Road Map STRANAS 2010 LAP HASIL PENELITIAN STRANAS

waria berharap masyarakat mau menerima waria dalam berhubungan seksual dengan lelaki, 28 berharap memperoleh kemudahan prosedur dan rendahnya biaya dalam operasi kelamin, dan 13 berharap dapat diterima dalam dunia kerja tanpa dianggap aneh. Namun demikian, penelitian dari Soedijati 1995 ini belum menemukan cara bagaimana meng entaskan waria untuk tidak ”turun jalan” lagi dan bagaimana mengembangkan usaha produktif mandiri.

E. Road Map

Dalam penelitian yang pernah peneliti lakukan dengan judul ”Model Pendidikan Kewirausahaan Bagi Masyarakat Pengangguran Perkotaan Sebagai Usaha Penanggulangan Kemiskinan Di Lingkungan Penduduk Asli Di Kota Yogyakarta ”, pengembangan model pendidikan kewirausahaan bagi masyarakat pengangguran perkotaan sebagai usaha penanggulangan kemiskinan di lingkungan penduduk asli, dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:

1. Membangun Sikap Kreatif Dan Inovatif.

Penduduk miskin sebagai peserta program perlu ditumbuhkan sikap kreatif dan inovatif dalam berwirausaha. Kreativitas bukan suatu bakat bawaan yang hanya dimiliki orang jenius saja. Kreativitas merupakan suatu proses yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Kreativitas berarti menghadirkan suatu gagasan baru. Kaitan kreativitas dan inovasi sangat erat sekali. Inovasi merupakan penerapan secara praktis gagasan kreatif. Membangun sikap kreatif dan inovatif dilakukan melalui pemberian serangkaian pengetahuan dan pelatihan.

2. Meningkatkan Spirit Kewirausahaan

Dari berbagai definisi kewirausahaan, dapat ditarik benang merah bahwa kewirausahaan merupakan kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Spirit Kewirausahaan ini dapat ditingkatkan melalui pemberian serangkaian pengetahuan dan pelatihan yang diharapkan dapat menanamkan kesadaran bahwa faktor dominan penentu keberhasilan adalah berasal dalam diri orang itu sendiri, dan untuk tidak tergantung pada orang lain. Penduduk miskin sebagai peserta program perlu dimotivasi untuk dapat merintismengembangkan usaha yang dapat meningkatkan pendapatan mereka dengan menggunakan sumber- sumber dan kemampuan mereka sendiri.

3. Meningkatkan KemampuanKeterampilan dan Pengelolaan Keuangan Usaha Kecil

Peningkatan kemampuanketerampilan penduduk miskin sebagai peserta program dapat dicapai melalui pelatihan yang berkelanjutan, melalui cara-cara partisipatif, maksudnya pelaksanaan pelatihan menyesuaikan luangnya waktu peserta program dan jenis pelatihan untuk meningkatkan keterampilan peserta program disesuaikan dengan kebutuhan. Jenis pelatihan dapat berupa pelatihan pembuatan kue, kursus menjahit dengan nara sumber yang ahli di bidang tersebut. Pelatihan semacam ini dapat membantu peserta program untuk mengembangkan usaha sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Keterampilan mengelola keuangan usaha juga diperlukan oleh pelaku usaha meskipun usaha tersebut merupakan usaha kecil. Pengelolaan keuangan yang baik akan dapat mengukur kinerja keuangan usahanya dengan lebih baik dan mengambil keputusan usaha secara tepat. Pelatihan mengenai pengelolaan keuangan usaha sangat penting dilakukan untuk membantu pelaku usaha dalam mengelola usaha kecilnya secara profesional.

4. Perintisan atau Pengembangan Usaha

Setelah cukup diberikan serangkaian pengetahuan pelatihan untuk menumbuhkan motivasi, membangun sikap kreatif dan inovatif, meningkatkan spirit kewirausahaan, serta meningkatkan kemampuanketerampilan dan pengelolaan keuangan usaha, tahapan yang penting berikutnya adalah kegiatan praktik berupa perintisanpengembangan usaha sesuai dengan potensi yang dimiliki. Kesuksesan dalam tahap ini dipengaruhi oleh dukungan baik berupa modal usaha atau barang-barang modalperalatan usaha. Selain itu perlu dilakukan pendampingan pada tahap awal perintisanpengembangan usaha. Selama pelaksanaan program, tim peneliti berperan sebagai pendamping bagi pelaku usaha peserta program.

5. Pengembangan Jaringan Usaha

Setelah usaha yang dirintisdikembangkan berjalan, tahap selanjutnya yang diperlukan adalah pengembangan jaringan usaha, dalam rangka keberlanjutan usaha, melalui perluasan jaringan pemasaran. Perlu dikembangkan pengorganisasian kelompok- kelompok usaha, disertai dengan peningkatan kemampuan para anggotanya membangun dan mempertahankan jaringan dengan berbagai sistem sosial di sekitarnya. Jaringan ini sangat penting dalam menyediakan dan mengembangkan berbagai akses terhadap sumber dan kesempatan bagi peningkatan keberdayaan penduduk miskin. Gambar siklus pemecahan masalah dalam penelitian mengenai strategi pemberdayaan ekonomi melalui life skill education sebagai usaha pengentasan kemiskinan bagi komunitas waria yang saat ini akan peneliti lakukan, dapat dilihat dalam sajian dalam bentuk kerangka berpikir sebagai berikut ini: Gambar 1. Siklus Pemecahan Masalah dalam Strategi pemberdayaan Ekonomi Melalui Model Life Skill Education Bagan di atas ini adalah kerangka berfikir yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu apabila penerapan strategi pemberdayaan ekonomi bagi komunitas waria melalui life skill education di Kotamadya Yogyakarta didasarkan atas kebutuhan peserta program yang didukung oleh pemerintah dan LSM, adanya bantuan peralatan serta permodalan memadai akan mampu untuk mengembangkan kegiatan usaha produktif, sehingga akan membawa dampak pada aktifitas kerja waria, yang akan mampu memberikan pendapatan Peran Serta Pemerintah dan LSM Modal Kerja Kelompok Usaha Produktif Mengidentifikasi Masalah LIFE SKILL EDUCATION MODEL Peralatan Usaha penghasilan yang ”halal” bagi waria, dan dalam jangka panjang juga berdampak pada penurunan kemiskinan pada komunitas waria.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian