Kerangka Pemikiran PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR PADA PENGOLAHAN DODOL COKLAT

1.4 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Terdapat konsentrasi gula yang tepat dan menghasilkan dodol coklat dengan karakteristik organoleptik terbaik, dan kadar air sesuai SNI. 2. Terdapat masa simpan terbaik pada dodol coklat perlakuan terbaik. II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kakao Theobroma cacao L.

Tanaman kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Untuk itulah tanaman kakao digolongkan menjadi kelompok tanaman Caulifloris, adapun sistematika tanaman kakao secara botani adalah: Divisi : Spermatophyta Anak divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Malvales Famili : Sterculiaceae Genus : Theobroma Spesies : Theobroma cacao, L. Gambar 1. Buah kakao Wahyudi dkk., 2008. Tanaman coklat Theobroma cacao, L. termasuk famili Sterculiaceae. Tanaman ini berasal dari hutan-hutan di daerah Amerika Selatan yang kemudian tanaman ini diusahakan penanamannya oleh orang-orang Indian Aztec. Sesungguhnya terdapat banyak jenis tanaman coklat, namun jenis yang paling banyak ditanam untuk produksi coklat secara besar-besaran hanya tiga jenis, yaitu: a. Jenis Criollo, yang terdiri dari Criollo Amerika Tengah dan Criollo Amerika Selatan. Jenis ini menghasilkan biji coklat yang mutunya sangat baik dan dikenal sebagai: coklat mulia, fine flavour cocoa, choiced cocoa, edel cocoa. b. Jenis Forastero, banyak diusahakan diberbagai Negara produsen coklat dan menghasilkan biji coklat yang mutunya sedang. Jenis coklat ini berasal dari Brasil, Afrika barat dan Ekuador. c. Jenis Trinitario, merupakan campuran atau hibrida dari jenis criollo dan forastero secara alami, sehingga coklat jenis ini sangat heterogen. Sunanto, 1992. Beberapa macam produk dapat dihasilkan dari kakao, baik yang berasal dari kulit, pulp maupun dari biji. Kulit kakao dapat dijadikan kompos, pakan ternak, substrat budidaya jamur, ekstraksi theobromin, dan bahan bakar. Secara garis besar, biji kakao dapat diolah menjadi tiga olahan akhir, yaitu lemak kakao, bubuk kakao dan permen atau makanan cokelat yang dalam pengolahannya saling tergantung satu dengan yang lainnya Wahyudi dkk., 2008.

2.2 Bubuk Coklat

Berdasarkan SNI 01-3747-2009 bubuk coklat adalah produk yang diperoleh dari bungkil kakao yang diubah bentuknya menjadi bubuk. Biji kakao baik yang difermentasi maupun tidak difermentasi dilakukan sortasi yang bertujuan untuk memisahkan biji kakao yang tidak baik, busuk dan lainnya, kemudian dilakukan penimbangan, pengeringan, dan penyangraian. Penyangraian bertujuan untuk membentuk aroma dan cita rasa khas coklat. Selanjutnya biji kakao dilakukan pengupasan kulit ari dan dihaluskan. Setelah penghalusan dilakukan pengayakan Monika, 2014. Gambar 2. Bubuk coklat. Bubuk coklat yang paling banyak dijual dipasaran adalah jenis cocoa natural. Bubuk coklat natural dibuat dari bubur coklat atau balok coklat pahit, dengan menghilangkan sebagian besar lemaknya hingga tinggal 18-23. Coklat jenis ini berbentuk tepung, mengandung sedikit lemak, dan rasanya pahit. Bubuk coklat jenis ini biasanya digunakan sebagai bahan campuran untuk membuat kue. Bubuk coklat memiliki kadar air 4,04, kadar lemak 16,41, kadar protein 6,10, kadar