tukar direspon menurun oleh BI rate pada awal periode kemudian naik hingga akhir periode dan stabil.
4. Hasil analisis variance decomposition menunjukkan bahwa selain berasal
dari BI rate itu sendiri, setiap variabel memiliki kontribusi yang berbeda terhadap laju BI rate dengan urutan persentase pengaruh terbesar diberikan
oleh perubahan pada tingkat nilai tukar, inflasi, interest differential rate, dan pertumbuhan ekonomi. BI rate memiliki kontribusi varian yang naik hingga
periode ke-8 kemudian turun, nilai tukar memliki varian yang meningkat setiap periode terhadap BI rate, inflasi berkontribusi naik hingga periode ke-
2 kemudian turun kemudian periode ke-6 naik kembali, interest differential rate berkontribusi meningkat setiap periode, sedangkan pertumbuhan
ekonomi memiliki kontribusi yang naik hingga periode ke-6 kemudian turun namun pada periodeke-11 naik kembali.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, dapat disajikan beberapa saran terkait dengan pengidentifikasian sumber-sumber BI rate di Indonesia:
1. Disarankan agar penelitian selanjutnya dapat menganalisis keterkaitan antar
variabel-variabel makro ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu BI rate, inflasi, pertumbuhan ekonomi, nilai tukar dan interest differential
rate. 2.
Penelitian selanjutnya dihimbau untuk dapat menganalisis respon yang terjadi akibat shock variabel BI rate terhadap variabel-variabel makro
sebagai variabel terikatnya.
3. Dengan melihat bahwa penelitian ini menggunakan inflasi secara umum
yaitu perhitungan dari IHK yang sebenarnya inflasi tersebut disebabkan oleh administered prices dan volatile foods maka peneliti menganjurkan untuk
dapat menggunakan inflasi tersebut dalam penelitian selanjutnya agar lebih signifikan dalam hasil.
DAFTAR PUSTAKA
Atmaja, Adwin. 1999. “Inflasi di Indonesia: Sumber-Sumber Penyebab dan Pengendaliannya”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.1, No.1, Mei.
Hal. 54 – 67.
Bank Indonesia. “Laporan Tahunan Bank Indonesia”. Berbagai Edisi. Jakarta Bank
Indonesia. “Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia”. Berbagai Edisi. Jakarta
Belge, A and Polleit, T. 2006. How the ECB and the US Fed set Interst rates. European Central Bank, Frankfurt am Main
Boediono. 1996. Ekonomi Moneter. Edisi Ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Boediono. 1998. “Ekonomi Makro”. Seri Sinopsis BPFE. UGM. Yogyakarta Boediono. 2001. “Ekonomi Moneter.” BPFE. Yogyakarta. Yogyakarta
Erawati, Neni L. Lewelyn, Richard. 2002. “Analisis Pergerakan Suku Bunga
Laju Ekspektasi Inflasi Untuk Menentukan Kebijakan Moneter di Indonesia.” Jurnal Manajemen Kewirausahaan Vol 4, No 2
Gerlach-Kristen, P. 2003 Interest Rate Reaction Function and the Taylor Rule in
the Euro Area, ECB Working Paper, 258, European Central Bank, Frankfurt am Main.
Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometrika Dasar terjemahan. Erlangga. Jakarta Hanafi, M. Mamduh. 2003. Manajemen Keuangan Internasional. BPFE
Hasibuan, S.P. Malayu. 2001. Dasar-Dasar Perbankan. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta
Hermawan, Wawan. 2006. “Pengujian Kausalitas Antara Tingkat Bunga Neraca Pembayaran di Indonesia.” Bina ekonomi Vol. 10, No 2 Hal 1-128
Laksmono, R, Didy. 2001. “Suku Bunga Sebagai Salah Satu Indikator Ekspektasi Inflasi”. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Maret. hal. 130-137.
Mankiw, Gregory. 2006. Makroekonomi terjemahan. Edisi ke enam. PT. Erlangga. Jakarta
Mishkin, F. S. 2001. The economics of money, Banking, and Financial Markets. Colombia University.
Muhammadinah. 2011. “Pengaruh Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia dan Tingkat Inflasi Terhdap Nilai Tukar Rupiah Atas Dolar Amerika.
” Jurnal
Ekonomi Dan Informasi Akuntansi Jenius Vol. 1 No. 2 Mei 2011