing 2 yang penuh
perhatian dan kesabaran dan kesediaan beliau dalam meluangkan waktunya
dalam membimbing penulis.

5.

Dra. Ratih Yuliati, M.Si selaku Dosen Wali Angkatan 2008 Kelas A, terima
kasih atas bantuan, bimbingan dan motivasinya selama ini.

iii

6.

Bapak dan Ibu Dosen Pengajar di Program Studi Manajemen, Terima kasih
atas ilmu yang telah diberikan semoga bermanfaat buat penulis sebagai bekal
untuk terjun ke masyarakat.

7.


Manajer Bagian Keuangan PT. PG. Rajawali I Unit PG. Krebet Baru yang
telah memberi ijin penelitian dan bantuan dalam penyusunan skripsi bagi
penulis.

8.

Ayahanda Jantje Jerry Rampen dan Ibunda Tini Rampen yang telah memberi
kasih sayang yang tiada hentinya serta membantu baik secara moral dan
materiil bagi penulis.

9.

Para sahabat dan teman-teman Kontrakan Blok L, Manajemen Kelas A,
teman-teman seangkatan dan sahabat-sahabat part time di Tu. Jurusan
Manajemen (Kimbul Genk), juga IBK yang telah memotivasi penulis.
Terlebih bagi Inayatul Istiqomah yang sudah memberikan banyak cerita.

10. Dan semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu penulis mengharapkan adanya masukan, kritikan dan saran yang
membangun dari pembaca. Semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukan.
Semoga Tuhan Memberkati.
Malang,

Juli 2012

Penulis
iv

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x
ABSTRAKSI ....................................................................................................... xi

ABSTRACT ........................................................................................................ xii

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................ 9
C. Batasan Masalah ...................................................................... 9
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................ 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Peneliti Terdahulu ................................................... 11
B. Tinjauan Teori ........................................................................ 12
C. Kerangka Pikir ....................................................................... 20

vi

BAB III


METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian .................................................................... 22
B. Jenis Penelitian ....................................................................... 22
C. Difinisi Operasional Variabel ................................................ 22
D. Jenis dan Sumber Data .......................................................... 25
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 25
F. Teknik Analisis Data .............................................................. 26

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...................................................................... 30
B. Analisis Data .......................................................................... 33
C. Pembahasan Hasil Analisis Data ............................................ 43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................ 46

B. Saran ....................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Laporan Laba Rugi Perusahaan P.T P.G Rajawali I unit P.G
Krebet Baru Tahun 2007-2011

Lampiran 2

: Laporan Neraca Perusahaan P.T P.G Rajawali I unit P.G Krebet
Baru Tahun 2007-2011

Lampiran 3


: Penghitungan Tingkat Pertumbuhan Penjualan dan Aktiva

Lampiran 4

: Penghitungan Laporan Keuangan Proforma dengan Common Size

x

DAFTAR PUSTAKA
Anjasmara, Wendi Febrian. 2011. Proyeksi Laporan Keuangan Perusahaan Rokok
Oeloeng Bojonegoro. UMM. Malang.
Brigham, Eguene F. dan Huston, Joel F. 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
Diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto. 2004. Buku II. Edisi Kedelapan.
Airlangga. Jakarta.
Gitosudarmo, Indroyo dan Basri. 2002. Manajemen Keuangan. Edisi Keempat.
BPFE. Yogyakarta.
Halim, Abdul dan Hanfi Mamduh. 2009. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat.
UPP AMP YKPN. Yogyakarta.
Husnan, Saud dan Pujiastuti, Enny. 2002. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi

ketiga. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.
KPPU. 2010. Usaha Terhadap Kebijakan dalam Industri Gula. Position Paper.
Jakarta.
Martin, John D. dan Kawan-kawan. 1995. Diterjemehkan oleh Haris Munandar.
1995. P.T Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Mulyono, Sri. 2000. Peramalan Bisnis dan Ekonometrika. Edisi Pertama. BPFE.
Yogyakarta.
Sari, Novita Tika. 2011. Perencanaan Keuangan PT. PLN (persero) distribusi Jawa
Timur APJ Pasuruan. UMM. Malang.
Sundjaja, dan Barlian. 2003. Manajemen Keuangan. Edisi Kesatu. Erlangga. Jakarta.
Tim Penyusun Laboratorium Manajemen. 2009. Modul Praktikum (Manajemen
Keuangan II). UMM. Malang.
Widayat, dan Amirullah. 2002. Riset Bisnis. CV. Cahaya Press. Malang.
http://www.analisadaily.com. Dinamika Industri Gula. Diunduh pada Maret 2012.
http://www.google.com. Dewan Gula Indonesia. Diunduh pada Maret 2012.
http://www.kompas.com. Impor Gula di Indonesia. Diunduh pada Maret 2012.

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara yang berkembang, dengan sumber daya alam
yang beragam dan melimpah. Seiring dengan krisis multi dimensi yang
melanda di Indonesia, banyak masalah yang dialami negara ini. Aspek
ekonomi adalah aspek yang paling menonjol dari masalah yang dihadapi,
yakni terpuruknya kegiatan ekonomi. Perusahaan asing dengan produknya
yang memasuki pasar di Indonesia, ditambah dengan kebijakan pemerintah
yang sering melakukan kegiatan impor khususnya dalam bentuk bahan baku
makanan, membuat industri-industri bahan baku makanan di Indonesia ini
banyak yang merugi.
Banyaknya kebutuhan atau konsumsi bahan baku makanan yang kurang
terpenuhi di dalam negeri, membuat pemerintah melakukan kebijakan untuk
mengimpor bahan baku dari luar negeri, salah satunya adalah gula. Gula
merupakan komuditi penting di Indonesia, jika dilihat dari sejarahnya, industri
gula di Indonesia diperkerkenalkan pada abad ke sembilan oleh kolonial
Belanda sebagai eksportir.
Pada masa itu terdapat 178 pabrik gula yang beroperasi. Gula yang
dikenal masyarakat adalah gula berbahan baku tebu, yang dikenal dengan gula
putih atau gula pasir. Di Indonesia, jenis gula berbahan baku tebu dibagi


1

2

menjadi tiga jenis, yaitu gula mentah (raw sugar), gula kristal putih
(plantation white sugar) dan gula kristal rafinasi (refined sugar).
Jenis gula berbahan baku tebu yang diperuntukkan konsumsi langsung
oleh masyarakat adalah gula kristal putih (plantation white sugar) atau lebih
dikenal dengan gula pasir atau gula putih. Raw sugar digunakan sebagai
bahan baku

utama produksi gula rafinasi dan penggunaan gula rafinasi

diperuntukkan sebagai bahan baku industri makanan, minuman dan farmasi.
Pada periode 1991-2001, industri gula Indonesia mulai mengalami
berbagai masalah. Salah satu faktor kemunduran industri gula adalah
kecenderungan volume impor yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Tabel 1.1 Jumlah Impor Raw Sugar untuk Pabrik Gula Rafinasi
Tahun 2003-2008

Sumber: Gapmmi, 2010
Tabel 1.1 menunjukkan pelaku-pelaku dalam industri gula rafinasi dalam
negeri yang sepenuhnya mengimpor raw sugar untuk kemudian diolah
sebagai gula rafinasi. Seiring peningkatan jumlah pabrik gula rafinasi dalam
negeri maka meningkat juga jumlah raw sugar yang diimpor setiap tahunnya.
Penurunan produksi dan kenaikan defisit yang dihadapi disebabkan oleh
faktor internal dan eksternal yang saling terkait. Harga gula impor yang ada
memang relatif lebih murah dari pada gula produk negeri sendiri atau gula

2

3

lokal, itulah sebabnya mengapa para konsumen lebih memilih gula impor
yang lebih murah.
Dewan Gula Indonesia telah merekomendasikan impor gula mentah
sebanyak 240.000 ton atau setara 220.000 gula kristal putih (GKP) sepanjang
tahun 2012. Usulan itu berdasarkan hasil audit dewan gula Indonesia (DGI),
yang menyimpulkan perlunya tambahan gula konsumsi atau GKP hingga
261.068 ton di awal 2012. Perhitungan stok fisik gudang oleh DGI tercatat ada
530.578 ton gula. Ketersediaan GKP sampai Mei 2012 diperkirakan mencapai
598.932 ton, sementara kebutuhannya diperkirakan sebanyak 860.000 ton
(Sumber: Kompas.com, 2012).
BUMN gula saat ini menguasai 66% total area tebu dengan kontribusi
sekitar 63% terhadap total produksi gula nasional. Produksi gula BUMN
hanya 80% dari target dengan jumlah pabrik gula yang rugi semakin
bertambah sementara pabrik gula swasta relatif lebih baik dibanding BUMN
gula (Sumber : Dewan Gula Indonesia, 2012).
Faktor lain yang menyebabkan penurunan rendemen di tingkat pabrik
gula adalah, kondisi pabrik gula terutama yang ada di Jawa, umumnya sudah
tua, sehingga tidak dapat mencapai efisiensi yang maksimal. Ketersediaan
jumlah bahan baku yang terbatas akibat dari menyempitannya ketersediaan
lahan sehingga pabrik beroperasi dibawah kapasitas optimal. Penurunan areal
tebu menyebabkan ketersediaan bahan baku semakin terbatas sehingga P.G
sering mengalami kesulitan untuk mencapai kapasitas minimum.

3

4

Ditunjuknya P.T Perusahaan Perdagangan Indonesia sebagai importir
gula mentah menambah persaingan akan industri pabrik gula. Kebijakan ini
secara perlahan akan menggerogoti pasar gula lokal sehingga petani semakin
rugi dan mengurangi tingkat produksi pada perusahaan gula lain. Kamar
Dagang dan Industri (Kadin) mempertanyakan sikap pemerintah yang
memaksakan agar P.T Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Persero
memegang hak penuh impor gula, padahal sudah jelas apa yang dilakukan itu
melanggar peraturan perundang-undangan dan SK 527 tentang izin importir
terdaftar (Sumber : analisadaily.com, 2012).
Perkembangan industri gula menunjukkan adanya persaingan yang begitu
ketat. Selain persaingan terjadi diantara produk gula rafinasi dalam negeri,
adanya gula rafinasi impor yang dilakukan oleh industri perusahaan gula lain
menambah ketatnya persaingan industri gula yang terjadi, dengan kondisi
demikian, perusahaan dituntut kemampuannya untuk beradaptasi agar
perusahaan tetap bertahan dan mampu memenangkan persaingan. Perusahaan
harus dapat merumuskan perencanaan yang tepat dalam menghadapi
perubahan lingkungan dan kondisi kompetisi yang ketat.
Perencanaan keuangan adalah salah satu cara memikirkann masa depan
secara sistematis dan mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan masalah
sebelum masalah terjadi. Perencanaan keuangan akan merumuskan bagaiman
sasaran-sasaran keuangan akan dapat dicapai. Keadaan yang tidak pasti seperti
sekarang ini, mengharuskan perusahaan memperkirakan masa depan yang
akan terjadi untuk dibuatnya sebuah keputusan. Manajemen perusahaan

4

5

memerlukan suatu pedoman berupa perencanaan yang berisikan langkahlangkah yang akan dilakukan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Perencanaan dapat pula berupa alat ukur dan evaluasi atas hasil
sesungguhnya, apabila kenyataannya tidak sesuai dengan perencanaannya
maka diperlukan evaluasi ketidaksesuaian tersebut dan mengambil tindakan
yang diperlukan untuk mengatasinya. Perencanaan juga merupakan alat
pengendalian terhadap kegitan yang dilakukan perusahaan, dengan demikian
peran perencaan sangat penting dalam menunjang kebaikan perusahaan.
Kurangnya perencanaan adalah alasan yang paling sering dikemukakan
oleh perusahaan atas kegagalan dan kerugian yang terjadi. Suatu perencanaan
keuangan nantinya diharapkan dapat memberikan gambaran bagi perusahaan.
Perencanaan keuangan yang dibuat dengan baik dan searah dengan strategi
yang telah ditetapkan perusahaan, akan dapat mengarahkan perusahaan pada
tujuannya secara efektif dan efisien. Proses perencanaan keuangan mungkin
mengharuskan masing-masing bagian perusahaan untuk menyiapkan tiga
rencana bisnis alternatif, yaitu :
1.

Kondisi terburuk, rencana ini akan meminta dibuatnya asumsi-asumsi
yang relatif pesimistis tentang produk perusahaan dan kondisi
perekonomian.

2.

Kondisi normal, rencana ini meminta dibuatnya asumsi-asumsi tentang
perusahaan dan perekonomian yang paling mungkin terjadi.

3.

Kondisi terbaik, masing-masing divisi akan diminta untuk membuat kasus
berdasarkan asumsi-asumsi yang optimistis. Kasus ini dapat melibatkan

5

6

produk dan ekspansi baru dan kemudian merinci pendanaan yang
dibutuhkan.
Proses perencanaan dimulai dengan meramalkan penjualan aktiva untuk
memenuhi target penjualan tersebut, dan keputusan diambil setelah
mempertimbangkan biaya yang dibutuhkan dalam aktiva. Pada tahap tersebut,
laba rugi dan neraca dapat di proyeksikan. Umumnya keuangan proforma dan
berbagai anggaran operasi digunakan untuk melakukan perencanaan dan
kontrol untuk dilaporkan pada kreditur, pemegang saham, dan investor.
Hampir semua rencana keuangan meminta adanya ramalan penjualan
yang diberikan secara eksternal. Ramalan penjualan akan menjadi penggerak
yang artinya pengguna model perencanaan akan memberikan nilai dari
peramalan, dan kebanyakan nilai yang lain akan dihitung berdasarkan atas
nilai tersebut. Perencanaan akan berfokus pada proyeksi penjualan dimasa
yang akan datang dan aset serta pendanaan yang dibutuhkan untuk
mendukung penjualan tersebut.
Ramalan penjualan (sales forecasting) merupakan ramalan untuk unit
dan nilai uang penjualan suatu perusahaan, untuk suatu periode tertentu di
masa yang akan datang yang umumnya didasarkan pada data penjualan selama
lima tahun terakhir yang dipadukan dengan ramalan prospek perekonomian
yang akan datang juga, jika ramalan penjualan menyimpang, konsekwensinya
dapat sangat berpangaruh bagi perusahaan. Contohnya, jika pasar berkembang
lebih besar dari apa yang di perkirakan oleh perusahaan, maka perusahaan
tidak akan mampu memenuhi permintaan.

6

7

Ramalan keuangan dibuat untuk meramalkan kondisi keuangan
perusahaan dimasa yang akan datang dan mengetahui kebutuhan dana
tambahan perusahaan yang akan datang, dengan mengetahui berapa jumlah
dana yang akan dibutuhkan perusahaan untuk operasi periode akan datang,
menejemen keuangan dapat memikirkan cara yang terbaik untuk memenuhi
kebutuhan tersebut dan akan menjadi dasar pengendalian efektif keuangan.
Manajer dapat mengelolah sumber daya yang dimiliki, dengan cara
melihat perubahan serta perkembangan keuangan perusahaan tahun ke tahun.
Informasi perkembangan tersebut baik menguntungkan atau merugikan
perusahaan akan memberikan masukan yang berguna bagi pihak manajemen,
dan informasi tersebut akhirnya dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
tindakan pengambilan keputusan.
Peramalan melibatkan proyeksi-proyeksi (laporan proforma) laporan laba
rugi dan neraca berdasarkan standar dan perkembangan dari umpan balik dan
proses penyesuaian untuk memperbaiki prestasi kerja. Peramalan keuangan
mencakup penjualan, laba, dan aktiva yang didasarkan pada alternatif strategi
produksi dan pemasaran untuk kemudian bagaimana menentukan kebutuhan
pendanaannya.
Peramalan dibuat agar perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan agar
tidak tersisihkan dari persaiangan, oleh karena itu, peramalan keuangan sangat
penting bagi P.T P.G Rajawali I unit P.G Krebet Baru. Suatu peramalan
keuangan nantinya diharapkan dapat memberikan gambaran bagi perusahaan.

7

8

Ramalan penjualan yang tepat sangat menentukan profabilitas. Setiap ramalan
penjualan dapat mengandung tingkat ketidakpastian yang besar atau kecil.
Pihak manajemen mengharapkan bahwa perusahaan yang dipimpinnya
akan terus mengalami pertumbuhan seperti yang perusahaan inginkan dalam
kegiatan usahanya. Peramalan keuangan pada P.T P.G Rajawali I unit P.G
Krebet Baru harus dilakukan mengingat banyaknya masalah yang muncul
seperti apa yang sudah dijelaskan diatas, ditambah lagi perusahaan yang
belum melaksanakan peramalan keuangannya secara maksimal dan tidak
memperhitungkan dana tambahan yang diperlukan untuk masa depan.
Perusahaan

yang merencanakan keuangannya, bisa mendapatkan

keuntungan lebih besar dari pada apabila perusahaan tidak melakukan
perencanaant. Tetapi jika nilai penjualan real sama dengan nilai penjualan
yang diramalkan atau bahkan lebih besar. Seperti apa yang sudah dilakukan
oleh Rosengarten Corporation, yang disajikan dalam Tabel 1.2 dalam bentuk
sederhana.
Tabel 1.2 Laporan Laba Rugi Rosengarten Corporation Sebelum
Proyeksi
ROSENGARTEN CORPORATION
Laporan Laba Rugi
Penjualan
Biaya-biaya
Laba kena pajak
Pajak (34%)
Laba bersih
Deviden
Tambahan saldo ditahan

$
$

$1.000
$ 800
$ 200
$ 68
$ 123

44
88

Rosengarten memproyeksi kenaikan penjualan sebesar 25% dari
penjualannya sebelumnya yang nilai penjualannya sama sebesar $1.000,

8

9

maka akan nampak perbedaan dimana perusahaan akan mendapatkan
keuntungan yang lebih

besar. Dengan asumsi ini, laporan laba rugi

Rosengarten Corporation akan disajikan dalam Tabel 1.3. Secara tidak
langsung, asumsi bahwa biaya merupakn persentase konstan terhadap
penjualan.
Tabel 1.3 Laporan Laba Rugi Rosengarten Corporation Setelah
Proyeksi
ROSENGARTEN CORPORATION
Laporan Laba Rugi Pro Forma
Penjualan
Biaya-biaya
Laba kena pajak
Pajak (34%)
Laba bersih
Deviden
Tambahan saldo ditahan

Pencapaian

dari

sebuah

peramalan

$1.250
$1.000
$ 250
$ 85
$ 165

$ 55
$ 110

keuangan

perusahaan

dapat

diantaranya, perusahaan dapat menilai berbagai macam pilihan alternatif,
menghindari kejutan dari ketidakpastian, memastikan kelayakan dan
konsistensi internal perusahaan. Penyusunan dengan baik dan benar akan
sangat berguna bagi pihak manajemen perusahaan P.T P.G Rajawali I unit P.G
Krebet Baru, apabila peramalan keuangan dilakukan secara tepat maka pihak
manajemen perusahaan mampu memaksimalkan tujuan yang telah ditetapkan
dan dapat mengurangi hal yang menyebabkan pemborosan.
Peramalan keuangan dapat menghubungkan unsur neraca dan laba rugi
satu dengan yang lainnya, sehingga memberikan gambaran tentang posisi
keuangan perusahaan pada saat ini serta dapat memberikan gambaran seberapa
jauh efektifitas dan efisensi yang perusahaan lakukan. Peramalan yang

9

10

dilakukan perusahaan dapat meberikan gambaran kebutuhan dana yang akan
datang, juga kebijakan apa yang akan dilakukan oleh perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan dana tersebut. Berdasarkan latar belakang yang terjadi
seperti yang telah diuraikan diatas, maka penulis menentukan penelitian
dengan judul “Peramalan Keuangan pada P.T P.G Rajawali I unit P.G Krebet
Baru”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraiakan diatas, maka perumusan
masalah yang diangkat adalah Bagaimanakah peramalan keuangan pada P.T
P.G Rajawali I unit P.G Krebet Baru pada tahun 2012?

C. Batasan Masalah
Batasan malasah perlu dilakukan agar pokok masalah yang diteliti tidak
terlalu meluas sebagaimana yang sudah ditentukan dan berfokus pada tujuan
yang diteliti, maka penelitian ini dibatasi hanya pada data keuangan berupa
neraca dan laporan laba rugi tahun 2007 sampai 2011, dengan menggunakan
analisis common size dan metode untuk meramalan kebutuhan keuangan
dimasa depan dengan AFN (Additional Funds Needed).

10

11

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
peramalan keuangan pada perusahaan P.T P.G Rajawali I unit P.G Krebet
Baru pada tahun 2012.

2.

Kegunaan Penelitian
a. Bagi Manajemen Perusahaan P.T P.G Rajawali I unit P.G Krebet Baru
Hasil dari peneliti ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan
bahan pemikiran bagi pengelolah perusahaan khususnya dalam
perencanaan keuangan perusahaan dan sebagai bahan pertimbangan
dalam menyusun ramalan keuangan dimasa yang akan datang untuk
pengambilan keputusan.
b. Bagi Manajemen Perusahaan P.T P.G Rajawali I pusat
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk mengambil keputusan yang berkenaan dengan
masalah peramalan perusahaan.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber referensi
ilmiah bagi peneliti selanjutnya, terutama yang akan melakukan
penelitian tentang peramalan keuangan perusahaan.

11

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tinjauan peneliti terdahulu yang dijadikan pertimbangan oleh peneliti
yaitu pertama,, penelitian yang dilakukan oleh Wendi Febrian Anjasmara
(2011) dengan objek penelitian perusahaan rokok Oeloeng Bojonegoro. Alat
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tingkat
pertumbuhan untuk memproyeksikan penjualan dan analisis common size
untuk proyeksi laporan keuangan proforma.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan oleh peneliti dapat
disimpulkan bahwa proyeksi nilai penjualan perusahaan rokok Oeloeng
Bojonegoro

diperoleh

nilai

proyeksi

laba

bersih

2011

sebesar

Rp254.536.092,00. Dilihat dari sisi proyeksi aktiva 2011 perusahaan rokok
Oeloeng Bojonegoro mengalami peningkatan dari Rp7.236.205.230,00
menjadi Rp7.537.954.988,00. Pada laporan Aliran Kas, perusahaan rokok
Oeloeng Bojonegoro mengalami perubahan kas sebesar Rp3.446.005,00.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Tika Novita Sari (2011) dengan
objek penelitian Perusahaan PT. PLN (persero) distribusi Jawa Timur APJ
Pasuruan dengan periode penelitian tahun 2006 sampai dengan 2010. Sumber
data dalam penelitian ini yaitu sekunder, dimana laporan keuangan berasal
dari perusahaan PT PLN (Persero) distribusi Jawa Timur APJ Pasuruan yang
berupa laporan laba rugi dan neraca selama periode tahun 2006 sampai dengan

12

13

2010. Teknik analisis data menggunakan analisis common size dalam proyeksi
laporan keuangan.
Kesimpulan yang diperoleh bahwa hasil analisis penelitian dari proyeksi
penjualan tahun 2011 sebesar Rp.1.700.898.332.126,00 dari peramalan
penjualan tersebut didapatkan hasil tingkat pertumbuhan penjualan sebesar
7,69%. Tingkat pertumbuhan penjualan tersebut kemudian digunakan untuk
meramalkan laporan laba rugi sehingga dapat diestimasikan laba bersih tahun
2011 sebesar Rp.360.590.446410,00. Dalam perencanaan keuangan langkah
selanjutnya adalah meramalkan rencana, untuk merealisasikan pertumbuhan
penjualan maka aset atau aktiva tahun 2011 meningkat menjadi sebesar
Rp.21.066.146,00 dan aktiva tersebut sebagian didanai dari kewajiban pada
tahun 2011 meningkat menjadi sebesar Rp.2.026.402.841,00.

B. Tinjauan Teori
1.

Perencanaan Keuangan
Fungsi manajemen merupakan satu kesatuan yang tak bisa
dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, dan saling terkait antara satu
dengan fungsi manajemen lainnya. Salah satu fungsi manajemen adalah
fungsi perencanaan. Bagi manajer keuangan fungsi perencanaan ini
berarti manajer harus melakukan perencanaan keuangan. Dalam kegiatan
perencanaan keuangan harus didahului dengan kegiatan melakukan
kegiatan prakiraan (forecasting) tentang apa yang diharapkan akan terjadi
di masa yang akan datang. Perencanaan keuangan dimaksudkan untuk

113

14

meperkirakan bagaimana posisi keuangan perusahaan di masa yang akan
datang, bisa dalam bulanan, triwulanan, dan tahunan.
Perencanaan keuangan merupakan kegiatan untuk memperkirakan
posisi dan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang dalam
perencanaan keuangan jangka panjang maupun jangka pendek. Analisis
terhadap apa yang akan terjadi memang sangat penting bagi perusahaan,
tetapi perencanaan untuk masa yang akan datang lebih penting bagi
perusahaan. Sering kali untuk perencanaan di masa yang akan datang
perusahaan mungkin mengunakan kejadian historis sebagai titik tolak
ukurnya, meskipun perusahaan dapat menggunakan dasar pertimbangan
lain (Husnan dan Pujiastuti, 2002:87).
Perencanaan merupakan tindakan yang diambil berdasarkan fakta
dan asumsi mengenai gambaran yang dilakukan pada waktu yang akan
datang dalam pencapaian tujuan yang diinginkan oleh perusahaan.
Perencanaan adalah sebuah proses penyususnan tujuan-tujuan perusahaan
dan pemilihan tindakan-tindakan yang akan di lakukan oleh perusahaan
untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan oleh perusahaan. Tahapan
dalam perencanaan keuangan :
a. Memproyeksi penjualan pada periode akuntansi berikutnya, dilakukan
dengan metode tingkat pertumbuhan penjualan selama lima tahun.
Dari hasil perhitungan tingkat pertumbuhan penjualan tahunan,
dihitung dengan tingkat pertumbuhan rata-rata yang nantinya akan

114

15

digunakan untuk memproyeksikan nilai penjualan yang akan
diproyeksikan atau tahun masa depan.
b. Langkah selanjutnya meproyeksikan laporan laba rugi pada tahun
yang akan diproyeksi yaitu dengan menggunakan analisis common
size disusun dengan jalan menghitung tiap-tiap rekening dalam
laporan laba rugi menjadi proporsi dari total penjualan.
c. Untuk memproyeksi neraca pada tahun yang diproyeksikan metode
yang digunakan sama yaitu common size, setiap item dari neraca
proforma dibagi dengan jumlah total aktiva untuk menghasilkan
proporsi, dari hasil proporsi tersebut dikali dengan proyeksi total
aktiva untuk mengasilkan proyeksi laporan neraca tahun yang
diproyeksi.
d. Langkah selanjutnya adalah menghitung dana tambahan dengan
menggunakan pendekatan AFN (Additional Fund Needed) dilakukan
dengan cara menghitung selisih antara aktiva dengan pasiva (Brigham
dan Houston, 2006:206).
Perusahaan harus secara serius melakukan perencaan keuangannya
dan mengabdikan sumber daya yang cukup baik untuk perencanaan
tersebut. Apabila terjadi kesalahan pada perencanaan keuangan, dapat
berakibat buruk bagi perusahaan, tapi jika perencanaan sesuai dengan
kenyataan pada masa yang akan datang maka perusahaan nantinya akan
mendapatkan keuntungan.

115

16

Perencanaan keuangan membantu manajemen untuk menghidari
pemborosan-pemborosan dengan membuat prosedur yang memungkinkan
adanya koordinasi yang baik berbagai bagian yang dilaksanakan oleh
perusahaan. Tanpa adanya perencanaan keuangan maka dapat berakibat
ketidaksesuaian tindakan dalam melaksanakan kebijakan perusahaan dan
menimbulkan pemborosan dalam bentuk waktu dan sumber keuangan
yang tidak dimanfaatkan maksimal (Gitosudarmo dan Basri, 2002:291).
Perencanaan keuangan merupak aspek penting dari operasi dan
penghasilan perusahaan karena perencanaan tersebut memberikan
petunjuk yang mengarahkan, mengkoordinasikan, dan mengontrol
kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurut
Sundjaja dan barlian (2003:162), dua aspek penting dalam proses
perencanaan keuangan, antara lain :
a. Perencanaan uang tunai, meliputi persiapan dari penyusunan budget
kas perusahaan.
b. Perencanaan laba, perencanaan laba perusahaan yang dibuat dalam
bentuk laporan keuangan proforma.
Kedua hal tersebut tidak hanya berguna bagi perencanaan keuangan
interen tetapi juga di butuhkan bagi pihak pemberi pinjaman baik
sekarang dan yang akan datang (sundjaja dan barlian, 2003:162).
Perusahaan-perusahaan yang dijalankan dengan baik umumnya
berdasarkan pada rencana operasi perusahaan pada seperangkat ramalan
laporan keuangan. Tidak ada aturan baku yang menentukan panjangnya

116

17

periode anggaran, namun sebagai patokan umum, periode anggaran
dibuat cukup panjang untuk

meperlihatkan pengaruh kebijakan

manajemen, tidak cukup pendek untuk keakuratan taksiran yang masuk
akal.
Proses perencanaan dimulai dengan ramalan laporan penjualan
untuk lima tahun mendatang atau lebih agar memiliki nilai keakuratan
yang baik. Aktiva dibutuhkan untuk memenuhi target penjualan yang
ditentukan dan keputusan diambil dengan mempertimbangkan bagaimana
aktiva yang dibutuhkan itu dibiayai. Bentuk perencanaan keuangan salah
satunya adalah laporan keuangan proforma. Laporan keuangan proforma
merupakan proyeksi laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laba
rugi perusahaan, yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi
keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
Dua input yang diperlukan untuk menyusun laporan performa
dengan pendekatan sederhana, yaitu :
a. Laporan keuangan untuk tahu sebelumnya.
b. Ramalan penjualan tahun yang akan datang.
Berbagai macam rasio dapat dihitung berdasarkan laporan laba rugi
proforma dan neraca proforma (Sundjaja dan Barlian, 2003:179).

117

18

2.

Prosedur penyusunan laporan keuangan proforma
Prosedur penyusunan laporan keuangan proforma meliputi bebrapa
langkah, sebagai berikut :
a. Memproyeksikan penjualan untuk sejumlah periode pada masa
mendatang dengan tahap awal menghitung tingkat pertumbuhan
penjualan.
b. Memproyeksi biaya operasional (harga pokok penjualan dan
administrasi, biaya pajak luar bunga) dan kemudian menurunkan
proyeksi pendapatan operasional.
c. Memproyeksikan total asset, hutang, dan modal saham yang
diperlukan untuk mendukung tingkat operasi yang diproyeksikan.
d. Menentukan biaya pendanaan (financing cost) dari dan kemudian
menurunkan dari pendapatan operasional untuk memperoleh laba bersi
proyeksi.
Sesudah menyusun laporan keuangan proforma, para manajer
dapat mengambil langkah untuk merencanakan operasi jangka pendek.
Jika laba di laporan laba rugi proforma terlalu rendah, maka diperlukan
kebijkan penetapan harga atau tindakan pengurangan biaya. Jika tingkat
proyeksi piutang terlalu tinggi dapat dilakukan perubahan kebijkan kredit
atau kebijakan penagihan. Laporan proforma merupakan kunci penting
perencanaan keuangan kunci penting perencanaan keuangan untuk tahun
yang akan datang (Sundjaja dan Barlian, 2003:180).

118

19

3.

Model analisis perencanaan keuangan
Perusahaan

bisa

memperkirakan

posisi

keuangannya

dan

membantu perusahaan dalam mengeksplorasi konsekuensi strategi
alternatif dengan menggunakan model-model tertentu apabila keputusan
keuangan diambil. Model perencanaan keuangan mendukung proses
perencanaan keuangan dengan mempermudah pembuatan ramalan
laporan keuangan. Berikut ini adalah komponen model perencanaan
keuangan yang meliputi :
a. Input, input rencana keuangan terdiri dari laporan keuangan
perusahaan saat ini dan peramalannya di masa yang akan datang.
Biasanya ramalan utama adalah perkiraan pertumbuhan penjualan,
karena banyak variabel lain semacam kebutuhan tenaga kerja dan
tingkat persediaan yang terikat pada penjualan.
b. Model perencanaan, model perencanaan keuangan menghitung
implikasi ramalan manajer untuk laba, investasi baru, dan pendanaan.
Model ini terdiri dari persamaan-persamaan yang menghubungkan
variabel output dengan ramalan.
c. Output, output model keuangan terdiri dari laporan keuangan seperti
laporan laba-rugi, neraca dan laporan yang menjelaskan sumber dan
pemakain kas. Laporan ini disebut proforma, yang berarti laporan itu
adalah ramalan berdasarkan input dan asumsi yang dimasukkan ke
dalam rencana. Biasanya output model keuangan juga mencakup
banyak rasio keuangan.

119

20

4.

Analisis common size
Analisis ini merubah angka-angaka yang dalam dalam neraca dan
laporan laba rugi menjadi persentasae berdasarkan dasar tertentu (Husnan
dan Pujiastuti, 2002:67). Analisis common size disusun dengan jalan
menghitung

tiap-tiap rekening dalam laporan laba rugi dan neraca

menjadi proporsi dari total penjualan untuk laporan laba rugi atau total
aktiva untuk neraca (Mamduh, 2009:70). Dalam analisis common size
mempermudah pembaca laporan keuangan, dengan cara membaca
laporan perubahan-perubahan dalam neraca maupun dalam laporan laba
rugi.
Suatu neraca yang disusun dengan analisis common size dapat
meberikan informasi tentang komposisi aktiva lancar dan aktiva tidak
lancar, juga pada sisi pasiva memberikan gambaran mengenai posisi
utang perusahaan terhadap modal sendiri. Laporan laba rugi yang disusun
dengan analisis common size dapat menggambarkan laba yang diperoleh
dari suatu penjualan. Apabila penyajian ini dibandingkan dari waktu ke
waktu, maka akan mudah diperoleh kesimpulan, misalnya, terjadi
kenaikan dalam harga pokok penjualan dan sebagainya (Husnan dan
Pujiastuti, 2002:68).
5. Metode meramalan kebutuhan keuangan dimasa depan
Suatu metode untuk meramalkan laporan keuangan dan kebutuhan
keuangan dimasa depan menyatakan setiap jumlah sebagaian persentase
penjualan, persentase ini bisa konstan atau berubah sejalan dengan

120

21

berlalunya waktu. Metode ini meramalkan laporan laba rugi dan neraca
kemudian menghitung dana tambahan atau AFN (Additional Fund
Needed). Perhitungan AFN memiliki dua pendekatan, pendekatan yang
pertama yaitu dengan menghitung selisih antara aktiva dan pasiva pada
neraca, sedangkan pendekatan kedua mencari AFN dengan rumus
(Brigham dan Houston, 2006:275).

C. Kerangka Pikir
Fungsi manajemen salah satunya yang penting untuk dilakukan adalah
fungsi perencanaan keuangan. Perusahanaan beroperasi dengan melakukan
kegiatan operasionalnya berupa pengolahan unit-unit usahanya. Laporan
keuangan performa berupa neraca dan laporan laba rugi digunakan sebagai
proyeksi

laporan keuangan pada masa datang. Langkah pertama dalam

merencanakan

keuangan

adalah

meramalakan

atau

memperkirakan

(forecasting) kondisi penjualan dengan metode pertumbuhan penjualan yang
tujuannya untuk mengetahui tingkat penjualan perusahaan pada tahun 2012.
Langkah kedua menghitung proyeksi neraca dan laporan laba rugi yang
diproyeksi pada tahun 2012 dengan menggunakan analisis common size.
Langkah selanjutnya mengetahui tingkat selisih antara aktiva dan pasiva pada
neraca proforma yang sudah diproyeksikan, untuk mengetahui seberapa besar
dana tambahan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Setelah diketahui tingkat
dana yang dibutuhkan perusahaan, maka perusahaan dapat melakukan

121

22

kebijakan atau tindakan yang sesuai dengan tujuan perusahaaan untuk
memenuhi kebutuhan dana tersebut. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Perencanaan keuangan

Laporan keuangan perusahaan

Menghitung proyeksi
peramalan penjualan dan
aktiva tahun 2012
Perhitungan proyeksi laporan laba rugi
2012
Perhitungan proyeksi neraca
2012
Menghitung dana tambahan
yang dibutuhkan
(AFN)
Pemenuhan bentuk pendanaan
Gambar 2.1: Kerangka Pikir Penelitian

122

Dokumen yang terkait

Tanggung-Jawab Perusahaan Terhadap Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Bidang Sosial Dan Lingkungan. (Studi pada PT. PG Rajawali I Unit PG Krebet Baru, Bululawang, Malang.)

0 32 31

PENERAPAN ANALISIS COST VOLUME PROFIT (CVP) UNTUK PERENCANAAN LABA (STUDI KASUS PADA PT PG RAJAWALI I UNIT PG KREBET BARU MALANG)

6 32 17

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT PG RAJAWALI I UNIT PG KREBET BARU PERIODE 2009-2011

0 7 47

OPTIMALISASI MODAL KERJA PT. PG RAJAWALI I UNIT KREBET BARU MALANG

8 22 40

ANALISIS PENERAPAN BALANCED SCORECARD UNTUK PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada PT. PG. Rajawali I Unit Krebet Baru)

1 11 17

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PT. RAJAWALI I UNIT PG. KREBET BARU MALANG

0 3 2

Optimalisasi Pengadaan Bahan Baku Pabrik Gula (Studi Kasus pada P.G. Mojo, Sragen, Jawa Tengah)

2 12 113

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA MUSIMAN DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) P.G MOJO Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Musiman Di PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) P.G Mojo Kabupaten Sragen.

0 3 17

this PDF file PENGARUH DIMENSI INDIVIDUAL, PSIKOLOGIKAL, DAN TERHADAP KINERJA (Studi Pada Karyawan Tetap PT. PG. Rajawali I Unit PG. Krebet Baru Kabupaten Malang) | Oktariana | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB

0 0 11

FAKTORFAKTOR PENDORONG PARTISIPASI PEKERJA DALAM SERIKAT PEKERJA (Studi pada PT. PG. Rajawali I Unit PG. Krebet Baru Malang) | Putra | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB

0 0 9