Teori tempat yang jamak de leer van de meervoudige tijd Asas Nasionalitas Pasif Æ berlakunya Hukum Pidana didasarkan pada kepentingan dari

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | Catatan Hukum Pidana Riki Susanto © 2006 5 Tempus Delicti

1. Teori perbuatan fisik de leer van de lichamelijke daad:

Teori ini menyatakan bahwa delik terjadi pada waktu perbuatan fisik dilakukan. Maka dalam kasus diatas, maka perbuatan fisik terjadi pada pukul 12.30 tanggal 30 Desember 2007.

2. Teori bekerjanya alat yang digunakan de leer van het instrumen

Teori ini menyatakan bahwa delik terjadi pada waktu bekerjanya alat. Dalam kasus diatas, maka bekerjanya alat untuk membunuh Tono yaitu racun terjadi ketika pukul 07.30 tanggal 31 Desember 2007.

3. Teori akibat de leer van het gevolg

Teori ini menyatakan bahwa delik terjadi ketika akibat dari perbuatannya telah mendapatkan hasil. Dalam kasus diatas, maka yang menjadi akibat pada pukul 15.00 tanggal 31 Desember 2007.

4. Teori waktu yang jamak de leer van de meervoudige tijd

Teori ini menyatakan bahwa terjadinya delik pada saat gabungan antara 3 waktu tersebut. Locus Delicti

1. Teori perbuatan fisik de leer van de lichamelijke daad:

Teori ini menyatakan bahwa delik terjadi dimana perbuatan fisik dilakukan. Maka dalam kasus diatas, maka perbuatan fisik terjadi di dalam pesawat terbang, pada saat meminum Orange Juice.

2. Teori bekerjanya alat yang digunakan de leer van het instrumen

Teori ini menyatakan bahwa delik terjadi dimana alat yang digunakan sudah bekerja. Dalam kasus diatas, maka bekerjanya alat terjadi ketika perut dari Tono sudah merasakan tidak beres.

3. Teori akibat de leer van het gevolg

Teori ini menyatakan bahwa delik terjadi dimana akibat dari perbuatannya telah mendapatkan hasil. Dalam kasus diatas, maka yang menjadi akibat dimana Tono sudah berada di bandara Roterdam.

4. Teori tempat yang jamak de leer van de meervoudige tijd

Teori ini menyatakan bahwa terjadinya delik dimana gabungan antara 3 tempat tersebut. Teori Perbuatan Materiil Æ cocok untuk delik fomil Teori akibat Æ cocok untuk delik materiil Fakultas Hukum Universitas Indonesia | Catatan Hukum Pidana Riki Susanto © 2006 6 Manusia tidak lepas dari 2 unsur yaitu: ASAS-ASAS BERLAKUNYA KUHP Asas keberlakuan KUHP digunakan untuk mengetahui kapan digunakan KUHP Indonesia atau negara lain. Adapun 4 asasnya: 1. Asas Teritorial Æ berlakunya Hukum Pidana didasarkan pada tempat terjadinya delik Pasal 2, 3 KUHP, contohnya: Budi membunuh Tono di Semarang. 2. Asas Nasionalitas Aktif Æ berlakunya Hukum Pidana didasarkan pada kewarganegaraan dari si pelaku tindak pidana Pasal 5, 6, 7 KUHP, contohnya: orang Indonesia yang membunuh orang lain di negara lain.

3. Asas Nasionalitas Pasif Æ berlakunya Hukum Pidana didasarkan pada kepentingan dari

hukum yang bersangkutan dilanggar Pasal 4 ayat 1, Pasal 4 ayat 3, dan Pasal 8, contohnya: pembakaran bendera Indonesia di Perancis. 4. Asas Universalitas Æ berlakunya Hukum Pidana seolah-olah di seluruh dunia berlaku hukum yang sama, contohnya: terorisme. KESENGAJAAN DOLUS Kesengajaan secara eksplisit terlihat dalam KUHP yaitu: 1. Dengan maksud 2. Dengan paksaan 3. Dengan kekerasan 4. Sedang dikehendakinya 5. Bertentangan dengan apa yang dilakukan Diancam Pidana Bertentangan dengan Hukum Pelaku Bersalah Pelaku Bertanggungjawab Actus Reus Mens Rea Fakultas Hukum Universitas Indonesia | Catatan Hukum Pidana Riki Susanto © 2006 7 Dalam istilah diatas maka semua istilah sama artinya dengan dengan sengaja. Kesengajaan menurut Memorie van Toelichting MvT yaitu willens en wetens dikehendaki dan mengetahui. Artinya, seseorang yang melakukan perbuatan itu sudah menghendaki atas timbulnya suatu akibat atau tujuan utama maksud dari si pelaku, serta si pelaku juga mengetahui bahwa dengan perbuatan yang ia lakukan maka akan timbul suatu akibat atau maksud yang si pelaku kehendaki. Adapun 3 bentuk-bentuk kesengajaan: Kesengajaan sebagai tujuan opzet als oogmerk: kesengajaan yang dilakukan oleh si pelaku untuk mencapai tujuan utamanya dan dengan kata lain bahwa si pelaku sudah menghendaki akibat tersebut serta akibat tersebut merupakan tujuan atau maksudnya. Contoh: Melly yang ingin membunuh Tono dengan jalan menembak kepala Tono dengan pistol dimana dengan tertembaknya kepala Tono maka Tono langsung meninggal. Kesengajaan dengan keinsyafan kepastian opzet bij zekerheids bewutzijn: kesengajaan yang dilakukan oleh si pelaku untuk mencapai tujuan utamanya dimana si pelaku menyadari bahwa dengan dilakukannya perbuatan tersebut akan menimbulkan akibat lain demi tercapainya tujuan utamanya, maka akibat lain yang muncul tersebut tidaklah menjadi penghalang bahkan diambilnya sebagai resiko untuk mencapai tujuan utama. Contoh: Melly yang ingin membunuh Tono dengan cara menembak Tono dengan pistol, namun Tono sedang ada di dalam mobil, maka peluru pistol tersebut akan mengenai kaca dahulu dan baru peluru itu mengenai kepala Tono. Dari kasus ini, Melly secara pasti akan mengenai kaca mobil dahulu yang selanjutnya akan mengenai kepala Tono. Kesengajaan dengan keinsyafan kemungkinan opzet bij mogelijkheids bewutzijn: kesengajaan yang dilakukan oleh si pelaku untuk mencapai tujuan utamanya dimana si pelaku secara sadar menginsyafi perbuatannya, namun mungkin saja dengan perbuatannya tersebut akan timbul suatu akibat lain. Contoh: Melly yang ingin membunuh Tono dengan cara menembak Tono dengan pistol, namun ketika Melly menembak ada anak kecil yang lewat tanpa dilihatnya dan tadinya jalanan itu sepi. Dalam kasus itu, tertembaknya anak kecil merupakan suatu keinsyafan kemungkinan. Pandangan saya menurut perbedaan Kesengajaan dengan keinsyafan kepastian dengan Kesengajaan dengan keinsyafan kemungkinan bahwa: Kesengajaan dengan keinsyafan kepastian Æ dengan dilakukannya satu perbuatan maka ada akibat yang secara sadar dengan kasat mata akan terjadi untuk mencapai tujuan tersebut. Fakultas Hukum Universitas Indonesia | Catatan Hukum Pidana Riki Susanto © 2006 8 Dengan kata lain bahwa ada 2 akibat yang muncul secara pasti untuk mencapai tujuan utamanya. Kesengajaan dengan keinsyafan kemungkinan Æ dengan dilakukannya satu perbuatannya maka ada akibat lain yang sudah dipikirkan, bahwa “jangan-jangan ... akan terjadi beginibegitu”. Dengan kata lain ini belum bisa diterka secara pasti, namun dapat diperkirakan sebelumnya. KELALAIAN CULPA Kelalaian adalah salah satu bentuk dari kesalahan selain kesengajaan. Culpa terjadi ketika si pelaku mungkin mengetahui tetapi tidak secara sempurna, karena dalam culpa seseorang mengalami kekurangan: Kurang hati-hati Kurang waspada Kurang cermat Kurang teliti Kurang perhitungan Kurang perhatian Padahal kekurangan tersebut tidak boleh timbul supaya tidak timbul akibat tersebut. Dengan demikian, culpa adalah kondisi dimana seseorang seharusnya tahu akan tetapi ia tidak tahu; atau mengetahui tetapi tidak cukup tahu, sehingga timbul suatu akibat. Culpa dibagi menjadi 2:

1. Culpa yang disadari bewuste: sadar tetapi ada juga kekurangan.