Analisis pendapatan rumahtangga petani cendana

91 penurunan populasi cendana di alam mengingat penyebaran cendana lebih banyak terdapat di lahan masyarakat dibandingkan dalam kawasan hutan. Berdasarkan hasil analisis faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan rumahtangga petani secara umum di lokasi penelitian dapat disimpulkan bahwa permasalahan di tingkat petani secara umum yaitu tingkat pengetahuan dan keterampilan petani, pertimbangan lokasi penanaman, ketersediaan lahan yang dimiliki masih diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan hidup, pemanfaatan lahan belum optimal serta tanaman cendana masih sebagai jenis tanaman sampingan.

4. Analisis ekonomi rumahtangga petani cendana

Analisis ekonomi rumahtangga petani dilakukan untuk melihat faktor yang berpengaruh pada rumahtangga petani cendana terkait dengan alokasi tenaga kerja, pendapatan dan konsumsi untuk memproduksi cendana. Model yang dirumuskan adalah model linear persamaan simultan yang diduga dengan metode two stage least squares method 2SLS pada program SAS 9.1 melalui prosedur SYLYN. Model yang dibangun terdiri dari lima persamaan struktural dan lima persamaan identitas. Hasil pendugaan model ekonomi rumahtangga dengan menggunakan persamaan simultan menghasilkan nilai koefisien determinasi R 2 bagi masing-masing model berkisar antara 0.19 hingga 0.99 dan nilai F dari masing-masing persamaan berkisar 1.85 sampai dengan 2750.87 dengan taraf  = 1 persen dan  = 20 persen. Konsekuensi dari penggunaan data kerat-lintang cross-section dalam pendugaan model pada umumnya adalah relatif rendahnya keragaman antar pengamatan yang berpengaruh pada rendahnya Koefisien determinasi R 2 sebagai indikator kebaikan suatu model. Hal tersebut dapat dilihat pada persamaan perilaku alokasi tenaga kerja keluarga di luar usaha cendana yang memiliki nilai Koefisien determinasi yang rendah. Beberapa peubah penjelas berpengaruh nyata terhadap peubah endogen, namun terdapat juga beberapa peubah penjelas yang berpengaruh tidak nyata pada taraf uji yang ditetapkan. Beberapa nilai parameter yang terlalu rendah muncul karena kurang eratnya hubungan keterkaitan antara peubah penjelas dengan peubah endogen dalam persamaan model. 92 1. Alokasi Tenaga Kerja a. Alokasi Tenaga Kerja Keluarga pada Usaha Cendana Hasil pendugaan terhadap parameter persamaan alokasi tenaga kerja keluarga pada usaha cendana diperoleh bahwa tanda koefisien peubah ada yang tidak sesuai dengan yang diharapkan menurut kriteria ekonomi. Koefisien determinasi R 2 menunjukkan nilai 0.66, artinya bahwa keragaman alokasi tenaga kerja keluarga pada usaha cendana sebesar 66 dapat dijelaskan oleh tiga peubah penjelasnya, sedangkan sisanya dijelaskan oleh peubah lain di luar model. Tabel 31 Hasil pendugaan parameter persamaan alokasi tenaga kerja keluarga pada usaha cendana Peubah Parameter Dugaan t- hitung Taraf- nyata Elastisita s Intersept AKL Alokasi TK sewa PROD Produksi usaha cendana RUL Pendapatan dari luar usaha cendana 1.710461 2.263358 0.033062 -3.57E-8 1.60 2.97 1.34 -0.44 0.1216 0.0067 a 0.1915 d 0.6611 0.270614 0.314808 -0.10608 R 2 = 0.66 F hitung = 15.36 Keterangan: a nyata pada  = 5 persen; c nyata pada  = 15 persen; b nyata pada  = 10 persen; d nyata pada  = 20 persen Tabel 31 menunjukkan bahwa peubah penduga alokasi tenaga kerja sewa pada usaha cendana bertanda positif tidak sesuai yang diharapkan dan berpengaruh nyata pada taraf 5 persen terhadap alokasi tenaga kerja keluarga pada usaha cendana. Sedangkan peubah produksi usaha cendana bertanda positif sesuai yang diharapkan dan berpengaruh nyata pada taraf 20 persen. Peubah pendapatan dari luar cendana bertanda negatif, sesuai yang diharapkan tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap alokasi tenaga kerja keluarga pada usaha cendana. Perilaku rumahtangga mempunyai kecenderungan apabila alokasi tenaga kerja keluarga sewa meningkat, maka alokasi tenaga kerja keluarga pada usaha cendana juga meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadinya saling menggantikan subtitusi antara tenaga kerja yang disewa dengan tenaga kerja keluarga seperti dalam penelitian Purwita 2009. Pada usaha cendana yang terjadi adalah rumahtangga petani tetap memerlukan tenaga kerja sewa untuk 93 membantu tenaga kerja keluarga. Hal ini tergantung jumlah cendana yang diusahakan dalam rumahtangga. Besarnya pendapatan yang diperoleh dari luar usaha cendana akan mendorong perilaku rumahtangga dalam mengalokasikan waktunya lebih banyak untuk pekerjaan di luar usaha cendana sehingga alokasi waktu keluarga pada usaha cendana akan berkurang. Perilaku tersebut juga mengambarkan bahwa pendapatan rumahtangga terbentuk dari berbagai pendapatan sebagai hasil dari usaha yang dilakukan anggota rumahtangga. Produksi usaha cendana yang tinggi dapat mendorong perilaku rumhatangga dalam mengalokasi waktu tenaga kerja keluarga pada usaha cendana lebih banyak. Hal ini menggambarkan bahwa rumahtangga sangat mengharapkan adanya peningkatan pendapatan rumahtangga dari produksi usaha cendana yang diusahakan walaupun usaha cendana mempunyai masa panen yang panjang. Perhitungan nilai elastisitas menunjukkan bahwa keputusan rumahtangga dalam mengalokasikan tenaga kerja keluarga pada usaha cendana bersifat tidak respon non-elastis terhadap pengaruh ketiga peubah penjelas yaitu alokasi tenaga kerja sewa pada usaha cendana, produksi usaha cendana dan pendapatan dari luar usaha alokasi yang ditunjukkan dengan nilai elastisitas kurang dari satu. Hal ini menggambarkan bahwa ketiga peubah yang dimasukkan ke dalam persamaan simultan belum menjadi faktor kendala bagi rumahtangga untuk mengalokasikan tenaga kerja keluarga pada usaha cendana. b. Alokasi Tenaga Kerja Keluarga Di Luar Usaha Cendana Alokasi tenaga kerja keluarga di luar usaha cendana digunakan untuk usahatani, buruh, tukang kayubatu, PNS, dan jasa ojek. Hasil pendugaan persamaan alokasi tenaga kerja keluarga di luar usaha cendana menunjukkan bahwa terdapat tanda koefisien peubah bebas yang tidak diharapkan menurut kriteria ekonomi, sebagaimana disajikan pada Tabel 32. Hasil analisis yang diperoleh pada Tabel 32 menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 0.19, berarti keragaman alokasi tenaga kerja keluarga di luar usaha cendana sebesar 19 dapat dijelaskan oleh ketiga 94 peubah yaitu pendidikan suami PDS, jumlah anggota keluarga produktif JAP, dan total pengeluaran rumahtangga TPRT. Tabel 32 Hasil pendugaan parameter persamaan alokasi tenaga kerja keluarga di luar usaha cendana Peubah Parameter Dugaan t- hitung Taraf- nyata Elastisitas Intersept PDS Pendidikan suami JAP Jumlah anggota keluarga produktif TPRT Total pengeluaran RT 309.1509 -6.39416 28.07407 -2.73E-8 4.10 -1.16 1.70 -0.00 0.0004 0.2592 0.1020 c 0.9982 -0.15811 0.236154 -0.00039 R 2 = 0.19 F hitung = 1.85 Keterangan: a nyata pada  = 5 persen; c nyata pada  = 15 persen; b nyata pada  = 10 persen; d nyata pada  = 20 persen Koefisien parameter peubah pendidikan suami bertanda negatif tidak sesuai dengan hipotesis yang diharapkan dan tidak berpengaruh nyata terhadap alokasi tenaga kerja keluarga di luar usaha cendana. Artinya semakin tinggi pendidikan suami, maka akan mengakibatkan semakin terbuka peluang bekerja di luar usaha cendana. Sebagian besar pendidikan suami di lokasi penelitian setingkat SMP tetapi jenjang pendidikan ini merupakan belum dapat dijadikan modal dasar bagi responden dalam mempertimbangkan keputusan secara rasional untuk mencari nafkah yang penghasilannya lebih pasti. Penawaran kebutuhan tenaga kerja saat ini sudah menetapkan standar tingkat pendidikan minimal serata SMA bahkan sarjana sehingga tingkat pendidikan responden belum memberikan pengaruh terhadap alokasi tenaga kerja keluarga di luar usaha cendana. Jumlah anggota keluarga produktif bertanda positif sesuai hipotesis yang diharapkan dan berpengaruh nyata pada taraf 15 persen terhadap alokasi tenaga kerja keluarga di luar usaha cendana Artinya semakin banyak anggota keluarga produktif, maka peluang untuk mendapatkan pekerjaan di luar usaha cendana akan meningkat dengan mengalokasi waktu di luar usaha cendana. Hal ini dapat di mengerti karena dengan mengalokasi waktu bekerja di luar usaha cendana akan mendapatkan penghasilan yang lebih terhadap pendapatan rumahtangga. Total pengeluaran rumahtangga memberikan pengaruh negatif terhadap alokasi tenaga kerja keluarga di luar usaha cendana dan berpengaruh tidak nyata. Hal ini menunjukkan alokasi tenaga kerja di luar usaha cendana belum 95 dapat mencukupi kebutuhan pengeluaran rumahtangga. Kondisi ini juga dapat dijelaskan bahwa alokasi tenaga kerja keluarga di luar usaha cendana merupakan suatu kewajiban untuk memenuhi kebutuhan keluarga belum berdasarkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Hasil analisis elastisitas menunjukkan, bahwa keputusan rumahtangga mengalokasikan tenaga kerja keluarga di luar usaha cendana tidak respon terhadap peubah pendidikan suami, jumlah anggota keluarga produktif, dan total pengeluaran rumahtangga. Hal ini menggambarkan bahwa ketiga peubah yang dimasukkan ke dalam persamaan simultan belum menjadi faktor kendala bagi rumahtangga untuk mengalokasikan tenaga kerja keluarga di luar usaha cendana. 2. Produksi Usaha Cendana Produksi usaha cendana dipengaruhi oleh alokasi tenaga kerja keluarga pada usaha cendana AKD, pendidikan suami PDS, alokasi tenaga kerja sewa AKL, dan biaya sarana produksi SPR. Hasil pendugaan persamaan produksi usaha cendana dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 33 Hasil pendugaan parameter persamaan produksi usaha cendana Peubah Parameter Dugaan t- hitung Taraf- nyata Elastisit as Intersept AKD Alokasi TK keluarga pada usaha cendana PDS Pendidikan suami AKL Alokasi TK sewa SPRBiaya sarana produksi -8.43312 -0.65185 0.032672 1.430169 0.000495 -8.13 -2.14 0.31 1.70 54.72 .0001 0.0430 a 0.7580 0.1023 c .0001 a -0.06846 0.008657 0.017958 13.1088 e R 2 = 0.99 F hitung = 2750.87 Keterangan: a nyata pada  = 5 persen; c nyata pada  = 15 persen; b nyata pada  = 10 persen; d nyata pada  = 20 persen Hasil dugaan keempat variabel menunjukkan tanda sesuai yang diharapkan dan berpengaruh nyata. Koefisien determinasi R 2 menunjukkan nilai 0.99 berarti bahwa keragaman produksi usaha cendana sebesar 99 dapat dijelaskan oleh keempat peubah penjelas. Peubah alokasi tenaga kerja keluarga bertanda negatif tidak sesuai yang diharapkan dan berpengaruh nyata pada taraf 5 persen. Artinya semakin tinggi produksi maka alokasi tenaga keluarga semakin menurun. Kondisi ini