Pemberian Ekstrak Ganggang Cokelat dan Bradyrhizobium Japonicum untuk Meningkatkan Hara Nitrogen dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merr.)

PEMBERIAN EKSTRAK GANGGANG COKELAT DAN Bradyrhizobium japonicum UNTUK MENINGKATKAN UNSUR HARA NITROGEN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) SKRIPSI OLEH : RYRIEN INDRIYATI 100301113/ILMU TANAH
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
Universitas sumatera utara

PEMBERIAN EKSTRAK GANGGANG COKELAT DAN Bradyrhizobium japonicum UNTUK MENINGKATKAN UNSUR HARA NITROGEN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) SKRIPSI OLEH : RYRIEN INDRIYATI 100301113/ILMU TANAH Skripsi sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
Universitas sumatera utara

Judul Penelitian
Nama NIM Program Studi Minat

: Pemberian Ekstrak Ganggang Cokelat dan Bradyrhizobium japonicum untuk Meningkatkan Hara Nitrogen dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merr.)
: Ryrien Indriyati : 100301113 : Agroekoteknologi : Ilmu Tanah

Disetujui oleh Komisi Pembimbing

Ir. Alida Lubis, MS Ketua

Jamilah, SP, MP. Anggota


Mengetahui, Prof. Dr. Ir. T. Sabrina, M.Sc Ketua Program Studi Agroekoteknologi
Universitas sumatera utara

ABSTRACT
This research aimed to determine the effect of brown seaweed extract and Bradyrhizobium japonicum and their interaction to increase N availability and Soybean Production. This research was conducted in the green house and Soil Biology laboratory of Fakultas Pertanian USU in Juny-October 2014, used Randomized Block Design (RBD) factorial consisting of 2 factors and 3 replications. The first factor was brown seaweed extract concentration consisting of 4 treatments (0, 10, 20 and 30 %/polybag) and the second factor was Bradyrhizobium japonicum consisting of 2 treatments (with and without Bradyrhizobium japonicum). The result showed that brown seaweed extract significantly affected increase number and weight of root nodule, shoot dry and root weight, number and weight of seed, and N absorption but not significantly affected increase C-organic, plant height, number of branch, and decrease soil pH, N-availability of soil and plant. Bradyrhizobium japonicum significantly affected increase number and weight of root nodule, shoot dry and root weight, and number of seed, but not significantly affected increase soil pH, C-organic, N absorption, plant height, number of branch, seed dry weight, and decrease Navailability of soil and plant.The best result was found in the combination of 20% brown seaweed extract concentrartion. Keywords : brown seaweed extract, Bradyrhizobium japonicum, nitrogen, soybean
Universitas sumatera utara

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak ganggang cokelat dan Bradyrhizobium japonicum serta interaksinya dalam meningkatkan hara nitrogen dan produksi tanaman kedelai. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kasa dan Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian USU pada Juni-Oktober 2014, menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial, dengan 2 faktor dan 3 blok. Faktor pertama adalah konsentrasi ekstrak ganggang cokelat yang terdiri dari 4 perlakuan (0, 10, 20 dan 30 % / polibag) dan faktor kedua adalah Bradyrhizobium japonicum yang terdiri dari 2 perlakuan (tanpa dan dengan Bradyrhizobium japonicum). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak ganggang cokelat berpengaruh nyata meningkatkan jumlah dan bobot bintil akar, berat kering tajuk dan akar, jumlah dan berat biji, dan serapan N tanaman, namun tidak berpengaruh nyata meningkatkan C-organik tanah, tinggi tanaman dan jumlah cabang serta menurunkan pH, N total tanah dan tanaman. Pemberian Bradyrhizobium japonicum berpengaruh nyata meningkatkan jumlah dan bobot bintil akar, berat kering tajuk dan akar, dan jumlah biji, namun tidak berpengaruh nyata meningkatkan pH, C-organik tanah, serapan N tanaman, tinggi tanaman, jumlah cabang dan berat biji serta menurunkan N total tanah dan tanaman. Hasil terbaik diperoleh pada kombinasi konsentrasi ekstrak ganggang cokelat 20%. Kata kunci : ekstrak ganggang cokelat, Bradyrhizobium japonicum, nitrogen, kedelai
Universitas sumatera utara

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 16 Juli 1992 dari Ayah Jumadi dan Ibu Sri Ratna Dewi. Penulis merupakan putri pertama dari empat bersaudara. Tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri 4 Medan dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui Ujian Masuk Bersama Perguruan Tinggi Negeri (UMBPTN). Penulis memilih program studi Agroekoteknologi minat Ilmu Tanah Fakultas Pertanian. Selama perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi (HIMAGROTEK), Ikatan Mahasiswa Ilmu Tanah (IMILTA), Pengajian Al-Bayan Ilmu Tanah, dan sebagai sekretaris Departemen Informasi dan Kreativitas BKM Al-Mukhlisin FP USU (2011-2013). Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Bakrie Sumatera Plantations Kebun Gurah Batu Unit I Kisaran, Asahan, Sumatera Utara.
Universitas sumatera utara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemberian Ekstrak Ganggang Cokelat dan Bradyrhizobium japonicum untuk Meningkatkan Hara Nitrogen dan Produksi Tanaman Kedelai”
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis atas kasih sayang baik moril, materil, dan do’a yang telah diberikan kepada penulis, kepada adikadik penulis yang telah medukung dan memotivasi penulis, kepada Ibu Ir. Alida Lubis, MS dan Ibu Jamilah, SP, MP selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai arahan dan masukan berharga kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini, serta kepada Dr. Santosh Kumar Sethi, MSc., Ph.D dari Centre For Nanobiotechnology VIT University, India, yang telah banyak memberi informasi, saran dan referensi kepada penulis.
Di samping itu, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program Studi Agroekoteknologi serta temanteman Ilmu Tanah stambuk 2010 dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, November 2014

Penulis
Universitas sumatera utara

DAFTAR ISI
Hal.
ABSTRACT............................................................................................................ i
ABSTRAK .............................................................................................................. ii
RIWAYAT HIDUP................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI........................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... viii
PENDAHULUAN Latar Belakang ..................................................................................... 1 Tujuan Penelitian ................................................................................. 3 Hipotesis Penelitian ............................................................................. 3 Kegunaan Penelitian ............................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA Ganggang Cokelat (Sargassum polycystum C. Agardh)...................... 4 Bradyrhizobium japonicum.................................................................. 9 Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) ........................................ 14
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................. 16 Bahan dan Alat..................................................................................... 16 Metode Penelitian ................................................................................ 16 Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 18 Pengambilan Sampel Tanah.......................................................... 18 Persiapan Bakteri Bradyrhizobium japonicum ............................. 18 Pembuatan Ekstrak Ganggang Cokelat......................................... 18 Persiapan Tanah, Penanaman dan Pemupukan ............................. 18 Aplikasi Rhizobium dan Ekstrak Ganggang Cokelat .................. 19 Pemeliharaan Tanaman ................................................................ 19 Pemanenan .................................................................................... 19 Pengamatan Parameter.................................................................. 19
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ..................................................................................................... 21 Pembahasan.......................................................................................... 34
Universitas sumatera utara

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ........................................................................................ 43 Saran .................................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Universitas sumatera utara

DAFTAR TABEL
No. Hal. 1. Reaksi tanah (pH) akibat pemberian ekstrak ganggang cokelat dan
Bradyrhizobium japonicum.............................................................................. 21 2. C-organik tanah akibat pemberian ekstrak ganggang cokelat dan
Bradyrhizobium japonicum.............................................................................. 22 3. N-total tanah akibat pemberian ekstrak ganggang cokelat dan
Bradyrhizobium japonicum.............................................................................. 22 4. Tinggi tanaman akibat pemberian ekstrak ganggang cokelat dan
Bradyrhizobium japonicum.............................................................................. 23 5. Jumlah cabang akibat pemberian ekstrak ganggang cokelat dan
Bradyrhizobium japonicum.............................................................................. 23 6. Jumlah bintil akar akibat pemberian ekstrak ganggang cokelat dan
Bradyrhizobium japonicum.............................................................................. 24 7. Bobot bintil akar akibat pemberian ekstrak ganggang cokelat dan
Bradyrhizobium japonicum.............................................................................. 25 8. Berat kering tajuk akibat pemberian ekstrak ganggang cokelat dan
Bradyrhizobium japonicum.............................................................................. 27 9. Berat kering akar akibat pemberian ekstrak ganggang cokelat dan
Bradyrhizobium japonicum.............................................................................. 28 10. N-total tanaman akibat pemberian ekstrak ganggang cokelat dan
Bradyrhizobium japonicum.............................................................................. 29 11. Serapan N tanaman akibat pemberian ekstrak ganggang cokelat dan
Bradyrhizobium japonicum.............................................................................. 30 12. Jumlah biji akibat pemberian ekstrak ganggang cokelat dan
Bradyrhizobium japonicum.............................................................................. 31 13. Berat biji akibat pemberian ekstrak ganggang cokelat dan
Bradyrhizobium japonicum.............................................................................. 33
Universitas sumatera utara

DAFTAR GAMBAR


No. Hal.

1. Pengaruh konsentrasi ekstrak ganggang terhadap jumlah bintil akar ................
2. Pengaruh konsentrasi ekstrak ganggang terhadap bobot bintil akar .................. 3. Pengaruh konsentrasi ekstrak ganggang terhadap berat kering tajuk ................ 4. Pengaruh konsentrasi ekstrak ganggang terhadap berat kering akar ................. 5. Pengaruh konsentrasi ekstrak ganggang terhadap serapan N tanaman .............. 6. Pengaruh konsentrasi ekstrak ganggang terhadap jumlah biji ........................... 7. Pengaruh konsentrasi ekstrak ganggang terhadap bobot biji .............................

25 26 27 29 31 32 33

Universitas sumatera utara

DAFTAR LAMPIRAN
No. Hal.
1. Formula media spesifik bakteri Bradyrhizobium japonicum ............................ 43 2. Hasil analisis awal tanah ................................................................................... 43 3. Hasil analisis sampel ekstrak ganggang cokelat ............................................... 43 4. Hasil Analisis N-total tanah dan tanaman......................................................... 43 5. Data pH (H2O) tanah......................................................................................... 44 6. Sidik ragam pH (H2O) tanah ............................................................................. 44 7. Data C-organik tanah (%) ................................................................................. 45 8. Sidik ragam C-organik tanah ............................................................................ 45 9. Data N-total tanah (%) ...................................................................................... 46 10. Sidik ragam N-total tanah ................................................................................. 46 11. Data tinggi tanaman (cm)................................................................................. 47 12. Sidik ragam tinggi tanaman ............................................................................. 47 13. Data jumlah cabang (cabang)........................................................................... 48 14. Sidik ragam jumlah cabang.............................................................................. 48 15. Data jumlah bintil akar (bintil)......................................................................... 49 16. Sidik ragam jumlah bintil akar......................................................................... 49 17. Data bobot bintil akar (g) ................................................................................. 50 18. Sidik ragam bobot bintil akar........................................................................... 50 19. Data berat kering tajuk (g) ............................................................................... 51 20. Sidik ragam berat kering tajuk ......................................................................... 51 21. Data berat kering akar (g) ................................................................................ 52 22. Sidik ragam berat kering akar .......................................................................... 52 23. Data N-tanaman (%) ........................................................................................ 53 24. Sidik ragam N-tanaman.................................................................................... 53 25. Data serapan N-tanaman (g/tanaman) .............................................................. 54 26. Sidik ragam serapan N-tanaman ..................................................................... 54 27. Data jumlah biji (biji)....................................................................................... 55 28. Sidik ragam jumlah biji.................................................................................... 55 29. Data berat biji (g) ............................................................................................. 56 30. Sidik ragam berat biji ....................................................................................... 56
Universitas sumatera utara

ABSTRACT
This research aimed to determine the effect of brown seaweed extract and Bradyrhizobium japonicum and their interaction to increase N availability and Soybean Production. This research was conducted in the green house and Soil Biology laboratory of Fakultas Pertanian USU in Juny-October 2014, used Randomized Block Design (RBD) factorial consisting of 2 factors and 3 replications. The first factor was brown seaweed extract concentration consisting of 4 treatments (0, 10, 20 and 30 %/polybag) and the second factor was Bradyrhizobium japonicum consisting of 2 treatments (with and without Bradyrhizobium japonicum). The result showed that brown seaweed extract significantly affected increase number and weight of root nodule, shoot dry and root weight, number and weight of seed, and N absorption but not significantly affected increase C-organic, plant height, number of branch, and decrease soil pH, N-availability of soil and plant. Bradyrhizobium japonicum significantly affected increase number and weight of root nodule, shoot dry and root weight, and number of seed, but not significantly affected increase soil pH, C-organic, N absorption, plant height, number of branch, seed dry weight, and decrease Navailability of soil and plant.The best result was found in the combination of 20% brown seaweed extract concentrartion. Keywords : brown seaweed extract, Bradyrhizobium japonicum, nitrogen, soybean
Universitas sumatera utara

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak ganggang cokelat dan Bradyrhizobium japonicum serta interaksinya dalam meningkatkan hara nitrogen dan produksi tanaman kedelai. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kasa dan Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian USU pada Juni-Oktober 2014, menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial, dengan 2 faktor dan 3 blok. Faktor pertama adalah konsentrasi ekstrak ganggang cokelat yang terdiri dari 4 perlakuan (0, 10, 20 dan 30 % / polibag) dan faktor kedua adalah Bradyrhizobium japonicum yang terdiri dari 2 perlakuan (tanpa dan dengan Bradyrhizobium japonicum). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak ganggang cokelat berpengaruh nyata meningkatkan jumlah dan bobot bintil akar, berat kering tajuk dan akar, jumlah dan berat biji, dan serapan N tanaman, namun tidak berpengaruh nyata meningkatkan C-organik tanah, tinggi tanaman dan jumlah cabang serta menurunkan pH, N total tanah dan tanaman. Pemberian Bradyrhizobium japonicum berpengaruh nyata meningkatkan jumlah dan bobot bintil akar, berat kering tajuk dan akar, dan jumlah biji, namun tidak berpengaruh nyata meningkatkan pH, C-organik tanah, serapan N tanaman, tinggi tanaman, jumlah cabang dan berat biji serta menurunkan N total tanah dan tanaman. Hasil terbaik diperoleh pada kombinasi konsentrasi ekstrak ganggang cokelat 20%. Kata kunci : ekstrak ganggang cokelat, Bradyrhizobium japonicum, nitrogen, kedelai
Universitas sumatera utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang Ganggang laut atau makroalga merupakan salah satu sumber daya laut
terperbaharui yang memiliki banyak manfaat antara lain sebagai sumber makanan, pakan ternak, industri farmasi, pupuk, dan bahan baku untuk industri pembuatan phycocolloid seperti agar, alginat dan carragenan. Pemanfaatan gangang laut dan penelitiannya sebagai pupuk organik telah banyak dilakukan di berbagai negara antara lain Inggris, Prancis, Spanyol, India, Malaysia, China dan Jepang. Berdasarkan data FAO (2006) setiap tahunnya dihasilkan lebih dari 15 juta metrik ton produk olahan ganggang laut, termasuk didalamnya adalah pupuk organik. Akan tetapi gangang laut yang banyak terdapat di lautan Indonesia belum banyak dimanfaatkan.
Penggunaan ekstrak ganggang laut sebagai pupuk dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan kapasitas memegang air, menyediakan unsur hara disamping itu juga memperbaiki struktur tanah (Dhargalkar and Pereira, 2005), melindungi tanaman dari serangan penyakit dan stres terhadap lingkungan seperti cekaman salinitas, kekeringan dan suhu yang rendah (Chojnacka et al., 2012). Ekstrak ganggang mengandung unsur hara makro dan mikro, karbohidrat, asam amino, antibiotik, auksin, giberelin dan vitamin. Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa pemberian ekstrak ganggang juga meningkatkan hasil panen kacang tanah 25% (Temple and Bomke, 1989), hasil panen tomat hingga 99% (Csizinszky, 1984) dan hasil panen mentimun (Passam et al., 1995). Selain itu, ganggang laut mengandung polisakarida dan
Universitas sumatera utara

alginat yang dapat mengaktifkan pertumbuhan jamur dan bakteri simbiotik di rhizosfer (Chojnacka et al., 2012).
Salah satu bakteri simbiotik adalah Rhizobium, yang merupakan bakteri penambat N yang bersimbiosis dengan tanaman legum. Pemanfaatan Rhizobium sebagai pupuk hayati dapat meningkatkan ketersediaan N bagi tanaman kacangkacangan, salah satunya kacang kedelai, yang merupakan tanaman sumber protein untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2012), kebutuhan kedelai nasional mencapai 2.3 juta ton sedangkan produksi kedelai nasional hanya 843.15 ribu ton. Hal ini berarti Indonesia mengimpor sekitar 70% kedelai untuk memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri. Berdasarkan hal tersebut maka perlu diupayakan peningkatan produksi kedelai dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan impor kedelai, salah satunya dengan penggunaan rhizobium.
Hasil penelitian Noortasiah (2005) pemberian Rhizobium untuk tanaman kedelai pada lahan rawa lebak dapat menggantikan fungsi pupuk N sampai dengan 22,5 kg N/ha atau dapat mengefisienkan pemupukan N sampai 22,5 kg N/ha dan meningkatkan hasil biji kering yaitu mencapai 2.696,3 kg/ha. Pasaribu (1989) dalam Purwaningsih et al. (2012) menyatakan adanya inokulasi Rhizobium yang efektif, 50-75 % total kebutuhan nitrogen dapat dipenuhi dari fiksasi oleh Rhizobium.
Dengan mengaplikasikan ekstrak ganggang cokelat bersamaan dengan Rhizobium, diharapkan ekstrak ganggang cokelat dapat mengoptimalkan kerja Rhizobium dalam memfiksasi N. Selain itu unsur hara yang terkandung dalam ekstrak ganggang cokelat diharapkan dapat diserap secara optimal oleh tanaman
Universitas sumatera utara

kedelai sehingga meningkatkan produksinya. Berdasarkan hasil penelitian Sethi and Adhikary (2009), Rhizobium bila dikombinasikan dengan ekstrak ganggang akan meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen tanaman kacangkacangan seperti Arachis hypogea dan Vigna mungo dimana meningkat 12-25% lebih tinggi dari kontrol.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti pemberian ekstrak ganggang cokelat dan Rhizobium sp. untuk meningkatkan hara nitrogen dan produksi tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merr.) Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak ganggang cokelat dan Bradyrhizobium japonicum terhadap peningkatan hara nitrogen dan produksi tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merr.). Hipotesis Penelitian
Pemberian ekstrak ganggang cokelat dan Bradyrhizobium japonicum serta interaksi keduanya dapat meningkatkan hara nitrogen dan produksi tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merr.). Kegunaan Penelitian - Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana Pertanian di
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. - Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Universitas sumatera utara

TINJAUAN PUSTAKA
Ganggang Cokelat (Sargassum polycystum C. Agardh) Sargassum polycystum merupakan salah satu spesies dari makroalga divisi
Phaeophyta. Phaeophyta memiliki pigmen fotosintetik klorofil a dan c, xantofil, fukoxantin, dan diatosantin. Cadangan makanan Phaeophyta berupa laminaran dan mannitol. Dinding sel umumnya mengandung asam alginat dan asam fucinat. Ciri-ciri umum pada Sargassum mempunyai talus silindris berduri-duri kecil merapat, membentuk cakram kecil dengan diatasnya secara karakteristik terdapat perakaran/stolon yang rimbun berekspansi ke segala arah. Batang pendek dengan percabangan utama tumbuh rimbun (Iqbal, 2008).
Tubuhnya selalu berupa talus yang multiseluler yang berbentuk filament, lembaran atau menyerupai semak atau pohon yang dapat mencapai beberapa puluh meter, terutama jenis-jenis yang hidup di daerah beriklim dingin. Sel vegetatif mengandung kloroplas berbentuk bulat, bulat panjang seperti pita, mengandung klorofil a dan klorofil c serta beberapa xantofil misalnya fukosantin. Cadangan makanan berupa laminarin dan manitol. Dinding sel mengandung selulose dan asam alginate (Sulisetjono, 2009).
Sargassum tumbuh berumpun dengan untaian cabang-cabang. Panjang talus utama mencapai 1-3 m dan tiap-tiap percabangan terdapat gelembung udara berbentuk bulat yang disebut “Bladder” berguna untuk menopang cabang-cabang talus terapung ke arah permukaan air untuk mendapatkan intensitas cahaya matahari (Birsyam, 1992).
Universitas sumatera utara

Ganggang cokelat (Sargassum polycystum C. Agardh) merupakan salah satu dari berbagai jenis ganggang yang banyak tersebar di laut seperti Filipina, Thailand, Indonesia, Eropa dan Karibia (Diniz and Volesky, 2005). Alga atau ganggang coklat ini umumnya tumbuh di laut yang tidak terlalu dingin dan sedang, terdampar di pantai, melekat pada batu-batuan dengan alat pelekat (semacam akar). Apabila di laut yang iklimnya sedang dan dingin, talusnya dapat mencapai ukuran besar dan sangat berbeda bentuknya. Ada yang hidup sebagai epifit pada talus dan ada juga yang hidup sebagai endofit. Ganggang Sargassum tumbuh sepanjang tahun, tumbuhan ini bersifat perenial atau setiap musim barat maupun timur dapat dijumpai di berbagai perairan. Habitat pada spesies ini di daerah tropis hingga subtropis. Bukan merupakan alga endemik perairan Indonesia, tetapi banyak ditemukan di perairan nusantara terutama di KTI (Yudianto, 2006).
Ekstrak ganggang adalah generasi baru dari pupuk organik alami yang sangat efektif, bernutrisi dan mempercepat perkecambahan benih serta meningkatkan hasil dan kemampuan adaptasi banyak tanaman. Pupuk ganggang dapat diserap oleh tanaman dalam beberapa jam setelah aplikasi dan aman untuk manusia, hewan dan lingkungan. Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa penyemprotan pupuk pada tanaman telah meningkatkan penyerapan nutrisi dalam tanaman. Daun menyerap nutrisi dalam waktu 10 sampai 15 menit setelah aplikasi (Sathya et al., 2010).
Praktik-praktik budidaya pertanian membutuhkan lebih banyak pupuk untuk hasil yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia. Ekstrak ganggang mengandung hormon pertumbuhan tanaman, regulator,
Universitas sumatera utara

promotor, karbohidrat, asam amino, antibiotik, auksin, giberelin dan vitamin sehingga dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil tanaman, perkecambahan biji, ketahanan terhadap es/salju, jamur dan serangan serangga (Erulan et al., 2009). Oleh karena itu, pupuk ganggang memiliki peran penting untuk diapikasikan di bidang pertanian, khususnya di negara dunia yang menggunakan pupuk kimia dan pestisida secara irrasional sehingga menyebabkan keprihatinan (Sathya et al., 2010).
Sejumlah kalium, nitrogen, hormon pengatur tumbuh, unsur mikro, asam humat dan lain-lain hadir dalam ganggang membuat pupuk ini sangat baik. Pupuk yang berasal dari ganggang (Fucus, Laminaria, Ascophyllum dan Sargassum) yang biodegradable, tidak beracun, dan tidak menyebabkan polusi yang berbahaya bagi manusia, hewan dan burung. Pupuk kimia telah menurunkan kesuburan tanah dengan membuatnya asam, sehingga tidak cocok digunakan dalam budidaya tanaman. Rumput laut atau ganggang selain meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan kapasitas memegang air dan mengandung sejumlah unsur hara yang memadai disamping itu juga dapat memperbaiki struktur tanah (Dhargalkar and Pereira, 2005).
Pemberian ekstrak rumput laut telah terbukti untuk meningkatkan kapasitas memegang air tanah. Ganggang coklat kaya polisakarida ditambah dengan sifatnya hidrofilik yang merupakan senyawa penting dalam industri pertanian dan farmasi. Alginat terdapat pada dinding sel ganggang sebagai garam campuran. Asam alginat bergabung dengan ion dalam tanah membentuk kompleks dengan berat molekul tinggi yang menyerap kelembaban, menaikkan, mempertahankan kelembaban tanah dan memperbaiki struktur tanah sehingga
Universitas sumatera utara

aerasi dan aktivitas kapiler pori tanah lebih baik, dimana hal ini kembali merangsang pertumbuhan sistem perakaran tanaman dan aktivitas mikroba (Gandiyappan and Perumal, 2001) .

Pemberian ekstrak ganggang memicu pertumbuhan mikroba yang menguntungkan dimana hasil metabolisme mikroba tersebut baik untuk tanah. Ekstrak ganggang cair meningkatkan kesuburan tanah dengan cara meningkatkan kapasitas memegang air oleh tanah dan juga membantu dalam pertumbuhan mikrobia tanah. Beberapa mikroba menguntungkan seperti Rhizobium bila dikombinasikan dengan ekstrak ganggang akan meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen tanaman kacang-kacangan seperti Arachis hypogea dan Vigna mungo dimana meningkat 12-25 % lebih tinggi dari kontrol (Sethi and Adhikary, 2009 ).
Challen and Hemingway (1965) dalam Kalaivanan and Venkatesalu (2012) melaporkan bahwa ekstrak sargassum mengandung zat pemacu pertumbuhan seperti Indole Acetic acid (IAA) dan Indole Butirat Acid (IBA), giberelin A dan B, sitokinin, unsur hara mikro (Fe, Cu, Zn, Co, Mo, Mn dan Ni), vitamin dan asam amino. Sedangkan Kingman and Moore (1982) dalam Thirumaran et al (2009) menyatakan bahwa dibandingkan pupuk organik lainnya, pupuk ganggang kaya akan kalium namun mengandung sedikit nitrogen dan fosfor.
Hasil penelitian Sridhar and Rengasamay (2010), tanaman kacang tanah yang diberi perlakuan pupuk cair ganggang dengan konsentrasi 1,0% dikombinasi dengan pupuk kimia dengan dosis 50% dari dosis rekomendasi menghasilkan 4.1 kg berat segar/plot dibandingkan dengan tanaman hanya dengan perlakuan pupuk kimia dengan dosis 100% rekomedasi yang hanya
Universitas sumatera utara

menghasilkan 3.7 kg berat segar/plot. Hal ini disebabkan Pupuk cair ganggang cokelat ditemukan lebih unggul dibandingkan pupuk kimia karena mengandung bahan organik yang tinggi (Aitken and Senn, 1965 dalam Sridhar and Rengasamay, 2010)
Pupuk ganggang memiliki keuntungan yaitu bebas dari gulma dan jamur patogen tumbuhan darat. Ekstrak cair dari ganggang coklat dijual sebagai pupuk hayati atau biostimulant dalam berbagai merek. Jumlah kalium terlarut, mineral lainnya dan berbagai unsur hara yang terdapat dalam rumput laut mudah diserap oleh tanaman dan mencegah defisiensi hara (Crouch and Van Staden, 1993).
Penelitian yang dilakukan di India oleh Ramu and Nallamuthu (2012) membuktikan bahwa pupuk cair yang berasal dari rumput laut efektif dalam meningkatkan zat pengatur tumbuh dan nutrisi tanaman lebih banyak. Kedua peneliti juga merekomendasikan kepada para petani agar pupuk cair rumput laut dapat diterapkan untuk tanaman padi di India Selatan untuk mencapai perkecambahan, pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik, dimana pupuk ini juga ramah lingkungan. Selain itu hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa pemberian pupuk cair ganggang meningkatkan hasil panen kacang 25% (Temple and Bomke, 1989), hasil panen tomat hingga 99% (Csizinszky, 1984) dan hasil panen mentimun (Passam et al., 1995).
Ganggang cokelat juga memiliki kemampuan menyerap logam beracun. Yang and Volesky (1999) menyatakan bahwa sargassum adalah ganggang coklat yang mengandung alginat dengan kelompok karboksilat berlimpah yang mampu menangkap kation dalam larutan. Matriks alginat dalam fase gel mudah ditembus
Universitas sumatera utara

oleh kation-kation logam sehingga dengan demikian sesuai digunakan sebagai biosorben dengan potensi penyerapan tinggi.
Umumnya ekstrak ganggang dibuat dengan cara merebus bahan dengan tekanan tertentu. Akan tetapi cara pembuatan ini tergatung pada jenis ganggang dan ketersediaan alat dan bahan. Oleh sebab itu metode ekstraksi berbeda dari peneliti yang satu dengan peneliti yang lain dan juga disesuaikan dengan cara aplikasi yang digunakan untuk tanaman (Mohanty et al., 2013). Beberapa cara pembuatan ekstrak ganggang cokelat yang dilakukan oleh beberapa peneliti antara lain Erulan et al. (2009) merebus 1 kg ganggang yang telah dipotong-potong dalam satu liter air selama satu jam, kemudian menyaring ekstraknya. Ramamoorthy et al. (2006) membuat ekstrak dengan cara merebus 500 g tepung ganggang dalam satu liter air selama 30 menit hingga volume larutan mencapai 500 mL. Sedangkan metode yang dilakukan Thangam et al. (2003) adalah mencampurkan 200 mL air dengan 10 g tepung ganggang lalu mengautoklafnya selama 30 menit, setelah diingin kemudian disentifusi dan supernatan dikeringkan pada suhu 60oC selama 48 jam. Bradyrhizobium japonicum
Bakteri fiksasi N2 yang hidup bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan (rhizobia) disebut juga sebagai bakteri bintil akar (root nodulating bacteria). Pemanfaatan rhizobia sebagai inokulan pupuk hayati dapat meningkatkan ketersediaan N bagi tanaman, yang dapat mendukung peningkatan produktivitas tanaman kacang-kacangan. Keefektivan inokulasi rhizobia dipengaruhi oleh kesesuaian inokulan rhizobia dengan jenis dan varietas tanaman dan jenis tanah yang diinokulasi, serta faktor kompetisi dengan rhizobia
Universitas sumatera utara

indigenous. Rhizobium yang dapat menodulasi tanaman kedelai secara efektif dikenal sebagai Bradyrhizobium japonicum. Bradyrhizobium dan Sinorhizobium dapat menyediakan seluruh kebutuhan N tanaman kedelai, sehingga memegang peranan penting dalam penghematan penggunaan pupuk N (Sumarno dan Saraswati, 2008).
Rhizobium merupakan jenis mikroba penambat N yang mampu bersimbiosis dengan tanaman legum. Berdasarkan taksonominya, Rhizobium masuk ke dalam divisi Protophyta, kelas Schizomycetes, ordo Eubacteriales, famili Rhizobiceae dan genus Rhizobium. Klasifikasi Rhizobium berdasarkan pengelompokkan inokulasi silang. Prinsip pengelompokkan inokulasi silang didasarkan pada kemampuan suatu isolat Rhizobium untuk membentuk bintil pada genus-genus yang terbatas dari spesies legum yang satu sama lain berkerabat dekat. Rhizobium hidup bebas dalam tanah dan dalam daerah perakaran tumbuhtumbuhan legum maupun bukan legum. Walaupun demikian, bakteri Rhizobium dapat bersimbiosis hanya dengan tumbuh-tumbuhan legum, hanya dengan menginfeksi akarnya dan membentuk bintil akar di dalamnya (Subba Rao, 1997).
Rhizobium merupakan mikroba penghuni tanah yang bersifat heterotrof dan tumbuh baik pada temperatur 25°C sampai 30°C. Rhizobium dapat melakukan simbiosis umumnya dengan tanaman dari famili Leguminosae. Simbiosis yang terjadi antara Rhizobium dengan tanaman Legume ialah dengan terbentuknya bintil akar (nodul) (Subba Rao, 1997). Menurut Pelczar and Chan (1988) dalam Sari (2010), simbiosis antara tanaman legum dan bakteri ini adalah saling menguntungkan (mutualisme) untuk kedua pihak. Karena simbiosis ini pupuk nitrogen dapat dihemat penggunaannya. Bakteri mendapatkan energi (fotosintat)
Universitas sumatera utara


dari tanaman inang sedangkan tanaman inang mendapat unsur nitrogen dari bakteri untuk melangsungkan kehidupannya.
Pada penambatan N udara, tanaman kedelai bersimbiosa dengan bakteri Rhizobium yang disebut Bradyrhizobium japonicum yang sebelumnya dikenal dengan nama Rhizobium japonicum (Bereiner and Day, 1995 dalam Muhibuddin, 2010). Pada lahan-lahan yang sebelumnya tidak pernah ditanami kedelai, inokulasi dengan menggunakan Bradyrhizobium japonicum merupakan tindakan yang tepat, karena pada lahan pertanian yang tidak pernah ditanami kedelai atau kacang-kacangan, bakteri Rhizobium jarang atau hampir tidak ditemukan sama sekali (Somasegaran et al., 1995 dalam Muhibuddin, 2010)
Berdasarkan hasil penelitian Noortasiah (2005) pemberian rhizobium untuk tanaman kedelai pada lahan rawa lebak mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman kedelai baik jumlah polong isi, penyerapan N aktif, tanaman tumbuh lebih tinggi, hasil biji kering tertinggi mencapai yaitu 2.696,3 kg/ha, meningkatkan bobot bintil akar (115,3 mg/tanaman) untuk yang diberi legin dibandingkan dengan bobot bintil akar (81,7 mg/tanaman). Pada tanah bekas pertanaman kedelai di lahan lebak, pemberian rhizobium dapat mengefisienkan pupuk N sampai 22,5 kg N/ha, hal ini berarti bahwa inokulan rhizobium mampu bersimbiosis secara aktif sehingga menghasilkan pertumbuhan tanaman yang lebih baik.
Hasil penelitian Lakshmi and Gupta (1997) menunjukkan bahwa pemberian inokulan rhizobium mampu meningkatkan pembentukan bintil akar, fiksasi nitrogen dan pertumbuhan tanaman kedelai. Hasil yang sama juga dibuktikan oleh penelitian Radhakrishnan and Chatrath (1991) terhadap tanaman
Universitas sumatera utara

kacang tanah dimana terjadi peningkatan berat basah , berat kering dan jumlah kandungan nitrogen tanaman.
Beberapa peneliti melaporkan bahwa rhizobia menghasilkan zat pengatur tumbuh seperti asam indol asetat, auksin, sitokinin, zat giberelin yang merangsang dan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Disamping memfiksasi nitrogen dan menghasilkan zat pengatur tumbuh, Rhizobium japonicum diketahui menunjukkan aktivitas tinggi dalam melawan F. solani dan M. phaseolina yang merupakan agen penyebab penyakit busuk akar pada tanaman kedelai, dan bisa digunakan sebagai elemen penting dalam pengelolaan penyakit busuk akar (Al-Ani et al., 2012). Selain itu De Freitas et al. (1997) juga melaporkan bahwa rhizobia meningkatkan P tersedia untuk tanaman. Fosfat merupakan hara utama dalam perkembangan akar dan pembentukan polong kedelai. Penelitian Natakorn Boonkerd dari Suranaree University, Thailand, menunjukkan fosfat meningkat 89% pada tanah yang diberi rhizobium dan tanpa pupuk (Novriani, 2011).
Dari beberapa penelitian yang ada dapat diperoleh keuntungan penggunaan bakteri rhizobium adalah: 1) mampu meningkatkan ketersedian unsur hara, tidak mempunyai bahaya atau efek sampingan; 2) efisiensi penggunaan yang dapat ditingkatkan sehingga bahaya pencemaran lingkungan dapat dihindari; 3) harganya relatif murah, dan; 4) teknologinya atau penerapannya relatif mudah dan sederhana (Novriani, 2011).
Proses pembentukan bintil akar terdiri dari beberapa tahap yaitu kolonisasi rhizobia di rhizosfer, adsorpsi rhizobia pada bulu akar, pelengkungan bulu akar dan infeksi bulu akar oleh rhizobia diikuti pembentukan bintil akar (Hanafiah, et al., 2009).
Universitas sumatera utara

Pembentukan bintil diawali oleh akar yang mengeluarkan triptofan dan senyawa lain yang menyebabkan peningkatan jumlah Rhizobium di sekitar akar. Triptofan digunakan oleh bakteri dan diubah menjadi asam indolasetat (IAA) dan dipengaruhi oleh asam-2-ketoglutarat & asam glutamat yang bertindak sebagai substrat (Arsyad, 2007). Subba Rao (1977) menyatakan bahwa IAA inilah yang menyebabkan bulu-bulu akar membengkok sebelum bakteri masuk kedalamnya.
Di dalam bintil akar, bakteri akan membentuk struktur yang menggembung serta dapat mengikat nitrogen dari udara yang dikenal dengan nama bakteroid. Bintil akar yang aktif menambat nitrogen umumnya besar dan berwarna merah muda (karena leghemoglobin) dengan jaringan bakteroid yang berkembang dan terorganisasi dengan baik (Alexander,1978 dalam Arsyad, 2007).
Proses pembentukan bintil akar menurut Subba Rao (1977) secara ringkas yaitu rambut akar normal kemudian terjadi pengeluaran zat organik (eksudasi bahan-bahan organik/triptofan) oleh akar. Setelah itu terjadi akumulasi Rhizobia dalam rhizosfer. Triptofan diubah menjadi asam indolasetat oleh bakteri dan terjadi penggulungan dan deformasi rambut akar. Kemudian masuknya polisakarida dari Rhizobium ke dalam bulu-bulu akar, polisakarida bereaksi dengan komponen sel-sel bulu akar membentuk suatu organiser. Organiser menyebabkan terbentuknya polygalacturonase diikuti oleh depolimerisasi pectin dinding sel. Kemudian Rhizobium masuk ke dalam dinding sel (invaginasi) membentuk suatu struktur benang infeksi. Benang-benang infeksi yang mengandung bakteri berbentuk tongkat diperluas masuk ke dalam sel bulu akar dipandu oleh nukleus sel bulu akar. Masuknya benang infeksi ke dalam akar dan bercabang dan membentuk nodul.
Universitas sumatera utara

Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) Kedelai yang dibudidayakan di Indonesia merupakan tanaman semusim,
tanaman tegak dengan tinggi 40 – 90 cm, bercabang, memiliki daun tunggal dan daun bertiga, bulu pada daun dan polong tidak terlalu padat dan umur tanaman antara 72 – 90 hari (sumarno et al., 2007)

Kedelai tumbuh baik pada tanah yang gembur, lembab, tidak tergenang air, dan memiliki pH 6 – 6,8. pada pH 5,5 kedelai masih dapat berproduksi, meskipun tidak sebaik pada pH 6 – 6,8. pada pH > setara 0 mL / 5x aplikasi G1 : 10% (10 mL ekstrak + 90 mL air) >> setara 50 mL / 5x aplikasi G2 : 20% (20 mL ekstrak + 80 mL air) >> setara 100 mL / 5x aplikasi G3 : 30% (30 mL ekstrak + 70 mL air) >> setara 150 mL / 5x aplikasi Faktor 2 : Bradyrhizobium japonicum

R0 : tanpa pemberian R1 : 15 mL inokulum rhizobium Dengan demikian diperoleh sebanyak 48 unit penelitian.

Adapun susunan kombinasi perlakuan yaitu:

G0R0

G0R1

G1R0

G1R1

G2R0

G2R1

G3R0


G3R1

Model linier Rancangan Acak Kelompok :

Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + Σijk

Dimana :

Yijk : Respon yang diperoleh pada pemberian ekstrak ganggang cokelat ke-j dan

rhizobium ke-k pada ulangan ke-i

µ : Nilai Tengah Umum

ρi : Pengaruh ulangan ke-i

αj : Pengaruh pemberian ekstrak ganggang cokelat ke-j

βk : Pengaruh pemberian rhizobium ke-k


Universitas sumatera utara

(αβ)jk : Pengaruh interaksi pemberian ekstrak ganggang cokelat ke-j dan pemberian rhizobium ke-k Σijk : Faktor galat dari perlakuan
Selanjutnya data di analisis dengan Analisis Varian pada setiap parameter yang diukur dan diuji lanjutan bagi perlakuan yang nyata dengan menggunakan Uji Jarak Duncan (Duncan’s Multiple Range Test) taraf 5 % Pelaksanaan Penelitian Pengambilan Sampel Tanah
Pengambilan contoh tanah inceptisol dilakukan di Kecamatan Kwala Bekala di lokasi penelitian Aboretum USU. Tanah diambil secara zig-zag pada kedalaman 0 – 20 cm kemudian dikompositkan dan dicampurkan secara merata. Selanjutnya dilakukan analisis awal yang meliputi persen kadar air dan kadar air Kapasitas Lapang, pH (H2O) dengan metode elektrometri, C-organik tanah metode Walkley and Black, N-total (%) dengan metode Kjeldhal. Persiapan Bakteri Bradyrhizobium japonicum
Kultur murni bakteri Bradyrhizobium japonicum diperoleh dari koleksi laboratorium Biologi Tanah Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Isolat tersebut selanjutnya diinokulasi pada media YEM cair (Lampiran 1) dan dishaker selama seminggu. Pembuatan Ekstrak Ganggang Cokelat
Untuk setiap 100 g ganggang cokelat yang telah dikeringkan, ditambahkan 1000 ml aquadest dan direbus selama 15 menit atau hingga volume air berkurang setengahnya. Selanjutnya hasil rebusan disaring menggunakan saringan dan didinginkan.
Universitas sumatera utara

Persiapan Tanah, Penanaman dan Pemupukan Tanah inceptisol ditimbang setara 10 kg berat tanah kering udara dan
dimasukkan ke dalam polybag. Kemudian benih kedelai ditanam sebanyak 2 benih per polybag. Pada saat penanaman ini diaplikasikan pupuk dasar yaitu urea 25 kg/ha (0.125 g/polybag), SP-36 150 kg/ha (0.75 g/polybag) dan KCl 100 kg/ha (0.5 g/polybag). Setelah berumur ± 2 minggu dilakukan penjarangan dengan hanya menyisakan satu tanaman yang dianggap baik. Aplikasi Ekstrak Ganggang Cokelat dan Bradyrhizobium japonicum
Ekstrak ganggang cokelat dan Bradyrhizobium japonicum diaplikasikan seminggu setelah tanam. Bradyrhizobium japonicum diberikan sekali saja yaitu sebanyak 15 mL/polybag. Ekstrak ganggang terlebih dahulu diencerkan dengan air sesuai perlakuan dan diaplikasikan ke tanaman seminggu sekali sampai pada masa vegetatif berakhir (5 x aplikasi). Pengaplikasian dilakukan pada pagi hari. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan menyiram tanaman setiap hari pada pagi dan sore hari sampai kondisi tanah kapasitas lapang dan dilakukan penyiangan gulma. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menyesuaikan kondisi di lapangan. Pemanenan
Pemanenan dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dilakukan pada saat akhir masa vegetatif sebanyak 24 sampel, yang diambil adalah sampel tanah dan tanaman. Sedangkan tahap kedua pada saat akhir masa generatif sebanyak 24 sampel, yang dipanen adalah polong kedelai.
Universitas sumatera utara

Pengamatan Parameter parameter yang diamati yaitu :
− pH (H2O) metode elektrometri (1 : 2.5) pada akhir vegetatif − C-organik tanah metode Walkley and Black pada akhir vegetatif − N total tanah (%) metode Kjeldhal pada akhir vegetatif − Tinggi Tanaman (cm) pada akhir vegetatif − Jumlah cabang pada akhir vegetatif − Berat kering tajuk (g) pada akhir vegetatif − Berat kering akar (g) pada akhir vegetatif − N-tanaman metode destruksi basah pada akhir vegetatif − Serapan N-tanaman pada akhir vegetatif − Jumlah bintil akar pada akhir vegetatif − Bobot bintil akar pada akhir vegetatif − Jumlah biji per tanaman pada akhir generatif − Bobot biji per tanaman (g) pada akhir generatif
Universitas sumatera utara

Hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN

pH Tanah

Dari hasil sidik ragam (Lampiran 6) menunjukkan bahwa pemberian

ekstrak ganggang cokelat dan Bradyrhizobium japonicum serta interaksinya tidak

berpengaruh nyata terhadap pH tanah, disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Reaksi tanah (pH) akibat pemberian ekstrak ganggang cokelat dan Bradyrhizobium japonicum

Ekstrak Ganggang Cokelat (%)
G0 (0) G1 (10) G2 (20) G3 (30) Rataan

Bradyrhizobium japonicum (mL)

R0 (0)

R1 (15)

4.87 4.67

4.49 4.59

4.79 4.68

4.51 4.79

4.67 4.68

Rataan
4.77 4.54 4.74 4.65 4.67

Kriteria
Masam Masam Masam Masam Masam

Tabel 1. menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak ganggang cokelat secara

tidak nyata menurunkan pH tanah. Sedangkan pada perlakuan

Bradyrhizobium japonicum secara tidak nyata meningkatkan pH tanah. pH tanah

tertinggi pada perlakuan G0R0 sebesar 4.87 dan yang terendah pada perlakuan

G3R0 sebesar 4.51.

C-organik Tanah

Dari hasil sidik ragam (Lampiran 8) menunjukkan bahwa pemberian

ekstrak ganggang cokelat dan Bradyrhizobium japonicum serta interaksinya tidak

berpengaruh nyata terhadap C-organik tanah, disajikan pada Tabel 2.

Universitas sumatera utara

Tabel 2. C-organik tanah (%) akibat pemberian ekstrak ganggang cokelat dan

Bradyrhizobium japonicum

Ekstrak Ganggang Cokelat (%)

Bradyrhizobium japonicum

(mL)

R0 (0)

R1 (15)

Rataan Kriteria

G0 (0)

1.68 1.85 1.77 Rendah

G1 (10) 1.67 1.88 1.78 Rendah

G2 (20) 1.67 1.93 1.80 Rendah

G3 (30) 2.07 1.90 1.98 Rendah

Rataan 1.77 1.89 1.83 Rendah

Tabel 2. menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak ganggang cokelat dan

Bradyrhizobium ja