I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Luasnya wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI menyimpan berbagai macam potensi yang sangat berharga. Namum di dalam wilayah
yang luas tersebut terdapat bebagai macam permasalahan yang dapat mengakibatkan terjadinya konflik. Konflik-konflik tersebut mengakibatkan
lahirnya suatu gerakan-gerakan yang dapat mengancam keamanan dan kesatuan Negara Indonesia, antara lain Nangro Aceh Darusalam dengan
Gerakan Aceh Merdeka GAM, Papua dengan Organisasi Papua Merdeka OPM dan Maluku dengan Republik Maluku Selatan RMS.
Untuk mengantisipasi ancaman keamanan tersebut maka perlu dipersiapkan komponen pertahanan khususnya TNI-AD yang siap diterjunkan ke daerah
konflik tersebut. Sebelum terjun ke daerah konflik perlu dilakukannya persiapan atau pembekalan personil agar pada saat di lapangan sedikit sekali
menjumpai rintangan. Namun selama ini persiapan atau pembekalan personil yang dilakukan hanya sebatas instruksi dan papan tulis atau dapat pula
disebut dengan media dua dimensi 2D, sehingga arahan-arahan yang diberikan sangat sedikit diterima oleh para personil yang akan terjun ke
daerah konflik karena kurangnya visualisasi. Maka perlu pembekalan secara visualisasi untuk menunjang tugas personil TNI-AD itu sendiri, sehingga
dalam menjalankan tugasnya para personil dapat meminimalisir rintangan- rintangan yang akan dihadapi.
Perkembangan teknologi dewasa ini, memberikan pengaruh yang sangat besar untuk perubahan. Salah satu pengaruh tersebut di bidang pertahanan. Menurut
Vallino 1998, Di Negara Amerika Serikat USA kalangan militernya telah bertahun-tahun
menggunakan teknologi
augmented reality
untuk menampilkan informasi kepada pilot pada kaca pelindung kokpit atau kaca
depan helm penerbangan mereka, sehingga tampilan medan perang yang nyata dapat digabungkan dengan informasi catatan dan sorotan untuk
memperlihatkan unit musuh yang hanya dapat terlihat dengan menggunakan perlengkapan ini.
Menurut Haller 2007 Negara Inggris memiliki SIMNET, yaitu sebuah sistem simulasi perang yang juga menggunakan teknologi augmented reality. Pada
sistem ini anggota militer dilengkapi dengan helm yang dapat menampilkan medan perang. Dengan menggunakan SIMNET ini memiliki beberapa
kelebihan antara lain :
1. Menghemat anggaran dalam hal amunisi.
2. Anggota militer lebih trampil untuk menghadapi peperangan yang nyata.
3. Menghindari terjadinya korban dari anggota militer.
4. Menghindari kerusakan lahan untuk latihan, karena latihan menggunakan
media virtual.
Namun kemajuan teknologi ini belum diterapkan di Indonesia khususnya di Provinsi Lampung. Oleh karena itu perlu diangkat permasalahan dengan judul
Implementasi Augmented Reality Dalam Pembekalan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat TNI-AD Untuk Daerah Konflik Menggunakan
Teknik Marker Tangible.
1.2 Rumusan Masalah