PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK) BAGI PEKERJA WAKTU TERTENTU KONTRAK DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) KLATEN

PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK)
BAGI PEKERJA WAKTU TERTENTU / KONTRAK DI PT.
PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) KLATEN

TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh
Sebutan Vokation Ahli Madya (A.Md.) dalam Bidang
Manajemen Administrasi

Oleh :
Astri Devianti
D.1506064

PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009

i


i

i

PERNYATAAN

Nama : ASTRI DEVIANTI
NIM

: D1506064

Menyatakan

bahwa

dengan

sesungguhnya

Tugas


Akhir

berjudul

”PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK)
BAGI

PEKERJA

WAKTU

TERTENTU

/

KONTRAK

DI


PT.

PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) KLATEN” adalah betul-betul
karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam Tugas Akhir tersebut diberi
tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan Tugas Akhir dan gelar yang saya
peroleh dari Tugas Akhir tersebut.

Surakarta, 01 Juli 2009
Yang membuat pernyataan,

ASTRI DEVIANTI
NIM. D1506064

i

MOTTO


”Dan mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan
sholat”
(Al Baqarah 45)

”Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu,
padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui”
(Al Baqarah 216)

”Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai
dengan kesanggupannya”
(Al Baqarah 286)

”Ada dua nikmat yang kebanyakan orang tertipu dengan
keduanya, yaitu nikmat sakit dan nikmat sempat”
(Hadist)

”Ilmu dan amal adalah untuk ibadah”
(Denny Tazakka)


PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada :
Bapak dan Ibu tercinta

Mb Devi dan Dek Indra
Abitaku ”Agus” tersayang
Teman-teman MA ’06
Almamater

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, hidayah-Nya
Tugas Akhir ini akhinya dapat diselesaikan dengan judul “Pelaksanaan Program Jaminan Kecelakaan
Kerja (JKK) Bagi Pekerja Waktu Tertentu / Kontrak Di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Klaten”,
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Ahli Madya Manajemen Administrasi.
Penyelesaian Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1.


Bapak Drs. Sudarto, M.Si., selaku pembimbing, yang dengan penuh kesabaran telah
memberikan bimbingan, dorongan, dan pengarahan sehingga penyusunan Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan.

2.

Ibu A.W. Erlin Mulyadi, S.Sos, MPA, selaku dosen penguji Tugas Akhir ini.

3.

Bapak Drs. Supriyadi SN, SU, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan Surat Keputusan tentang ijin penyusunan Tugas
Akhir dan ijin mengadakan pengamatan.

4.

Bapak Drs. Sakur, MS., selaku Ketua Progam Manajemen Administrasi, yang telah memberikan
pengarahan dan ijin atas penyusunan Tugas Akhir ini.


5.

Bapak Drs. Budiarjo, M.Si., selaku Pembimbing Akademis, atas bimbingan akademis yang
telah diberikan selama ini.

6.

Bapak dan Ibu dosen Progam Manajemen Administrasi, yang telah memberi bekal ilmu
pengetahuan selama penulis menempuh kuliah.

7.

Bapak Y. Subagyo, selaku Kepala PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Klaten yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan pengamatan.

8.

Bapak Suliyo, selaku RC SDM / SEKUM PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Klaten yang

telah membantu penulis dan memberikan penilaian kepada penulis saat mengadakan pengamatan.

9.

Bapak Tugiyono, Bapak Bambang, Ibu Uswatun dan Ibu Tuti serta seluruh karyawan PT.
Perkebunan Nusantara X (Persero) Klaten yang membantu penulis dalam menyelesaikan
penyusunan Tugas Akhir.

10.

Bapak dan Ibuku yang selalu mendoakanku. Terima kasih untuk kasih sayang, perhatian,
pengorbanan, dan doa yang selama ini Bapak dan Ibu berikan, tanpa kalian Astri tidak akan
menjadi seperti sekarang.

11. Teman-teman Manajemen Administrasi A 2006, Manajemen Administrasi B 2006, dan temanteman seperjuanganku dalam suka dan gembira, terimakasih atas waktu dan dukungan yang kalian
berikan.
12. Teman-teman satu pembimbing (Eny, Beta, Nia, Sulastri dan Wahyono) serta Unie dan Aliep,
terima kasih telah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini dan menjadi temanku yang baik
di MA B.
13. Teman-temanku (Aulia, Septi, Maya, Tuti, Atik, Linda dan Devy), terima kasih atas semua
dorongan semangat yang kalian berikan dan atas persahabatan kita selama ini.
14. Untuk Mb Qhya, Mb Nia, Mb Uphie, Mb Ambar, Mb Dephy, Mb Dewy, Mb Dhanik, Mb Woelan

dan Mb Etik, akhrinya dek Astri dapat mengikuti jejak kalian.
15. Teman-Teman Wisma Ayu 2 (Mb Atik, Eny, Lina, Rachel, En En, Lutfy, Ity, Rizy, Wintan, Ana dan
Erny) terima kasih telah menjadi temen kosku yang baik.
16.

Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan
menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih sangat banyak kekurangan

dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat
penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan pembaca.

Surakarta, 01 Juli 2009

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman


HALAMAN JUDUL............................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN ...........................................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................

iii

HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................

iv

HALAMAN MOTTO .........................................................................................

v


HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................

vi

KATA PENGANTAR .........................................................................................

vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................

ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................

xi

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................

xii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................

xiii

ABSTRAK ...........................................................................................................

xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................................................

1

B. Perumusan Masalah...............................................................................................

4

C. Tujuan Pengamatan................................................................................................

6

D. Manfaat Pengamatan..............................................................................................

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Kerja Dan Hubungan Kerja Pekerja Waktu Tertentu /
Kontrak .................................................................................................................

7

1. Tinjauan tentang Pekerja Waktu Tertentu / Kontrak .............................................

7

2. Tinjauan tentang Perjanjian Kerja ........................................................................

7

3. Tinjauan tentang Hubungan Kerja........................................................................

10

4. Bentuk Perlindungan Kerja ...................................................................................

12

B. Tinjauan Tentang Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Menurut UndangUndang Perlindungan Tenaga Kerja .....................................................................

13

1. Pengertian Jaminan Sosial Tenaga Kerja ..............................................................

13

2. Ruang Lingkup Jaminan Sosial Tenaga Kerja ......................................................

15

3. Lingkup Kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja .............................................
4. Iuran Jaminan Sosial Tenaga Kerja .................................................................

18

C. Tinjauan Tentang Program Jaminan Kecelakaan...................................................

19

17

1. Pengertian Kecelakaan Kerja ...............................................................................

19

2. Faktor-Faktor Kecelakaan Kerja ...........................................................................

20

3. Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja ..........................................................................

22

4. Besarnya Jaminan Kecelakan Kerja ......................................................................

24

5. Kewajiban Pengusaha Dalam Hal Terjadinya Kecelakaan Kerja...........................

26

6. Kewajiban Badan Penyelenggara Membayar Jaminan Kecelakaan Kerja.............

26

D. Metode Pengamatan .............................................................................................

27

1. Bentuk Pengamatan ..............................................................................................

27

2. Lokasi Pengamatan ...............................................................................................

28

3. Sumber Data .........................................................................................................

28

4. Jenis Data ..............................................................................................................

29

5. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................

29

6. Teknik Analisis Data .............................................................................................

31

BAB III DISKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI
A.

Sejarah dan Kedudukan PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Klaten.........34

B.

Visi dan Misi PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Klaten ........................

36

C.

Kegiatan Produksi PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Klaten ................

36

D.

Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Klaten................

41

E.

Personalia PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Klaten .............................

44

F.

1.

Jumlah Karyawan................................................................................................... 45

2.

Kesejahteraan karyawan ....................................................................................... 45

3.

Peraturan kerja ......................................................................................................48
Program Jamsostek Bagi Pekerja Waktu Tertentu / Kontrak PT. Perkebunan Nusantara X

(Persero) Klaten ....................................................................................................
G.

48

Prosedur Kepesertaan Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Bagi Pekerja Waktu
Tertentu / Kontrak Di PT. Nusantara X Klaten ....................................................

51

BAB IV PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Program Jaminan Kecelakaan Kerja Bagi Pekerja Waktu Tertentu / Kontrak
53
1.

Pelaporan

Kecelakaan

Kerja

55
2.

Prosedur

Untuk

Mendapatkan

Jaminan

Kecelakaan

Kerja

56
B. Contoh Kasus Kecelakaan Kerja Pekerja Waktu Tertentu / Kontrak ....................
1.

Laporan

Terjadinya

65

Kecelakaan

…….....

65

2.

Pengajuan Jaminan Kecelakaan Kerja …
66

3.

Pemberian Santunan Jaminan Kecelakaan
Kerja

66

C. Hambatan-Hambatan ............................................................................................

69

D. Upaya-Upaya Menghadapi Hambatan ..................................................................

70

BAB V PENUTUP
A.

Kesimpulan ...........................................................................................................

B.

Saran

72

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

71

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Jaminan Kecelakaan Kerja Bagi Pekerja Waktu Tertentu / Kontrak .............

5

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. GAMBAR II.1 Bagan Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif ........
Gambar 2. GAMBAR IV.1 Alur Pelaporan Kecelakaan Kerja .................................................

30
53

Gambar 3. GAMBAR IV.2 Alur Pelaksanaan Pencairan Santunan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Di
PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Klaten......................................................

68

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Sruktur Organisasi PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) Bagian Tanam
Lampiran 2. Sruktur Organisasi PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) Bagian Gudang
Pengolah
Lampiran 3. Sruktur Organisasi PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X

(PERSERO) Bagian

Administrasi Keuangan Dan Umum
Lampiran 4.

Surat Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

Lampiran 5.

Laporan Kecelakaan

Lampiran 6.

Laporan Kecelakaan Tahap I

Lampiran 7. Laporan Kecelakaan Tahap II
Lampiran 8.

Surat Keterangan Dokter Bentuk KK4

Lampiran 9.

Surat Keterangan Rawat Jalan

Lampiran 10. Penetapan Jaminan Kecelakaan Kerja
Lampiran 11. Perhitungan Biaya Perawatan Kesehatan (Sesuai Ketentuan)
Lampiran 12. Surat Tugas Melaksanakan KKMA Tahun 2009
Lampiran 13. Permohonan Ijin Tempat Kuliah Kerja / Magang
Lampiran 14. Form Presensi Magang
Lampiran 15. Form Monitoring Magang Minggu Pertama Sampai Selesai (5
Lampiran 16. Form Penilaian Magang
Lampiran 17. Surat Keterangan Telah Selesai Magang

bendel)

ABSTRAK

Astri Devianti, D1506064, PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA
(JKK) BAGI PEKERJA WAKTU TERTENTU / KONTRAK DI PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA X (PERSERO) KLATEN. Program Studi Mnajemen Administrasi Program Diploma
III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta 2009.
Dalam sebuah proses produksi cenderung memiliki resiko terhadap terjadinya suatu kecelakaan kerja.
Kecelakaan kerja yang tidak dapat dikendalikan mengakibatkan kerugian baik berupa kerusakan alat
maupun korban jiwa. Dengan adanya resiko bahaya tersebut maka perusahaan perlu memberikan
perlindungan terhadap para karyawannya, salah satunya dengan cara mengikutsertakan karyawannya ke
dalam Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan
maka penulis ingin mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana pelaksanaan program jaminan
kecelakaan kerja bagi pekerja waktu tertentu / kontrak.
Berdasarkan Undang-Undang No. 3 Tahun 1992, ruang lingkup Program Jamsostek meliputi Jaminan
Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Dalam
pengamatan ini penulis memfokuskan perhatian pada pelaksanaan Program Jaminan Kecelakaan Kerja
yang mencakup prosedur serta hambatan-hambatan yang dihadapi.
Lokasi pengamatan dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Klaten dengan bentuk
pengamatan deskripitf kualitatif. Sumber data yang dipergunakan dalam pengamatan ini adalah
informan, lokasi pengamatan dan dokumen serta arsip. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah wawancara, observasi, serta analisis dokumen dan arsip. Sedangkan teknik analisis data yang
digunakan adalah teknik analisis model interaktif (reduksi data, penyajian data dan menarik
kesimpulan).
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pelaksanaan Program Jaminan Kecelakaan Kerja khususnya
Jaminan Kecelakaan Kerja bagi pekerja waktu tertentu / kontrak telah dilaksanakan di PT. Perkebunan
Nusantara X (Persero) Klaten sudah baik, sudah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Hambatan yang ditemui perusahaan dalam pelaksanaan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja antara lain, keterlambatan pelaporan menyebabkan keterlambatan proses pengurusan
pembayaran santunan Jaminan Kecelakaan Kerja kepada pekerja. Serta tidak adanya laporan dari
kecelakaan dari pekerja yang menyebabkan perusahaan tidak memberikan laporan ke PT. Jamsostek
Berdasarkan pengamatan, saran yang diusulkan kepada PT. Perkebunan Nusantara X (Persero)
Klaten adalah memberikan penyuluhan tentang peraturan petunjuk teknis mengenai program
Jamsostek kepada tenaga kerja agar hak memperoleh Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) pekerja
dapat dipenuhi. Supaya tidak terjadi keterlambatan pelaporan, pekerja supaya memberikan
laporan kepada Bagian Tenaga Kerja apabila pekerja mengalami kecelakaan kerja. Agar
perusahaan memberikan laporan kepada PT. Jamsostek bahwa telah terjadi kecelakaaan kerja.

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia adalah negara yang sedang berkembang. Dewasa ini
Indonesia sedang melaksanakan pembangunan demi tercapainya tujuan nasional
yang dirumuskan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Cita-cita bangsa Indonesia
dilakukan

dengan

cara

pembangunan

di

segala

bidang.

Pembangunan

dilaksanakan secara merata di seluruh tanah air tanpa memandang suatu golongan
tertentu, serta hasil pembangunan harus benar-benar dapat dirasakan oleh seluruh
rakyat Indonesia sebagai sarana perbaikan tingkat hidup manusia yang berkeadilan
sosial. Hal ini sesuai dengan asas pembangunan nasional yang adil dan merata,
yang berarti bahwa pembangunan nasional diselenggarakan sebagai usaha
bersama, merata di seluruh lapisan dan seluruh wilayah tanah air. Setiap warga
negara berhak memperoleh kesempatan yang sama untuk menikmati hasil dari
pembangunan tersebut. Oleh karena itu, dalam melaksanakan pembangunan di
segala bidang baik pembangunan fisik maupun non fisik harus dilaksanakan untuk
meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pembangunan fisik antara lain berupa pembangunan di bidang industri
sedangkan non fisik berupa pembangunan mental spiritual masyarakat.
Pelaksanaan pembangunan tersebut akan banyak membutuhkan suatu sumber daya
manusia dalam pekerja yang berkualitas yaitu pekerja yang menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Pengertian pekerja / buruh menurut pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No. 13
Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan adalah : “Setiap orang yang bekerja dengan
menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain”.
Pekerja dapat dibedakan statusnya yaitu : pekerja tetap dan pekerja waktu
tertentu. Pekerja tetap adalah : setiap pekerja yang sudah bekerja di perusahaan
dan sudah diangkat menjadi pekerja tetap di perusahaan tersebut. Sedangkan

i

pekerja waktu tertentu adalah : setiap pekerja yang bekerja di suatu perusahaan untuk melaksanakan
suatu kegiatan atau pekerjaan tertentu yang menurut sifat, jenis atau kegiatannya akan selesai dalam
waktu tertentu.
Pekerja merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu kegiatan produksi. Dalam hal
kegiatan produksi yang sebagian besar dilakukan oleh pekerja dan pekerja tidak dapat disamakan
dengan mesin-mesin produksi. Karena pekerja adalah manusia, maka pekerja juga mempunyai
kebutuhan hidup, membutuhkan suatu perlindungan, pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan bagi
diri sendiri dan keluarganya maka diperlukan suatu perhatian dari pihak pengusaha untuk
memperhatikan kehidupan pekerja dimasa sekarang maupun dimasa depan dan keluarganya yang bisa
berupa upah, jaminan keselamatan dan kesehatan, serta tunjangan-tunjangan lainnya.
Perusahaan dalam melakukan kegiatan produksinya tidak akan dapat menghasilkan suatu hasil
produksi tanpa adanya pekerja. Selain itu pekerja tidak dapat diabaikan eksistensinya dalam suatu
perusahaan, karena selain memberikan suatu produk yang dapat mendatangkan keuntungan bagi
perusahaan, mereka juga berperan sebagai tenaga pengoperasian mesin-mesin dan peralatan produksi.
Sehingga dalam proses produksi tersebut cenderung menggunakan peralatan, bahan dan cara kerja yang
tidak dikendalikan, dapat mengakibatkan kerusakan, kerugian, bahkan korban jiwa.
Dengan adanya resiko bahaya yang ditimbulkan tersebut, maka perusahaan hendaknya
menerapkan Program Jaminan Tenaga Kerja pada perusahaan yang ia pimpin. Hal ini dilakukan untuk
memberikan jaminan sosial terhadap diri para pekerja yang sedang bekerja di perusahaannya.
Mengingat masih sering terjadi kecelakaan kerja yang berakibat fatal bagi para perkerja bahkan sampai
meninggal dunia, maka Jamsostek harus benar-benar diterapkan dalam suatu perusahaan. Dengan
penerapan program tersebut diharapkan kecelakaan dalam bekerja dapat ditekan. Sehingga karyawan
akan merasa terlindungi dan merekapun bisa lebih maksimal dalam bekerja.
Dalam hal perlindungan tenaga kerja, pemerintah telah memberikan penegasan tentang jaminan
sosial tenaga kerja melalui Undang-Undang No. 3 Tahun 1992. Dengan diberlakukannya UndangUndang tersebut maka sudah tidak ada alasan bagi para pengusaha untuk tidak melaksanakan jaminan
sosial terhadap para karyawannya. Selain itu dengan diterapkannya Undang-Undang tersebut maka
tentu saja hal ini akan menguntungkan bagi para karyawan dan perusahaan itu sendiri. Para karyawan
akan merasa kalau hak-haknya sebagai pekerja di lindungi perusahaan tersebut.
Pada hakekatnya program jaminan sosial tenaga kerja ini memberikan kepastian berlangsungnya
arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruh penghasilan yang

hilang. Jaminan sosial tenaga kerja mempunyai aspek antara lain :
1. Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi tenaga kerja
beserta keluarganya.
2. Merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah menyumbangkan tenaga dan
pikirannya kepada perusahaan tempat mereka bekerja.
Sesuai dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 1992, maka PT Jamsostek memberikan 4 program
jaminan sosial tenaga kerja, yaitu :
1. Program Jaminan Kecelakaan Kerja
2. Program Jaminan Hari Tua
3. Program Jaminan Kematian
4. Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, disebutkan bahwa setiap perusahaan diwajibkan
melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Karena ruang lingkup yang
harus ditangani sangat luas serta perlunya keterlibatan pekerja secara aktif maka Undang-Undang No. 1
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja mewajibkan pengurus perusahaan untuk membentuk Panitia
Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) di tempat kerja, yang bertugas memberikan saran
dan pertimbangan baik diminta atau tidak kepada pengurus / pengusaha yang berkaitan dengan K3 di
tempat kerja. P2K3 berfungsi menghimpun dan mengolah segala data dan atau permasalahan K3 di
tempat kerja, serta mendorong ditingkatkannya penyuluhan, pengawasan, latihan dan penelitian K3.
Dengan Undang-Undang ini tersirat bahwa upaya pencegahan kecelakaan kerja bukan hanya tanggung
jawab pekerja itu sendiri, tetapi juga peran aktif P2K3, baik berupa masukan dan kebijakan dalam
bentuk rekomendasi maupun penerapannya.
PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Klaten merupakan perusahaan milik negara yang
bergerak di bidang perkebunan, yaitu perkebunan tembakau ; dari penyemaian bibit, penanaman,
pemeliharaan, pemetikan daun, pengeringan daun, pemrosesan, penggepakan dan pengiriman daun
tembakau. Kegiatan tanam hanya dapat dilakukan di musim kemarau, antara bulan April hingga
Oktober, karena tanaman tembakau merupakan tanaman yang mudah busuk jika terkena air yang
berlebih. Berbeda dengan kegiatan tanam, kegiatan produksi perusahaan tidak tergantung musim.
Perusahaan menyimpan sebagian hasil panen setiap tahun untuk menjaga supaya kegiatan produksi
tetap dilakukan meskipun tidak pada saat musim panen.
Pekerja yang bekerja di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Klaten dibagi menjadi 3 (tiga)

yaitu pekerja tetap (dalam pabrik), pekerja waktu tertentu dan pekerja harian lepas. Pekerja tetap terdiri
dari pekerja yang bekerja di dalam kantor (yang mengurus dan mengatur setiap persoalan yang
menyangkut dalam kegiatan produksi perusahaan), pekerja waktu tertentu adalah setiap pekerja yang
membantu mandor teknis untuk melakukan pengawasan dalam kegiatan produksi dan pekerja harian
lepas adalah setiap pekerja yang bekerja di lapangan atau perkebunan dalam jangka waktu tertentu.
PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Klaten sadar akan pentingnya kesehatan dan keselamatan
kerja, maka perusahaan telah mengikutsertakan seluruh pekerja termasuk pekerja waktu tertentu /
kontrak dalam Program Jamsostek khususnya Program Jaminan Kecelakaan Kerja. Selain
mengikutsertakan pekerja dalam Program Jamsostek PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Klaten
juga telah berusaha semaksimal mungkin dalam menekan angka kecelakaan kerja terhadap para
pekerjanya. Hal ini tertuang dalam tata tertib perusahaan. Perusahaan juga membentuk Panitia
Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) untuk menangani masalah keselamatan dan
kesehatan kerja bagi para pekerja terutama pekerja waktu tertentu / kontrak di PT. Perkebunan
Nusantara X (Persero) Klaten.
PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Klaten telah 31 tahun mengikuti Program Jamsostek
yaitu sejak tahun 1978. Dalam 6 tahun terakhir ini terdapat 55 angka kecelakaan kerja dan semuanya
mendapatkan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dengan perincian sebagai berikut ini :
Tabel 1
Jumlah Jaminan Kecelakaan Kerja Bagi Pekerja Waktu Tertentu / Kontrak
Tahun

Santunan

Santunan

Santunan

Jumlah

2003

Kematian
0

Cacat Total
0

Sementara
9

9

2004

0

0

7

7

2005

0

0

11

11

2006

1

0

12

13

2007

0

0

7

7

2008

1

2

5

8

Sumber : PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Klaten
Berdasarkan uraian di atas penulis mengangkat topik Pelaksanaan Program Jaminan Kecelakaan
Kerja (JKK) Bagi Pekerja Waktu Tertentu / Kontrak Di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Klaten.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian tentang latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan masalah
dari pengamatan ini, yaitu :
”Bagaimana Pelaksanaan Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Bagi Pekerja Waktu
Tertentu / Kontrak Di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Klaten ?”

C. Tujuan Pengamatan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam pengamatan
ini adalah :
1. Tujuan Operasional
Untuk mengetahui Pelaksanaan Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Bagi Pekerja Waktu
Tertentu / Kontrak Di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Klaten.
2. Tujuan Fungsional
Pengamatan ini bertujuan agar hasilnya nanti dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembaca
maupun bagi PT. Perkebunan Nusantara

X (Persero) Klaten, baik itu sebagai pengetahuan,

masukan, dan bahan pertimbangan dalam pelaksanaan Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
Bagi Pekerja Waktu Tertentu / Kontrak Di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Klaten.
3. Tujuan Individual
Pengamatan ini dilaksanakan untuk mengumpulkan data-data dalam penyusunan Tugas Akhir untuk
melengkapi salah satu syarat guna mendapatkan gelar Profesi Ahli Madya (A.Md.) pada Fakultas
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Jurusan Manajemen Administrasi, Universitas Sebelas Maret
Surakarta.

D. Manfaat Pengamatan
Pengamatan adalah untuk menghasilkan informasi yang rinci, akurat, dan aktual yang akan
memberikan manfaat dalam menjawab permasalahan pengamatan. Adapun manfaat yang dapat diambil

dalam pengamatan ini adalah :
1. Memberi gambaran mengenai Pelaksanaan Program Jaminan Kecelakaan
Kerja (JKK) Bagi Pekerja Waktu Tertentu / Kontrak Di PT. Perkebunan
Nusantara X (Persero) Klaten.
2. Sebagai referensi bagi karyawan PT. Perkebunan Nusantara X (Persero)
Klaten.
3. Sebagai informasi bagi penulis selanjutnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Perusahaan
Pengertian

perusahaan

menurut

Undang-Undang

No.13

Tahun

2003

tentang

ketenagakerjaan adalah sebagai berikut :
1. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik
persekutuan, atau milik badan hukum baik milik swasta maupun milik negara yang
mempekerjakan pekerja atau buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk
lain;
2. Usaha-usaha sosial dan usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang
lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
Dalam setiap kegiatan perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa untuk masyarakat
luas, melibatkan 2 pelaku utama yaitu:
1. Pengusaha sebagai pemilik modal
Pengertian Pengusaha menurut Siswanto Sastrohadiwiryo (2002:89) adalah :
a. Orang, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu
perusahaan milik sendiri;
b. Orang, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri dan

menjalankan perusahaan bukan moliknya;
c. Orang, persekutuan atau badan hukum yang berada di Indonesia,
mewakili perusahaan milik sendiri dan bukan milik sendiri yang
berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
Istilah pengusaha secara umum menunjukan suatu usaha. Pada prisipnya pengusaha
adalah pihak yang menjalankan perusahaan, baik milik sendiri maupun bukan.
2. Pekerja sebagai pelaksana proses produksi
Menurut pasal 1 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang
dimaksud pekerja/buruh adalah “setiap orang yang bekerja dengan menerima upah/imbalan
dalam bentuk lain”. Sementara pengertian pekerja menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1992
adalah “setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun diluar hubungan
kerja, guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat”.
Dari pengertian tersebut terdapat dua unsur mengenai pekerja yaitu unsur orang yang
bekerja dan unsur menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain . Sehigga seseorang pekerja
lebih ditekankan pada seseorang yang bekerja pada orang lain dalam suatu hubungan kerja
dengan menerima upah/imbalan dalam bentuk lain.
Pengertian pekerja waktu tertentu/kontrak menurut pasal 1 ayat(4) Kepmenanker No.
KEP-150/MEN/1999 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Harian
Lepas, Borongan, dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu adalah “ Tenaga kerja yang bekerja pada
pengusaha untuk melakukan pekerjaan tertentu dengan menerima upah yang didasarkan atas
kesepakatan untuk hubungan kerja waktu tertentu dan atau selesainya pekerjaan tertentu”.

B. Tinjauan tentang Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja menurut Undang
Undang Perlindungan Tenaga Kerja
Sebelum penulis menjelaskan mengenai program-program tersebut di atas terlebih dahulu
penulis akan mengungkapkan definisi pelaksanaan dan program. Dalam kamus besar Bahasa
Indonesia, pelaksanaan diartikan “sebagai proses, cara perbuatan, melaksanakan (rancangan,
keputusan dan sebagainya)”. Adapun istilah melaksanakan berati “melakukan, menjalankan,
mengerjakan, (rancangan keputusan, dan sebagainya)”. (1988:488)
Menurut Miftah Thoha dalam Pariata Westra (1982;210) pelaksanaan berarti :
Usaha-usaha melaksanakan semua rencana-rencana atau kebijakan yang telah dirumuskan

dan ditetapkan dengan melengkapi segala macam kebutuhan, alat-alat yang diperlukan,
siapa yang melaksanakan, dimana tempat pelaksanaan kapan waktu mulai dan berakhirnya
serta bagaimana cara yang harus dilaksanakan .
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan adalah proses, cara
atau perbuatan dalam usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dan dirumuskan dalam usaha
pencapain tujuan yang telah ditetaopkan dan dirumuskan dalam kebijakan atau program, serta
penyediaan sarana untuk melakukannya.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, program adalah “rancangan mengenai asas-asas
serta usaha (dalam ketatanegaraan, perekonomian,dsb) yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan
atau sejumlah tujuan”(1988:702). Sementara itu menurut Pariatra Westra (1982:265), “Pengertian
program adalah perumusan yang memuat gambaran pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan
berikut petunjuk-petunjuk mengenai cara-cara pelaksanaannya”.
Ditambah pula dengan pengertian program menurut Harold Koontz, dkk (1989 : 126-127),
“Program adalah kompleks sasaran-sasaran,
Dari kedua pengertian tersebut diatas,maka penulis menyimpulkan pengrtian program
sebagai suatu garis rencana yang didalamnya mengandung seperangkat aktivitas yang dilaksanakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diman program ini pada dasarnya merupakan suatu
rencana yang nyata dalam pelaksanaannya telah tercantum tujuan, kebijaksanaan,prosedur, dan
aturan-aturan serta anggaran.
Didalam pelaksanaan sebuah proses produksi, dapat dipastikan para pelakunya
berhubunagan langsung dengan alat dan bahan. Dalam penggunaan alat dan bahan tersebut
menggandung resiko akan terjadinya suatu kecelakaan kerja.
Pengertian kecelakaan kerja menurut Lalu Husri (2000:154) adalah “kecelakaan yang
terjadi yang berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan
kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju
tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui”.
Sementara itu pengertian kecelakaan kerja oleh Heidirachman Ranupandojo dan Suad
Husnan (1990:249), “Kecelakaan kerja adalah suatu peritiwa yang tak terencanakan, dan untuk
tiap-tiap peristiwa tentulah ada sebab-sebabnya, meskipun mungkin kita belum bisa
menemukannya”.
Sementara itu menurut Sedjun H. Manulang (2001:131-132), yang dimaksud kecelakaan

kerja yaitu:
1. Kecelakaan karja yang terrjadi di tempat kerja atau di lingkungan tempat kerja.
2. Kecelakaan kerja yang terjadi dalam perjalanan berangkat dan pulang ke dan
dari tempat kerja, sepanjang melalui perjalanan yang wajar dan biasa dilakukan
setiap hari.
3. Kecelakaan kerja di tempat dalam rangka tugas atau secara langsung
bersangkut paut dengan penugasan dan tidak ada unsur kepentingan pribadi.
4. Penyakit yang timbul akibat hubungan kerja.
Dari semua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kecelakaan kerja adalah
suatu kejadian tidak disengaja yang timbul akibat hubungan kerja dan menyebabkan
kerugian bagi kedua belah pihak.
Untuk menangani korban kecelakaan kerja yang terjadi dalam perusahaan, maka
perusahaan telah menediakan fasilitas poliklinik dan tenaga medis. Disamping menyediakan kedua
fasilitas tersebut, perusahaan juga telah mendaftarkan seluruh karyawannya dalam progaram
Jamsostek. Hal ini dilakukan untuk mengganti atau kerugian yang disebabkan karena kecelakaan
kerja tersebut.
Undang-Undang No.3 Tahun 1992 menyebutkan bahwa :
Jamsostek merupakan suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa
uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan
sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialamioleh tenaga kerja berupa kecelakan kerja,
sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia.
Dari pihak PT. Jamsostek selaku badan penyelenggara program tersebut, menjelaskan
bahwa jamsostek adalah program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja serta
mengatasi resiko sosial ekonomi tertentu yang penyelenggaraannya menggunakan mekanisme
Asuransi Sosial.
Maka setiap pekerja yang mengalami kecelakaan kerja berhak untuk menerima Jaminan
Kecelakaan Kerja (JKK), begitu pula pekerja yang diatur dalam pasal 8 ayat 2 Undang-Undang No.
3 Tahun 1002 tentang Jamsostek, yaitu :
1. Magang dan murid yang bekerja pada perusahaan, baik yang menerima upah maupun tidak;
2. Mereka yang memborong pekerjaan kecuali jika yang memborong adalah perusahaan;
3. Narapidana yang dipenjarakan dalam perusahaan.
Adapun ruang lingkup Program Jaminan Sosial menurut Undang- Undang No. 3 Tahun
1992 meliputi :
1. Jaminan Kecelakan Kerja

Yaitu kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja merupakan resiko yang di
hadapi oleh tenaga kerja yang melakukan pekerjaan.
Untuk menanggulangi hilangnya sebagian atau selaruh pengsilan yang
diakibatkan oleh kematian atau cacat karena kecelakaan kerja baik fisik maupun mental,
maka perlu adanya jaminan kecelakan kerja.
Menurut Lalu Husni (2000:154-155), penyetoran iuran dilakukan oleh
pengusaha kepada badan penyelenggara, dilakukan setiap bulan dan disetor secara lunas
paling lambat tanggal 15 (lima belas) bulan berikutya. Keterlambatan Iuran akan
didenda. Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak atas jaminan kecelakaan
kerja berupa penggantian biaya berupa penggantian biaya berupa :
a. Biaya pengangkutan tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja ke rumah
sakit dan atau ke rumahnya, termasuk biaya pertolongan pertama pada
kecelakaan.
b. Biaya pemeriksaan dan atau perawatan selama di rumah sakit, termasuk rawat
jalan.
c. Biaya rehabilitasi berupa alat bantu (orthose) dan atau alat ganti (prothose) bagi
tenaga kerja yang anggota badannya hilang atau tidak berfungsi akibat
kecelakaan kerja.
Selain penggantian biaya di atas, kepada tenaga kerja di berikan santunan
berupa uang dalam Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993 dalam Lalu Husni
(2000:155-157), besarnya jaminan kecelakaan kerja adalah sebagai berikut :
a. Santunan Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB)
4 (empat) bulan pertama 100% Xx upah sebulan , 4
(empat) bulan kedua 75 % x upah sebulan dan bulan
seterusnya 50 % x upah sebulan.
b. Santunan cacat :
i.Cacat sebagian untuk selama-lamanya dibayarkan secara sekaligus
(lumpsum) dengan besarnya % sesuai tabel x 60 bualn upah.
ii.Santunan cacat total untuk selama-lamanya dibayarkan secara berkala
denagan besarnya santunan adalah (1) santunan sekaligus besarnya 70 %
x 60 bulan upah, (2) santunan berkala sebesar rp. 25.000,00 (dua puluh

lima riba rupiah) selama 24 bulan
iii.Santunan cacat kekurangan fungsi x % tabel x 60 bulan upah
c. Santunan kematian dibayarkan sekaligus (lupsum)
dan secara berkala dengan besarnya santunan adalah :
i.Santuna sekaligus sebesar 60 % x 60 bulan upah, sekurang-kurangnya
sebesar biaya kematian.
ii.Santunan berkala sebesar Rp. 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu
rupiah.
iii.Biaya pemakaman sebesar Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah).
d. Biaya pengobatan dan perawatan yang dikeluarkan
berupa penggantian biaya dokter, obat, operasi,
rontgen, laboratorium, perawatan puskesmas, rumah
sakit umum, gigi, jasa tabib, sisnshe/tradisional yang
telah mendapatkan ijin resmi dari yang berwenang.
Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk suatu peristiwa
kecelakaan

tersebut

dibayarka

maksimum

Rp.

3.000.000,00 (tiga juta rupiah)
e. Biaya

rehabilitasi

berupa

penggantian

biaya

pembelian alat bantu (orthose) dan atau alat
pengganti (prothose) diberikan satu kali untuk setiap
kasus yang telah ditetapkan.
f. Ongkos pengkutan tenaga kerja dari tempat kejadian
kecelakaan ke rumah sakit diberikan penggantian
biaya sebagai berikut :
i.Bila hanya menggunakan jasa angkutan darat/sungai maksimum Rp.
100.00,00 (seratus ribu rupiah)
ii.Bila hanya menggunakan jasa angkutan laut maksimum sebesar Rp.
200.00,00 (dua ratus ribu rupiah).
iii.Bila hanya menggunakan jasa angkutan udara maksimum Rp. 250.00,00
(dua ratus lima puluh ribu rupiah)
2. Jaminan Kematian

Yaitu tenaga kerja yang menggal dunia bahkan akibat kecelakaan kerja akan
mengakibatkan terputusnya penghasilan, dan sangat berpengaruh pada kehidupan sosial
ekonomi bagi keluarga yang ditinggalkan.
Oleh karena itu, diperlukan jaminan kematian dalam upaya meringgankan beban
keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman sebesar Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu
rupiah), dan santunan kematian sebesar rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah).
3. Jaminan Hari Tua
Hari tua dapat mengakibatkan terputusnya upah karena tidak lagi mampu
bekerja, akibat terputusnya upah tersebut dapat menimbulkan kerisauan bagi tenaga
kerja dan mempen garuhi ketegakerjaan sewaktu mereka masih bekerja, terutama bagi
yang berpenghasialn rendah.
Jaminan hari tua memberikan kepastian menerima penghasilan pada saat tenaga
kerja mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun atau memenuhi persyarata tertentu.
Pembayaran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a. Pembayaran secara sekaligus apabila jumlah seluruh JHT yang harus dibayarkan
kurang dari Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah) atau
b. Pembayaran secara berkala apabila seluruh jumlah JHT mencapai Rp.
300.000,00 (tiga juta rupiah) atau lebih, dan dilakukan paling lama 5 (lima)
tahun.
4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Pemeliharaan kesehatan dimaksud untuk meningkatkan produktivitas tenaga
kerja sehingga dapat melaksanakan tuga sebaik-baiknya dab merupakan upaya kesehatan
dibidang penyembuhan (kuratif). Oleh karena upaya penyenbuhan memerlukan dana
yang tidak sedikit dan memberatkan jika dibebankan kepada perorangan, maka sudah
selayaknya diupayakan penanggulangan kemampuan masyarakat melalui program
jaminan sosial tenaga kerja. Di samping itu pengusaha tetap berkewajiban mengadakan
pemeliharaan kesehatan tenaga kerja yang meliputi upaya peningkatan (promotif),
pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif).
Dengan diterapkan program Jaminan Sosial dalam perusahaan, maka diharapkan akan
tercapai derajat kesehatan tenaga kerja yang optimal sebagai potensi yang produktif bagi
pembangunan. Jaminan pemeliharaan kesehatan selain untuk untuk pekerja yang bersangkutan

juga untuk keluarganya.

Untuk pekerja tidak tetap (tenaga kerja harian lepas, borongan, dan perjanjaian waktu
tertentu) terdapat peraturan sendiri yang mengatur tentang penyelenggaraan program jaminan
sosial tenaga kerja. Hal ini diatur dalam pasal 1 ayat(4) Kepmenanker No. KEP-150/MEN/1999,
yang mengemukakan bahwa :
1. Jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu perlindungan bagi
tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai
pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau
berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau
keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan
kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia.
2. Tenaga kerja harian lepas adalah tenaga kerja yang bekerja
pada pengusaha untuk melakukan pekerjaan tertentu yang
beubah-ubah dalam waktu maupun kontinuitas pekerjaan
dengan menerima upah didasarkan atas kehadirannya secara
harian.
3. Tenaga kerja boringan adalah tenaga kerja yang bekerja pada
pengusaha untuk melakukan pekerjaan tertentu dengan
menerima upah didasarkan atas volume pekerjaan satuan
hasil kerja.
4. Tenaga kerja yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja waktu
tertentu yang selanjutnya disebut tenaga kerja perjanjian
waktu tertentu, adalah tenaga kerja yang bekerja pada
pengusahauntuk

melakukan

pekerjaan

tertentu

dengan

menerima upah yang didasarkan atas kesepakatan dalam
hubungan kerja untuk waktu tertentu dan atau selesainya
pekerjaan tertentu.
Menurut pasal 6 Kepmenanker No. KEP-150/MEN/1999, tata cara pendaftaran kepesertaan
tenaga kerja harian lepas, borongan dan perjanjian kerja waktu tertentu untuk jaminan sosial
tenaga kerja kepada Badan Penyeleggara sesuai ketentuan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor

PER-05/MEN/1993 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran,
Pembayaran Santunan, dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Dalam pasal Bab III pasal 8 Kepmenanker No. KEP-150/MEN/1999, besarya iuran, bagi
kepesertaan tenaga kerja harian lepas, borongan dan perjanjian waktu tertentu dalam program
jaminan kecelakaan kerja, jaminan kemataian, jaminan hari tua dan jaminan pemeliharaan
kesehatan ditetapkan sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993, yaitu :
a. Jaminan Kecelakaan Kerjayang rincianbesarnya iuranberdasarkan kelompok jenis usaha
sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993,
sebagai berikut :
-

Kelompok I

: 0,24 % dari upah sebulan;

-

Kelompok II

: 0,54 % dari upah sebulan;

-

Kelompok III

: 0,89 % dari upah sebulan;

-

Kelompok IV

: 1,27% dari upah sebulan;

-

Kelompok IV

: 1,74 % dari upah sebulan;

b. Jaminan Hari Tua, sebesar 5,70 % dari upah sebulan dengan rincian sebesar 2 %
ditanggung tenaga kerja.
c. Jaminan Kematian, sebesar 0,30 % dari upah sebulan
d. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, sebesar 6 % dari upah sebulan bagi tenaga kerja yang
sudah berkeluarga dan 3 % dari upah sebulan bagi tenaga kerja yang belum berkeluarga,
dengan ketentuan upah sebulan setinggi-tingginya Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah).
Dari Peraturan Pemeritah di atas, didalam keanggotaan Program Jamsostek peserta
diwajibkan membayar iuran untuk masing-masing program yang diikuti PT. Jamsostek mengatur
iuran masing-masing program tersebut dalam hitungan yang didasarkan pada prosentase dari uaph
keseluruhan yang diterima oleh tenaga kerja selama 1 bulan, tetapi untuk perhitungan iuran
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan ditetapkan atas dasar upah sebulan yang diterima tenaga kerja,
setinggi-tingginya Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) dengan pengertian upah lebih dari Rp.
1.000.000,00 hanya dihitung Rp 1.000.000,00.
.
C. Pelaksanaan Program Jamsostek
PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Klaten telah 31 tahun mengikuti Progam Jamsostek
yaitu sejak tahun 1978 dan telah mendaftarkan seluruh karyawannya kedalam empat program yang

ditawarkan oleh PT. Jamsostek selaku badan penyelenggara program. Perusahaan mengikuti
program tersebut sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh PT. Jamsostek, ketentuan
tersebut antara lain :
1. Jenis program yang diikuti
Telah dijelaskan diatas bahwa PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Klaten
mengikuti ke-4 Program Jaminan Sosial tersebut.
2. Ketentuan kepesertaan
a. Seluruh karyawan PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Klaten sampai dengan
tingkat kepala seksi, yang telah menjalani masa percobaan (karyawan tetap).
b. Suami/istri yang sah, 3 orang anak (umur maksimal 21 tahun, dan belum
menikah)
3. Ketentuan iuran yang berdasarkan upah karyawan
Iuran sebesar 2 % dari gaji tiap karyawan yang mengikuti program tersebut,
dengan cara memotong gaji karyawan tiap bulannya.
4. Pengajuan jaminan
Tiap karyawan PT. Perkebunan .Nusantara X (Persero) Klatenyang mengalami kejadian
akibat resiko dari pekerjaan tersebut, maka karyawan tersebut harus melaporkan
kejadiannya terlebih dahulu pada atasannya, kemudian dilanjutkan kedalam bagian
poliklinik, lalu bagian ploklinik melaporkannya kedalam bagian personalia, setelah
sampai ke bagian personalia akan melaporkan ke pihak penyelenggara Program Jaminan
Sosial.

D. Metode Pengamatan

1. Bentuk Pengamatan
Untuk mengkaji masalah pengamatan secara lengkap diperlukan suatu pendekatan
permasalahan bentuk pengamatan yang tepat. Bentuk pengamatan ini mengikuti paradigma
penelitian kualitatif. Menurut Lexy j. Moleong (2006:49) yang mengutip pendapat Bodgar
dan Biklen, yang di maksud paradigma adalah “kumpulan longgar dari sejumlah asumsi,
yang dipegang bersama, konsep atau proposal yang mengarah cara berfikir dan penelitian”.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah (Lexy J. Moleong, 2006:6).
Dalam pengamatan ini penulis menggunakan jenis pengamatan deskriptif dalam arti
menggambarkan realitas cermat terhadap fenomena sosial tertentu tetapi tidak melakukan
pengujian hipotesa. (Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, 1995:4-5). Sementara menurut
H.B. Sutopo(2002:111), “penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mendeskripsikan secara rinci dan dalam mengenai potret kondisi tentang apa yang
sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya”.

2. Lokasi Pengamatan
Suatu pengamatan memerlukan lokasi tertentu yang dijadikan tempat pengamatan
bagi penulis untuk memperoleh data. Seperti yang diungkapkan oleh H.B. Sutopo (2002:52)
bahwa “Sasaran atau lokasi penelitian harus dideskrepsikan kondisi beragam aspek secara
jelas, dilengkapi dengan kekhususan karakteristiknya. Lokasi penelitian dalam hal ini juga
bisa berkaitan dengan pembatasan masalah, terutama bila pembatasannya mengenai
keluasan daerah penelitiannya’.
Dalam pengamatan ini, penulis memilih lokasi di PT. Perkebunan Nusantara
X(Persero) Klaten, dengan alasan sebagai berikut :
a. Karena di lokasi tersebut dijumpai permasalahan yang menarik untuk diteliti, yaitu
permasalahan yang terkait dengan Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) bagi
pekrja waktu tertentu/kontrak.
b. Pihak perusahaan memberikan ijinnya untuk melekukan pengamatan di perusahaan.
c. Terdapat data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir.
3. Sumber Data
Menurut H.B. Sutopo (2002:49), sumber data merupakan bagian yang sangat
penting bagi peneliti kerena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan
menentukan ketepatan dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh.
Adapun sumber data yang digunakan dalam pengamatan ii adalah :
a. Data Primer

Merupakan data yang masih mentah dan asli, yang diperoleh secara langsung dari
sumbernya, dan dikumpulkan oleh penulis selama melakukan pengamatan. Yaitu
hasil interview atau wawancara langsung dengan karyawan PT. Perkebunan
Nusantara X (Persero) Klaten.
b. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, yaitu dari dokumen
atau catatan dari PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Klaten yang berhubungan
dengan masalah Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK).
4. Teknik Sampling
Teknik sampling digunakan untuk menyeleksi atau memfokuskan permasalahan agar
pengamatan lebih mengarah pada tujuan penulis. Menurut Lexy Moleong (2002:224)
menyatakan bahwa “Jadi, maksudsampling dalam hal ini ialah untuk menjaring sebanyak
mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan bangunannya (constructions)”.
Karena pengambilan cuplikannya didasarkan atas berbagai pertimbangan tertentu,
maka pengertiannya sejajar dengan jenis teknik cuplikan yang dikenal sebagai purposive
sampling, dengan kecenderungan peneliti untuk memilih informannya berdasarkan posisi
dengan akses tertu yang dianggap memiliki informasi yang berkaitan dengan permasalahan
secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjad sumber data yang mantap (H.B.
Suotpo, 2002:56).
Sesuai dengan kedua pendapat diatas dan sesuai dengan tujuan penulis yaitu
mengungkap tentang Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) bagi pekerja waktu tertu/
kontrak, karena lebih menekankan pada kualitas pemahamannya terhadap masalah yang
akan diteliti.
5. Teknik Pengumpul