Analisis pendapatan rumahtangga petani secara umum

95 dapat mencukupi kebutuhan pengeluaran rumahtangga. Kondisi ini juga dapat dijelaskan bahwa alokasi tenaga kerja keluarga di luar usaha cendana merupakan suatu kewajiban untuk memenuhi kebutuhan keluarga belum berdasarkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Hasil analisis elastisitas menunjukkan, bahwa keputusan rumahtangga mengalokasikan tenaga kerja keluarga di luar usaha cendana tidak respon terhadap peubah pendidikan suami, jumlah anggota keluarga produktif, dan total pengeluaran rumahtangga. Hal ini menggambarkan bahwa ketiga peubah yang dimasukkan ke dalam persamaan simultan belum menjadi faktor kendala bagi rumahtangga untuk mengalokasikan tenaga kerja keluarga di luar usaha cendana. 2. Produksi Usaha Cendana Produksi usaha cendana dipengaruhi oleh alokasi tenaga kerja keluarga pada usaha cendana AKD, pendidikan suami PDS, alokasi tenaga kerja sewa AKL, dan biaya sarana produksi SPR. Hasil pendugaan persamaan produksi usaha cendana dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 33 Hasil pendugaan parameter persamaan produksi usaha cendana Peubah Parameter Dugaan t- hitung Taraf- nyata Elastisit as Intersept AKD Alokasi TK keluarga pada usaha cendana PDS Pendidikan suami AKL Alokasi TK sewa SPRBiaya sarana produksi -8.43312 -0.65185 0.032672 1.430169 0.000495 -8.13 -2.14 0.31 1.70 54.72 .0001 0.0430 a 0.7580 0.1023 c .0001 a -0.06846 0.008657 0.017958 13.1088 e R 2 = 0.99 F hitung = 2750.87 Keterangan: a nyata pada  = 5 persen; c nyata pada  = 15 persen; b nyata pada  = 10 persen; d nyata pada  = 20 persen Hasil dugaan keempat variabel menunjukkan tanda sesuai yang diharapkan dan berpengaruh nyata. Koefisien determinasi R 2 menunjukkan nilai 0.99 berarti bahwa keragaman produksi usaha cendana sebesar 99 dapat dijelaskan oleh keempat peubah penjelas. Peubah alokasi tenaga kerja keluarga bertanda negatif tidak sesuai yang diharapkan dan berpengaruh nyata pada taraf 5 persen. Artinya semakin tinggi produksi maka alokasi tenaga keluarga semakin menurun. Kondisi ini 96 menunjukkan bahwa alokasi tenaga kerja keluarga pada usaha cendana masih rendah. Suami sebagai kepala keluarga lebih banyak meluangkan waktu untuk usaha cendana dibandingkan anggota keluarga lainnya yaitu istri, anak perempuan, dan anak laki-laki. Peningkatan produksi cendana memerlukan peningkatan alokasi tenaga kerja keluarga. Suprapto 2001 dalam penelitiannya menyatakan peningkatan produksi usahatani sangat bergantung pada tenaga kerja keluarga. Peubah pendidikan suami bertanda positif sesuai yang diharapkan dan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi usaha cendana. Artinya semakin tinggi pendidikan suami, cenderung berusaha meningkatkan tingkat pengetahuan yang dimiliki untuk meningkatkan produksi usaha cendana. Pendidikan suami rata-rata setara SMP, memiliki pekerjaan pokok dan sampingan selain usaha cendana menyebabkan berkurangnya waktu suami untuk meningkatkan produksi cendana seperti mempelajari berbagai literatur atau pelatihan, terkait usaha cendana seperti materi budidaya cendana pembuatan bibit, pemeliharaan dan pengendalian hama penyakit. Pendidikan suami yang tinggi cenderung memutuskan untuk bekerja sebagai pegawai negeri atau sejenisnya sehingga usaha tani tidak terawat dan produksi menurun Suprapto 2001. Peubah alokasi tenaga kerja yang disewa bertanda positif sesuai yang diharapkan dan berpengaruh nyata pada taraf 15 persen. Artinya semakin tinggi alokasi tenaga kerja sewa maka produksi usaha cendana semakin meningkat. Kondisi pada lokasi penelitian menunjukkan bahwa usaha cendana yang dilakukan masih menggunakan tenaga kerja sewa sesuai banyaknya tanaman cendana yang dimiliki atau kurangnya tenaga kerja produktif dalam rumahtangga sehingga membutuhkan tenaga kerja sewa pada masa awal pertumbuhan cendana. Artinya produksi usaha cendana masih dipengaruhi oleh perilaku tenaga kerja sewa selain tenaga kerja keluarga sebagai pengelolanya. Secara rasional hal ini berdampak pada peningkatan biaya produksi cendana sehingga perlu diperhatikan. Persamaan produksi usaha cendana diperoleh bahwa produksi usaha cendana akan meningkat jika jumlah sarana produksi yang digunakan semakin 97 tinggi. Ini ditunjukkan dengan peubah dugaan jumlah sarana produksi yang bertanda positif sesuai yang diharapkan dan berpengaruh sangat nyata pada taraf 5 persen. Jumlah sarana produksi yang digunakan untuk produksi usaha cendana di lokasi penelitian yaitu berupa penyediaan bibit dan peralatan produksi seperti cangkul, parang, linggis bahkan ada yang menggunakan dinamo dan mesin pompa. Hasil pendugaan respon pada persamaan produksi menunjukkan bahwa keputusan produksi usaha cendana sangat respon terhadap biaya sarana produksi yang digunakan. Hal ini menggambarkan bahwa sarana produksi yang digunakan menjadi hal yang penting diperhatikan dan menjadi salah satu kendala dalam peningkatan produksi usaha cendana. Sedangkan produksi usaha cendana tidak respon terhadap peubah alokasi tenaga kerja keluarga, pendidikan suami, dan alokasi tenaga kerja sewa. 3. Total Pendapatan Rumahtangga Analisis pendugaan total pendapatan rumahtangga TR menunjukkan hasil bahwa sebagian tanda dugaan parameter adalah tidak sesuai dengan hipotesis yang diharapkan menurut kriteria ekonomi dan berpengaruh nyata. Nilai Koefisien determinasi R 2 menunjukkan nilai 0.76 berarti bahwa keragaman total pengeluaran rumahtangga sebesar 76 dapat dijelaskan oleh peubah penjelas yaitu produksi usaha cendana PROD, jumlah anggota keluarga produktif JAP, konsumsi total KT, investasi sumberdaya manusia INV, dan total alokasi tenaga kerja keluarga TAK, sebagaimana disajikan pada Tabel 34. Tabel 34 Hasil pendugaaan parameter persamaan total pendapatan rumahtangga Peubah Parameter Dugaan t- hitung Taraf- nyata Elastisitas Intersept PROD Produksi usaha cendana JAP jumlah anggota keluarga produktif KT Konsumsi total INV Investasi sumberdaya manusia TAK Total alokasi TK keluarga 3984974 279017.4 -2989029 3.982298 -8.64039 -10139.4 0.52 7.47 -1.86 2.89 -1.01 -4.46 0.6060 .0001 a 0.0767 b 0.0069 a 0.3242 0.6516 0.541204 0.52259 1.122862 e -0.09876 0.21281 R 2 = 0.76 F hitung = 14.13 98 Keterangan: a nyata pada  = 5 persen; c nyata pada  = 15 persen; b nyata pada  = 10 persen; d nyata pada  = 20 persen Berdasarkan Tabel 34, peubah yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan total rumahtangga adalah produksi usaha cendana, jumlah anggota keluarga produktif dan konsumsi total. Peubah produksi usaha cendana dan konsumsi total memiliki tanda parameter positif sesuai hipotesis yang diharapkan dan berpengaruh nyata pada taraf 5 persen, sedangkan peubah jumlah anggota keluarga produktif memiliki parameter negatif tidak sesuai hipotesis yang diharapkan dan berpengaruh nyata pada taraf 10 persen. Peningkatan produksi usaha cendana akan meningkatkan pendapatan rumahtangga. Hal ini berdampak pada terpenuhinya pengeluaran untuk konsumsi total dalam rumahtangga atau semakin meningkatnya pendapatan total rumahtangga responden maka akan semakin besar pengeluaran konsumsi total rumahtangga. Pernyataan ini logis, karena semakin besar pendapatan rumahtangga maka responden semakin memiliki kemampuan untuk membeli barang-barang konsumsi untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Jumlah anggota keluarga produktif memberikan nilai negatif terhadap pendapatan total dan berpengaruh nyata. Artinya bahwa ketersediaan anggota produktif dalam rumahtangga memberikan kontribusi yang masih rendah terhadap peningkatan pendapatan rumahtangga. Hal ini dapat dijelaskan bahwa anggota produktif dalam rumahtangga di lokasi penelitian masih terhitung jumlah anak yang masih sekolah, SMA atau baru menyelesaikan jenjang SMA atau setara. Perhitungan nilai elastisitas menunjukkan bahwa total pendapatan rumahtangga sangat respon terhadap pengaruh peubah konsumsi total yang ditunjukkan dengan nilai elastisitas sebesar 1.12. Hal ini memberikan gambaran bahwa pendapatan rumahtangga petani cendana yang diperoleh baik dari usaha cendana dan luar usaha cendana lebih diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam keluarga baik konsumsi pangan dan non pangan. Sedangkan total pendapatan rumahtangga tidak respon terhadap keempat variabel lainnya yaitu produksi usaha cendana, jumlah anggota