HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENDAHULUAN

Contact Person | Phone : 0823-7996-3344 Emal : muslih1603gmail.com TERIMA KASIH ATAS KESEDIAAN BAPAK IBU SAUDARA MELUANGKAN WAKTU UNTUK MENGISI KUESIONER INI .

I. PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

a. Mohon dengan hormat kesediaan Bapak Ibu Saudara untuk dapat mengisis seluruh pertanyaan yang ada. b. Berilah tanda X pada kolom yang telah tersedia sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. c. Ada 5 lima alternatif jawaban yaitu: 1. SS : Sangat Setuju 2. S : Setuju 3. R : Ragu-ragu 4. TS : Tidak Setuju 5. STS : Sangat Tidak Setuju

II. KARAKTERISTIK RESPONDEN

a. Umur : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . tahun b. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan c. Tempat bekerja bagian : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . d. Lama bekerja : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . e. Pendidikan terakhir : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Contact Person | Phone : 0823-7996-3344 Emal : muslih1603gmail.com No Pernyataan Kategori Kecurangan Akuntansi SS S R TS STS 1 Dalam melakukan pencatatan transaksi, masih sering ditemukan penggunaan akun rekening yang tidak sesuai. 2 Untuk setiap transaksi , masih dimungkinkan merubah metode pengakuan pendapatan dari akrual basis menjadi cash basis atau sebaliknya. 3 Dokumen-dokumen transaksi masih bisa dimanipulasi oleh karyawan 4 Masih ditemukan penyimpangan prosedur misalnya penyetoran piutang dilakukan secara tunai kepada petugas yang menyerahkan invoice. 5 Penghapusan asset oleh perusahaan tidak langsung dicatat pada buku asset dan mengurangi nilai aset. Sistem Pengendalian Internal SS S R TS STS 6 Perusahaan tidak memberikan sanksi yang jelas dan tegas kepada para karyawan yang melanggar kode etik dan kebijakan perusahaan 7 Di setiap kantorpos belum terdapat bagian audit yang bertanggungjawab untuk melakukan proses pengendalian internal dan ketaatan peraturan yang berlaku 8 Penilaian risiko suatu aturan kondisi kebijakan tidak dikomunikasikan secara merata kepada karyawan bagian terkait. 9 Penilaian risiko atas suatu perubahan kebijakan seringkali diabaikan oleh karyawan 10 Sistem informasi atas aktifitas bisnis dan operasi tidak bisa dengan mudah digunakan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian. 11 Perusahaan tidak mengkomunikasikan peran dan tanggung jawab dan masalah masalah yang signifikan kepada masing-masing bagian terkait. 12 Setiap bagian belum melakukan fungsinya dengan baik dalam hal mencatat, mengidentfikasi, memverifikasi dan pembuatan laporan keuangan. 13 Setiap bagian belum melaksanakan sistem dan prosedur pengendalian atas aktifitas bisnis dan operasi di bagiannya.. 14 Dalam suatu transaksi perusahaan, tidak terdapat pemisahan tugas antara petugas pencatatan, pembayaran dan pelaporan. 15 Pengawasan atas penggunaan hak akses aplikasi transaksi keuangan masih lemah. 16 Pemantauan atas efektifitas operasi dan bisnis tidak dilakukan secara periodik 17 Dalam melakukan pengawasan, perusahaan tidak membandingkan kesesuaian antara proses bisnis yang berjalan dengan hasil yang diharapkan. Sistem Bonus SS S R TS STS Contact Person | Phone : 0823-7996-3344 Emal : muslih1603gmail.com 18 Perusahaan tidak mempunyai sistem penilaian kinerja karyawan yang jelas 19 Pemberian bonus di perusahaan dilakukan dengan ukuran dan kriteria yang tidak jelas. 20 Pemberian bonus diberikan tanpa mempertimbangkan etika karyawan 21 Promosi jabatan di perusahaan dilakukan dengan ukuran dan kriteria yang tidak jelas. 22 Promosi jabatan diberikan tanpa mempertimbangkan etika karyawan Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Pdf ini di-Scan dibuat oleh Bagian Dokumen Set Dit Lampiran 3 Kecurangan Akuntansi Reliability Statistics Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items ,696 ,702 5 Inter-Item Correlation Matrix VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00001 1,000 ,192 ,588 ,300 ,443 VAR00002 ,192 1,000 ,229 ,310 ,324 VAR00003 ,588 ,229 1,000 ,117 ,350 VAR00004 ,300 ,310 ,117 1,000 ,355 VAR00005 ,443 ,324 ,350 ,355 1,000 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item- Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbachs Alpha if Item Deleted VAR00001 16,9167 3,237 ,556 ,436 ,606 VAR00002 17,1000 3,267 ,367 ,168 ,689 VAR00003 16,9917 3,218 ,451 ,378 ,647 VAR00004 17,0750 3,549 ,376 ,207 ,676 VAR00005 17,0500 3,174 ,535 ,295 ,612 Pengendalian Internal Reliability Statistics Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items ,741 ,739 12 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item- Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbachs Alpha if Item Deleted VAR00001 47,3667 14,385 ,442 ,207 ,715 VAR00002 47,3333 15,081 ,331 ,236 ,728 VAR00003 47,5000 15,160 ,338 ,337 ,728 VAR00004 47,4000 14,948 ,355 ,207 ,726 VAR00005 47,2917 14,948 ,406 ,325 ,721 VAR00006 47,6167 13,785 ,490 ,319 ,708 VAR00007 47,6583 13,420 ,477 ,309 ,709 VAR00008 47,5333 12,839 ,455 ,293 ,714 VAR00009 47,6250 15,194 ,216 ,176 ,744 VAR00010 47,2833 15,264 ,326 ,384 ,729 VAR00011 47,5667 15,911 ,218 ,199 ,739 VAR00012 47,8083 13,568 ,446 ,263 ,714 Sistem Bonus Reliability Statistics Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items ,803 ,810 5 Inter-Item Correlation Matrix VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00001 1,000 ,538 ,609 ,500 ,448 VAR00002 ,538 1,000 ,432 ,626 ,439 VAR00003 ,609 ,432 1,000 ,268 ,358 VAR00004 ,500 ,626 ,268 1,000 ,380 VAR00005 ,448 ,439 ,358 ,380 1,000 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item- Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbachs Alpha if Item Deleted VAR00001 16,2750 6,722 ,680 ,522 ,735 VAR00002 16,6250 5,783 ,690 ,498 ,733 VAR00003 16,2000 8,229 ,522 ,405 ,788 VAR00004 16,6000 6,410 ,602 ,447 ,764 VAR00005 16,2667 8,298 ,515 ,269 ,790 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kecurangan Akt 120 3,00 4,80 4,2567 ,43709 Pengendaian Internal 120 3,08 4,67 4,3184 ,34273 Sistem Bonus 120 2,60 4,80 4,0983 ,64976 Valid N listwise 120 Variables EnteredRemoved a Model Variables Entered Variables Removed Method 1 Sistem Bonus, Pengendaian Internal b . Enter a. Dependent Variable: Kecurangan Akt b. All requested variables entered. Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,887 a ,786 ,783 ,20383 a. Predictors: Constant, Sistem Bonus, Pengendaian Internal ANOVAA Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 17,874 2 8,937 215,110 ,000 b Residual 4,861 117 ,042 Total 22,735 119 a. Dependent Variable: Kecurangan Akt b. Predictors: Constant, Sistem Bonus, Pengendaian Internal Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 2,168 ,267 8,120 ,000 Pengendaian Internal -,080 ,055 -,063 -1,465 ,145 Sistem Bonus ,594 ,029 ,883 20,639 ,000 a. Dependent Variable: Kecurangan Akt

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam beberapa tahun terakhir ini, penerapan good corporate governance GCG menjadi perhatian pemerintah dan menjadi isu penting terutama pada perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara BUMN. Chunfei 2011 menyatakan bahwa struktur corporate governance sangat berpengaruh terhadap kualitas pengendalian internal. Dengan penerapan good corporate governance tersebut diharapkan perusahaan mempunyai akuntabilitas dan transparansi yang baik kepada para pemangku kepentingan stakeholder. Pada akhirnya keberhasilan penerapan good corporate governance diharapkan dapat menurunkan kecurangan akuntansi. Kecurangan akuntansi saat ini telah menjadi perhatian publik mengingat informasi atas kasus-kasus kecurangan saat ini dengan mudah dapat diperoleh melalui media informasi. Indikasi adanya kecenderungan kecurangan akuntansi dapa dilihat dari bentuk kebijakan yang disengaja dan tindakan yang bertujuan untuk melakukan penipuan atau manipulasi yang merugikan pihak lain. Kecenderungan ini dapat berupa tendensi untuk melakukan korupsi, tendensi untuk melakukan penyalahgunaan asset dan tendensi untuk melakukan penipuan pelaporan keuangan Thoyibatun, 2012. PT Pos Indonesia Persero sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara BUMN juga tidak luput dari kasus-kasus kecurangan. Beberapa kasus kecurangan yang terpublikasi di media diantaranya kasus pemberian komisi fiktif oleh pejabat PT Pos Indonesia Persero senilai 90 milyar Detik.com, 14 November 2008, penggunaan kas perusahaan untuk bisnis pribadi senilai 12 milyar Koran Tempo, 12 November 2008. Kasus-kasus kecurangan dengan modus lain juga masih sering ditemukan diantaranya pembuatan tanda terima kwitansi fiktif, manipulasi data transaksi dengan cara merubah data transaksi serta merubah prosedur akuntansi atas suatu transaksi misalnya penyetoran atas suatu tagihan ke mitra yang seharusnya dilakukan dengan transfer ke rekening perusahaan oleh petugas ditagih secara tunai dan dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi. Kecurangan-kecurangan tersebut dapat diminimalisir apabila pengendalian internal perusahaan dilakukan dengan baik. Coram et al.2006 menjelaskan bahwa organisasi yang mempunyai fungsi pengendalian internal akan mampu mendeteksi adanya kecurangan daripada organisasi yang tidak mempunyai fungsi pengendalian internal. Hal ini memberikan bukti bahwa pengendalian internal memberikan nilai tambah melalui peningkatan kontrol dan pemantauan lingkungan dalam organisasi untuk mendeteksi kecurangan. Wilopo 2006 juga menjelaskan bahwa semakin efektif pengendalian internal di perusahaan, semakin rendah kecenderungan kecurangan akuntansi oleh manajemen perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut dan berkembangnya layanan dan proses bisnis PT Pos Indonesia Persero, perusahaan menyediakan perangkat pengawasan yang memadai untuk menjaga aset perusahaan dan menjamin bahwa bisnis yang dijalankan perusahaan berjalan dengan aman dan compliance. Diterbitkannya Keputusan Direksi No. KD.25DIRUT0310 tanggal 30 Maret 2010 tentang Internal Audit Charter dan Keputusan Direksi No.KD.37DIRUT0610 tentang Pedoman Etika Bisnis dan Tata Perilaku Code of Conudct Insan Pos Indonesia menunjukkan bahwa perusahaan sangat peduli terhadap terwujudnya tata kelola perusahaan yang benar good corporate governance. Dalam tataran operasional juga telah diterbitkan Keputusan Direksi No. KD.23DIRUT0312 tentang Pemeriksaan Periodik di Tingkat Pelaksana Teknis untuk membantu pelaksana di lapangan dalam melaksanakan pengawasan melekat. Serangkaian peraturan perusahaan tersebut diharapkan dapat mencegah karyawan melakukan kecurangan atas aset perusahaan. Selain faktor pengawasan, perusahaan melalui Keputusan Direksi PT Pos Indonesia Persero No. KD.15DIRUT0210 tentang Sistem Manajemen Kinerja Individu SMKI mencoba memberikan stimulus berupa imbal jasa atas kinerja karyawan pay for performane dimana perusahaan membagikan sebagian laba atas pencapaian kinerja perusahaan kepada karyawan setiap 3 bulan. Selain itu perusahaan juga memberikan jasa bonus atas akumulasi laba dalam setahun. Pemberian imbal bonus diharapkan dapat memotivasi pegawai untuk bekerja lebih baik dan menjadikan pegawai menjadi lebih loyal kepada perusahaan. Erickson et al. 2004 menyatakan bahwa struktur bonus dapat digunakan sebagai alternatif untuk menurunkan tingkat kecurangan dan untuk meningkatkan kinerja pada akhirnya mengurangi tindak kecurangan. Namun temuan Satuan Pengawasan Internal SPI atas kecurangan dengan jumlah dan nominal yang besar menunjukkan bahwa pemberlakuan peraturan tentang pengawasan dan pemberian imbal jasa belum cukup efektif mengurangi tingkat kecurangan. Penelitian ini mengacu pada penelitian Thoyibatun 2012 yang telah meneliti mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku tidak etis dan kecenderungan kecurangan akuntansi serta akibatnya terhadap kinerja organisasi pada universitas negeri di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama. Yang berbeda dari penelitian sebelumnya adalah objek penelitian dan variabel penelitian. Pada penelitian ini objek penelitian adalah PT Pos Indonesia Persero Area III Sumbagsel sedangkan variabel yang digunakan adalah sistem pengendalian internal, sistem bonus dan kecurangan akuntansi. Penelitian ini dilakukan dengan menggali persepsi sejauh mana sistem pengendalian internal dan sistem bonus berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi di PT Pos Indonesia Persero Area III Sumbagsel. Judul penelitian ini adalah “ PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN SISTEM BONUS TERHADAP KECURANGAN AKUNTANSI PADA PT POS INDONESIA PERSERO ”.

1.2 Identifikasi Masalah

1.2.1 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut: a. Apakah sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi. b. Apakah sistem bonus berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi.

1.2.2 Batasan Masalah

Batasan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah hanya menguji pengaruh sistem pengendalian internal dan sistem bonus di PT Pos Indonesia Persero pada Area III Sumbagsel.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dengan bukti empiris pengaruh sistem pengendalian internal dan sistem bonus terhadap kecurangan akuntansi.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah: 1. Aspek teoretis yaitu memberikan kontribusi pemikiran dan menjadi literatur mengenai pengaruh sistem pengendalian internal dan sistem bonus terhadap kecurangan akuntansi. 2. Aspek praktis yaitu menjadi sumbangan pemikiran bagi PT Pos Indonesia Persero sehingga dapat menyusun langkah-langkah terpadu dan komprehensif dalam mengurangi kecurangan akuntansi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan Agency Theory Teori ekonomi mengasumsikan bahwa manusia selalu berusaha memaksimalkan fungsi utilitas yang dimilikinya. Dalam konteks perusahaan dimana terdapat pemisahan antara pemilik sebagai principal dan manajer sebagai agent yang menjalankan perusahaan maka akan muncul permasalahan agensi agency problem karena masing-masing pihak akan selalu berusaha untuk memaksimalkan fungsi utilitasnya tersebut. Kedua belah pihak, principal dan agent diasumsikan selalu bertindak secara rasional sesuai dengan kepentingan ekonomis masing-masing. Keinginan untuk memaksimalkan manfaat ekonomi masing-masing akan menimbulkan benturan kepentingan conflict of interest. Principal diasumsikan selalu ingin memaksimalkan pencapaian tujuan organisasi seperti laba perusahaan dan berani menanggung risiko atau paling tidak risk neutral. Agent diasumsikan selalu mementingkan dirinya sendiri dan menghindari risiko risk averse. Menurut Jensen Meckling 1976 perbedaan tujuan antara principal dan agent tersebut memungkinkan agent mempunyai lebih banyak informasi mengenai pekerjaan dibanding principal, dan principal tidak dapat mengukur output yang dihasilkan agent secara akurat. Hal ini disebabkan adanya asymetry information. Teori agensi juga memandang hubungan antara pemilik principal dan manajemen perusahaan agent. Principal mempercayai agent yang telah memberikan jasa manajerialnya. Dengan jasanya tersebut agent menerima kompensasi dari principal Jensen dan Meckling, 1076. Menurut Scott 2003, rencana kompensasi eksekutif adalah kontrak agensi antara perusahaan dan manajernya yang berusaha untuk menyatukan kepentingan dari pemilik dan manajer dengan mendasarkan kompensasi manajer pada satu atau lebih ukuran usaha manajer dalam operasi perusahaan Teori keagenan dilandasi oleh beberapa asumsi Eisenhardt, 1989. Asumsi-asumsi tersebut dibedakan menjadi tiga jenis, yakni asumsi tentang sifat manusia, asumsi keorganisasian dan asumsi informasi. Asumsi sifat manusia menekankan pada manusia yang memiliki sifat mementingkan diri sendiri self- interest, memiliki keterbatasan rasionalitas bounded rationality, dan tidak menyukai risiko risk aversion. Asumsi keorganisasian adalah konflik antar anggota organisasi, efisiensi sebagai kriteria produktifitas dan adanya asymetry information antara principal dan agent. Asumsi informasi adalah bahwa informasi sebagai barang komoditi yang bisa diperjualbelikan. Untuk meminimalisasi permasalahan agensi tersebut, maka dibuatlah kontrak-kontrak dalam perusahaan baik kontrak antara pemegang saham dengan manajernya maupun kontrak antara manajemen dengan karyawan, pemasok dan kreditur. Teori kontrak contracting theory menyatakan bahwa perusahaan merupakan sekumpulan kontrak-kontrak nexus of contracts. Dalam memonitor implementasi kontrak-kontrak tersebut oleh manajemen dan untuk mengetahui apakah tujuan bersama antara manajemen dan pemegang saham telah tercapai maka perusahaan menerapkan pengendalian internal. Kontrak lain yang dibuat antara principal dan agent adalah pemberian bonus. Pemberian bonus akan mendorong perilaku agent melakukan tindakan yang sesuai keinginan principal seperti pengawasan aktif kepada keputusan-keputusan manajerial Hoi dan Robin, 2004

2.1.2 Sarbanes-Oxley Act

Sarbanes-Oxley Act adalah hukum federal Amerika Serikat yang ditetapkan pada 30 Juli 2002 sebagai tanggapan terhadap sejumlah skandal akuntansi perusahaan besar termasuk diantaranya melibatkan Enron, Tyco International, Adelphia, Peregrine Systems dan WorldCom. Skandal-skandal yang menyebabkan runtuhnya harga saham perusahaan-perusahaan yang terpengaruh ini mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap pasar saham. Akta yang diberi nama berdasarkan dua penggagasnya yaitu Senator Paul Sarbanes dan Representatif Michael G Oxley ini disetujui oleh Dewan dan Senat serta disahkan menjadi hukum federal oleh Presiden AS George W. Bush. Perundang-undangan ini menetapkan suatu standar bagi semua dewan dan manajemen perusahaan publik serta kantor akuntan publik walaupun tidak berlaku bagi perusahaan yang belum go public. Sarbanes-Oxley Act terdiri dari 11 bagian yang menetapkan hal-hal mulai dari tanggung jawab tambahan dewan perusahaan hingga hukuman pidana. Sarbanes-Oxley Act juga menuntut Securities and Exchange Commision SEC untuk menerapkan aturan persyaratan baru untuk mentaati hukum ini. Secara umum Sarbanes-Oxley Act memberikan rambu-rambu baru bagi para akuntan publik diseluruh dunia. Walau demikian perdebatan mengenai untung rugi penerapan Sarbanes-Oxley Act sampai saat ini masih terjadi. Para pendukungnya merasa bahwa aturan ini diperlukan dan memegang peranan penting auntuk mengembalikan kepecayaan publik terhadap pasar modal nasional antara lain memperkuat pengawasan akuntansi perusahaan. Sementara para penentangnya berkilah bahwa Sarbanes-Oxley Act tidak diperlukan dan campur tangan pemerintah dalam manajemen perusahaan menempatkan perusahaan- perusahaan pada kergian kompetitif terhadap perusahaan asing. Sarbanes-Oxley Act menetapkan suatu lembaga semi pemerintah yakni Public Company Accounting Oversight Board PCOB yang bertugas mengawasi, mengatur, memeriksa dan mendisiplinkan kantor-kantor akuntan dalam peranan mereka sebagai auditor perusahaan publik. Sarbanes-Oxley Act juga mengatur masalah-masalah seperti kebebasan auditor, tata kelola perusahaan, penilaian pengendalian internal serta pengungkapan laporan keuangan yang lebih dikembangkan. Kecurangan pelaporan keuangan fraudulent financial reporting dapat didefinisikan suatu perilaku yang disengaja baik dengan tindakan atau penghapusan yang menghasilkan laporan keuangan yang menyesatkan bias. Kecurangan pelaporan keuangan merupakan masalah yang dapat terjadi di perusahaan mana saja dan kapan saja. Kecurangan pelaporan keuangan biasanya dilakukan oleh suatu perusahaan yang memerlukan perhatian khusus atau sedang dalam pengawasan akuntan publik auditor independen. Namun kecurangan pelaporan keuangan dapat juga disebabkan oleh adanya kolusi antara manajemen perusahaan dengan akuntan publik. Dengan demikian salah satu upaya untuk mencegah timbulnya kolusi tersebut yaitu perlunya perputaran rotasi akuntan publik dalam melakukan general audit suatu perusahaan.