13 Maret 2007 29 Maret 2007 Jenis Pidana: Lama Pidananya: Unsur-unsur yang dibuktikan: Teori perbuatan fisik de leer van de lichamelijke daad: Teori bekerjanya alat yang digunakan de leer van het instrumen
Fakultas Hukum Universitas Indonesia | Catatan Hukum Pidana Riki Susanto © 2006
23
Sedangkan rusaknya kapal nelayan merupakan kesengaaan dengan keinsyafan kemungkinan yang dilakukan oleh Alfa untuk mencapai tujuan utamanya yaitu matinya
Beta akan tetapi untuk mencapai tujuan utamanya ada akibat yang harus ditanggung dan merupakan konsekuensi yang akan diambil demi mencapai akibat tersebut. Akan tetapi,
Alfa tidak dapat memastikan secara sadar bahwa Beta akan meninggal dunia dengan cara menabrak kapal nelayan, Alfa hanya dapat memperkirakan mungkin saja ada kapal
dilaut sehingga tabrakan tidak dapat dihindarkan. Alfa tidak dapat memastikan hanya saja Alfa bisa memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
3. A. Tindak pidana diatas bukanlah culpa, karena yang dimaksud dengan culpa adalah perbuatan yang dilakukan atas dasar kurang hati-hati dan tidak dikehendaki oleh si
pelaku, dalam kasus diatas dikehendaki. B. Tindak pidana diatas bukanlah delik berlanjut, karena delik berlanjut adalah delik
yang dilakukan dengan cara bertahap dalam mencapai tujuannya dan nianya hanya 1, sedangkan kasus diatas dilakukan sekali selesai tanpa harus bertahap.
C. Tindak pidana diatas bukanlah delik berangkai, karena delik berangkai dilakukan karena kebiasaan dan dilakukan karena mata pencaharian, sedangkan kasus di atas
dilakukan bukan sebagai mata pencaharian Alfa membunuh dan menngrusak barang serta bukan kebisaan Alfa, sehingga tindak pidana diatas bukanlah delik berangkai.
D. Tindak pidana di atas merupakan delik komuna, karena ditujukan untuk setiap orang yang telihat dati perumusan unsur barangsiapa.
E. Tindak pidana di atas merupakan delik kwalifisir, karen terdapat unsur yang memperberat ancaman pidananya yaitu unsur dengan rencana terlebih dahulu.