METODE PENELITIAN PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN SISTEM BONUS TERHADAP KECURANGAN AKUNTANSI PADA PT POS INDONESIA (PERSERO)

3.3 Kuesioner Penelitian

Kuesioner dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian Thoyibatun 2012. Kuesioner yang didistribusikan untuk setiap kantor sebanyak 9 set kuesioner sehingga jumlah kuesioner untuk 16 kantor pos adalah sebanyak 144 kuesioner. Data hasil kuesioner diolah menggunakan program IBM SPSS Statistics versi 20.0. Kuesioner dinyatakan valid dan reliabel apabila memiliki correlation value lebih dari 0,3 dan coefficient of reliability Cronbach Alpha lebih dari 0,6 Sugiono, 2007 Skala pengukuran kuesioner menggunakan 5 skala likert dimana jawaban setiap item instrument mempunyai gradasi mulai dari sangat setuju SS, setuju S, ragu R, tidak setuju TS, sangat tidak setuju STS. Sebelum kuesioner didistribusikan, kuesioner telah dilakukan uji coba pilot test dilakukan terhadap karyawan Kantor Pos Bandung. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam lampiran 1. 3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.4.1 Variabel Dependen Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjad akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kecurangan akuntansi. Indikator dari variabel ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dikembangkan dari definisi kecurangan akuntansi menurut Ikatan Akuntan Indonesia IAI. IAI 2001 menjelaskan bahwa kecurangan akuntansi dapat berupa salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan yaitu salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan. Selain itu kecurangan akuntansi juga dapat berupa salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum PABU di Indonesia.

3.4.2 Variabel Independen

Variabel independen atau varabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen terikat. Variabel independen dalam penelitian ini adalah sistem pengendalian internal dan sistem bonus.

3.4.2.1 Sistem Pengendalian Internal

Sistem pengendalian internal merupakan suatu proses yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan perusahaan melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset perusahaan dan ketaatan pada peraturan perundang-undangan. Pengendalian internal juga merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengukur dan mengawasi sumber daya suatu organisasi untuk mencegah dan mendeteksi kecurangan dan untuk melindungi sumber daya organisasi tersebut. Indikator dari variabel pada penelitian ini dikembangkan dari Internal Control Effectiveness dari The Committee of Sponsoring Organizations of The Treadway Commision COSO

3.4.2.2 Sistem Bonus

Bonus adalah salah satu bentuk kompensasi yang diberikan kepada karyawan apabila memenuhi sasaran kinerja. Pemberian bonus sangat erat kaitannya dengan sistem kompensasi, sistem promosi, penentuan standar kerja dan lain lain. Bonus diberikan apabila kinerja suatu unit atau karyawan melampaui dari target yang telah ditetapkan. Jika suatu perusahaan mempunyai perencanaan pemberian bonus yang memadai, hal ini akan berpengaruh terhadap perilaku manajer karyawan dalam mencapai target kinerja Luthan, 2002. Erickson et al. 2004 menyatakan bahwa struktur bonus dapat digunakan sebagai alternatif untuk menurunkan tingkat kecurangan dan untuk meningkatkan kinerja atau kesadaran untuk mencapai kinerja.

3.4.3 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel merupakan definisi yang diberikan kepada suatu konsep atau konstruk dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konsep atau konstruk tersebut Nasir, 1999. Definisi operasional digunakan supaya variabel penelitian dapat diukur. Definisi operasional dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: Tabel 2. Definisi Operasional Variabel Variabel Indikator Nomor Pertanyaan Kecurangan Akuntansi Y 1. Salah saji 2. Salah penerapan 3. Penggelapan aktiva 1-2 3-4 5 Sistem Pengendalian Internal X1 1. Lingkuangan Pengendalian 2. Penilaian Risiko 3. Informasi dan Komunikasi 4. Aktifitas Pengendalian 5. Pemantauan 6-7 8-9 10-12 13-15 16-17 Sistem Bonus X2 1. Penerapan sistem penilaian kinerja 2. Dasar pemberian bonus 3. Dasar promosi jabatan 18 19-20 21-22

3.5 Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.5.1.1 Uji Validitas Uji Validitas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner Ghozali, 2006. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi validitas mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner betul-betul mengukur apa yang hendak kita ukur. Korelasi antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk digunakan untuk mengukur validitas dalam penelitian ini.

3.5.1.2 Uji Reliabilitas

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu Ghozali, 2006. Jika jawaban terhadap indikator-indikator acak, maka dapat dikatakan tidak reliabel. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0.60 Ghozali, 2006. Jika nilai Cronbach Alpha 0.60 hal ini menunjukkan ada beberapa responden yang tidak konsisten dan harus dibuang dari analisis.

3.5.2 Uji Hipotesis

Instrumen yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah analisi regresi berganda dengan bantuan prgram IBM SPSS Statistics versi 20.0 Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen sistem pengendalian internal dan sistem bonus terhadap variabel dependen kecurangan akuntansi. Adapun persamaan regresi adalah sebagai berikut: Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + ε Keterangan : Y = Kecurangan Akuntansi α = Konstanta tetap β 1 β 2 = Koefisien Regresi X 1 = Sistem Pengendalian Internal X 2 = Sistem Bonus ε = Error Kesalahan Pengganggu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Statistik Deskriptif 4.1.1 Demografi Responden Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner terhadap karyawan di kantor pos di Area III Sumatera bagian selatan. Kuesioner yang disebar setiap kantor sebanyak 9 kuesioner dan jumlah kantor yang berada di wilayah kerja Area III Sumbagsel berjumlah 16 kantor pos sehingga jumlah kuesioner adalah 144 kuesioner. Data yang memenuhi syarat dan dapat diolah sebesar 120 kuesioner atau 83.3 dari 144 kuesioner yang disebar. Rincian kuesioner yang didistribusikan disajikan sebagai berikut. Tabel 3. Data Distribusi Kuesioner Keterangan Jumlah Prosentase Jumlah kuesioner yg disebar 144 100 Jumlah kuesioner yg tidak kembali 10 6,9 Jumlah kuesioner yg kembali 134 93,1 Jumlah kuesioner yg jawabannya tidak lengkap 14 9,7 Jumlah kuesioner yg dapat diolah 120 83,3 Sumber: Data diolah, 2014 Kuesioner yang diolah selanjutnya dikelompokkan berdasarkan karakteristik responden yang dirinci sebagai berikut: Tabel 4. Profil Responden Karakteristik Jumlah Prosentase Jenis Kelamin  Laki-laki  Perempuan 91 29 76,0 26 ,0 Umur  30 tahun 39 32,5  30 – 40 tahun  40 – 50 tahun  50 tahun 44 37 - 37,0 30,5 - Posisi saat ini jabatan  Kepala kantor  Supervisor  Staff 16 80 24 13,3 66,7 20,0 Divisi Kerja  Kepala kantor  Keuangan  Pelayanan  Sumber Daya Manusia  Pemasaran  Akuntansi  Teknik dan Sarana 16 18 19 17 16 16 18 13,3 15,0 15,9 14,2 13,3 13,3 15,0 Lama bekerja  5 tahun  5 – 10 tahun  10 – 20 tahun  20 tahun 14 69 27 10 11,6 57,5 22,5 8,4 Pendidikan terakhir  SMA  Diploma  Sarjana S1  Magister S2 34 62 24 - 28,3 51,7 20,0 - Sumber: Data diolah, 2014 Dari tabel 4 di atas menunjukkan bahwa responden laki-laki lebih besar yaitu sebesar 76 sedangkan perempuan sebesar 24. Umur responden paling banyak diantara 30 – 40 tahun yaitu 37, sedangkan untuk yang dibawah 30 tahun sebesar 32,5 dan diatas 40 sebesar 30,5. Sebaran jabatan responden merata sesuai dengan komposisi jabatan dan sasaran sampel yaitu kepala kantor sebanyak 13.3, supervisor sebanyak 66.7 dan staf sebanyak 20. Tempat kerja responden merata di semua divisi dengan prosentase terbanyak di bagian pelayanan sebanyak 15,9 dan selanjutnya bagian keuangan sebesar 15, bagian teknik dan sarana sebesar 15, bagian sumber daya manusia sebesar 14,2, bagian akuntansi, bagian pemasaran dan kepala kantor sebesar 13,3 . Lama bekerja para responden paling banyak antara 5-10 tahun yaitu sebesar 57.5 , antara 10-20 tahun sebesar 22,5, kurang dari 5 tahun sebesar 11,6, dan masa kerja lebih dari 20 tahun sebesar 8,4.. Pendidikan terbanyak responden adalah diploma sebesar 51.7, sarjana S1 sebesar 20,0 dan SMA sebesar 28,3. Dilihat dari masa kerja, pendidikan terakhir , lama bekerja dari profil responden, penulis menganggap bahwa responden mempunyai pengetahuan dan pendidikan yang cukup untuk memahami dengan baik sebuah pertanyaan atau pernyataan. Sedangkan dilihat dari segi umur, penulis menganggap bahwa sebagian besar responden sudah cukup matang secara emosional. Sebaran responden yang merata menunjukkan bahwa informasi yang diperoleh melalui kuesioner cukup berimbang. Hal ini penting mengingat dalam menggali persepsi informasi tentang kecurangan, responden cenderung untuk menutupi kecurangan yang ada di bagiannya, tetapi hal ini dapat terungkap oleh bagian lain.

4.1.2 Deskripsi Hasil Kuesioner

Deskripsi hasil kuesioner menunjukkan kecenderungan responden dalam mengisi kuesioner untuk setiap item pernyataan. Untuk lebih mudah melakukan analisis kuesioner deskripsi dikelompokkan ke dalam setiap variabel yaitu variabel kecurangan akuntansi, sistem pengendalian internal dan sistem bonus. Hasil kuesioner dapat dideskripsikan sebagai berikut: Tabel 5. Hasil Kuesioner terhadap Kecurangan Akuntansi No Pernyataan Dalam Prosentase Kecurangan Akuntansi SS S R TS STS 1 Dalam melakukan pencatatan transaksi, masih sering ditemukan penggunaan akun rekening yang tidak sesuai. 42,5 51,7 5,8 2 Untuk setiap transaksi , masih dimungkinkan merubah metode 34,1 53,4 9 3,5 pengakuan pendapatan dari akrual basis menjadi cash basis atau sebaliknya. 3 Dokumen-dokumen transaksi masih bisa dimanipulasi oleh karyawan 40,8 48,4 10,8 4 Masih ditemukan penyimpangan prosedur misalnya penyetoran piutang dilakukan secara tunai kepada petugas yang menyerahkan invoice. 30,2 50 9 10,8 5 Penghapusan asset oleh perusahaan tidak langsung dicatat pada buku asset dan mengurangi nilai aset. 34 55,2 10,8 Sumber: Data diolah, 2014 Dari tabel 5 di atas dan setelah dilakukan perhitungan secara rata-rata menunjukkan bahwa tanggapan responden atas kecurangan akuntansi sebagian besar menyatakan setuju yaitu 51,74 dan sangat setuju sebesar 36,32, sedangkan responden yang menjawab ragu sebesar 9,08 dan tidak setuju sebesar 2,86. Kondisi ini menunjukkan bahwa kecurangan akuntansi masih banyak terjadi di perusahaan. Pernyataan nomor 1 sampai 4 menunjukkan adanya kecenderungan yang kuat untuk melakukan kecurangan sedangkan pernyataan nomor 5 menunjukkan bahwa kecurangan benar-benar terjadi. Kecenderungan tersebut apabila tidak dilakukan pengawasan akan menimbulkan kecurangan seperti dalam banyak kasus yang ditemukan. Tabel 6. Hasil Kuesioner terhadap Sistem Pengendalian Internal No Pernyataan Dalam Prosentase Sistem Pengendalian Internal SS S R TS STS 1 Perusahaan tidak memberikan sanksi yang jelas dan tegas kepada para karyawan yang melanggar kode etik dan kebijakan perusahaan 50 42,5 7,5 2 Di setiap kantorpos belum ada bagian audit yg bertanggungjawab melakukan proses pengendalian internal dan ketaatan peraturan. 40 43,3 4 12,5 3 Penilaian risiko suatu aturan 35,8 60 4,2