Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Bagi kebanyakan orang, foto mungkin dianggap tidak penting dan tidak perlu dipersoalkan lagi. Bahkan ketika diajukan kepada para peminat fotografi, jawaban yang biasanya mengemuka adalah definisi yang diberikan oleh kamus, yaitu gambar yang dihasilkan dengan menangkap cahaya pada medium yang telah dilapisi bahan kimia peka cahaya atau sensor digital kombinasi dari photo yang berarti cahaya, dan graph yang berarti catatan, tulisan, atau lukisan. Tidak banyak yang sadar bahwa di balik kesederhanaan artefak yang benama foto tersimpan kerumitan yang membuat definisi foto tidak sesederhana yang dibayangkan. 1 Sebuah foto, terkadang memuat sebuah arti yang maha besar. Bahkan terkadang si fotografer sendiri tak berpikir bagaimana gambar yang mereka ambil akan mengubah nasib seseorang. Yang lebih luar biasa adalah bagaimana foto mampu mengungkap hal yang tersembunyi, menggelitik nurani semua orang, bahkan tak jarang menjadi picu ledak persatuan dan perlawanan. 1 http:zhevanya.multiply.comjournalitem57. Kamis, 18 Desember 2010, 18.42 Salah satu foto yang menarik banyak perhatian pada tahun 2010 ini adalah foto awan berbentuk petruk yang diambil oleh Suswanto 40 tahun,warga Dusun Anom, Desa Sudimoro, Kecamatan Srumbung, Magelang, Jawa Tengah pada saat terjadi peristiwa meletusnya gunung merapi di Yogyakarta. Dalam foto yang diambil oleh salah seorang warga Kecamatan Srumbung Magelang awan itu menyerupai wajah Petruk, salah satu punakawan dalam pewayangan Jawa yang berhidung mancung. Proses semiosis inilah yang terjadi pula dalam fenomena awan Petruk di puncak gunung Merapi. Sesuatu yang kita baca, lihat, atau dengar ditafsirkan sesuai dengan pengalaman dan sudut pandang kita masing-masing. Proses berpikir tentang adanya fenomena mistis ini kemudian disampaikan kepada masyarakat, yang kebetulan, memiliki pengalaman budaya yang sama. Seperti yang terlihat dalam gambar berikut ini: Gambar 1 Foto Awan Berbentuk Petruk Pada Peristiwa Meletusnya Gunung Merapi Di Yogyakarta Sumber:http:thephenomena.wordpress.com20101101penampak an-mbah-petruk-sebelum-gunung-merapi-meletus Dalam Penelitian ini Foto awan berbentuk petruk menurut peneliti merupakan foto jurnalistik. Hal ini ditinjau dari salah satu pengertian bahwa foto jurnalistik adalah foto yang mengandung nilai berita yang sudah dipublikasikan ataupun disiarkan melalui media tertentu kepada seluas-luasnya khalayak baru, dan tentang foto awan berbentuk petruk ini merupakan foto yang telah banyak diketahui publik karena telah dimuat diberbagai media. ”Foto jurnalistik adalah suatu peristiwa nyata yang penting, dan berharga untuk diketahui umum, tersaji dalam bentuk foto, yang kemudian disiarkan atau dipublikasikan dalam media cetak. Pemahaman dalam foto terjadi lewat penglihatan dan dapat menimbulkan respon emosional lebih cepat dari pada tulisan. Sugiarto, 2006”. Foto awan berbentuk petruk menjadi bahan pengamatan yang menarik. Untuk menganalisis sebuah makna yang terkandung dalam sebuah Foto dapat diteliti melalui sebuah studi analisis data kualitatif, berupa Analisis Semiotika. Dalam hal ini peneliti foto awan berbentuk petruk pada peristiwa meletusnya gunung merapi di Yogyakarta akan dianalisis dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Semiotika atau semiologi merupakan terminologi yang merujuk pada ilmu yang sama. Istilah semiologi lebih banyak digunakan di Eropa sedangkan semiotik lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika. Istilah yang berasal dari kata Yunani semeion yang berarti ‘tanda’ atau ‘sign’ dalam bahasa Inggris itu adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda seperti: bahasa, kode, sinyal, dan sebagainya. Secara umum, semiotik didefinisikan sebagai berikut. ”Semiotics is usually defined as a general philosophical theory dealing with the production of signs and symbols as part of code systems which are used to communicate information. Semiotics includes visual and verbal as well as tactile and olfactory signs all signs or signals which are accessible to and can be perceived by all our senses as they form code systems which systematically communicate information or massages in literary every field of human behaviour and enterprise” Semiotik biasanya didefinisikan sebagai teori filsafat umum yang berkenaan dengan produksi tanda-tanda dan simbol-simbol sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk mengomunikasikan informasi. Semiotik meliputi tanda-tanda visual dan verbal tanda-tanda merupakan merupakan perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama dengan manusia 2 . semua tanda atau sinyal yang bisa diakses dan bisa diterima oleh seluruh indera yang kita miliki, ketika tanda-tanda tersebut membentuk sistem kode yang secara sistematis menyampaikan informasi atau pesan secara tertulis di setiap kegiatan dan perilaku manusia. 2 Semiotika atau semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana manusia humanity memaknai hal-hal things. Memaknai to sinify dalam hal ini tidak dapat dicampur adukkan dengan mengkomunikasikan to communicate. Memaknai berarti bahwa objek- objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak dikomunikasikan, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda Barthes, 1988:197; Kurniawan, 2001:53 Menurut Roland Barthes semiotik adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Mempelajari bagaimana kemanusiaan humanity memaknai hal-hal things. Untuk menganalisis makna dari tanda-tanda dalam foto semiotika dengan pendekatan Roland Barthes, dia membuat sebuah model yang 2 http:www.wikipedia.com, Minggu, 13 Desember,2010,20.30 sistematis untuk menganalisis makna dari tanda-tanda. Fokus dari model ini menggaris besarkan pada gagasan tentang signifikasi dua tahap two order of signification : Roland Barthes mengembangkan dua tingkatan pertandaan staggered system , yaitu tingkat denotasi dan konotasi. Denotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda pada realitas, menghasilkan makna eksplisit, langsung, dan pasti. Konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda yang di dalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung, dan tidak pasti Yusita Kusumarini,2006. Signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier dan signified di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Barthes menyebutnya sebagai denotasi yaitu tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, atau antara tanda dan rujukannya pada realittas yang menghasilkan makna yang eksplisit, langsung dan pasti. Makna denotasi denotative meaning pada hal ini adalah makna pada apa yang tampak. Misalnya, Foto wajah Soeharto berarti wajah Soeharto yang sesungguhnya. Denotasi adalah tanda yang penandanya mempunyai tingkat konvensi atau kesepakatan yang tinggi. Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukan signifikasi tahap ke dua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya. Konotasi mempunyai makna yang subjektif atau paling tidak intersubjektif. Dengan kata lain, denotasi adalah apa yang digambarkan tanda terhadap sebuah objek, sedangkan konotasi adalah bagaimana menggambarkannya. Pada signifikasi tahap ke dua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos myth. Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam. Mitos merupakan produk kelas sosial yang sudah memiliki suatu dominasi. Mitos primitif misalnya, mengenai hidup dan mati, manusia dan dewa dan sebagainya. Sedangkan mitos masa kini misalnya mengenai feminitas, maskulinitas, ilmu pengetahuan, dan kesuksesan. Bedasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti mengambil rumusan masalah yaitu ; ” Bagaimana Analisis Semiotika Foto Awan Berbentuk Petruk Pada Peristiwa Meletusnya Gunung Merapi Di Yogyakarta” 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan dari latar belakang diatas peneliti mengambil identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Makna Denotasi Pada Foto Awan Berbentuk Petruk

Pada Peristiwa Meletusnya Gunung Merapi Di Yogyakarta?

2. Bagaimana Makna Konotasi Pada Foto Awan Berbentuk Petruk

Pada Peristiwa Meletusnya Gunung Merapi Di Yogyakarta?

3. Bagaimana Mitos Pada Foto Awan Berbentuk Petruk Pada

Peristiwa Meletusnya Gunung Merapi Di Yogyakarta?

4. Bagaimana Analisa Semiotika Foto Awan Berbentuk Petruk

Pada Peristiwa Meletusnya Gunung Merapi Di Yogyakarta? 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud penelitian

Dokumen yang terkait

ANALISIS SEMIOTIK UPACARA "LABUHAN" DI GUNUNG MERAPI

0 26 56

PENDAHULUAN PENGARUH PEMBERITAAN BENCANA ALAM MELETUSNYA GUNUNG MERAPI TERHADAP SIKAP MASYARAKAT.

0 4 33

PENUTUP PENGARUH PEMBERITAAN BENCANA ALAM MELETUSNYA GUNUNG MERAPI TERHADAP SIKAP MASYARAKAT.

0 4 7

TEKNIK FOTO JURNALISTIK BENCANA ALAM MELETUSNYA GUNUNG MERAPI DI YOGYAKARTA TEKNIK FOTO JURNALISTIK BENCANA ALAM MELETUSNYA GUNUNG MERAPI DI YOGYAKARTA DALAM SURAT KABAR HARIAN LOKAL (Analisis Isi Kuantitatif Foto Jurnalistik Pada Peristiwa Meletusnya Gu

0 5 15

BAB 1 TEKNIK FOTO JURNALISTIK BENCANA ALAM MELETUSNYA GUNUNG MERAPI DI YOGYAKARTA DALAM SURAT KABAR HARIAN LOKAL (Analisis Isi Kuantitatif Foto Jurnalistik Pada Peristiwa Meletusnya Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Surat Kabar Harian Ked

0 4 34

KESIMPULAN DAN SARAN TEKNIK FOTO JURNALISTIK BENCANA ALAM MELETUSNYA GUNUNG MERAPI DI YOGYAKARTA DALAM SURAT KABAR HARIAN LOKAL (Analisis Isi Kuantitatif Foto Jurnalistik Pada Peristiwa Meletusnya Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Surat K

0 2 134

Awan Panas Merapi.

0 0 2

Analisis Kerentanan Penduduk Terhadap Bahaya Awan Panas Gunung Merapi Studi Kasus Kecamtan Cangkringan Kabupaten Sleman D.I. Yogyakarta.

0 0 19

STRATEGI STRATEGI UNTUK BERTAHAN hidup

0 1 91

Pengaruh pengalaman anak terhadap pengetahuannya : studi kasus tentang pengetahuan anak mengenai Gunung Merapi berkaitan dengan peristiwa meletusnya Gunung Merapi pada bulan Oktober dan November 2010 di Yogyakarta - USD Repository

0 1 207