Pengalaman akan Realitas Mutlak scr implisit sbg pengalaman Realitas Ada. Dapatkan org berbicara ttg “pengalaman akan Allah”? Tdk ada 1 pengalaman yg jelas akan Allah. Pengalaman transendental a pengalaman akan Allah dlm arti ttt. Pengembangan

 Filsafat Thomas: hubungan yg hakiki antara realitas mutlak kebebasan mns. e. Kesadaran diri sbg dasar pengalaman akan Realitas Mutlak.  Dlm proses kesadaran, terdpt 1 realitas lain di luar mns.  Kesadaran diri bersifat terbatas, kaitannya dgn filsafat Descartes.

3. Pengalaman akan Realitas Mutlak scr implisit sbg pengalaman Realitas Ada.

 Qt kembali ke pertanyaan awal: Seberapa jauh membentang pengalaman mns? Jawabannya: Realitas mutlak ada scr tersirat dlm smw pengalaman bx dlm pengalaman indrawi maupun dlm refleksi budi; dia mrpk isi kesadaran qt.  Qt tdk dpt menangkap realitas mutlak itu scr lgsg, tpi qt jg tdk bs menghindarkan diri dr realitas itu, krn Dia sdh tersedia berada dlm pengenalan qt. Qt tdk mgkn diam di hdpannya; qt hrs berbicara tentangnya.  Adanya keragu2an thd eksistensinya. Dibu- tuhkan kemampuan mns utk menerobos msuk k dunia d balik ksadaran mns. 3. 3. Dapatkan org berbicara ttg “pengalaman akan Allah”?

1. Tdk ada 1 pengalaman yg jelas akan Allah.

 Jika ada pengalaman yg jelas akan Allah, tentu tdk mgkn ada atheisme.  Ontologisme Gioberti: Realitas “ada” a substansi sendiri: dia a pencipta yg menghslkan eksistensi pertama. Eksistensi pertama bergerak kembali 4  Bertolak dr ontologisme, mns dpt berbicara ttg pengalaman akan Allah melalui intuisi. Kelemahan pand ini: intuisi tdk mgkn bebas dr pengalaman indrawi refleksi budi. Hub antara Allah daya intuisi ttp tdk jelas.

2. Pengalaman transendental a pengalaman akan Allah dlm arti ttt.

 Arti pengalaman transendental: pengalaman awal yg tdk tertematisir atau pengalaman prarefleksif, itu bersifat personal.  Pengalaman transendental a 1 pengalaman eksistensial: Dia senantiasa memanggil tpi menantang eksistensi mns utk menjawabNya.

3. Konsekuensi isi pengalaman transendental utk pengenalan yg jelas akan Allah.

a. Pengenalan akan Allah sbg pengembangan pengalaman transendental.  Ada org yg berpendapat bhw pengenalan akan Allah itu 1 hal kebetulan, itu keluar dr 1 kepercayaan yg disebabkan o faktor luar faktor dlm. Pendapat demikian tdk cocok. Pengenalan akan Allah itu mrpk 1 momen pengenalan yg melampaui sesuatu yg tertangkap scr indrawi yg terefleksi dlm pengertian budi. Pengenalan itu ada sca tersirat di dlm pengalaman indrawi refleksi budi. Seorang atheist agnostik pun ada dlm momen itu.  Pengenalan atas cr yg dsbt terakhir ini a pengalaman transendental yg perlu dikembangkan. Di sinilah diperlukan metode utk mengembangkan isi pengalaman transendental itu. Pengembangan metodis utk berbicara ttg Allah a 1 keharusan. Tpi inilah ketegangannya: ketegangan antara pengalaman 5

b. Moment eksistensial yg praktis dlm pengenalan akan

Allah.  Pengenalan akan Allah mrpk pengalaman transendental yg perlu dikembangkan. Pengenalan akan Allah atas cr demikian mrpk 1 momen eksistensial yg praktis. Maksudnya: momen pengalaman eksistensial yg menunjuk kpd 1 ketersediaan subyek atau 1 disposisi yg hrs diambil subyek, ketika bhdpn dgn tantangan eksistensial.  Kemampuan pengenalan spt itu berbeda dgn pengenalan dlm ilmu pengetahuan. Kemampuan pengenalan ilmiah bersifat sekunder, ttp kemampuan pengenalan yg dimaksud a kemampuan pengenalan ktk bhdpn dgn pertanyaan eksistensial. Kemampuan pengenalan ini terwujud dlm tindakan konkrit utk menyikapi tantangan eksistensial, perwujudan tindakan nyata itulah 1 momen eksistensial yg praktis, yg di dlmnya pengenalan mns akan Allah mjd nyata. Pengenalan yg nyata akan Allah sll bergantung pd keputusan pribadi yg bebas. c. Masih perlukah pembuktian akan adanya Allah? Org mempersempit arti kata “pembuktian” dgn pembuktian matematis atau pembuktian ilmu2 empiris. Pembuktian dlm arti yg tepat: stp gerak pikir yg memperlihatkan kebenaran pernyataan dgn cara mengungkapkan dasar2 yg berbicara ttg kebenaran itu scr jelas masuk akal. Setiap pembuktian selalu berada dlm konteks ttt. Pembuktian akan Allah: 1 kegiatan berpikir utk memahami mengenal Allah dg argumentasi yg masuk akal dlm konteks ttt.

4. Pengembangan Metodis Beberapa Kenyataan Yg Menunjuk Kpd Allah

6 Kosmologis ttg Allah.

1. Mns dlm usaha mencari arti hidup.

 Stp pengalaman sll mempunyai arti ttt. Arti pengalaman dlm beberapa tataran:  Tataran empiris sesuatu yg diindrai  Arti bahasa kata atau bahasa  Tataran etika tujuan perbuatan mns  Arti dlm tataran hdp kepenuhan hdp mns melibatkan slh hdpnya.  Seluruh hdp mns: aktivitas utk mencari arti hdpnya: a. Tindakan mns tdk mgkn ada tnp pemahaman ttg artinya. Stp perbuatan bx yg dilakukan scr sadar maupun tdk sadar sll memuat 1 tujuan ttt arti ttt. b. Arti stp peristiwa hdp mentransendir peristiwa itu sendiri. Peristiwa hdp ttt memperluas horizon pengalaman hdp qt membebaskan qt dr kesempitan pengalaman. Realisasi diri mns a keberadaan mns itu sendiri. Dia bkn tujuan mns. Keberadaan mns itu bersifat “intensional”, y terarah kpd sesuatu. Dgn demikian, arti hdpnya bkn terletak pd realisasi diri, tpi pd karakter intensionalitasnya keberadaan mns. c. Mencari arti hdp berarti mencari dasar mutlak sbg pegangan hdp. Stp org, betapapun sederhana daya refleksinya, mengakui adanya 1 dasar mutlak yg mjd pegangan hdpnya. Apakah ada arti hdp di dlm pengalaman penderitaan yg terus menerus? Atau di dlm perbuatan bunuh diri? Di dlm pengalaman perbuatan bunuh diri ada arti hdp yg sedang dicari, tpi krn jalan keluar dr bunuh diri tdk ada, maka org itu menempuh bunuh diri. 7 religius. Pengalaman positif negatif mns memuat 1 petunjuk akan adanya arti mutlak yg ditemukan dlm realitas mutlak. Realitas mutlak ini memberi arti thd smw yg qt alami. Realitas mutlak itu harus memiliki watak personal, krn qt a hakekat personal. Realitas mutlak yg bersifat personal itu a Allah.

2. Mns di hadapan tuntutan moral.