membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya Tarigan, 2003. Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C
melambangkan katalisnya: A + C → AC 1
B + AC → AB + C 2 Meskipun katalis C ikut oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali oleh
reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi : A + B + C → AB + C
Terdapat beberapa kriteria yang harus diperhatikan untuk menilai layak atau tidaknya suatu katalis untuk digunakan dalam suatu reaksi, diantaranya adalah :
1 Aktivitas, yaitu kemampuan katalis untuk mengkonversi reaktan menjadi produk yang diinginkan.
2 Selektifitas, yaitu kemampuan katalis mempercepat reaksi yang diinginkan diantara beberapa reaksi yang mungkin terjadi.
3 Yield, yaitu jumlah produk yang terbentuk untuk setiap satuan reaktan yang terkonsumsi.
4 Kestabilan, yaitu lamanya katalis memiliki aktivitas dan selektifitas seperti keadaan semula.
5 Kemudahan diregenerasi, yaitu proses mengembalikan aktivitas dan selektifitas katalis seperti keadaan semula Tarigan, 2003.
2.2 Senyawa Polioksometalat
Senyawa polioksometalat merupakan senyawa kluster metal-oksigen yang memiliki tingkat keasaman yang sangat tinggi melebihi keasaman asam sulfat yang
diukur berdasarkan metode Hammett sehingga sangat cocok digunakan sebagai
Universitas Sriwijaya
katalis. Senyawa polioksometalat mempunyai sifat oksidasi reduksi karena adanya muatan negatif yang tinggi. Hal tersebut menjadi keunggulan senyawa
polioksometalat sebagai katalis baik dalam reaksi asam basa maupun dalam reaksi reduksi oksidasi. Pemanfaatan senyawa polioksometalat ialah karena memiliki
struktur dan komposisi unsur yang beragam. Struktur ion Keggin diketahui memiliki stabilitas termal dan dapat mereduksi bolak balik dengan menerima elektron. Hal ini
membuat ion dengan struktur Keggin lebih banyak dipakai sebagai katalis untuk beragam reaksi organik Kim et al. 2005.
Polioksometalat termasuk dalam klasifikasi besar senyawa logam oksigen yang berukuran nano dengan struktur kluster anion. Umumnya, terdapat dua tipe
senyawa polioksometalat dengan komposisi kimia yaitu isopoli anion dan heteropoli anion. Formula umum dari kedua senyawa yakni:
[M
m
O
y
]
p-
isopoli anion [X
x
M
m
O
y
]
q-
x≤ m heteropoli anion
Dimana M adalah atom adenda dan X adalah heteroatom yang biasa disebut atom pusat yang letaknya dalam pusat polianion Kozhevnikov, 2002.
Senyawa heteropoli memiliki beberapa keunggulan sebagai katalis, yang paling penting adalah sebagai multifungsi dan mobilitas struktural. Di satu sisi,
senyawa asam heteropoli memiliki keasaman Bronsted yang sangat kuat, di sisi lain, mereka efisien sebagai oksidan, berperan cepat untuk reaksi reversibel multielektron
redoks transformasi dibawah kondisi biasa. Selain itu, banyak senyawa heteropoli memiliki kelarutan yang sangat tinggi dalam pelarut polar dan stabilitas termal yang
cukup tinggi dalam keadaan padat Raffie and Shahbazi, 2006. Senyawa heteropoli sangat menjanjikan karena sifat unik yang dimilikinya
sebagai katalis asam, redoks, dan bifungsional asam dan redoks. Reaksi katalitik dapat dilakukan dalam sistem homogen maupun heterogen gas-padat, cair-padat atau
cair-cair . Senyawa heteropoli sering digunakan sebagai contoh sistem bagi penelitian dasar, memberikan peluang unik untuk studi mekanisme pada tingkat
molekuler Kozhevnikov, 2002.
Universitas Sriwijaya
2.3 Struktur Senyawa Polioksometalat