Pembelajaran Fisika Berwawasan Lingkungan

17 Wartono 2003:168 menuliskan bahwa pendekatan keterampilan proses sains merupakan pendekatan pembelajaran yang dalam penyususnan strategi mengajarnya mengembangkan keterampilan-keterampilan proses sains bersamaan dengan fakta-fakta dan konsep-konsep serta prinsip sains dalam menyusun strategi mengajar.

2. Pembelajaran Fisika Berwawasan Lingkungan

Dalam penerapan metode eksperimen siswa dapat memperoleh kepandaian yang diperlukan dan langkah-langkah berpikr ilmiah. Namun, metode eksperimen memiliki beberapa kelemahan, seperti keterbatasan alat dan bahan yang relatif mahal dapat menghambat pelajaran selanjutnya. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, eksperimen dapat dilaksanakan dengan menggunakan peralatan sederhana yang didesain oleh guru menggunakan barang-barang bekas yang ada disekitar kita. Mengubah data dalam bentuk tabel kedalam bentuk lainnya misalnya grafik, peta secara akurat. Berhipotesis Hipotesis merupakan dugaan sementara tentang pengaruh variabel amnipulasi terhadap variabel respon. Hipotesis menyatakan penggambaran yang logis dari suatu hubungan yang dapat diuji melalui eksperimen. Merencanakan percobaan penyelidikan Menentukan alat dan bahan, menentukan variabel atau peubah yang terlibat dalam suatu percobaan, menentukan variabel terikat dan variabel bebas, menentukan apa yang diamati, di ukur ditulis, serta menentukan cara dan langkah kerja termasuk keterampilan merencanakan penelitian. 18 Menurut Mulyasa 2008:108 mengungkapkan bahwa: Pendayagunaan lingkungan sekitar sekolah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik siswa melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Ditinjau dari kamus besar bahasa Indonesia 2002 menuliskan wawasan lingkungan sebagai: Cara pandang yang berlandaskan pada keinginan untuk mempertahankan kemampuan daya dukung lingkungan tempat tinggal seseorang. Jadi pembelajaran fisika berwawasan lingkungan adalah pembelajaran fisika yang mempertahankan atau memanfaatkan daya dukung lingkungan tempat tinggal siswa sebagai suatu proses pembelajaran yang diperoleh dari lingkungan. Hal ini didukung oleh Sudrajat yang mengungkapkan bahwa: lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar terdiri dari 1 lingkungan sosial dan 2 lingkungan fisik alam lingkungan sosial dapat digunakan untuk memperdalam ilmu- ilmu sosial dan kemanusiaan sedangkan lingkungan alam dapat digunakan untuk mempelajari tentang gejala-gejala alam dan dapat menumbuhkan kesadaran peserta didik akan cinta alam dan partisipasi dalam memelihara dan melestarikan. Lingkungan merupakan segala sesuatu yang berada diluar individu. Pemanfaatan lingkungan menjadi salah satu sumber belajar dapat memberikan pembelajaran yang dekat dengan kesehariannya sehingga belajar menjadi bermakna. 19 Rohani 2004:19-20 mengungkapkan bahwa ada dua macam cara menggunakan lingkungan sebagi sumber pembelajaran: 1. Membawa peserta didik dalam lungkungan dan masyarakat untuk keperluan pelajaran karyawisata, service projects, school camping, interviev, survei. 2. Membawa sumber-sumber dari masyarakat ke dalam kelas pengajaran untuk kepentingan pelajaran resources persons,benda- benda seperti pameran atau koleksi. Guru dapat memanfaatkan sumberdaya yang ada di lingkungan menjadi sumber belajar dengan membawakan benda-benda yang ada dilingkungan menjadi sumber belajar atau membawa siswa ke lingkungan sehingga siswa dapat berinteraksi langsung dengan sumber-sumber yang ada dilingkungaannya. Pembelajaran fisika berwawasan lingkungan dirancang sedemikian rupa sehingga pembelajaran ini dapat dilaksanakan dengan bahan dan peralatan yang berasal dari lingkungan tempat tinggal siswa, sehingga dapat diperoleh dengan mudah dan murah. Menurut Soemanto 1998:35 sebagai berikut: Topik yang digunakan untuk pembelajaran berwawasan lingkungan ini juga merupakan topik yang sangat dekat dengan kehidupan, dengan harapan dapat lebih meningkatkan makna ilmu pengetahuan alam itu sendiri dalam kehidupan siswa sehingga dapat memberikan manfaat yang besar bagi kebutuhan masyarakat. Pembelajaran fisika berwawasan lingkungan merupakan alternatif strategi pembelajaran yang memperdayakan guru dalam menerapkan metode eksperimen. Hal ini merupakan solusi dari berbagai kendala penerapan metode eksperimen di sekolah yang sering dialami, seperti terbatasnya 20 fasilitas laboratorium dan waktu. Hal ini didukung oleh Soedadi 2000:12 yang menyatakan bahwa: Penggunaan bahan-bahan sederhana atau menyertai pertanyaan dengan informasi yang dikenal juga merupakan suatu kondisi-kondisi penting dalam proses belajar. Dalam rangka siswa dapat mempelajari sesuatu yang telah dikenal dan sudah terbiasa dengannya. Terutama dalam mempresentasikan sebuah eksperimen kepada siswa dengan tujuan menunjukan kejadian yang mengherankan, tidak akan berhasil kecuali eksperimen dilakukan dengan menggunakan bahan sederhana yang dikenal siswa. Keterampilan proses sains yang diharapkan muncul dikenal siswa disesuaikan dengan ranah jenjang dari keterampilan proses sains yang ingin dicapai dalam kurikulum fisika. Gagasan pembelajaran ini berawal dari beberapa penelitian yang dilakukan dan ditetapkan oleh para ahli Fisika di luar negeri sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan atau keterampilan tentang ilmu pengetahuan alam. Seperti diungkapkan oleh Sunyono dan maryatun 2005 bahwa “pembelajaran yang padat dengan penyampaian informasi menjadi pembelajaran berbasis yang bertujuan agar siswa memiliki kecakapan hidup”. Pada proses pembelajaran siswa diharapkan dapat mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Kompetensi dasar itu akan dimiliki siswa apabila siswa terlibat dalam pembelajaran yang berorientasi pada tujuan 21 dengan dua dimensi, yaitu dimensi kecakapan proses dan dimensi mata pelajaran. Penguasaan proses mensyaratkan penggunaan model pembelajaran siswa aktif atau pembelajaran berpusat pada siswa, sedangkan penguasaan dimensi kedua yaitu dengan penguasaan dan kepemilikan konsep dasar keilmuan yang mensyaratkan model pembelajaran tuntas serta adanya kegiatan belajar siswa mengaplikasikan konsep dalam kehidupan sehari- hari. Hal ini didukung oleh Subroto 1996:46 yang menyatakan bahwa: proses pembelajaran yang berwawasan lingkungan merupakan kegiatan sadar yang dilakukan oleh seseorang yang menghasilkan perubahan tingkah laku, sikap, dan keterampilan intelektual. Perubahan tersebut terjadi akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungan sekitar yang mempengaruhinya. Individu yang melakukan kegiatan belajar secara sadar akan mendapatkan pengalaman. Pengalaman yang didapat dari kegiatan belajar tersebut, akan memudahkan individu untuk mendapatkan pengalaman lainnya, seperti kesiapan mental dalam menghadapi situasi yang hampir sama ataupun situasi yang baru.

3. Keterampilan Berpikir Kritis