SISTEM SUPLAI ACDC
2 Alat yang digunakan untuk memutus dan menyambung tegangan listrik
dalam keadaan berbeban.
g. Mini Circuit Breaker MCB
Alat yang berfungsi untuk memutus hubungan listrik yang bekerja secara otomatis apabila ada arus beban lebih yang melebihi kapasitas dari MCB
tersebut.
Sistem AC di Gardu Induk merupakan suplai utama untuk pengoperasian peralatan utama seperti: Rectifier, Penerangan, Pendingin ruangan komputer dan lain sebagainya. Untuk
kebutuhan operasi relay dan kontrol di PLN terdapat dua sistem catu daya pasokan arus searah yaitu DC 110V dan DC 220V, sedangkan untuk kebutuhan scadatel menggunakan
sistem catu daya DC 48V. Catu daya DC bersumber dari rectifier dan baterai. Terpasang pada instalasi secara paralel dengan beban, sehingga dalam operasionalnya disebut
Sistem DC.
Tujuan Pemeliharaan Sistem DC adalah untuk mengusahakan agar rectifier dan baterai berikut rangkaiannya selalu bekerja sesuai karakteristiknya, sehingga diharapkan sistem
DC mempunyai keandalan yang tinggi. Diagram instalasi sistem DC dapat dilihat pada Gambar 1-1.
Gambar 1-1 Instalasi Sistem DC
1.2 Instalasi Sistem AC
Instalasi AC pada Gardu Induk Tegangan Tinggi GI 150 kV70 kV atau Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi GITET 500 kV dapat dipasok dari transformator pemakaian
sendiri PS 20 kV, genset, tegangan rendah 380 VAC tegangan rendah dari jaringan distribusi dan sisi tersier transformator IBT 50066 kV pada GITET. Pada setiap GI atau
GITET minimal harus mempunyai 2 sistem AC yang siap menyuplai tegangan AC, seperti contoh di bawah ini:
BEBAN DC REL DC
FUSE
REL 20KV
RECTIFIER TRAFO PS
MCB
BATERE
BEBAN DC REL DC
FUSE
REL 20KV
RECTIFIER TRAFO PS
MCB
BATERE
SISTEM SUPLAI ACDC
3 a. Transformator PS 20 kV dan genset pada GIGITET
b. Sisi tersier transformator IBT 50066 kV dan genset pada GITET c. Tegangan rendah 380 VAC tegangan rendah dari jaringan distribusi dan
genset pada GI. Instalasi AC dibagi dalam beberapa kelompok yang dirancang sesuai dengan kebutuhan
pemakaian beban. Pengelompokan sangat penting untuk menghindari terjadinya over load dan setiap busbar output dari pengelompokan tersebut harus dilengkapi dengan fuse
atau LBS. Pengelompokan dari instalasi AC dibagi menjadi dua, yaitu:
1.1.1 Grup Essential
Gambar 1-2 Grup Essential
Grup essential terdiri dari rectifier, motor-motor PMT, PMS, Kipas Transformator, OLTC dan Kompresor, penerangan ruang kontrol dan ruang relay. Gambar pengawatan satu
garis untuk kelompok essential dapat dilihat pada gambar berikut ini:
SISTEM SUPLAI ACDC
4
Gambar 1-3 Pengawatan Satu Garis Untuk Kelompok Essential
1.1.2 Grup Common
Grup common terdiri dari penerangan switchyard, gedung, exhaust fan, sanitasi dan pendingin ruangan gedung dan lain-lain.
Gambar 1-4 Grup Common
Gambar pengawatan satu garis untuk kelompok common dapat dilihat pada gambar berikut ini:
SISTEM SUPLAI ACDC
5
Gambar 1-5 Pengawatan Satu Garis Untuk Kelompok Common
1.1.3 Peralatan Sistem AC
Pengoperasian suatu Gardu Induk memerlukan fasilitas pendukung yaitu sumber tegangan rendah AC 380 volt yang diperlukan untuk sistem Kontrol, Proteksi, maupun
untuk sistem mekanik penggerak peralatan di Gardu Induk. Pada Gardu Induk 150 kV sumber AC dipasok dari Trafo pemakaian sendiri PS sedangkan pada GITET 500 kV,
selain Trafo PS dilengkapi juga dengan Generator Set yang diperlukan untuk keadaan darurat atau pada saat Trafo pemakaian sendiri PS mengalami gangguan atau sedang
dipelihara.
1.1.3.1 Trafo Pemakaian Sendiri 1.1.3.1.1 Fungsi
Pemakaian sendiri di Gardu Induk berfungsi untuk memenuhi kebutuhan Tenaga Listrik peralatan bantu, pada umumnya dibutuhkan untuk memasok daya listrik ke peralatan di
Gardu Induk antara lain:
Pengisi Baterai Charger Motor Kipas Pendingin
Motor Sirkulasi minyak
SISTEM SUPLAI ACDC
6 Motor OLTC
Motor Mekanik PMS Penerangan Gedung
Penerangan Panel control Pemanas Heater
1.1.3.1.2 Rangkaian Pemakaian Sendiri
Kapasitas dari trafo pemakaian sendiri ditentukan dengan memperhatikan faktor diversitas diversity, yaitu perbandingan antara jumlah kebutuhan demand maksimum
setiap bagian sistem dan kebutuhan maksimum seluruh sistem. Dalam hal ini beban gardu dibagi menjadi beban kontinu dan beban terputus-putus. Biasanya tenaga listrik
diambilkan dari sisi sekunder atau tersier dari trafo utama atau pada Gardu Induk yang tidak mempunyai trafo untuk distribusi kadang-kadang diambilkan dari sisi sekunder dari
trafo pentanahan netral Earthing Transformer.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam susunan rangkaian pemakaian sendiri adalah sebagai berikut:
a. Bila tenaga untuk pemakaian sendiri diambil dari sisi tersier dari trafo utama dalam GI yang hanya mempunyai satu trafo utama, harus
diusahakan agar dapat diterima tenaga dari jaring-jaring distribusi dari sistem lain sumber lain.
b. Trafo pemakaian sendiri harus terdiri dari 3 unit satu-fasa, sehingga dalam keadaan gangguan pada sebuah trafo, kedua trafo lainnya dapat bekerja
terus dengan hubungan – V delta terbuka.
c. Jika dipakai unit 3 – fasa untuk trafo pemakaian sendiri, harus dipakai lebih
dari 2 buah trafo dan kapasitasnya harus cukup besar untuk dapat menyediakan tenaga dengan normal sekalipun ada gangguan pada sebuah
transformator.
d. Bila pengasut
starting transformer
untuk kondensator sinkron
dihubungkan pada sisi sekunder dari trafo utama, perlu diatur agar trafo pengasut itu dapat dipakai sebagai cadangan untuk trafo pemakaian
sendiri.
SISTEM SUPLAI ACDC
7
Gambar 1-6 Contoh Rangkaian Transformator Pemakaian Sendiri
Jika tenaga untuk pemakaian sendiri diambil dari sisi tersier dari trafo utama, maka sisi primer dari trafo pemakaian sendiri biasanya hanya dilengkapi dengan pemisah, dan
pemutus beban pada sisi tersier dari trafo utama dapat dipakai untuk trafo pemakaian sendiri.
Jika tenaga untuk pemakaian sendiri diambil dari sisi sekunder dari trafo utama, maka untuk ini perlu dipakai pemutus beban atau pengaman lumer power fuse. Untuk trafo
pemakaian sendiri yang menurunkan tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan motor, dipakai pengaman lumer atau pemutus tanpa pengaman lumer no-fuse breaker pada
sisi primer dan sisi sekunder.
Dalam menentukan letak trafo pemakaian sendiri harus diperhatikan juga kemungkinan perluasan yang akan datang.
Gambar 1-7 Contoh Diagram Satu Garis Trafo PS
SISTEM SUPLAI ACDC
8
1.1.3.1.3 SOP Trafo PS
1. Normal Operasi Trafo PS di pasok dari Trafo VII L1, L2, L3, L4 Keluar L5, L6 Masuk.
2. Kondisi Abnormal, maka dipasok dari Trafo IX L1, L2 Keluar, L3, L4, L5, L6 Masuk.
3. Kondisi Abnormal, maka dipasok dari Trafo VI L1, L2 Masuk, L3, L4 Keluar dan L5, L6 Masuk.
Keterangan:
L1 : PMS Interface L2 : PMS Bus Coupler
L3 : PMT Kopel Trafo VII L4 : PMT Kopel Trafo IX
L5 : LBS MG Sel 20 kV L6 : LBS MG Sel 20 kV Konvensional
1.1.3.1.4 Peralatan Instalasi Trafo PS
Peralatan instalasi sistem pemakaian sendiri umumnya terdiri dari Load Breaker Switch, Trafo PS, No Fuse Breaker NFB dan Lemari Panel Distribusi AC.
Gambar 1-8 dan 1-9 menunjukan contoh konstruksi peralatan terpasang.
Gambar 1-8 Load Breaker Switch
SISTEM SUPLAI ACDC
9
Gambar 1-9 Peralatan Instalasi Trafo PS
1.1.3.1.5 Lokasi Pemasangan
Pemasangan Trafo pemakaian sendiri tergantung dari desain Gardu Induk pada awal pembangunan antara lain pasangan dalam gedung kontrol Indoor dan pasangan luar
gedung kontrol Outdoor. Bila terpasang didalam ruangan maka sirkulasi udara pada ruangan harus baik dan dipasang exhaust fan, bila terpasang diluar gedung maka harus
aman dan terlindung dari benda-benda atau binatang yang dapat menyebabkan gangguan.
1.1.3.1.6 Batasan Operasi
Tegangan input di sisi primer hendaknya disesuaikan dengan spesifikasi teknis dari pabrik pembuatnya dan tegangan output disisi sekunder disesuaikan dengan karakteristik
beban. Besarnya Kapasitas daya terpasang kVA Trafo pemakaian sendiri biasanya diperhitungkan dengan besarnya beban dan melihat perkembangan atau perluasan pada
Gardu Induk tersebut. Umumnya Kapasitas Trafo Pemakaian Sendiri adalah 200 - 800 kVA.
1.1.3.1.7 Sistem Pengaturan Tegangan
Pengaturan tegangan diatur sesuai dengan tegangan kerja peralatan. Cara menurunkan dan menaikan tegangan pada Trafo pemakaian sendiri biasanya dengan merubah Tap
Off-Load Tap Changer.
1.1.3.1.8 Sistem Pengaturan Beban
Kapasitas dari trafo pemakaian sendiri ditentukan dengan memperhatikan faktor diversitas diversity yaitu perbandingan antara jumlah kebutuhan demand maksimum
setiap bagian sistem dan kebutuhan maksimum seluruh sistem. Dalam hal ini beban gardu dibagi menjadi beban kontiniu dan beban terputus-putus.
1.1.3.1.9 Sistem Pendingin
Jika kumparan dialiri arus listrik, maka pada inti besi dan kumparan transformator akan timbul panas akibat adanya rugi-rugi besi dan tembaga. Untuk mengurangi panas sebagai
SISTEM SUPLAI ACDC
10 akibat kenaikan suhu yang berlebihan, maka pada transformator perlu dilengkapi dengan
sistem pendingin. Dalam hal ini sistem pedingin berfungsi untuk menyalurkan panas agar keluar terbuang dari transformator.
Metoda pengaliran media pendingin pada Trafo Pemakaian sendiri adalah media pendingin minyak dan udara ONAN, sebagai media pemindah panas dilengkapi dengan
sirip-sirip.
Gambar 1-10 Sirip-sirip Trafo Pemakaian sendiri
Agar peralatan dapat bekerja normal maka PS perlu dipelihara secara rutin sesuai dengan jadwal pemeliharaan. Untuk mengetahui riwayat pemeliharaan maka perlu
dibuatkan lembar pemeliharaan yang harus didokumentasikan secara rutin.
1.1.3.1.10 Jadwal Pemeliharaan
Jadwal pemeliharaan Trafo PS dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1-1 Jadwal Pemeliharaan Trafo PS
Butir Pekerjaan Periode Pemeliharaan
Mingguan Bulanan
Tahunan 2 tahuNan
Inspeksi Fisik X
Cek Level Minyak Pendingin X
Cek Panel kontrol dan lampu indikasi X
Cek dan ukur Tegangan Sekunder 380 V X
Cek kekencangan-Kekencangan Baut X
Cek Kondisi Bushing X
SISTEM SUPLAI ACDC
11
Butir Pekerjaan Periode Pemeliharaan
Mingguan Bulanan
Tahunan 2 tahuNan
Bersihkan Sistem pendinginan X
Ukur dan cek sistem pentanahan X
Pengecekan dan Pengujian Minyak isolasi X
a. Inspeksi Mingguan
KONDISI: OPERASI No
Peralatankomponen Pemeriksaan Kondisi
Awal Tindakan
Kondisi Akhir
1 Pemeriksaan Fisik Genset
- Periksa semua fisik Genset dan peralatan
pendukung dalam keadaan bersih. -
Bersihkan jika terdapat kotoran dan benda- benda asing lainnya.
.
2 Cek Level Minyak Pendingin
- Periksa Level Minyak Pendingin PS dengan
pendingin Minyak dan dilengkapi indikator. 3
Cek Panel Kontrol dan Lampu Indikasi
- Periksa kondisi Panel Kontrol PS
- Cek Kondisi Heater
- Cek Ampere Meter dan Tegangan
- Cek Lampu Indikasi
- Cek dan ukur Tegangan Sekunder 380 V
1.1.4 Genset
1.1.4.1 Umum
Genset merupakan bagian dari AC suplai yang sangat penting sebagai salah satu sumber tenaga bagi instalasi di dalam sistem kelistrikan Gardu Induk, baik untuk sistem kontrol
maupun sistem-sistem penggerak peralatan Gardu Induk. Genset diperlukan sekali untuk keadaan darurat, apabila penyediaan listrik utama teganggu, misalnya suplai dari Trafo
SISTEM SUPLAI ACDC
12 PS pemakaian sendiri mengalami kerusakan, pemeliharaan, maupun kondisi sistem
Black-Out, sehingga Generator set dapat menggantikan penyediaan daya listrik untuk keperluan seperti mensuplai baterai charger, penerangan untuk ruangan operator,
penggerak kipas pendigin transformer, penggerak motor kompressor PMT dan sebagainya.
Gambar 1-11 Genset
1.1.4.2 Prinsip Kerja Generator
Prinsip kerja dari Genset adalah gabungan antara mesin penggerak dan Generator pembangkit listrik. Penggerak mula menggunakan prinsip motor bakar untuk merubah
energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi mekanis. Penggerak mula berupa motor torak dengan siklus 4 langkah pada umumnya menggunakan bahan bakar minyak diesel
solar.
Prinsip kerja dari Generator adalah mesin listrik yang mengkonversi energi mekanis menjadi energi listrik. Prinsip dasar generator adalah menggunakan hukum Faraday
yaitu: e = d Φ dt.
Secara kuantitatif induksi tegangan oleh medan magnet berubah waktu. Generator terdiri dari lilitan Stator dan lilitan rotor. Lilitan rotor dialiri arus searah melalui sikat arang pada
cincin slip. Lilitan stator terdiri dari beberapa buah lilitan N.
WIND NOISE
HOT
FLEXIBLE DUCT THERMOSTATIC AIR
RECIRCULATING DAMPER
INLET
COOL
D
DISTANCE SHOULD NOT
BE LESS THAN GENERATOR
MESIN
SISTEM SUPLAI ACDC
13
Gambar 1-12 Generator Serempak Dasar
Rotor yang terdiri dari lilitan rotor yang telah dialiri arus searah diputar dengan kecepatan tetap oleh penggerak mula. Dengan adanya putaran rotor maka pada kumparan stator
akan terinduksi fluks magnet dengan bentuk gelombang sinusoidal seperti rumus dibawah ini:
e = d Φ dt
Keterangan: E : Tegangan induksi pada kumparan stator
d Φ : Fluksi yang timbul pada periode waktu kumparan stator dt : Periode waktu
Gambar 1-13 Bentuk Gelombang Tegangan
Tegangan yang terinduksi ke kumparan stator akan membentuk sinusoidal setiap satu putaran penuh untuk generator 2 kutub. Sedangkan besarnya frekuensi yang timbul
tergantung dari banyaknya kutub putaran dan waktu seperti rumus di bawah ini.
SISTEM SUPLAI ACDC
14 P n
f = Hz 2
60
Keterangan: F: frekuensi pada kumparan stator
P: jumlah kutub kumparan stator N: jumlah putaran rotor
Sebagai contoh untuk mendapatkan frekuensi 50 Hz dari sebuah generator 2 kutub maka diperlukan putaran rotor dari generator adalah 3000 putaranmenit.
1.1.4.3 Panel Kontrol
Dalam panel kontrol terdapat rangkaian listrik yang berfungsi sebagai berikut: 1. Mengoperasikan secara otomatis maupun manual
2. Menerima isyarat tegangan suplai 3. Memantau tegangan generator
4. Mengalihkan beban 5. Memantau proteksi
6. Memutuskan beban 7. Mematikan sistem pembangkit
Panel kontrol juga dilengkapi fasilitas perlengkapan pengisian baterai secara kontinu, dan fasilitas pemanas mesin. Semua perlengkapan tersebut harus diawasi agar sirkuitnya
berfungsi dengan baik. Jika starting otomatis gagal, alarm harus berbunyi dan disertai indikator “Fault“. Tegangan output generator selalu dipantau, jika mesin telah stabil, tanda
“Running” Generator sedang berjalan harus timbul. Instrument-instrument yang ada di panel kontrol adalah:
Frekuensi Meter: Untuk mengetahui frekuensi generator sampai dengan putaran mesin stabil.
AC Volt Meter: Untuk mengetahui pembacaan tegangan keluaran generator pada masing-masing fasa, ada juga yang dilengkapi selector switch untuk
pembacaan single phase maupun antar fasa. Watt meter: Untuk mengetahui beban generator.
AC AMP meter: Untuk mengetahui arus genset.
SISTEM SUPLAI ACDC
15 DC Volt meter: Untuk mengetahui tegangan automatic charging.
Engine Monitor Indicator Lamp: Mencakup banyak fungsi untuk menjalankan Genset.
Counter untuk menunjukan jam kerja generator
Gambar 1-14 Generator
Gambar 1-15 Panel Kontrol Genset
SISTEM SUPLAI ACDC
16 Lembar Kerja Pemeliharaan Genset
Tabel 1-2 Jenis Pemeliharaan Mingguan Tidak Operasi
KONDISI: TIDAK OPERASI No
Peralatankomponen Pemeriksaan Kondisi
Awal Tindakan
Kondisi Akhir
1
Pemeriksaan Fisik Genset
Periksa semua fisik Genset dan peralatan pendukung dalam keadaan bersih.
Bersihkan jika terdapat kotoran dan benda- benda asing lainnya.
.
2 Baterai
Periksa dan lakukan pengukuran tegangan jepit Baterai, catat hasilnya.
Kabel salah satu pole negatif harus dilepas Periksa dan lakukan pengukuran berat jenis
elektrolit pada setiap sel Baterai. Periksa tinggi permukaan cairan elektrolit,
bila kurang tambahkan air suling. Bersihkan klem-klem Baterai bila perlu
dilapis dengan vaselin. Lalu kabel negatif disambung lagi.
3 Air Pendingin
Periksa level air pendingin. Bila kurang tambahkan air murni yang sudah ditambah
treatment
4 Minyak Pelumas
Periksa kondisi semua lampu indikasi apakah masih normal
5
Kontrol Panel
Periksa kondisi semua lampu indikasi apakah masih normal.
SISTEM SUPLAI ACDC
17 Lembar Kerja Pemeliharaan Genset
Tabel 1-3 Pemeliharaan Mingguan Operasi Tanpa Beban
KONDISI: OPERASI TANPA BEBAN No
Peralatankomponen Pemeriksaan Kondisi
Awal Tindakan
Kondisi Akhir
1
Sistem Pelumasan
Periksa tekanan minyak pada manometer, catat hasilnya
.
2 Sistem AC
Catat tegangan keluaran Genset.
Periksa dan catat frekuensi generator.
Lembar Kerja Pemeliharaan Genset
Tabel 1-4 Jenis Pemeliharaan Bulanan Tidak Operasi
KONDISI: TIDAK OPERASI No
Peralatankomponen Pemeriksaan Kondisi
awal Tindakan
Kondisi Akhir
1 Pemeriksaan Fisik Genset
Periksa semua fisik Genset dan peralatan pendukung dalam keadaan bersih.
Bersihkan jika terdapat kotoran dan benda- benda asing lainnya.
2 Sistem Bahan Bakar
Periksa jalur pipa bahan bakar dan tangki apakah ada kebocoran.
Atasi terlebih dahulu bila ada kebocoran. Periksa Level minyak solar. Bila kurang
agar ditambah Periksa kran-kran Bahan Bakar apakah
posisi sudah sesuai dengan arah aliran 3
Baterai
Periksa dan lakukan pengukuran tegangan
SISTEM SUPLAI ACDC
18
KONDISI: TIDAK OPERASI No
Peralatankomponen Pemeriksaan Kondisi
awal Tindakan
Kondisi Akhir
jepit Baterai, catat hasilnya. Kabel salah satu pole negatif harus dilepas
Periksa dan lakukan pengukuran berat jenis elektrolit pada setiap sel Baterai.
Periksa tinggi permukaan cairan elektrolit, bila kurang tambahkan air suling.
Bersihkan klem-klem Baterai bila perlu dilapis dengan vaselin.
4 Automatic charger
Ukur tegangan jepit Automatic charger tanpa beban Baterai. Catat hasilnya.
Hubungkan kembali pole kabel pole negatif Baterai, kemudian ukur tegangan jepit
Baterai. Ukur arus pengisian Automatic Charger
5 Air Pendingin
Periksa kebocoran pipa-pipa dan radiator. Periksa level air pendingin. Bila kurang
tambahkan air murni yang sudah ditambah treatment
Periksa kekencangan tali kipas. 6
Sistem udara masuk
Periksa dan bersihkan elemen filter udara 7
Panel Kontrol
Periksa kondisi semua lampu indikasi apakah masih normal
SISTEM SUPLAI ACDC
19 Lembar Kerja Pemeliharaan Genset
Tabel 1-5 Jenis Pemeliharaan Bulanan Operasi Tanpa Beban
KONDISI: OPERASI TANPA BEBAN No
Peralatankomponen Pemeriksaan Kondisi
Awal Tindakan
Kondisi Akhir
1
Sistem Pelumasan
Periksa kebocoran pipa jalur pelumasan. Apabila ada kebocoran, Genset segera
matikan. Periksa tekanan minyak pada manometer.
.
2 Sistem Bahan bakar
Periksa kebocoran jalur pipa bahan bakar antara pompa injektor sd nosel.
Apabila ada kebocoran, Genset segera matikan
3 Sistem Pembuangan
Periksa kebocoran jalur pembuangan . Apabila ada kebocoran, Genset segera
matikan. 4
Sistem DC Suplai
Periksa tegangan jepit Baterai, dan catat Periksa Arus dari automatic charger, arus
harus nol. Periksa panel kontrol, catat alarm yang
timbul 5
Sistem AC
Ukur tegangan keluaran Genset.
Periksa dan catat frekuensi generator
SISTEM SUPLAI ACDC
20 Lembar Kerja Pemeliharaan Genset
Tabel 1-6 Jenis Pemeliharaan 6 Bulanan 250 JAM Tidak Operasi
KONDISI: TIDAK OPERASI No
Peralatankomponen Pemeriksaan Kondisi
awal Tindakan
Kondisi Akhir
1
Penggantian minyak pelumas Filter
Melepas baut penutup bak minyak pelumas. Menguras minyak pada bak calter.
Hembus dengan udara bertekanan kedalam silinder head mesin.
Melepas filter minyak Mengganti filter minyak yang baru sesuai
spesifikasi. Menutup kembali baut penutup bak calter
Mengisi minyak pelumas baru, dan periksa kembali level minyak.
Pengisian minyak harus sesuai dengan yang disarankan pada buku petunjuk.
2 Ganti Filter Bahan Bakar
Tutup, kran valve bahan bakar dari tanki utama.
Lepas filter Bahan bakar. Ganti dengan filter bahan bakar yang baru.
Buka kembali kran bahan bakar, kemudian pompa bahan bakar secara manual untuk
mengeluarkan sisa udara di saluran bahan bakar dan filter yang baru.
3 Ganti Filter Udara
Tutup, kran valve bahan bakar dari tanki utama.
Lepas filter Bahan bakar. Ganti dengan filter bahan bakar yang baru.
SISTEM SUPLAI ACDC
21
KONDISI: TIDAK OPERASI No
Peralatankomponen Pemeriksaan Kondisi
awal Tindakan
Kondisi Akhir
Buka kembali kran bahan bakar, kemudian pompa bahan bakar secara manual untuk
mengeluarkan sisa udara di saluran bahan bakar dan filter yang baru.
Perhatian: sebelum pekerjaan dilaksanakan agar genset dihidupkan selama 15 menit kemudian matikan.
Tabel 1-7 Jenis Pemeliharaan 6 Bulanan 250 JAM Operasi Tanpa Beban
KONDISI: OPERASI TANPA BEBAN No
Peralatankomponen Pemeriksaan Kondisi
Awal Tindakan
Kondisi Akhir
1 Sistem Pelumasan
Periksa kebocoran pipa jalur pelumasan. Apabila ada kebocoran, Genset segera
matikan. Periksa kebocoran minyak pelumas pada
dudukan filter minyak yang baru dipasang, apakah ada kebocoran. Apabila ada
kebocoran Genset segera matikan dan perbaiki.
Periksa tekanan minyak pada manometer. Catat hasilnya
2 Sistem Bahan bakar
Periksa kebocoran jalur pipa bahan bakar antara pompa injektor sd nosel.
Apabila ada kebocoran, Genset segera matikan.
Periksa kebocoran Bahan bakar pada dudukan filter yang baru dipasang, apakah
ada kebocoran. Apabila ada kebocoran, Genset segera matikan. Agar dikencangkan
kembali posisi filter dengan dudukannya.
SISTEM SUPLAI ACDC
22 Lembar Kerja Pemeliharaan Genset
Tabel 1-8 Jenis Pemeliharaan Tahunan 500 JAM Tidak Operasi
KONDISI: TIDAK OPERASI No
Peralatankomponen Pemeriksaan Kondisi
awal Tindakan
Kondisi Akhir
1
Penggantian minyak pelumas dan Filter
Melepas baut penutup bak minyak pelumas Menguras minyak pada bak calter
Melepas filter minyak Mengganti filter minyak yang baru sesuai
spesifikasi Menutup kembali baut penutup bak calter
Mengisi minyak pelumas baru, dan periksa kembali level minyak
2 Ganti Filter Bahan Bakar
Tutup, kran valve bahan bakar dari tanki utama
Lepas filter Bahan bakar Ganti dengan filter bahan bakar yang baru
Buka kembali kran bahan bakar, kemudian pompa bahan bakar secara manual untuk
mengeluarkan sisa udara di saluran bahan bakar dan filter yang baru
3 Ganti Filter Udara
Lepas filter udara dari kotak filter Bersihkan kotak filter
Pasang filter yang baru, kemudian kembalikan seperti semula
4 Ganti air pendingin
Kuras air sistem pendingin yang ada di Radiator dengan membuka baut penguras
yang ada dibagian bawah radiator
SISTEM SUPLAI ACDC
23
KONDISI: TIDAK OPERASI No
Peralatankomponen Pemeriksaan Kondisi
awal Tindakan
Kondisi Akhir
Tiup bagian dalam radiator dengan udara bertekanan agar kotoran dan sisa air dapat
dikeluarkan Tutup kembali baut penguras, isi kembali
dengan air murni yang sudah ditambah additif
Periksa kekencangan tali kipas
5 Ganti Baterai
Lepaskan Baterai yang lama dari dudukan Bersihkan terminal, kemudian ganti baterai
baru yang telah siap, ukur tegangan, BJ Baterai. Catat hasilnya
Perhatian: sebelum pekerjaaan dilaksanakan agar radiator diisi cairan flushing lalu genset dihidupkan selama 15 menit, kemudian matikan.
Lembar Kerja Pemeliharaan Genset
Tabel 1-9 Jenis Pemeliharaan Tahunan 500 JAM Operasi Tanpa Beban
KONDISI: OPERASI TANPA BEBAN No
Peralatankomponen Pemeriksaan Kondisi
Awal Tindakan
Kondisi Akhir
1 Sistem Pelumasan
Periksa kebocoran pipa jalur pelumasan Apabila ada kebocoran, Genset segera
matikan Periksa kebocoran minyak pelumas pada
dudukan filter minyak yang baru dipasang, apakah ada kebocoran. Apabila ada
kebocoran Genset segera matikan dan perbaiki
Periksa tekanan minyak pada manometer. Catat hasilnya
SISTEM SUPLAI ACDC
24
KONDISI: OPERASI TANPA BEBAN No
Peralatankomponen Pemeriksaan Kondisi
Awal Tindakan
Kondisi Akhir
2 Sistem Bahan bakar
Periksa kebocoran jalur pipa bahan bakar antara pompa injektor sd nosel
Apabila ada kebocoran, Genset segera matikan
Periksa kebocoran Bahan bakar pada dudukan filter yang baru dipasang, apakah
ada kebocoran. Apabila ada kebocoran, Genset segera matikan. Agar dikencangkan
kembali posisi filter dengan dudukannya
3 Sistem Pendingin
Periksa kebocoran jalur antara pipa antara radiator dan blok mesin
Apabila ada kebocoran, Genset segera matikan
4 Sistem AC Berbeban
Ukur tegangan keluaran sebelum berbeban. Catat hasilnya
Bebani Generator dengan mematikan semua Trafo PS yang ada.
Ukur tegangan keluaran Genset setelah berbeban. Catat hasilnya
Periksa dan catat frekuensi generator 5
Sistem DC
Periksa tegangan jepit Baterai, dan catat Periksa Arus dari automatIc charger, arus
harus nol Periksa panel kontrol, catat alarm yang
timbul
SISTEM SUPLAI ACDC
25
1.1.4.4 Troubleshooting
Genset pada umumnya dilengkapi berbagai sensor dan lampu peringatan untuk mengetahui keadaan atau kondisi yang abnormal, misalnya sensor untuk minyak pelumas
bertekanan rendah atau temperatur mesin. Jika kondisi ini terjadi maka panel kontrol akan memberikan peringatan, sehingga kita secepatnya untuk mengambil tindakan mematikan
mesin agar kerusakan yang lebih parah tidak terjadi.
1.1.5 Instalasi Suplai AC Gardu Induk
Instalasi Suplai AC Pembangkit
Gambar 1-16 Instalasi Type Grid Net Work
SISTEM SUPLAI ACDC
26
Gambar 1-17 Instalasi Type Grid Sistem
Gambar 1-18 a Basic Diagram b dan c Large Generator With Part-load Transformers
SISTEM SUPLAI ACDC
27
Gambar 1-19 d Unit Pompa Pengisi e Hydro Plant
1.1.6 Instalasi Sistem Suplai AC Pada GITET 500 kV
Untuk mendukung sistem operasi yang andal pada GITET 500 kV perlu didukung oleh power suplai PS yang andal pula, maka untuk itu pada GITET suplai AC untuk pemakaian
sendiri dipasang berlapis mulai dari Trafo Earthing 66 kV0.4 kV, Trafo 20 kV0.4 kV dan Genset dengan pasokan suplai AC sebagai berkut:
1.1.6.1 Pasokan Utama
Dari Trafo Earthing tersier 660,4 kV
Gambar 1-20 Sistem PS Pada GITET 500 kV
SISTEM SUPLAI ACDC
28
1.1.6.2 Pasokan Kedua
Dari Trafo Distribusi 60 MVA 15020 kV
Gambar 1-21 Pasokan Trafo PS Dari Trafo Distribusi
1.1.6.3 Pasokan Ketiga
Apabila penyediaan listrik terganggu, misalnya Trafo PS mengalami gangguan, dipelihara atau kondisi sistem black-out, maka genset akan memasok tegangan dengan pola
operasi dirancang otomatis.
Gambar 1-22 Diagram Satu Garis Suplai AC Pada GITET 500 kV
SISTEM SUPLAI ACDC
29
1.1.7 Sistem Otomatisasi
Suplai AC pada suatu instalasi Gardu Induk merupakan fasilitas pendukung yang mutlak ada dan merupakan peralatan penting bagi kelangsungan operasi suatu Gardu Induk,
baik untuk sistem kontrol maupun untuk sistem-sistem penggerak peralatan di Gardu Induk harus mempunyai keandalan yang tinggi dan kondisi siap bila diperlukan.
Pada Gardu Induk 150 kV suplai AC didapat dari trafo pemakaian sendiri PS tetapi pada Gardu Induk 500 kV ada juga yang dilengkapi dengan Generator Set Diesel Set yang
dibutuhkan sekali untuk keadaan daruratemergency atau pada saat trafo pemakaian sendiri PS mengalami kerusakan atau pemeliharaan.
Dalam pengoperasian,
sumber-sumber suplai
AC ini
dioperasikan secara
bergantiansquensial sesuai kondisi dan SOP setempat, baik secara manual maupun secara automatis menggunakan Change Over Switch.
Gambar 1-23 Panel Change Over Switch
SISTEM SUPLAI ACDC
30
Gambar 1-24 Panel Essential dan Common
1.1.7.1 Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari sistem change over switch adalah otomatisasi perpindahan beban yang saling mengunci interlock satu sama lain antara suplai 1PS1 N3, suplai 2PS2 N4
dan suplai cadanganGenset N2.
1. Dalam operasi normal suplai AC 380220 volt didapat dari trafo PS 1 N3 atau trafo PS 2 N4 dengan beban seluruh kebutuhan instalasi, baik
common service maupun essential service. 2. Apabila PS pemasok beban gangguan maka sumber AC 380 Volt dipasok
dari PS yang lain, demikian juga sebaliknya secara otomatis. Q pada N3
masuk atau Q
10
pada N4 keluar demikian sebaliknya dan Q
10
keadaan masuk lihat Gambar 1-23.
Apabila sistem blackout atau PS1 dan PS2 gangguan maka sumber AC 380 V dipasok dari Genset yang hanya memikul beban essential Q
pada N3 dan N4 keluar, Q10 pada N2 keluar maka Genset Operasi lihat Gambar 1-23.
SISTEM SUPLAI ACDC
31
Gambar 1-25 Change Over Switch
Gambar 1-26 Diagram Satu Garis LV AC
Changeover Changeover
SISTEM SUPLAI ACDC
32
Gambar 1-27 Panel LV AC
1.1.7.2 Bagian – Bagian Panel
a. Panel +N1
Essential service distribution board yang terdiri dari fuse-fuse sebagai pengaman Instalasi listrik dari pendistribusian sumber AC.
b. Panel +N2
Berfungsi untuk mensuplai daya hanya ke panel +N1 untuk keperluan sistem instalasi listrik yang penting di GITET 500 kV.
Panel + N2 terdiri dari: Circuit Breaker Change Over Switch Genset Q10
Kontrol Genset di dalam panel Ampere meter Genset
Volt Meter Genset
c. Panel + N3 Trafo PS 1
Berfungsi untuk mensuplai daya ke panel +N1 Essential service distribution board dan ke panel +N5 AC Distributioncommon service Bus untuk
keperluan sistem instalasi listrik di GITET 500 kV.
SISTEM SUPLAI ACDC
33 Panel +N3 terdiri dari:
Circuit Breaker Change Over Switch Genset Q0 Kontrol Genset di dalam panel
Ampere meter Genset Volt Meter Tarfo PS 1
d. Panel +N4 Trafo PS 2
Berfungsi untuk mensuplai daya ke panel +N1 Essential service distribution board dan ke panel +N5 AC DistributionCommon Service Bus untuk
keperluan sistem instalasi listrik di GITET 500 kV.
Panel +N4 terdiri dari: Circuit Breaker Change Over Switch Trafo PS2t Q0
Kontrol Trafo PS2 di dalam panel Ampere meter PS2
Volt Meter Tarfo PS 2
e. Panel +N5 : AC DistributionCommon Service Bus