TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH DINAS TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT (TNI AD) TANPA SURAT IZIN PENGHUNIAN (SIP) ANTARA PENGHUNI RUMAH DINAS DENGAN PIHAK KETIGA DITINJAU DARI.

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH DINAS
TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT (TNI AD)
TANPA SURAT IZIN PENGHUNIAN (SIP) ANTARA PENGHUNI RUMAH
DINAS DENGAN PIHAK KETIGA DITINJAU DARI PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT
ABSTRAK
Penyediaan rumah dinas dimaksudkan untuk mendukung
pelaksanaan tugas pokok TNI AD. Kenyataan yang ada saat ini
menunjukkan bahwa baru sebagian dari prajurit TNI AD aktif yang
mendapatkan perumahan dinas. Hal ini disebabkan antara lain karena
karena terbatasnya kemampuan anggaran TNI AD dan sebagian
perumahan dinas yang dimiliki TNI AD sekarang ini disewakan oleh
penghuni rumah dinas kepada pihak ketiga yang tidak berhak. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis kekuatan hukum perjanjian sewa
menyewa rumah dinas TNI AD tanpa Surat Izin Penghunian (SIP) antara
penghuni rumah dinas dengan pihak ketiga serta untuk mengetahui
perlindungan hukum bagi pihak ketiga yang menyewa rumah dinas TNI
AD dari pihak penghuni rumah dinas apabila terjadi gangguan yang
merugikan pihak ketiga.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
yuridis normatif, yaitu penelitian yang menggunakan sumber data

sekunder atau kepustakaan sebagai sumber data utama yang didasarkan
pada hukum positif dan implementasinya dalam praktik. Penelitian hukum
normatif meliputi penelitian terhadap asas-asas hukum penyelenggaraan
perumahan dan permukiman serta sistematika hukum. Spesifikasi
penelitian ini bersifat deskriptif
analitis, yaitu untuk mendapatkan
gambaran secara integral, komprehensif, sistematis tentang sewa
menyewa rumah dinas TNI AD tanpa Surat Izin Penghunian (SIP) antara
penghuni rumah dinas dengan pihak ketiga.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan
bahwa perjanjian sewa menyewa rumah dinas TNI AD tanpa Surat Izin
Penghunian (SIP) antara penghuni rumah dinas dengan pihak ketiga batal
demi hukum sehingga tidak ada perlindungan hukum bagi pihak ketiga
yang menyewa rumah dinas dari pihak penghuni rumah dinas. Tindakan
hukum yang dapat dilakukan pihak ketiga selaku penyewa yang dirugikan
adalah meminta pengembalian uang sewa sejumlah biaya yang besarnya
sesuai dengan waktu sewa yang seharusnya diperoleh oleh pihak
penyewa. Oleh karena itu diharapkan adanya iktikad baik dari penghuni
rumah dinas TNI AD untuk mematuhi seluruh ketentuan yang terdapat
dalam SIP yaitu dengan tidak menyewakan kembali sebagian atau

seluruhnya rumah dinas kepada pihak lain untuk kepentingan pribadi,
serta diperlukan adanya pengawasan yang lebih ketat serta tindakan
tegas dari Kementerian Pertahanan dan TNI AD selaku pemilik rumah
dinas.

iv

JURIDICIAL REVIEW ON AGREEMENT OF THE INDONESIAN ARMY
HOUSING FACILITY LEASE WITHOUT EXISTANCE OF A
CERTIFICATE OF OCCUPANCY BETWEEN THE LESSORS AND
THIRD PARTY IN TERMS OF RELATED LEGISLATION
ABSTRACT
The Indonesian Army receives housing facility to support them in
performing obligations towards the country. However, not all of active
soldiers are facilitated due to various reasons, including limited budget.
Another reason worth examining for is that some houses today are, in fact,
leased to a third party. This research is aimed to analyze legal power of
the agreement of the Indonesian Army housing facility lease without
existence of a Certificate of Occupancy between the lessors and the third
party, as well as to understand legal protection provided for the third party,

as a lessee of the Indonesian Army housing facility should there be any
disturbances leading to loss for the third party.
This research is conducted by applying a juridical normative
approach, that is a research using secondary data or library study as
primary data based on positive law and its implementation. It covers
research on legal principles and systematic law of housing maintenance
and settlement areas. This research is also specified as analytical
descriptive one, which obstains integral, comprehensive, and systematic
description about the Indonesian Army housing facility lease without
existence of a Certificate of Occupancy between the lessors and the third
party.
Based on this research, it is concluded that agreement of the
Indonesian Army housing facilities lease without existence of a Certificate
of Occupancy between the lessors and the third party does not have any
legal power. Because of that there is no legally protected for the third
party. Therefore, occupants of the Indonesian Army housing facilities are
expected to obey all clauses in the Certificate of Occupancy, including not
to lease half or entire house to other party for personal interest. The
research also recommends a more strict supervision and firm actions from
the Ministry of Defence and the Indonesian Army as the owners pertaining

this case.

v