PRARANCANGAN PABRIK 2-HIDROKSIADIPALDEHIDA DARI AKROLEIN DAN AIR DENGAN PROSES DIMERISASI DAN HIDROLISIS KAPASITAS 40.000 TON/TAHUN (PERANCANGAN REAKTOR (RE-201))

(1)

PRARANCANGAN PABRIK 2-HIDROKSIADIPALDEHIDA

DARI AKROLEIN DAN AIR

DENGAN PROSES DIMERISASI DAN HIDROLISIS

KAPASITAS 40.000 TON/TAHUN

(Perancangan Reaktor (RE-201))

Oleh

BUDIANA DINDA WIJAYANTI

Pabrik 2-hidroksiadipaldehida berbahan baku akrolein dan air, akan didirikan di Kawasan Industri Tangerang, Provinsi Banten. Pabrik ini berdiri dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan baku, sarana transportasi yang memadai, tenaga kerja yang mudah didapatkan dan kondisi lingkungan.

Pabrik direncanakan memproduksi 2-hidroksiadipaldehida sebanyak 40.000 ton/tahun, dengan waktu operasi 24 jam/hari, 330 hari/tahun. Bahan baku yang digunakan adalah akrolein sebanyak 5.550,006 kg/jam dan air sebanyak 1.070,358 kg/jam.

Bentuk perusahaan adalah Perseroan Terbatas (PT) menggunakan struktur organisasi linedan staffdengan jumlah karyawan sebanyak 131 orang.

Dari analisis ekonomi diperoleh:

Fixed Capital Investment(FCI) = Rp 192.033.284.113 ,-Working Capital Investment(WCI) = Rp 36.140.906.935 ,-Total Capital Investment(TCI) = Rp 240.939.379.564

,-Break Even Point (BEP) = 55,534%

Pay Out Time before Taxes(POT)b = 2,939 tahun Pay Out Time after Taxes(POT)a = 3,423 tahun Return on Investment before Taxes (ROI)b = 20,418 % Return on Investment after Taxes (ROI)a = 16,334% Discounted Cash Flow(DCF) = 63,93 %

Shut Down Point(SDP) = 42,575%

Mempertimbangkan paparan di atas, sudah selayaknya pendirian pabrik 2-hidroksiadipaldehida ini dikaji lebih lanjut, karena merupakan pabrik yang menguntungkan dan mempunyai masa depan yang baik.


(2)

ABSTRACT

MANUFACTURE OF 2-HYDROXYADIPALDEHYDE

FROM ACROLEIN AND WATER

BY DIMERIZATION AND HYDROLYSIS

CAPACITY 40.000 TONS/YEAR

(Design Reactor (RE-201))

By

BUDIANA DINDA WIJAYANTI

A plant producing 2-hydroxyadipaldehyde by dimerization and hydrolysis of acrolein and water is planned to be in industrial plant in the region of Tangerang in Banten Province. The plant was established by considering the availability of raw materials, transportation facilities, readily available labor and environmental conditional.

Plants production capacity is planned for 40.000 tons/year, with operating time of 24 hours/day and 330 working days in year. The raw materials used are acrolein as 5.550,006 kg/hr and water 1.070,358 kg/hr.

Provision of utility plant needs a treatment system and water supply, steam supply systems, instrument air supply systems, and power generation systems.

The total amount of labor needed is as much as 131 people with a business entity form Limited Liability Company (PT) which is headed by a Director who is assisted by the Director of Production and Director of Finance with line and staff organizational structure. Fixed Capital Investment(FCI) = Rp 192.033.284.113

,-Working Capital Investment(WCI) = Rp 36.140.906.935 ,-Total Capital Investment(TCI) = Rp 240.939.379.564

,-Break Even Point (BEP) = 55,534%

Pay Out Time before Taxes(POT)b = 2,939 tahun Pay Out Time after Taxes(POT)a = 3,423 tahun Return on Investment before Taxes (ROI)b = 20,418 % Return on Investment after Taxes (ROI)a = 16,334% Discounted Cash Flow(DCF) = 63,93 %

Shut Down Point(SDP) = 42,575%

By consider all the summaries, it is propere to do a further about the establishment of this 2-hydroxyadipaldehyde plant, because the plant could be profitable with good prospects.


(3)

DENGAN PROSES DIMERISASI DAN HIDROLISIS

KAPASITAS 40.000 TON/TAHUN

(Perancangan Reaktor (RE-201))

Oleh

BUDIANA DINDA WIJAYANTI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Teknik

Pada

Jurusan Teknik Kimia

Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2014


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1. Jumlah Impor 2-Hydroxyadipaldehydedi Indonesia ... 4

1.2. Lokasi Pabrik ... 6

6.1. Sistem Refrigerasi Kompresi Uap... 70

7.1. Peta Lokasi Pabrik ... 78

7.2. Tata Letak Pabrik... 84

7.3. Tata Letak Alat Proses ... 86


(5)

i

Halaman

ABSTRAK

... i

DAFTAR ISI

... ii

DAFTAR TABEL

... iv

DAFTAR GAMBAR

... vii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Analisis Pasar ... 3

C. Kapasitas Perancangan ... 3

D. Lokasi Pabrik ... 6

II. DESKRIPSI PROSES

A. Latar Belakang Bahan Baku dan Produk ... 9

B. Kelayakan Ekonomi ... 12

C. Kelayakan Teknis ... 13

D. Uraian Proses... 15

III. SPESIFIKASI BAHAN DAN PRODUK

A. Spesifikasi Bahan Baku... 17

B. Spesifikasi Produk ... 18

1 Produk Sementara ... 18

2. Produk Hasil ... 19

IV. NERACA MASSA DAN ENERGI

A. Neraca Massa ... 20

B. Neraca Energi ... 23

V. SPESIFIKASI PERALATAN

A. Peralatan Proses ... 25

B. Peralatan Utilitas ... 42

VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

A. Unit Utilitas ... 62

1. Unit Penyediaan Air dan Pengolahan Air ... 62


(6)

ii

3. Unit Penyediaan Listrik ... 68

4. Unit Penyedia Udara Tekan ... 69

5. Unit

Refrigerant

... 69

6 Unit Pengadaan Bahan Bakar... 71

B. Laboratorium ... 71

C. Instumentasi Dan Pengendalian Proses ... 75

D. Pengolahan Limbah ... 76

VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK

A. Lokasi Pabrik ... 77

B. Tata Letak Pabrik ... 80

C. Tata Letak Peralatan Proses ... 85

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

A. Bentuk Perusahaan ... 87

B. Deskripsi Jabatan ... 88

C. Hari Libur Karyawan... 99

D. Jam Kerja ... 100

E. Sistem Pengupahan ... 102

F. Kesejahteraan Karyawan... 104

G. Kesehatan dan Keselamatan Kerja... 105

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

A. Investasi... 109

B. Evaluasi Ekonomi... 112

X. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 115

B. Saran ... 115

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA

LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA ENERGI

LAMPIRAN C SPESIFIKASI PERALATAN

LAMPIRAN D UTILITAS

LAMPIRAN E INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

LAMPIRAN F TUGAS KHUSUS


(7)

Tabel Halaman

1.1. Harga Bahan Baku dan Produk ... 3

1.2. Jumlah Impor 2-Hydroxyadipaldehydedi Indonesia ... 4

1.3 Produsen 2-HydroxyadipaldehydeDi Berbagai Negara ... 5

2.1 Data Energi Gibbs dan Energi Pembentukan Standar ... 14

4.1. Neraca Massa Mixing Tank (MT-101)... 20

4.2. Neraca Massa Reaktor (RE-201) ... 20

4.3. Neraca Massa Distilasi (DC-301) ... 21

4.4. Neraca MassaCondensor(CD-302) ... 21

4.5. Neraca Massa Reboiler (RB-301) ... 21

4.6. Neraca Massa Reaktor (RE-202) ... 21

4.7. Neraca Massa Distilasi (DC-302) ... 22

4.8. Neraca MassaCondensor(CD-302) ... 22

4.9. Neraca Massa Reboiler (RB-301) ... 22

4.10. Neraca Energi Reaktor (RE-201) ... 23

4.11. Neraca EnergiCooler(CO-101) ... 23

4.12. Neraca Energi Distilasi (DC-301)... 23

4.13. Neraca EnergiHeater (HE-301) ... 24

4.14. Neraca Energi Reaktor (RE-202) ... 24

4.15. Neraca Energi Distilasi (DC-302)... 24

5.1. Tangki Acrolein (ST-101)... 25

5.2. Process Pump(PP-101) ... 26

5.3. Mixing Tank (MT-101) ... 26

5.4. Process Pump(PP-102) ... 27


(8)

5.6. Process Pump(PP-103) ... 29

5.7. Cooler (CO-101) ... 29

5.8. Distillation Colomn (DC-301) ... 30

5.9. Reboiler (RB-301) ... 31

5.10.Condenser (CD-301)... 32

5.11.Accumulator (AC-301)... 33

5.12.Process Pump(PP-104) ... 33

5.13.Heater (HE-101) ... 34

5.14. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RE-202)... 35

5.15.Process Pump(PP-105) ... 35

5.16.Heater (HE-102) ... 36

5.17.Distillation Colomn (DC-302) ... 37

5.18. Reboiler (RB-302)... 37

5.19.Condenser(CD-302)... 38

5.20.Accumulator(AC-302) ... 39

5.21.Process Pump (PP-106) ... 40

5.22.Cooler(CO-102) ... 40

5.23. Tangki Produk (ST-102) ... 41

5.24. Bak Sedimentasi (ST-401) ... 42

5.25. Bak Penggumpal (BP-401) ... 43

5.26. Klarifier (CL-401) ... 43

5.27. Sand Filter(SF-401) ... 44

5.28.Filter Water Tank (FWT-401) ... 44

5.29.Cooling Tower (CT-401) ... 45

5.30.Cold Basin (CB-401) ... 46

5.31. Tangki Dispersan (TP-407)) ... 46

5.31. Tangki Asam Sulfat (TP-409)... 47

5.32. Tangki Natrium Posfat (TP-408) ... 48

5.33. Tangki Hidrazin (ST-407) ... 49

5.34. Tangki NaOH (TP-401) ... 50

5.35. Tangki Alum (TP-402)... 50


(9)

5.39. Spesifikasi Pompa Utilitas 2 (PU-402) ... 53

5.40. Spesifikasi Pompa Utilitas 3 (PU-403) ... 54

5.41. Spesifikasi Pompa Utilitas 4 (PU-404) ... 54

5.42. Spesifikasi Pompa Utilitas 5 (PU-405) ... 55

5.43. Spesifikasi Pompa Utilitas 6 (PU-406) ... 55

5.44. Spesifikasi Pompa Utilitas 7 (PU-407) ... 56

5.45. Spesifikasi Pompa Utilitas 8 (PU-408) ... 56

5.46. Spesifikasi Pompa Utilitas 9 (PU-409) ... 57

5.47. Spesifikasi Pompa Utilitas 10 (PU-410) ... 57

5.48. Spesifikasi Pompa Utilitas 11 (PU-411) ... 58

5.49. Spesifikasi Pompa Utilitas 12 (PU-412) ... 59

5.50. Spesifikasi Pompa Utilitas 13 (PU-413) ... 59

5.51. Spesifikasi Pompa Utilitas 14 (PU-414) ... 60

5.52. Spesifikasi Pompa Utilitas 14 (PU-415) ... 60

5.53. Spesifikasi Pompa Utilitas 14 (PU-416) ... 61

6.1. Kebutuhan Air Untuk Keperluan Umum ... 63

6.2. Kebutuhan Steam... 64

6.3. Kebutuhan Air Pendingin ... 64

7.1. Pemilihan Lokasi Pabrik ... 77

8.1. Siklus Pergantian shiftselama 1 bulan ... 101

8.2. Jumlah Operator Berdasarkan Jenis Alat ... 102

8.3. Penggolongan Jumlah Tenaga Kerja... 103

8.4. Jumlah Karyawan shift ... 104

9.1. Fixed Capital Investment ... 110

9.2. Manufacturing Cost... 111


(10)

(11)

(12)

(13)

Penulis dilahirkan di Bogor pada 4 September 1989, sebagai putri kedua

dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Surono dan Ibu Subudiyah.

Penulis menyelesaikan pendidikan TK Islam Asy-Syahara IV Cileungsi

pada tahun 1995, Sekolah Dasar Negeri VIII Cileungsi Bogor pada tahun

2001, Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Cileungsi Bogor pada tahun 2004 dan Sekolah

Menengah Umum Negeri 3 Kota Bogor pada tahun 2007.

Pada tahun 2007, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik

Universitas Lampung melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Selama menjadi

mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi sebagai ketua Departemen Kesekretariatan

(HIMATEMIA) dan aktivis bidang pengabdian masyarakat di Badan Koordinasi Kegiatan

Mahasiswa Teknik Kimia Indonesia (BKKMTKI).

Pada tahun 2011, penulis melakukan Kerja Praktek di P.T Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

dengan Tugas Khusus “Evaluasi Kinerja

Rotary Kiln

Plant 1-2

”. Pada tahun 2012, penulis

melakukan penelitian dengan judul “Metanolisis Minyak Goreng Curah Menjadi Biodiesel

Menggunakan Katalis

Grace Davison

Pada

Continuous Microwave Biodiesel Reactor


(14)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, dan kekuatan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Prarancangan Pabrik 2-Hidroksiadipaldehida dari Akrolein dan Air Dengan Proses Dimerisasi dan Hidrolisis Kapasitas 40.000 ton/tahun” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung.

Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua tersayang, Bapak Surono dan Ibu Subudiyah serta kakanda tercinta, Adriana Puji Widyaningtyas, S.E., atas segala cinta kasih, do’a, suntikan semangat, dan kesabaran tanpa batas dalam mendukung penulis hingga bisa bertahan dan menyelesaikan tugas akhir. 2. Ir. Azhar, M.T., selaku ketua Jurusan Teknik Kimia dan Dosen Penguji I

Tugas Akhir atas ilmu, nasehat, dan dukungan dalam menyelesaikan tugas akhir.

3. Bapak Darmansyah, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing I, atas semua ilmu, saran, dukungan, dan nasehat yang kelak akan sangat berguna di kemudian hari.

4. Bapak Muhammad Hanif, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing II, atas ilmu, saran, dan kesabarannya dalam pengerjaan tugas akhir.

5. Bapak Heri Rustamaji, S.T., M.Eng., selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan kritik, juga selaku dosen atas semua ilmu yang telah penulis dapatkan.


(15)

7. Seluruh Dosen Teknik Kimia Universitas Lampung, atas semua ilmu dan bekal masa depan yang akan selalu bermanfaat.

8. My Barmy Mood-Booster, atas semua canda tawa penghilang penat, kesabaran peredam amarah, semangat dan perhatian seluas samudera hingga akhirnya mengantarkanku pada akhir pendidikan bertitel Sarjana Teknik.

9. Teman-teman seperjuangan FKMTK 07 atas spirit untuk berjuang hingga menyelesaikan tugas akhir ini serta untuk kakak-kakak dan adik-adik tingkat seantero Teknik Kimia Universitas Lampung, kiranya berjuta-juta terima kasih akan ku ucapkan jikalau aku sanggup.

10. Semua Pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka terhadap penulis dan semoga skripsi ini berguna.

Bandar Lampung, 28 November 2014 Penulis,


(16)

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dan pada saat ini sedang

meningkatkan pembangunan di sektor industri. Industri kimia merupakan salah

satu industri yang diharapkan dapat memajukan pembangunan di Indonesia.

Karena keadaan yang demikian ini, industri kimia mengalami peningkatan secara

kualitas maupun kuantitas baik industri yang mengolah bahan baku maupun

bahan penunjang untuk menjadi bahan setengah jadi ataupun bahan jadi. Produk

yang dihasilkan dari industri kimia ini sangat penting, karena dapat mengurangi

pengeluaran devisa negara untuk mengimpor bahan tersebut. Oleh karena itu,

pada masa yang akan datang perlu dikembangkan industri kimia agar tidak

tergantung oleh negara lain.

Penggunaan produk 2-Hidroksiadipaldehida dalam dunia perindustrian sangat

luas. Ini dapat dilihat dari penggunaannya pada industri plastik, farmasi,

makanan, kosmetik, tekstil, dan lain-lain.


(17)

Mengingat banyaknya penggunaan produk 2-Hidroksiadipaldehida ini pada

dunia industri, maka secara otomatis keperluan dari produk ini akan semakin

meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya jumlah pemakaian

produk dari industri-industri pengguna 2-Hidroksiadipaldehida. Atas dasar

pertimbangan inilah dirasa perlu untuk membuat prarancangan pabrik

2-Hidroksiadipaldehida

yang diharapkan dapat menutupi kebutuhan

2-Hidroksiadipaldehida untuk masa yang akan datang.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas maka pabrik ini layak

didirikan di Indonesia. Kehadiran pabrik 2-Hidroksiadipaldehida di Indonesia

akan mendatangkan beberapa keuntungan, antara lain :

1.

Membuka peluang bagi didirikannya industri lain yang menggunakan

2-Hydroxyadipaldehyde sebagai bahan baku.

2.

Membuka lapangan kerja baru dalam rangka mengurangi jumlah atau

tingkat pengangguran serta menambah tingkat perekonomian masyarakat

Indonesia.

3.

Selain itu pendirian pabrik ini bertujuan untuk diversifikasi produk

menjadi bahan yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi sehingga akan

menunjang pendapatan negara.


(18)

3

B. Analisis Pasar

1.2.1 Harga bahan baku dan produk

Harga dari bahan baku dan produk pada pabrik 2-Hidroksiadipaldehida

adalah seperti terlihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Harga bahan baku dan produk

Bahan Baku dan Produk

Harga ($/kg)

C

3

H

4

O

1

C

6

H

10

O

3

3,5

Sumber : www.alibaba.com. Tanggal 29 Oktober 2013.

1.2.2 Kebutuhan pasar dan daya saing produk

Diperkirakan untuk tahun-tahun berikutnya kebutuhan produksi

2-Hidroksiadipaldehida di Indonesia akan terus meningkat. Oleh sebab itu,

produksi 2-Hidroksiadipaldehida mempunyai nilai jual yang baik, baik di

dalam maupun luar negeri.

C. Kapasitas Perancangan

Kebutuhan 2-Hidroksiadipaldehida di Indonesia diperkirakan akan terus

meningkat dalam beberapa tahun mendatang, hal ini dikarenakan semakin


(19)

berkembangnya industri plastic, farmasi, makanan, kosmetik, tekstil, dan

lain-lain.

Berikut adalah data import 2-Hidroksiadipaldehida menurut Badan Pusat

Statistik dari tahun 2008 – 2012 yang terlihat pada table 1.2

Tabel 1.2 Jumlah impor 2-Hydroxyadipaldehyde di Indonesia (2008 – 2012)

Tahun

Tahun ke

Jumlah Impor (ton)

2008

1

28348,5

2009

2

29971,34

2010

3

30586,96

2011

4

31132,45

2012

5

33025,6

Sumber: Data Olahan Badan Pusat Statistik Tahun 2013

Berdasarkan data pada Tabel 1.2 maka dapat dibuat regresi linier yang menyatakan

hubungan antara tahun dengan jumlah impor 2-Hidroksiadipaldehida.

Gambar 1.1 Jumlah impor 2-Hidroksiadipaldehida di Indonesia setiap tahun

y = 1051.5x + 27458

R² = 0.9507

24000 26000 28000 30000 32000 34000

0 1 2 3 4 5 6

K a p a si ta s Im p o r ( T o n ) Tahun ke-Series1 Linear (Series1)


(20)

5

Persamaan garis hasil regresi linier yang diperoleh adalah sebagai berikut:

y = 1051x + 27458

Pada tahun 2018 saat pembuatan pabrik 2-Hidroksiadipaldehida, diperkirakan

impor sebanyak (ton/tahun)

= 1051x + 27458

= 1051(11) + 27458

= 39019 ton/tahun

Penentuan kapasitas pabrik 2-Hidroksiadipaldehida juga didasarkan pada

kapasitas pabrik 2-Hidroksiadipaldehida yang telah berdiri di berbagai negara

seperti Cina dan Amerika Serikat. Kapasitas pabrik 2-Hidroksiadipaldehida yang

pernah berdiri adalah 30.000-63.000 ton/tahun, seperti terlihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Produsen 2-Hidroksiadipaldehida di beberapa negara

No.

Produsen

Negara

Kapasitas

(ton/tahun)

1.

Shijiazhuang Kunli Chemical Industry

Co., Ltd.

Cina

50.000

2.

Trademax Pharmaceuticals &

Chemicals Co., Ltd.

Cina

63.000

3.

GFS Chemicals

Amerika

35.000

4.

Shandong Yaroma Perfumery Co.,

Ltd.

Cina

40.000

5.

Annker Organics Co., Ltd.

Cina

50.000

6.

Richest Group Ltd.

Cina

45.000

7.

Shanghai Orgpharma Chemical Co.,

Ltd.

Cina

30.000


(21)

Sehingga untuk menutupi impor 2-Hidroksiadipaldehida di Indonesia pada tahun

2018 maka kapasitas rancangan pabrik yang akan didirikan sebesar 40.000

ton/tahun.

D. Lokasi Pabrik

Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal yang sangat penting sehingga dilakukan

perhitungan yang baik, secara ekonomi maupun teknis, tanpa melupakan

keadaan sosial dan kemungkinan pengembangan dimasa mendatang. Pabrik

2-Hidroksiadipaldehida akan didirikan didaerah Tangerang, Banten. Dasar

pertimbangan utama yang diambil dalam pemilihan lokasi pabrik adalah :

1.

Kemudahan mendapatkan bahan baku

Beroperasinya suatu pabrik sangat tergantung pada ketersediaan bahan

baku. Oleh karena itu, bahan baku sangat penting dalam pengoperasian

pabrik. Lokasi pabrik berada di kawasan industri Tangerang mengingat

kebutuhan bahan baku yang import sehingga dekat pelabuhan.


(22)

7

2.

Pemasaran Produk

Produk pabrik ini merupakan produk yang kebutuhannya masih di import

dengan adanya pabrik ini diharapkan pemasarannya bisa memenuhi

kebutuhan dalam negeri yang selama ini masih import.

3.

Transportasi

Transportasi sangat dibutuhkan sebagai penunjang utama untuk

penyediaan bahan baku dan pemasaran produk. Di lokasi ini terdapat

transportasi yang lancar baik darat dan laut

, sehingga arus dari bahan baku import lebih mudah dan lancar serta transportasi darat yang memiliki

infrastruktur yang cukup baik. Keadaan tersebut dapat mempermudah

pemasaran produk.

4.

Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan hal yang cukup penting untuk menunjang

kelancaran proses produksi. Sebagian tenaga kerja yang dibutuhkan

adalah tenaga kerja yang berpendidikan kejuruan atau menengah

kejuruan. Penyediaan tenaga kerja diperoleh dari Tangerang dan

sekitarnya. Sehingga dalam perekrutan tenaga kerja tidak akan

mengalami kendala.


(23)

5.

Utilitas

Utilitas merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

pengoperasian suatu pabrik. Utilitas utama meliputi penyediaan air,

bahan bakar dan listrik yang mengharuskan lokasi pabrik dekat dengan

sumber tersebut.

6. Karakteristik lokasi

Karakteristik lokasi menyangkut iklim didaerah tersebut, yang tidak

rawan terjadinya banjir, serta kondisi sosial masyarakatnya. Struktur

tanah cukup baik, berjenis tanah kering dan kompak yang tidak akan

mengalami kesulitan dalam pembangunan proyek.

7. Kebijakan Pemerintah

Pendirian suatu pabrik perlu mempertimbangkan faktor kebijakan

pemerintah yang terkait didalamnya, kebijaksanaan pengembangan

industri, hubungannya dengan pemerataan kesempatan kerja dan

kesejahteraan masyarakat. Letak pabrik ini di daerah yang memang telah

disediakan oleh pemerintah daerah Banten khusus untuk kawasan industri

terpadu (jauh dari kepadatan penduduk dan tersedianya cadangan air

yang cukup banyak). Oleh karena itu pembangunan dan pengembangan

di daerah tersebut tidak bertentangan dengan kebijakan pemerintah.


(24)

BAB II. DESKRIPSI PROSES

A. Latar Belakang Bahan Baku dan Produk

Dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat dan mengentaskan

kemiskinan, maka pemerintah berupaya melakukan pembangunan di segala

bidang. Salah satu sasarannya adalah untuk meningkatkan swasembada di bidang

industri, sehingga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor

dari negara lain bahkan dimungkinkan akan dapat meningkatkan nilai ekspor ke

luar negeri.

Pendirian pabrik 2-Hidroksiadipaldehida yang banyak diperlukan dalam industri

plastik, selain juga digunakan sebagai bahan baku

1,2,6-Hexanetriol

, ditujukan

dalam rangka guna memenuhi kebutuhan dan meningkatkan konsumsi

2-Hidroksiadipaldehida dalam negeri, memacu pertumbuhan industri dalam negeri

yang

menggunakan

bahan

baku

2-Hidroksiadipaldehida,

serta

jika

memungkinkan untuk komoditi ekspor.


(25)

2-Hidroksiadipaldehida

atau

2-Hydroxy-1,6-hexandial

mempunyai rumus

C

6

H

10

O

3

, berwujud cairan dan tidak

berwarna. Secara komersial

2-Hidroksiadipaldehida disimpan dan diperdagangkan dalam bentuk cairan dengan

kemurnian 25% berat (Kirk and Othmer, 1983).

Produk ini merupakan bahan baku yang banyak digunakan sebagai

insolubizing

agent

untuk senyawa

polyhydroxy

. Di samping itu sebagai bahan

intermediate

berbagai senyawa organik seperti ester, asam-asam karboksilat, juga sebagai

bahan baku pada pembuatan resin antara lain resin urea

aldehyde

dan

alkyde

resin, serta umumnya banyak dipakai sebagai bahan baku

1,2,6-hexanetriol

yang

banyak digunakan untuk

plasticizer

(Kirk and Othmer, 1983).

Produksi 2-Hidroksiadipaldehida yang merupakan derivat dari acrolein secara

komersial pertama kali dilakukan oleh

Union Carbide Chemical Company

pada

tahun 1954, proses produksinya meliputi dua tahap proses, yaitu proses

dimerisasi dan proses hidrolisa dengan bahan baku acrolein dan air.

1) Proses Dimerisasi

Pada proses ini akrolein mengalami reaksi dimerisasi menjadi akrolein dimer

dalam reaktor tanpa katalis, dengan temperatur operasi 150

o

C dan tekanan

operasi 1,5 atm, dan konversi reaksi di bawah 90%,karena jika konversi di

atas 90% dibutuhkan polymer inhibitor (US Patent No. 3.159.651, 1964).

Reaksi yang terjadi pada reaktor alir tangki berpengaduk dinyatakan sebagai

berikut :


(26)

11

CH

2

CH CH

2

2 C

3

H

4

O CH CHCHO

O

2) Proses Hidrolisis

Dalam reaktor alir tangki berpengaduk pada suhu 100

o

C dan tekanan 1 atm,

acrolein dimer dihidrolisis

menjadi 2-Hidroksiadipaldehida

sampai

kemurnian 25% berat. Konsentrat 25% berat ini merupakan kondisi yang

terbaik, sebab pada konsentrasi lebih dari 25% berat maka

2-Hidroksiadipaldehida akan cepat terpolimerisasi. Dan pada kondisi terbaik

ini, maka 2-Hidroksiadipaldehida merupakan senyawa yang stabil, dengan

bau yang tidak terlalu tajam dan relatif tidak mudah menguap. Reaksi yang

terjadi ditunjukkan sebagai berikut (Sanders, 1958) :

CH

2

CH CH

2

+ H

2

O CHO(CH

2

)

3

CHOHCHO

CH CHCHO

O


(27)

B. Kelayakan Ekonomi

BM : C

3

H

4

O

= 56,065 kg/kmol

C

6

H

10

O

3

= 130,146 kg/kmol

H

2

O

= 18,016 kg/kmol

2C

3

H

4

O

(l)

+ H

2

O

(l)

C

6

H

10

O

3 (l)

(akrolein) (air) (2-Hidroksiadipaldehida)

Diketahui kapasitas produksi 2-Hidroksiadipaldehida 40.000 ton/tahun

Mol 2-Hidroksiadipaldehida

= 40.000.000 kg/th : 130,146 kg/kmol

= 307.347,1332 kmol/th

Harga produk

= 40.000.000 kg/thn x Rp 42.000/kg

= Rp 1.680.000.000.000/th

Dari stoikiometri untuk memperoleh 307.347,1332 kmol/th

2-Hidroksiadipaldehida maka dibutuhkan :

Acrolein

= 1/2 x 307.347,533 kmol/thn

= 153.673,7665 kmol/th

(BM: 56,065 kg/kmol)

= 8.615.719,719 kg/th


(28)

13

= Rp 103.388.636.600/th

harga bahan baku = Rp 103.388.636.600/th

Maka keuntungan produksi 2-Hidroksiadipaldehida

= Harga produk – Total Harga Bahan Baku

= Rp 1.680.000.000.000/th - Rp 103.388.636.600/th

= Rp 1.576.611.363.400 /th

C. Kelayakan Teknis

Kelayakan teknik terhadap suatu reaksi kimia yang di tinjau yaitu energi bebas

gibbs pembentukan (

f

) dan panas pembentukan standar (

f

).

ΔH

menunjukkan panas reaksi yang dihasilkan selama proses berlangsungnya reaksi

kimia, seperti pada reaksi pembentukkan produk berupa 2-Hidroksiadipaldehida.

Besar atau kecil nilai

ΔH

tersebut menunjukkan jumlah energi yang dibutuhkan

maupun dihasilkan.

ΔH

bernilai positif (+) menunjukkan bahwa reaksi tersebut

membutuhkan panas untuk berlangsungnya reaksi sehingga semakin besar

ΔH

maka semakin besar juga energi yang dibutuhkan. Sedangkan

ΔH

bernilai negatif

(-) menunujukkan bahwa reaksi tersebut menghasilkan panas selama proses

berlangsungnya reaksi.

Δ

G

o

menunjukkan spontan atau tidak spontannya suatu reaksi kimia.

Δ

G

o

bernilai positif (+) menunjukkan bahwa reaksi tersebut tidak dapat berlangsung


(29)

secara spontan, sehingga dibutuhkan energi tambahan dari luar. Sedangkan

Δ

G

o

bernilai negatif (-) menunujkkan bahwa reaksi tersebut dapat berlangsung secara

spontan dan hanya sedikit membutuhkan energi. Oleh karena itu, semakin kecil

atau negatif

Δ

G

o

maka reaksi tersebut akan semakin baik karena untuk

berlangsung spontan energi yang dibutuhkan semakin kecil.

Berikut data energi bebas gibbs pembentukan (

f

) dan panas pembentukan

standar (

f

) pada keadaan standar (T=298 K) :

Tabel 2.2.Data Energi Gibbs dan Energi Pembentukan Standar

Komponen

f

(kJ/mol)

f

(kJ/mol)

Akrolein

-54

-84

Air

-237,129

-285,830

2-Hidroksiadipaldehida

-266,49

-469,4

Sumber : Kirk-Othmer, 1997

Reaksi pada reaktor :

2C

3

H

4

O

(l)

+ H

2

O

(l)

C

6

H

10

O

3(l)

H

Reaksi

= (

∆H

º

f

C

6

H

10

O

3

) – (

f

H

2

O + (2 x

f

C

3

H

4

O))

= (-469,4) - (-285,830 – (2x (-0,126)))

= -183,318 kJ/mol

G

Reaksi

= (

∆G

º

f

C

6

H

10

O

3

) - (

∆G

º

f

H

2

O + (2 x

f

C

3

H

4

O))


(30)

15

= -137,361 kJ/mol

D. Uraian Proses

Bahan baku berupa acrolein cair dimasukkan ke dalam tangki (ST-101) sebagai

tempat penyimpanan bahan baku akrolein cair pada suhu 30

o

C dan tekanan 1

atm. Selanjutnya akrolein cair dari tangki penyimpanan dialirkan dengan pompa

(PP-01) bersama dengan akrolein

recycle

ke tangki pengaduk. Campuran cairan

keluar tangki pengaduk pada suhu 38

o

C dan tekanan 1,5 atm kemudian

diumpankan ke dalam reaktor (RE-201) untuk direaksikan melalui pompa

(PP-02), setelah sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu di

heat exchanger

dari suhu

38

o

C sampai 150

o

C. Reaktor yang digunakan yaitu Reaktor Alir Tangki

Berpengaduk (RATB) dengan kondisi operasi suhu 150

o

C dan tekanan 1,5 atm.

Di dalam reaktor (RATB-201) terjadi proses dimerisasi akrolein menjadi

akrolein dimer. Produk keluar dari reaktor (RATB-201) kemudian diturunkan

suhunya menggunakan

heat exchanger

sampai suhu 95

o

C, selanjutnya

diumpankan pada menara distilasi (DC-301) untuk dipisahkan akrolein dan

akrolein dimer. Uap yang keluar dari puncak menara distilasi yang sebagian

adalah akrolein pada suhu 97,5

o

C dan tekanan 1 atm kemudian diembunkan

seluruhnya di

condensor

(CD-301). Embunan yang terbentuk ditampung

sementara pada

accumulator

(AC-301) yang seterusnya dialirkan menggunakan

pompa (PP-03) untuk dikembalikan ke menara distilasi sebagai

refluks

dan


(31)

sisanya di

recycle

. Sedangkan cairan yang keluar dari dasar menara distilasi yang

sebagian besar adalah akrolein dimer dialirkan ke dalam reboiler (RB-302) untuk

diuapkan. Uap yang terbentuk lalu dikembalikan ke menara distilasi pada suhu

130,75

o

C dan tekanan 1,2 atm, sedangkan cairan sisa kemudian diumpankan ke

reaktor alir tangki berpengaduk 2 untuk dihidrolisis. Air dari unit utilitas dengan

suhu 30

o

C dan tekanan 1 atm dipompa sehingga tekanannya menjadi 2,1 atm

kemudian bertemu dengan hasil bawah menara distilasi dengan suhu 150

o

C dan

tekanan 2,1 atm, sehingga suhunya menjadi 46

o

C. Kemudian diumpankan pada

reactor alir tangki berpengaduk 2 untuk dihidrolisis dari akrolein dimer menjadi

2-Hidroksiadipaldehida yang sebelumnya suhu dinaikkan di

heat exchanger

sehingga menjadi 100

o

C

.

Produk keluar reaktor pada suhu 102,5

o

C dan tekanan

1,8 atm kemudian diturunkan suhunya menjadi 40

o

C menggunakan

heat

exchanger

, selanjutnya produk 2-Hidroksiadipaldehida ditampung pada tangki


(32)

III. SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK

A. Bahan Baku

A.1. Bahan Baku Utama 1. Acrolein

Nama lain : 2-propenal, acraldehyde, allyl aldehyde. Rumus molekul : C3H4O, CH2CHCHO

H O Rumus bangun : CH2= C CH

Wujud : cair

Kenampakan : tak berwarna

Berat molekul : 56,065 kg/kmol Titik didih,760 mmHg : 52,7oC

Titik beku : - 87oC

Densitas, 20 0C : 840 kg/m3 Temperatur kritis : 233oC Tekanan kritis : 50 atm Kelarutan 20 0C

In water : 20,6 % wt Water in : 6,8 % wt Volume kritis : 189 cm3/mol

Komposisi : C3H4O 99 % massa H2O 1 % massa


(33)

Panas penguapan, 1 atm : 93,0 kJ/kg ( = 216 BTU/lb ) Panas pembakaran, 250C : 5,383 kJ/mol

Panas polimerisasi : 71,1 – 79,5 kJ/mol Panas pengembunan : 41,8 kJ/mol

2. Air

Rumus molekul : H2O

Wujud : cair

Kenampakan : tak berwarna

Berat molekul : 18,016 kg/kmol Titik didih : 100oC

Titik beku : 0 oC

Densitas : 996,2 kg/m3

Viskositas, 200C : 0,8 Cp Tekanan kritis : 218 atm Panas penguapan, 250C : 9,71 kcal/ mol Panas pembentukan,250C : - 68,32 kcal/mol Panas laten fusi : 79,89oC

Kapasitas panas cair : 1 cal /(g. 0C )

B. Produk

B.1. Produk Sementara 1. Acrolein dimer

Nama lain : 3, 4 dihydro– 2 formyl– 2H – pyran


(34)

19

Rumus bangun : CH2 CH CH2 CH CHCHO O

Berat molekul : 112,130 kg/kmol Titik didih,760 mmHg: 151,30C

Titik beku : - 1000C

B.2. Produk Hasil

1. 2 – Hydroxyadipaldehyde

Nama lain : 2 hydroxy– 1, 6 hexandial Rumus molekul : C6H10O3

Rumus bangun : O O HCCH2CH2CH2CHOHCH Berat molekul : 130,146 kg/kmol

Wujud : cair

Kenampakan : tak berwarna

Produk yang diinginkan yaitu 25 % wt 2 –hydroxyadipaldehydedengan spesifikasi :

Titik didih,760 mmHg : 141oC Titik beku : - 3,5oC


(35)

VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

A. Unit Utilitas

Seperti halnya dengan pabrik-pabrik kimia lainnya, pada pabrik pembuatan 2-hydroxyadipaldehyde dari acrolein dan air ini juga membutuhkan unit-unit yang mendukung berjalannya proses produksi dengan baik. Penyediaan unit-unit pendukung tersebut menjadi tanggung jawab unit-unit utilitas yang mencakup unit-unit sebagai berikut:

1. Unit Penyediaan Air dan Pengolahan Air

Kebutuhan air yang disediakan untuk kebutuhan proses produksi di pabrik meliputi:

a. Air untuk Keperluan Umum

Kebutuhan air ini meliputi kebutuhan laboratorium, kantor, karyawan dll. Beberapa syarat untuk air sanitasi ini adalah sebagai berikut:

1) Syarat fisis: di bawah suhu kamar, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, tingkat kekeruhannya sangat kecil.

2) Syarat kimia: tidak mengandung zat organik dan anorganik yang terlarut dalam air, logam-logam berat lainnya yang bersifat racun.


(36)

63 Tabel 6.1. Kebutuhan air untuk keperluan umum

No Kebutuhan Jumlah Satuan

1 Air untuk karyawan & kantor = 149 L/orang/hari

Jadi untuk 149 orang diperlukan air sejumlah 14,9 m3/hari 2 Air untuk perumahan karyawan :

a. Perumahan pabrik : 20 rumah

b. Rumah dihuni 5 orang :150 L/hari.rumah

Total untuk perumahan : 40000 L/hari 40 m3/hari 3 Air Untuk Laboratorium diperkirakan sejumlah 5 m3/hari 4 Air Untuk Kebersihan dan Pertamanan 5 m3

/hari Total kebutuhan air bersih 64,9 m3/hari

2698,76 kg/jam

b. Air untuk pembangkit steam

Air ini digunakan sebagai umpan boileragar dapat menghasilkan steam yang dapat digunakan sebagai pemanas. Hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan air umpan boiler adalah :

1) Zat-zat penyebab korosi

Korosi yang terjadi di dalam ketel disebabkan air pengisi mengandung larutan asam, gas-gas terlarut, seperti O2, CO2, H2S, NH3.

2) Zat-zat penyebab foaming

Air yang diambil kembali dari proses pemanasan bisa menyebabkan foam (busa) pada boiler. Karena adanya zat-zat organik, anorganik, dan zat-zat yang tidak terlarut dalam jumlah besar. Efek pembusaan terutama terjadi pada alkalinitas yang tinggi.

3) Zat-zat yang menyebabkan scale foaming

Pembentukan kerak disebabkan adanya kesadahan dan suhu tinggi yang bisa berupa garam-garam karbonat dan silika.


(37)

Tabel 6.2. Peralatan yag membutuhkan steam

No Kebutuhan Jumlah Satuan

1 Heater-101 743,10 kg/jam

2 Heater-103 46,92 kg/jam

3 Reboiler-302 326,09 kg/jam

Jumlah kebutuhan 1.116,11 kg/jam Over design10% 1.227,72 kg/jam Recovery90 %, maka make-up 122,77 kg/jam

c. Air Pendingin

Air ini digunakan sebagai air yang ditambahkan pada proses misalnya digunakan sebagai solventatau penyerap pada proses produksi. Spesifikasi air peroses ini sama dengan air yang digunakan sebagai umpan boiler. Peralatan yang membutuhkan air pendingin:

Tabel 6.3. Peralatan yang membutuhkan air pendingin

No Kebutuhan Jumlah Satuan

1 Heater– 102 287.60 kg/jam

2 Heater– 104 77.44 kg/jam

3 Condensor– 301 7310.01 kg/jam

Jumlah kebutuhan 7675.0501 kg/jam Overdesign 10% 8442.5551 kg/jam recovery 90 %, maka make - up 844.2555 kg/jam

d. Air Pemadam Kebakaran (Air Hidran)

Untuk air pemadam kebakaran disediakan = 1000 kg/jam = 1,0043 m3/jam Total kebutuhan air dengan treatment = General uses+ BFW + Air hidran

= 7,5916 m3/jam Sehingga kebutuhan air total ± 7,5916 m3/jam

Seluruh kebutuhan air di pabrik seluruhnya bersumber dari air sungai Cisadane.


(38)

65 Tahapan proses pengolahan air adalah sebagai berikut :

Sedimentasi

Merupakan perlakuan awal terhadap air sungai yang dipompakan ke dalam bak sedimentasi. Bertujuan untuk mengendapkan lumpur dan kotoran yng terbawa oleh air sungai.

Koagulasi

Bertujuan untuk menggumpalkan kotoran yang tidak terendapkan di bak sedimentasi dengan penambahan larutan alum, NaOH dan klorin.

Klarifikasi

Bertujuan untuk mengendapkan gumpalan dari bak penggumpal. Demineralisasi

Fungsi dari demineralisasi adalah mengambil semua ion yang terkandung di dalam air. Air yang telah mengalami proses ini ini disebut air demin (deionized water). Sistem demineralisasi disiapkan untuk mengolah air filter dengan penukar ion (ion exchanger) untuk menghilangkan padatan yang terlarut dalam air dan menghasilkan air demin sebagai air umpan ketel (boiler feed water) untuk membangkitkan steamtekanan 4,5 bar dengan suhu 148 0C. Unit penyediaan air bebas mineral terdiri dari penukar kation (cation

exchanger) dan penukar anion (anion exchanger). Pada penukar kation diisi dengan penukar ion asam lemah berupa metilen akrilat yang merupakan tipe (PK 6). Resin ini dirancang untuk menghilangkan/mengikat ion-ion logam dari air atau ion-ion positif seperti K+, Ca2+, Mg2+, Fe2+dan Al3+.


(39)

yang merupakan tipe (PK 9, NH(CH)2OH). Resin ini dirancang untuk menghilangkan ion asam dari air atau ion-ion negatif seperti karbonat, bikarbonat, sulfat, sulfit, nitrat, nitrit, silika, dan lain-lain.

Reaksi : Z-OH + HCl(aq) Z-Cl(s) + H+ + OH

-Penukar kation-anion berisi campuran resin kation dan anion untuk pengolahan akhir air. Semua penukar ion dioperasikan dengan aliran air yang kontinyu.

Resin yang diisikan ke penukar ion diregenerasi bila kemampuannya menukar ion telah habis dan sebagai batasannya adalah total galon dan konduktivitas air (high SiO2, high conductivity). Regenerasi terdiri dari tiga langkah yaitu

cuci balik (backwash), regenerasi awal dengan bahan kimia dan pencucian (rinse).

Bahan kimia yang dipakai untuk regenerasi dari penukar ion dan netralisasi air bekas regenerasi adalah :

1. Asam sulfat (H2SO4) dengan konsentrasi 4 %

2. Soda kaustik (NaOH) dengan konsentrasi 45 % (cairan) dan 98 % (flake atau solid)

Reaksi yang terjadi pada saat regenerasi adalah : - Pada penukar kation

2 Na-R(s) + H2SO4 (aq) 2 R-H(s) + Na2SO4 (aq) - Pada penukar anion


(40)

67 Buangan bekas bahan kimia dari cation exchanger dan anion exchanger mengalir ke bawah kedalam kolam netralisasi melalui saluran pembuangan. Air bebas mineral yang telah diproduksi selanjutnya akan dialirkan ke tangki penampungan air demin.

2. Unit Penyedia Steam

Digunakan dalam pabrik 2-hydroxyadipaldehyde ini adalah steam saturated dengan tekanan 39,3 atm dan suhu 300 oC. Kukus ini dipergunakan untuk menukar panas pada aliran yang perlu dinaikkan suhunya. Sistem penyediaan steamterdiri dari deaeratordan boiler(steam generator).

a. Deaerasi

Proses dearasi terjadi dalam deaerator yang berfungsi untuk membebaskan air bebas mineral (demin water) dari komponen udara melalui spray, sparger yang berkontak secara counter current dengan steam. Demin wateryang sudah bebas dari komponen udara ditampung dalam drum dari deaerator. Deaerator memiliki waktu tinggal 15 menit. Larutan hidrazin diinjeksikan ke dalam deaerator untuk menghilangkan oksigen terlarut dalam air bebas mineral dengan reaksi :

N

2H4 + O2 N2 + 2 H2O b. Steam Generation

Pembentukan steamterjadi di dalam boiler(steam generator). Pada pabrik 2-hydroxyadipaldehyde ini digunakan boiler jenis water tube boileryang mirip dengan shell and tube heat exchanger dengan gas pembakar


(41)

steamdengan tekanan maksimal 39,3 atm dan temperatur 300 oC.

3. Unit Penyedia Tenaga Listrik

Kebutuhan tenaga listrik di pabrik 2-hydroxyadipaldehyde ini dipenuhi oleh PLN dan generator pabrik, hal ini bertujuan agar pasokan tenaga listrik dapat berlangsung kontinyu meskipun ada gangguan pasokan dari PLN. Generator yang digunakan adalah generator arus bolak-balik yaitu berdasarkan pada pertimbangan :

 Tenaga listrik yang dihasilkan cukup besar.

 Tegangan dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan transformator.

Generator cadangan berkekuatan 500 kW dapat beroperasi selama 3 hari. Generator yang dipakai adalah jenis generator AC tiga fase, karena memiliki beberapa kelebihan, antara lain :

 Tegangan listrik stabil, daya kerja lebih besar.

 Kawat penghantar yang digunakan lebih sedikit

 Motor tiga fase harganya relatif lebih murah dan sederhana.

Kebutuhan listrik untuk pabrik direncanakan untuk penerangan seluruh area pabrik, keperluan proses dan keperluan utilitas.

Kebutuhan listrik total sebesar 285,138 kW dengan over desain 20 %, sehingga kebutuhan total = 342,166 kW.


(42)

69 4. Unit Penyedia Udara Tekan

Unit penyediaan udara tekan digunakan untuk menjalankan instrumentasi dan udara plant di peralatan proses, seperti untuk menggerakkan control valve serta untuk pembersihan peralatan pabrik. Udara instrumen mempunyai sumber yang sama dengan udara pabrik yaitu bersumber dari udara di lingkungan pabrik, hanya saja udara tersebut harus dinaikkan tekanannya dengan menggunakan compressor. Untuk memenuhi kebutuhan digunakan compressordan didistribusikan melalui pipa-pipa.

5. Unit Refrigerant

Refrigerant yang digunakan adalah ammonia sebagai pendingin pada reaktor, kristalizer dan cooler. Ammonia yang telah digunakan diolah dalam sistem refrigerasi ammonia pada unit utilitas.

Ammonia cair masuk berwujud cair dan keluar dengan fase gas. Ammonia bersirkulasi menggunakan konsep liquifaction. Liquifactionadalah perubahan zat dari wujud gas ke bentuk cairan. Karena perubahan wujud zat sebanding dengan perbedaan jumlah energi dari molekul yang membentuk zat tersebut, maka energi panas harus diserap atau dilepas oleh zat tersebut sehingga dapat merubah keadaan wujud zat tersebut. Dengan demikian, perubahan zat dari padat ke cair atau dari cair ke gas memerlukan penambahan panas. Jika gas mengalami kompresi, panas akan terlepas dan berubah fasa menjadi cair, sehingga pendinginan ekstrem tidak mutlak diperlukan untuk pencairan gas. Pendinginan semacam ini ditemukan oleh Thomas Andrew pada tahun 1969. disebutkan bahwa setiap gas mempunyai temperatur kritis, dan apabila


(43)

dicairkan dan tidak berpengaruh berapapun tekanan diberikan.

Ketika gas tersebut dikompresi, molekul-molekul gas saling tarik-menarik sehingga kalor pun terlepaskan. Pada proses kompresi, kecepatan molekul-molekul gas dan jarak antara molekul-molekul tersebut semakin dekat sampai akhirnya gas tersebut mengalami perubahan wujud menjadi cairan (Wikipedia, 2006) Sistem refrigerasi kompresi uap merupakan sistem/daur yang paling banyak digunakan dalam daur refrigerasi. Proses-proses yang membentuk daur kompresi uap adalah :

Gambar 2. Sistem Refrigerasi Kompresi Uap

Keterangan :

1-2 Kompresi adiabatik dan reversible, dari uap jenuh menuju tekanan kondensor

2-3 Pelepasan kalor reversibel pada tekanan konstan, menyebabkan penurunan panas lanjut (desuperheating) dan pengembunan refrigeran

4

Compressor

Condenser

Unit Proses 1

4 3 2

Gas bertekanan rendah

Expansion Valve Gas bertekanan tinggi

Panas

Panas Kerja


(44)

71 3-4 Ekspansi irreversibel pada entalpi konstan, dari cairan jenuh menuju

tekanan cooler.

4-1 Penambahan kalor reversibel pada tekanan tetap, yang menyebabkan penguapan menuju uap jenuh

6. Unit Penyedia Bahan Bakar

Unit pengadaan bahan bakar bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar pada generator dan boiler. Bahan bakar yang digunakan adalah bahan bakar cair yaitu solar (untuk generator) dan fuel oil (untuk boiler) yang diperoleh dari PERTAMINA atau distribusinya.

Pemilihan didasarkan pada pertimbangan bahan bakar cair :

 mudah didapat

 tersedia secara kontinyu

 mudah dalam penyimpanannya

Bahan bakar yang digunakan adalah fuel oil dengan Net Heating Value sebesar 18.800 Btu/lb. Sehingga kebutuhan bahan bakar adalah sebesar 47,686 m3.

B. Laboratorium

Laboratorium merupakan bagian yang sangat penting dalam menunjang kelancaran proses produksi dan menjaga mutu produksi. Dengan data yang diperoleh dari laboratorium maka proses produksi akan selalu dapat dikendalikan dan kualitas produk dapat dijaga sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan.


(45)

Laboratorium mempunyai tugas pokok antara lain :

1. Sebagai pengendali kualitas bahan baku dan pengendali kualitas produk. 2. Sebagai pengendali terhadap proses produksi dengan melakukan analisa

terhadap pencemaran lingkungan yang meliputi polusi udara, limbah cair dan limbah padat yang dihasilkan unit-unit produksi.

3. Sebagai pengendali terhadap mutu air proses, air pendingin, air umpan boiler, steam dan lain-lain yang berkaitan langsung dengan proses produksi.

Laboratorium melaksanakan tugas selama 24 jam sehari dalam kelompok kerja shiftdan non-shift.

1. Kelompok Non–Shift

Kelompok ini bertugas melakukan analisa khusus, yaitu analisa yang sifatnya tidak rutin dan menyediakan reagen kimia yang diperlukan oleh laboratorium. Dalam membantu kelancaran kinerja kelompok shift, kelompok ini melaksanakan tugasnya di laboratorium utama dengan tugas-tugas diantarnya sebagai berikut :

 Menyediakan reagen kimia untuk analisis laboratorium.

 Melakukan analisa bahan buangan penyebab polusi.

 Melakukan penelitian/percobaan untuk membantu kelancaran produksi.

2. Kelompok Shift

Kelompok ini melaksanakan tugas pemantauan dan analisa-analisa rutin terhadap proses produksi. Dalam melaksanakan tugasnya, kelompok ini


(46)

73 menggunakan sistem bergilir yaitu kerja shift selama 24 jam dengan masing-masing shiftbekerja selama 8 jam.

Dalam pelaksanaan tugasnya, seksi laboratorium dikelompokkan menjadi : a. Laboratorium Fisika

Bagian ini mengadakan pemeriksaan atau pengamatan terhadap sifat-sifat fisis bahan baku dan produk. Pengamatan yang dilakukan antara lain : specific gravity, viskositas kinematik dan kandungan air

b. Laboratorium Analitik

Bagian ini mengadakan pemeriksaan terhadap bahan baku dan produk mengenai sifat-sifat kimianya.

Analisa yang dilakukan antara lain :

 Kadar impuritis pada bahan baku

 Kandungan logam berat

 Kandungan metal

c. Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

Bagian ini bertujuan untuk mengadakan penelitian, misalnya :

 Diversifikasi produk

 Pemeliharaan lingkungan (pembersihan air buangan).

Disamping mengadakan penelitian rutin, laboratorium ini juga mengadakan penelitian yang sifatnya non-rutin, misalnya saja penelitian terhadap produk di unit tertentu yang tidak biasanya dilakukan penelitian, guna mendapatkan alternatif lain tentang penggunaan bahan baku.


(47)

Pada laboratorium Analisis air ini yang di analisa antara lain : 1. Bahan baku air

2. Air demineralisasi 3. Air pendingin 4. Air umpan boiler

Parameter yang diuji antara lain warna, pH, kandungan klorin, tingkat kekeruhan, total kesadahan, jumlah padatan, total alkalinitas, kadar minyak, sulfat, silika dan konduktivitas air.

Alat- alat yang digunakan dalam laboratorium Analisa air adalah :

 pH meter, digunakan untuk mengetahui tingkat keasaman/kebasaan.

 Spektrometer, untuk menentukan konsentrasi suatu senyawa terlarut dalam air dengan syarat larutan harus berwarna.

Spectroscopy, untuk menentukan kadar sulfat.

Gravimetric, untuk mengetahui jumlah kandungan padatan dalam air.

 Peralatan titrasi , untuk mengetahui kandungan klorida, kasadahan dan alkalinitas.

Conductivity meter , untuk mengetahui konduktivitas suatu zat yang terlarut dalam air.

Air terdemineralisasi yang dihasilkan unit demineralizer juga diuji oleh departemen ini. Parameter yang diuji antara lain pH, konduktivitas dan kandungan silikat (SiO2). Sedangkan parameter air


(48)

75 umpan boileryang dianalisis antara lain kadar hidrazin, amonia dan ion fosfat.

e. Alat Analisa

Alat Analisa yang digunakan :

Water Content Tester, untuk menganalisa kadar air dalam produk.

Viscometer Bath, untuk mengukur viskositas produk keluar reaktor.

Hydrometer, untuk mengukur spesific gravity.

C. Instrumentasi dan Pengendalian Proses

Sumber udara pabrik dan udara instrumen adalah dari udara proses yang dihasilkan oleh kompresor dan dikirim ke penerima udara. Udara dari sekeliling mengalir melalui filter udara dan selanjutnya dikompresi oleh kompresor udara yang digerakkan oleh penggerak motor. Udara bertekanan selanjutnya didinginkan oleh after Cooler dan kemudian mengalir melewati pemisah air dan selanjutnya dialirkan ke penerima udara.

Sumber udara instrumen berasal dari kompresor udara proses Udara pabrik didefinisikan sebagai udara kering (dew point rendah) yang dipakai terbatas untuk pengoperasian instrumentasi. Udara pabrik dari penerima udara dialirkan ke instrumen oleh compressor dimana kandungan air diturunkan oleh bahan pengering hingga memenuhi dew point menjadi udara instrumen dan dikirim ke pemakai melewati instrument air header.

Udara instrumen adalah udara kering (dew point rendah) yang dipergunakan terbatas untuk pengoperasian instrumentasi. Unit udara tekan diperlukan untuk


(49)

pabrik 2-hydroxyadipaldehyde. Kebutuhan udara tekan diasumsikan sebesar ± 20,08 m3/jam.

D. Pengolahan Limbah

Pada pabrik 2-hydroxyadipaldehyde ini terdapat limbah industri berupa cairan, yaitu :

a. Air Buangan Sanitasi

Air buangan sanitasi yang berasal dari seluruh toilet di kawasan pabrik, pencucian dan dapur dikumpulkan dan diolah dalam unit stabilisasi dengan menggunakan lumpur aktif, aerasi dan desinfektan kalsium hipoklorit yang berfungsi untuk membunuh mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit. Sedangkan kotoran yang berasal dari WC dibuang ke tempat pembuangan khusus septic tank.

b. Air buangan dari utilitas

Air buangan dari utilitas berasal dari unit demineralisasi dan sisa regenerasi resin yang bersifat asam atau basa. Air sisa proses yang berasal dari unit demineralisasi dan air sisa regenerasi dikirim ke kolom netralisasi. Penetralan dilakukan dengan menambahkan asam sulfat atau basa NaOH sampai air tersebut mempunyai pH netral (diharapkan 6,5 – 8). Air yang sudah dinetralkan kemudian dialirkan ke penampungan akhir untuk dibuang.


(50)

VII. TATA LETAK PABRIK

A. Lokasi Pabrik

Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan hidup pabrik yang ikut menentukan keberhasilan dan kelancaran proses produksi.

Pabrik 2-hydroxyadipaldehyde dengan kapasitas 40.000 ton/tahun ini direncanakan didirikan di daerah kawasan industry Tangerang, Banten. Yang menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan lokasi pabrik adalah sebagai berikut :

Tabel 7.1 Tabel pemilihan lokasi pabrik

Faktor Primer Faktor Sekunder

1. Sumber bahan baku 1. Persediaan air dan pembangkit tenaga listrik 2. Daerah pemasaran 2. Tenaga kerja

3. Transportasi 3. Kondisi masyarakat dan keamanan 4. Tanah

5. Lingkungan

6. Kebijakan pemerintah

Berikut ini adalah gambar peta provinsi Banten yang merupakan lokasi pabrik 2-hydroxyadipaldehyde dengan kapasitas 40.000 ton/tahun.


(51)

Gambar 7.1 Peta Lokasi Pabrik

Banyak faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan lokasi pabrik. Faktor ini dapat dibagi menjadi :

1. Faktor primer

a. Sumber bahan baku

Beroperasinya suatu pabrik sangat tergantung pada ketersediaan bahan baku. Oleh karena itu, bahan baku sangat penting dalam pengoperasian pabrik. Lokasi pabrik berada di kawasan industri Tangerang mengingat kebutuhan bahan baku yang import sehingga dekat pelabuhan.

b. Daerah pemasaran

Produk pabrik ini merupakan produk yang kebutuhannya masih di import dengan adanya pabrik ini diharapkan pemasarannya bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri yang selama ini masih import.

c. Transportasi

Transportasi sangat dibutuhkan sebagai penunjang utama untuk penyediaan bahan baku dan pemasaran produk. Di lokasi ini terdapat


(52)

79

transportasi yang lancar baik darat dan laut, sehingga arus dari bahan baku import lebih mudah dan lancar serta transportasi darat yang memiliki infrastruktur yang cukup baik. Keadaan tersebut dapat mempermudah pemasaran produk.

2. Faktor sekunder

a. Persediaan air dan sumber pembangkit tenaga listrik

Pabrik 2-hydroxyadipaldehyde memerlukan air antara lain untuk kebutuhan steam pendingin. Lokasi dekat dengan aliran sungai sehingga dengan adanya sungai ini, kebutuhan air untuk proses dan utilitas dapat terpenuhi. Selain itu, jaringan listrik juga sudah merata dan dapat disuplai melalui PLN.

b. Tenaga kerja

Di daerah Tangerang, Banten banyak tersedia tenaga kerja dengan kualitas yang cukup baik. Selain itu pendirian 2-hydroxyadipaldehyde ini juga sekaligus untuk mengurangi pengangguran di daerah tersebut.

c. Kondisi masyarakat dan keamanan di sekitar lokasi

Penduduk daerah Tangerang dan sekitarnya sudah terbiasa dengan lingkungan industri sehingga pendirian pabrik baru mudah diterima dan tidak ada kesulitan dalam beradaptasi.

d. Tanah

Daerah pendirian pabrik 2-hydroxyadipaldehyde merupakan kawasan perindustrian memiliki struktur tanah yang kering yang jauh dari pemukiman penduduk, sehingga masyarakat tidak terganggu oleh limbah


(53)

dan polusi yang ditimbulkan oleh pabrik, sehingga akan sangat cocok apabila digunakan untuk pembangunan proyek.

.

e. Lingkungan

Kondisi daerah Tangerang cukup stabil dengan keadaan iklim dan tanah normal, bencana banjir dan gempa belum pernah terjadi. Dengan kondisi seperti ini diharapkan operasi pabrik dapat berlangsung dengan baik. f. Kebijakan pemerintah

Pemerintah daerah Tangerang, Banten mempunyai kebijakan untuk mengembangkan dan memajukan daerahnya, dengan adanya pembangunan pabrik 2-hydroxyadipaldehyde ini diharapkan daerah dan masyarakat sekitarnya akan semakin sejahtera dan berkembang.

B. Tata Letak Pabrik

Tata letak pabrik adalah cara pengaturan letak dari unit-unit peralatan dan bangunan dalam suatu pabrik. Adapun tujuan dari pengaturan tata letak pabrik adalah untuk menjamin kelancaran proses produksi dengan baik dan efisien, menjaga keselamatan kerja para karyawannya dan menjaga keamanan dari pabrik itu sendiri.

Jalannya aliran proses dan aktivitas dari para pekerja yang ada merupakan dasar pertimbangan dalam pengaturan bangunan-bangunan dalam suatu pabrik, sehingga proses dapat berjalan efektif. Dalam pengaturan tata letak pabrik ini perlu mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :


(54)

81

1) Kemudahan dalam proses dan proses yang disesuaikan dengan kemudahan dalam pemeliharaan peralatan serta kemudahan mengontrol hasil produksi dan jalannya proses.

2) Distribusi sarana penunjang (utilitas) yang tepat dan ekonomis. 3) Keselamatan dan keamanan kerja karyawan yang lebih terjamin.

4) Pemipaan dan transportasi di dalam pabrik agar tidak terjadi saling tabrak, sehingga memudahkan lalu lintas bila terjadi kebakaran atau perbaikan/penggantian kerusakan alat-alat proses.

5) Masalah pembuangan limbah pabrik agar tidak mengganggu lingkungan dan tidak menimbulkan polusi.

6) Pemanfaatan area yang efisien dan rencana perluasan pabrik di masa yang akan datang.

7) Pengaturan jalan, bangunan, dan tata lingkungan yang ada.

Berdasarkan pertimbangan faktor-faktor tersebut, maka pengaturan tata letak Pabrik propil asetat direncanakan sebagai berikut :

1. Area proses

Area proses merupakan pusat kegiatan proses produksi 2-hydroxyadipaldehyde. Daerah ini diletakan pada lokasi yang memudahkan suplai bahan baku dari tempat penyimpanan dan pengiriman produk ke area penyimpanan produk serta mempermudah pengawasan dan perbaikan alat-alat. Pada area proses, terdapat ruang kontrol yang akan mengontrol jalannya proses.


(55)

2. Area penyimpanan

Area penyimpanan merupakan tempat penyimpanan bahan baku dan produk yang dihasilkan. Penyimpanan bahan baku dan produk diletakkan didaerah yang dijangkau oleh peralatan pengangkutan.

3. Area pemeliharaan dan perbaikan

Area ini merupakan lokasi untuk melakukan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan peralatan pabrik berupa bengkel teknik dan gudang teknik. Daerah ini diletakkan di luar daerah proses karena adanya aktifitas di dalam bengkel yang dapat berakibat fatal bagi jalannya proses.

4. Area laboratorium

Area ini merupakan lokasi untuk melakukan analisis terhadap kualitas bahan baku yang akan digunakan dan produk yang dihasilkan, serta melakukan penelitian dan pengembangan terhadap produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, daerah ini diletakkan dekat dengan daerah proses.

5. Area utilitas

Area ini merupakan lokasi untuk menyediakan keperluan yang menunjang jalannya proses, berupa penyediaan air, penyediaan listrik dan penyediaan bahan bakar.

6. Area perkantoran

Area ini merupakan pusat kegiatan administrasi pabrik sehari-hari, baik untuk kepentingan dalam pabrik maupun luar pabrik. Daerah ini mencakup ruang serba guna.


(56)

83

7. Area fasilitas umum

Area ini terdiri dari kantin, mushola, klinik dan lapangan parkir. Daerah ini diletakkan sedemikian rupa sehingga waktu perjalanan yang diperlukan oleh karyawan antar gedung dapat seminimal mungkin.

8. Area perluasan

Area ini dimaksudkan untuk persiapan perluasan pabrik dimasa yang akan datang. Perluasan pabrik dilakukan karena peningkatan kapasitas produksi akibatnya adanya peningkatan produk.

9. Pos keamanan

Pos kemanan dapat diletakkan pada pintu masuk dan pintu keluar. Pos keamanan ini diperlukan agar keamanan pabrik dapat terjaga.


(57)

Gambar tata letak pabrik dapat dilihat pada Gambar 7.2. 1 2 15 8 5 4 3 17 18 16 10 9 14 13 12 11 7 7 7 JALAN RAYA 19 19 19 19 19 6 16. a 19 Skala 1:170 0 Keterangan :

1. Pos Penjagaan 2. Kantor Keamanan 3. Kantin

4. Koperasi karyawan & kantor Serikat Pekerja 5. Poliklinik

6. Kantor Pusat 7. Areal Parkir

8. Sarana Olahraga & Ibadah 9. Kantor Teknik & Produksi

10. Laboratorium & Pengendalian mutu

11. Gudang Bahan Kimia 12. Bengkel

13. Gudang alat 14. Pemadam Kebakaran 15. Areal Penyimpanan Bahan 16. Areal Proses

16.a. Areal Perluasan/pengembangan 17. Areal Utilitas

18. Pengolahan Air 19. Taman Gambar 7.2. Tata Letak Pabrik


(58)

85

C. Tata Letak Peralatan Proses

Konstruksi yang ekonomis dan operasi yang efisien dari suatu unit proses akan tergantung kepada bagaimana peralatan proses itu disusun. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penyusunan tata letak alat proses adalah :

1. Pertimbangan ekonomis

Biaya produksi diminimalisasi dengan cara menempatkan peralatan sedemikian rupa sehingga alat transportasi yang digunakan lebih efisien. 2. Faktor kemudahan operasi

Letak tiap alat diusahakan agar dapat memberikan keleluasaan bergerak pada para pekerja dalam melaksanakan aktifitas produksi. Selain itu, alat-alat tersebut hendaknya diletakkan pada posisi yang tepat dan cukup mudah untuk dijangkau dan terdapat ruang antara disekitar peralatan untuk memudahkan pekerjaan operator.

3. Kemudahan pemeliharaan

Kemudahan pemeliharaan alat juga menjadi pertimbangan yang penting dalam menempatkan alat-alat proses. Hal ini dikarenakan pemeliharaan alat merupakan hal yang penting untuk menjaga alat beroperasi sebagaimana mestinya, dan supaya peralatan dapat berumur panjang. Penempatan alat yang baik akan memberikan ruang gerak yang cukup untuk memperbaiki jika terjadi kerusakan maupun untuk membersihkan peralatan.

4. Faktor keamanan

Alat-alat yang beroperasi pada temperatur tinggi perlu diisolasi untuk memperkecil resiko terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan pada


(59)

karyawan, seperti kebakaran, ledakan atau kebocoran dari peralatan dalam suatu pabrik. Selain itu perlu dibangun 2 pintu keluar (pintu utama dan pintu darurat). Hal ini akan memudahkan para karyawan untuk menyelamatkan diri bila terjadi kecelakaan.

Gambar tata letak alat proses dapat dilihat pada Gambar 7.3.

Gambar 7.3. Tata Letak Alat Proses Storage

Acrolein

Area StorageBahan Baku Area StorageProduk

Area Storage

Unit Reaksi 1

Unit Reaksi 2

Unit Pemisahan Storage

2-Hydroxyadipaldehyde

Menara Distilasi

Area Proses

Reaktor Alir Tangki Berpengaduk

Unit Pemisahan

Menara Distilasi

Reaktor Alir Tangki Berpengaduk


(60)

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada bentuk dan struktur organisasinya. Sistem pengelolaan (manajemen) organisasi perusahaan bertugas untuk mengatur, merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan perusahaan dengan efektif dan efisien. Selain itu, untuk mendapatkan profit yang optimal juga harus didukung oleh pembagian tugas dan wewenang yang jelas dari setiap personil yang terlibat dalam perusahaan. Oleh karena itu untuk kelancaran jalannya perusahaan diperlukan pemilihan bentuk dan sistem manajemen organisasi yang sesuai dengan kapasitas dan tujuan perusahaan.

A. Bentuk Perusahaan

Bentuk badan hukum perusahaan yang dipilih dalam mengoperasikan pabrik pembuatan 2-Hydroxyadipaldehyde ini adalah Perseroan Terbatas (PT). Bentuk usaha ini memiliki kapabilitas untuk dapat memiliki, mengatur dan mengolah kekayaannya sendiri serta dapat mengumpulkan modal secara efektif.

Struktur organisasi yang sesuai untuk diterapkan pada perusahaan ini adalah sistem line and staff, mengingat pabrik ini merupakan perusahaan besar yang mempunyai ruang lingkup serta karyawan yang banyak sehingga membutuhkan staf ahli sebagai pemberi saran dalam bidangnya kepada pemimpin perusahaan.


(61)

berbeda sesuai dengan bidangnya. Semakin ke atas, jabatan yang diduduki semakin tinggi, sehingga tugas, wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki juga semakin besar.

Tugas, wewenang, dan tanggung jawab tertinggi terletak pada rapat umum pemegang saham. Pada sistem line and staf, setiap bawahan hanya mempunyai satu garis tanggung jawab kepada atasannya dan setiap atasan hanya memiliki satu garis komando kepada bawahannya. Sistem organisasi ini mempunyai kelebihan antara lain :

a. Dapat digunakan dalam organisasi skala besar dengan susunan organisasi yang kompleks dan pembagian tugas yang beragam.

b. Dapat menghasilkan keputusan yang logis dan sehat karena adanya pegawai yang ahli.

c. Lebih mudah dalam pelaksanaan pengawasan dan pertanggungjawaban. d. Cocok untuk perubahan yang cepat (rasionalisasi dan promosi).

e. Memungkinkan konsentrasi dan loyalitas tinggi terhadap pekerjaan.

B. Deskripsi Jabatan

Dalam melaksanakan kegiatan usaha, bentuk perseroan terbatas ini terdiri dari beberapa personil, yaitu:

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 2. Dewan direksi

3. Direktur utama 4. Direktur bidang 5. Kepala bagian


(62)

89 6. Kepala seksi

7. Kepala shift

8. Pegawai atau operator

1. Rapat Umum Pemegang Saham

Rapat umum pemegang saham merupakan kekuasaan tertinggi dalam perusahaan yang terdiri dari beberapa orang atau lembaga yang bertugas untuk mencari dan mengumpulkan modal perusahaan. Rapat umum pemegang saham membawahi dewan direksi. Tugas dan wewenang umum pemegang saham antara lain :

 Meminta pertanggungjawaban dewan direksi atas mandat yang telah dipercayakan.

 Mengesahkan hasil-hasil usaha serta neraca perhitungan laba-rugi tahunan perusahaan.

 Mengangkat dan memberhentikan dewan direksi.

2. Dewan Direksi

Dewan direksi terdiri dari satu orang direktur utama yang membawahi direktur teknik dan produksi, serta direktur keuangan dan administrasi. Tugas dan wewenang dewan direksi antara lain:

a. Direktur Utama Tugas dan wewenang:

 Memberikan pertanggungjawaban dalam rapat umum pemegang saham.


(63)

bertanggung jawab penuh terhadap kelangsungan perusahaan.

 Menetapkan tujuan pokok dan kebijaksanaan umum yang berkaitan dengan pengembangan serta kemajuan perusahaan secara keseluruhan.

Pendidikan : Sarjana Teknik Kimia (S-1/S-2)

Jumlah : 1 orang

b. Direktur Teknik dan Produksi

Direktur teknik dan produksi bertanggung jawab atas kelancaran teknik dan proses produksi dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya. Direktur ini membawahi kepala bagian teknik dan pemeliharaan, kepala bagian produksi, kepala bagian pengendalian mutu (quality control atau QC), penelitian dan pengembangan (litbang).

Tugas dan wewenang:

 Memimpin dan menetapkan kebijaksanaan di bidang teknik dan produksi, proses, pemeliharaan peralatan atau fasilitas, dan penelitian di laboratorium, sehingga menjamin keberlangsungan proses.

Pendidikan : Sarjana Teknik Kimia (Minimal S1)


(64)

91 c. Direktur Keuangan dan Administrasi

Direktur keuangan dan administrasi bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah keuangan dan administrasi perusahaan. Direktur ini membawahi kepala bagian keuangan dan pemasaran, kepala bagian administrasi, dan kepala bagian umum. Tugas dan wewenang :

 Memimpin dan menetapkan kebijaksanaan di bidang keuangan dan administrasi perusahaan, personalia, dan hubungan masyarakat (humas).

 Merencanakan dan mengawasi anggaran belanja dan pendapatan perusahaan.

Pendidikan : Sarjana Ekonomi/Hukum/Psikologi (S1)

Jumlah : 1 orang

d. Staf Ahli

Staf ahli terdiri dari tenaga-tenaga ahli yang bertugas membantu direktur bagian dalam menjalankan tugasnya, baik yang berhubungan dengan teknik maupun administrasi. Staf ahli bertanggung jawab terhadap direktur utama.

Tugas dan wewenang :

 Memberikan nasehat dan saran dalam perencanaan pengembangan perusahaan.

 Mengadakan evaluasi bidang teknik dan ekonomi perusahaan.


(65)

Jumlah : 2 orang

3. Kepala Bagian

Kepala bagian bertanggung jawab atas segala sesuatu dalam lingkup bidang kerja yang dipimpinnya. Seorang kepala bagian membawahi kepala seksi.

a. Kepala Bagian Teknik dan Pemeliharaan

Kepala bagian teknik dan pemeliharaan bertanggung jawab kepada direktur teknik dan produksi. Kepala bagian ini membawahi kepala seksi listrik, instrumentasi dan perlengkapan serta kepala seksi pemeliharaan dan bengkel.

Tugas dan wewenang :

 Bertanggung jawab terhadap pengelolaan pabrik secara teknis yang meliputi pemeliharaan alat, bengkel, gudang, dan perlengkapannya, serta penyediaan listrik.

Pendidikan : Sarjana Teknik Mesin (S1)

Jumlah : 1 orang

b. Kepala Bagian Produksi

Kepala bagian produksi bertanggung jawab kepada direktur teknik dan produksi. Kepala bagian ini membawahi kepala seksi proses dan kepala seksi utilitas.

Tugas dan wewenang :

 Bertanggung jawab atas operasi pabrik di unit proses dan unit utilitas serta menjaga kelangsungan proses produksinya.


(66)

93 Pendidikan : Sarjana Teknik Kimia (S1)

Jumlah : 1 orang

c. Kepala Bagian Pengendalian Mutu, Penelitian dan Pengembangan Kepala bagian pengendalian mutu, penelitian dan pengembangan membawahi kepala seksi laboratorium dan pengendalian mutu (QC), serta kepala seksi penelitian dan pengembangan.

Tugas dan wewenang :

 Mengkoordinasi dan mengawasi pengendalian mutu, penelitian, pengembangan di laboratorium, dan perawatan peralatan proses untuk menunjang efisiensi pabrik.

Pendidikan : Sarjana Teknik Kimia (S1)

Jumlah : 1 orang

d. Kepala Bagian Keuangan dan Pemasaran

Kepala bagian keuangan dan pemasaran membawahi kepala seksi keuangan dan kepala seksi pemasaran.

Tugas dan wewenang :

 Memimpin, mengkoordinasi, mengawasi, dan mendata semua sirkulasi keuangan termasuk pembelian bahan baku, bahan pembantu, dan penjualan hasil, serta bertanggung jawab pada pembukuan perusahaan.

Pendidikan : Sarjana Ekonomi/Akuntansi (S1)


(67)

Kepala administrasi membawahi kepala seksi personalia dan kepala seksi tata usaha (TU).

Tugas dan wewenang:

 Mengkoordinasi serta bertanggung jawab terhadap kegiatan administrasi pabrik, personalia dan tata usaha.

Pendidikan : Sarjana Ekonomi/Psikologi (S1)

Jumlah : 1 orang

f. Kepala Bagian Umum

Kepala bagian umum membawahi kepala seksi sarana dan hubungan masyarakat (humas) serta kepala seksi keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja (K3).

Tugas dan wewenang :

 Melayani kepentingan perusahaan yang berkenaan dengan masyarakat sekitar maupun masyarakat dalam perusahaan sendiri.

 Mengatur pelayanan keamanan, kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan bagi seluruh karyawan.

 Mengkoordinasi dan mengawasi kegiatan kepegawaian dan pendidikan kilat.

Pendidikan : Sarjana Sosial Politik/Psikologi/Hukum/Ekonomi


(68)

95 4. Kepala Seksi

Kepala seksi (kasi) bertanggung jawab kepada kepala bagian yang menaunginya sesuai dengan seksi kerjanya. Seorang kepala seksi membawahi beberapa kepala shift.

a. Kepala Seksi Listrik, Instrumentasi, dan Perlengkapan Tugas dan wewenang:

 Bertanggung jawab terhadap penyediaan listrik serta alat-alat instrumentasi.

Pendidikan : Sarjana Teknik Elektro/Teknik Mesin (S1)

Jumlah : 1 orang

Bawahan : 3 orang kepala shift(D3 Teknik Mesin) 8 orang operator (STM Listrik)

b. Kepala Seksi Pemeliharaan Bengkel Tugas dan wewenang:

 Bertanggung jawab terhadap kegiatan perawatan dan penggantian alat-alat pabrik serta fasilitas pendukungnya.

Pendidikan : Sarjana Teknik Mesin (S1)

Jumlah : 1 orang

Bawahan : 3 orang kepala shift(D3 Teknik Mesin) 8 orang operator (STM Mesin)

c. Kepala Seksi Proses Tugas dan wewenang :

 Memimpin langsung dan memantau kelancaran proses produksi. Pendidikan : Sarjana Teknik Kimia (S1)


(69)

Bawahan : 6 orang kepala shift(D3 Teknik Mesin)

48 orang operator (STM)

d. Kepala Seksi Utilitas Tugas dan wewenang :

 Bertanggung jawab terhadap penyediaan air, steam, bahan bakar, dan udara tekan baik untuk proses maupun instrumentasi.

Pendidikan : Sarjana Teknik Kimia/Teknik Mesin (S1)

Jumlah : 1 orang

Bawahan : 6 orang kepala shift(D3 Teknik Mesin) 16 orang operator (STM)

e. Kepala Seksi Laboratorium dan Pengendalian Mutu Tugas dan wewenang :

 Menyelenggarakan pemantauan hasil (mutu) dan pengolahan limbah.

Pendidikan : Sarjana Teknik Kimia (S1)/MIPA

Jumlah : 1 orang

Bawahan : 5 orang (D3 MIPA/Analitik) f. Kepala Seksi Penelitian dan Pengembangan

Tugas dan wewenang :

 Mengkoordinir kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan produksi dan efisiensi proses secara keseluruhan.

Pendidikan : Sarjana Teknik Kimia (S1)


(70)

97 Bawahan : 5 orang (D3 Teknik Kimia/Teknik Mesin)

g. Kepala Seksi Keuangan Tugas dan wewenang :

 Bertanggung jawab terhadap pembukuan serta hal-hal yang berkaitan dengan keuangan perusahaan.

Pendidikan : Sarjana Ekonomi/Akuntansi (S1)

Jumlah : 1 orang

Bawahan : 2 orang staf (D3 Ekonomi/Akuntansi) 4 orang asisten (SMK/sederajat) h. Kepala Seksi Pemasaran

Tugas dan wewenang :

 Mengkoordinasi kegiatan pemasaran produk dan pengadaan bahan baku pabrik.

Pendidikan : Sarjana Ekonomi (S1)

Jumlah : 1 orang

Bawahan : 2 orang staf (D3 Ekonomi/Akuntansi) 4 orang asisten (SMK/sederajat) i. Kepala Seksi Personalia

Tugas dan wewenang :

 Mengkoordinasi kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian. Pendidikan : Sarjana Hukum/Psikologi (S1)

Jumlah : 1 orang

Bawahan : 2 orang staf (D3 Komunikasi/Psikologi) 4 orang asisten (SMU/sederajat)


(1)

105 3. Pakaian kerja

Pakaian kerja diberikan kepada setiap karyawan sejumlah 3 pasang untuk setiap tahunnya.

4. Pengobatan

 Biaya pengobatan bagi karyawan yang menderita sakit yang diakibatkan oleh kerja ditanggung perusahaan.

 Biaya pengobatan bagi karyawan yang menderita sakit tidak disebabkan oleh kecelakaan kerja diatur berdasarkan kebijakan perusahaan.

5. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)

Asuransi tenaga kerja diberikan oleh perusahaan bila karyawannya lebih dari 10 orang.

G. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Dalam prarencanaan suatu pabrik, keselamatan kerja harus diperhatikan. Kesinambungan suatu perusahaan dipengaruhi oleh keadaan karyawannya. Dengan adanya keselamatan kerja dari suatu perusahaan berarti adanya suatu usaha untuk menciptakan unjuk kerja yang aman, bebas dari kecelakaan, kebakaran, dan hal lain yang membahayakan. Ruang lingkup bagian keselamatan kerja secara umum meliputi:

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan, kebakaran, bahaya bahan kimia, dan penyakit yang timbul akibat kerja.

2. Mengamankan alat-alat instalasi, alat-alat produksi, dan bahan-bahan produksi.


(2)

106 Jika kecelakaan kerja terjadi, maka hal ini dapat menimbulkan banyak kerugian, baik dari segi ekonomi maupun sosial. Usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga keselamatan kerja para karyawan dan pabrik itu sendiri antara lain:

1. Membina dan memberikan keterampilan serta latihan keselamatan kerja bagi karyawan.

2. Mengadakan pengawasan yang ketat bagi proses. 3. Memberikan sangsi bagi yang melanggar ketertiban.

Pencegahan yang disebabkan oleh kondisi yang berbahaya, diprioritaskan sesuai dengan tingkatan bahaya yang terjadi, menghilangkan sumber bahaya, mengendalikan bahaya, dan memakai pelindung diri. Bahaya kecelakaan yang dapat terjadi pada pabrik benzena ini adalah bahaya dari bahan kimia dan bahaya mekanis lainnya. Usaha-usaha dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya tindakan ataupun kondisi yang membahayakan, namun tentunya harus disertai kesadaran dan disiplin yang tinggi dalam upaya menciptakan keselamatan kerja.


(3)

X. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis ekonomi yang telah dilakukan terhadap Prarancangan Pabrik 2-hydroxyadipaldehyde dari Acrolein dan Air dengan kapasitas 40.000 ton/tahun dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

1. Percent Return on Investment(ROI) sesudah pajak adalah 16,334 %. 2. Pay Out Time(POT) sesudah pajak adalah 1,786 tahun

3. Break Even Point (BEP) sebesar dimana syarat umum pabrik di

Indonesia adalah 30 – 60 % kapasitas produksi. Shut Down Point(SDP) sebesar 42,575 %, yakni batasan kapasitas produksi sehingga pabrik harus berhenti berproduksi karena merugi.

4. Discounted Cash Flow Rate of Return (DCF) sebesar 63,93 %, lebih besar dari suku bunga bank sekarang sehingga investor akan lebih memilih untuk berinvestasi ke pabrik ini dari pada ke bank.

B. SARAN

Pabrik 2-hydroxyadipaldehyde dari Acrolein dan H2O dengan kapasitas empat puluh ribu ton per tahun sebaiknya dikaji lebih lanjut baik dari segi proses maupun ekonominya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

, “Statistik Perdagangan Luar Negeri (Impor)”, jilid 1, Biro Pusat Statistik, Jakarta.

Aries, R.S., and Newton, R.D., 1955, “Chemical Engineering Cost Estimation“, Mc Graw-Hill Book Co. Inc, New York.

Brown, G.G., 1978, “Unit Operation”, John Wiley & Sons Inc, New York.

Brownell, L.E., and Young, E.H., 1979, “Process Equipment Design”, John Wiley & Sons Inc, New York.

Chopey, W., 1957, ”Calculation in Chemical Engineering”, Mc Graw-Hill Book Co. Inc, New York.

Coulson, J.M., and Richardson J.F., 1986, ”Chemical Engineering”, Vol.6 Pergmon Press, Oxford.

Foust, A.S.,1981, ”Principle of Unit Operation“, John Wiley & Sons Inc, New York.


(5)

Kirk, R.E. and Othmer, D.F., 1983, ”Encyclopedia of Chemical Technology”, 3rd ed, the Interscience encyclopedia inc, New York.

Ludwig,E.E., 1965, ”Applied Process Design for Chemical and Petrochemical Plants”, Vol.1-3, Gulf Publising Co.Houston, Texas.

Mc. Cabe, W.L., and Smitch, J.C. 1967, ”Unit Operation of Chemical Engineering”, Asian Student Edition, Mc. Graw-Hill book Kogakusha Ltd, Tokyo.

Perry, R.H., and Chilton, J.H., 1984, ”Chemical Engineering Hand Book”, 6thed, Mc. Graw-Hill book Kogakusha Ltd, Tokyo.

Powell, S.T., 1954, ”Water Conditioning for Industry”, Mc Graw-Hill Book Co. Inc, New York.

Rase, H.F., 1977, ”Chemical Reactor Design for Process Plant”, Vol.1, John Wiley & Sons Inc, New York.

Reid, R.C., and Sherwood, T.K., 1977, ”The Properties of Gases and Liquid”, 3rd ed, Mc Graw-Hill Book Co. Inc, New York.

Sanders, H.J., 1958, ”Industrial and Engineering Chemistry”, Vol. 50, Staff Industry Report, New York.

Smith, J.M., and Van Ness, H.C. 1959, ”Introduction to Chemical Engineering Thermodynamic”, 2nded, Mc. Graw-Hill book Kogakusha Ltd, Tokyo.


(6)

Smith, C.W., 1957, “Acrolein”, shell Development Company, John Wiley & Sons Inc, New york, London.

Treyball, R.E.,1968, ”Mass Transfer Operation”, 2nd ed, Mc. Graw-Hill book Kogakusha Ltd, Tokyo.

Vilbrandt, F.C., and Dyden, C.E.,1959, ”Chemical Engineering Plant Design”, 4th ed, Mc. Graw-Hill book Kogakusha Ltd, Tokyo.

Wallas, S.M., 1959, ”Reaction kinetics for Chemical Engineers”, Mc Graw-Hill Book Co. Inc, New York.

Whetstone, R.R., and Ballard, S.A., 1953,”Preparation of 2-Hydroxy-1,6-Hexandial”, United States Patent Office 2,639,297, Shell Development Co, San Fransisco..

www. matche.com, 2014