4 distribusi cahaya pada dinding pandangan Frick, 1998. Berikut beberapa hasil penelitian batas-batas
Kenyamanan yang dinyatakan dalam temperatur efektif: Tabel 1. Hasil penelitian batas-batas kenyamanan dinyatakan dalam temperatur efektif
Pengarang Tempat
Kelompok Manusia Batas Kenyamanan
ASHRAE USA selatan 30
o
LU Peneliti
20,5-24,5
o
C TE Rao
Calkutta 22
o
LU India
20-24,5
o
C TE Webb
Singapura Khatulistiwa Malaysia, Cina
25-27
o
C TE Mom
Jakarta 6
o
LS Indonesia
20-26
o
C TE Ellis
Singapura Khatulistiwa Eropa
22-26
o
C TE
Lippsmeier 1980
2.4 Suhu Udara
Suhu udara merupakan salah satu faktor atau parameter lingkungan yang sangat penting bagi kenyamanan di dalam eco-house. Suhu udara dalam ruang dipengaruhi oleh energi radiasi dari
matahari, pindah panas konveksi, intensitas radiasi matahari, kecepatan dan arah angin, serta suhu udara lingkungan dilihat secara umum.
Bangunan didirikan untuk melindungi penghuni dari kondisi iklim luar bangunan dengan lingkungan dalam yang aman dan nyaman. Perlu dirancang bangunan yang mampu menanggapi
kondisi-kondisi iklim lingkungan luar dan dalam maupun persyaratan kenyamanan penghuni bangunan. Pada desain eco-house perlu adanya ruang gerak udara agar pertukaran udara bersih terus
berlangsung, hal ini juga bertujuan agar terjaganya suhu ruangan dimana suhu ruang yang sehat berkisar antara 20
o
C-25
o
C. Tingkat kenyamanan termal untuk orang Indonesia yang memakai pakaian harian biasa, batas atas nyaman optimal adalah 28
o
C dan kelembaban udara relatif 70 atau 25,8
o
C temperatur efektif, dan batas bawah adalah 24
o
C dengan kelembaban udara relatif 80 atau 22,8
o
C temperatur efektif Lippsmeier, 1980.
2.5 Aliran Udara
Angin dalam bentuk sederhana dapat dibatasi sebagai gerak horizontal udara relatif terhadap permukaan bumi. Angin merupakan penghantar yang sangat efektif dalam proses pemindahan energi
dan massa udara secara konveksi dibanding proses difusi dan konduksi. Angin memindahkan panas, uap air serta amoniak dari permukaan tanah atau tanaman ke atmosfer Handoko, 1994. Angin juga
diartikan sebagai aliran udara yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin pada daerah iklim tropis-lembab cenderung minim, biasanya
berhembus agak kuat di siang hari atau pada musim pancaroba. Udara bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke udara bertekanan rendah. Udara yang masuk ke dalam rumah memiliki laju
kecepatan yang tergantung pada luas ventilasi. Pergerakan udara adalah aspek yang penting untuk kenyamanan termal, terlebih di daerah
panas, seperti halnya di daerah tropis. Aliran udara merupakan faktor perencanaan yang penting karena sangat mempengaruhi kondisi iklim, baik untuk setiap rumah ataupun kota. Gerakan aliran
udara menimbulkan pelepasan panas dari permukaan kulit oleh penguapan. Semakin besar kecepatan udara, semakin besar panas yang hilang. Tetapi ini hanya terjadi selama temperatur udara lebih rendah
daripada temperatur kulit. Sehingga arah angin sangat menentukan orientasi bangunan. Jika di daerah lembab diperlukan sirkulasi udara yang terus-menerus, di daerah kering cenderung membiarkan
sirkulasi udara hanya pada waktu dingin atau malam hari. Karena itu di daerah tropika basah, dinding-
5 dinding luar sebuah bangunan terbuka untuk sirkulasi udara lebih besar daripada yang dibutuhkan
untuk pencahayaan. Sedangkan di daerah kering, lubang cahaya biasanya dibuat lebih kecil dari pada yang diperlukan. Cara yang baik digunakan untuk merancang sistem sirkulasi udara alami adalah
dengan sistem ventilasi silang cross ventilation. Pada sistem ventilasi silang, sirkulasi udara telah diatur sedemikian rupa agar bisa mengalirkan udara dari satu titik ventilasi udara menuju titik ventilasi
udara lainnya Mannan, 2007. Dengan adanya perbedaan tekanan di dalam dan di luar bangunan, maka aliran udara tidak terjebak di dalam rumah, yang menyebabkan rumah terasa pengap dan panas.
Orientasi bangunan terhadap arah angin yang paling menguntungkan bila memilih arah tegak lurus terhadap arah angin itu Frick, 1998. Artinya bahwa penempatan jendela dan lubang ventilasi
menghadap ke arah aliran angin. Kenyamanan di daerah tropis lembab hanya dapat dicapai dengan bantuan aliran angin yang cukup pada tubuh manusia.
Struktur bangunan dapat menangkis, menghalangi, dan membelokkan arah gerakan udara serta menurunkan dan meningkatkan kecepatan aliran udara. Struktur, ketinggian, lebar, panjang, dan
bentuk bangunan akan berpengaruh pada gerakan udara. Udara yang bergerak kebagian atas bangunan dan sebagian lagi bergerak kebagian sisi lain, seperti terlihat pada Gambar 1. Struktur bangunan akan
menghalangi aliran udara yang melewatinya dan dapat mengakibatkan penurunan kecepatan aliran udara Boutet, 1987.
Gambar 1. Arah aliran udara yang melewati bangunan Boutet, 1987 Bentuk struktur dan fungsi suatu bangunan juga dapat mempengaruhi arah, kecepatan, dan gerakan
udara disekitar bangunan.
Gambar 2. Gerakan udara pada beberapa bentuk bangunan
6
2.6 Radiasi Matahari