Studi karakter Morfologi dan Respon Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Mutan Argomulyo Pada Generasi M2

STUDI KARAKTER MORFOLOGI DAN RESPON HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.Merril) MUTAN ARGOMULYO PADA GENERASI M2 SKRIPSI OLEH : AZYUMA AZRA MOHARA 050307014/ BDP-PET
PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
Universitas Sumatera Utara

Judul Skripsi
Nama NIM Departemen Program Studi

: Studi karakter Morfologi dan Respon Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Mutan Argomulyo Pada Generasi M2 : Azyuma Azra Mohara : 050307014 : Budidaya Pertanian : Pemuliaan Tanaman

Disetujui oleh: Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. T. M. Hanafiah Oeliem, DAA) Ketua
NIP: 130 318 073

( Ir. Eva Sartini Bayu, MP ) Anggota
NIP: 132 056 643

Mengetahui
(Ir. Edison Purba, MSc. Ph.D) Ketua Departemen Budidaya Pertanian
NIP: 131 570 441
PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
The objectives of the research is to observe changes in morphology and yield of soybean (Glycine max (L.) Merrill) mutants Argomulyo at M2 generation using gamma irradiation. This research was conducted in Tanjungsari, Medan, North Sumatra in July 2009 to October 2009, used Randomized Block Design non-factorial consists of population M2 without irradiation (R0), M2 population with 100 gray dose radiation (R1), M2 population with 150 gray dose radiation (R2), and M2 populations with 200 gray dose radiation (R3). From the analysis results obtained that the effects of radiation on the age of harvest showed an increase of R2 and R3 (respectively 115.667 and 116.000 on the day) and the R1 (114.167 days) compared to R0 (113.500 days), where at plant height, flower initiation, number of leaf chlorophyll, number of productive branches, number of pods, 100 seed weight and harvest index showed no significant difference. In the M2 population increased the number of productive branches (4.33 branches) compared to the M1 population (2.03 branches), the number of pods also occur an increase in M2 population (55.06 pods) than the M1 population (32.66 pods) and the morphology of seed color change to reddish-brown color (R1 on block 4 sample 1). The highest heritability value on harvest time character (0.733), while the other characters showed low heritability values ( 0,5

: tinggi

h2 0,2- 0,5 : sedang

h2 < 0,2

: rendah.

(Stansfield, 1991).

Universitas Sumatera Utara

PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan Diukur areal pertanaman yang akan digunakan, dibersihkan dari gulma yang tumbuh pada areal tersebut. Kemudian dibuat plot percobaan dengan ukuran 70 cm x 50 cm.
Persiapan Media Tanam Media digemburkan dengan menggunakan cangkul, lalu diisikan ke polibek ditambahkan pupuk kandang. Kemudian polibek disusun sesuai bagan lahan percobaan.

Penanaman Penanaman dilakukan di polibek. Permukaan tanah pada polibek dibuat 2 lubang tanam dengan kedalaman + 2 cm. Kemudian dimasukkan 1 benih per lubang tanam dan ditutup dengan tanah top soil.
Pemupukan Pemupukan dilakukan sesuai dengan dosis anjuran kebutuhan pupuk kedelai yaitu 200 kg urea/ha ( 3,85 g /lubang tanam), 100 kg TSP/ha (1,925 g /lubang tanam), dan 100 kg KCl/ha (1,925 g/lubang tanam). Pemupukan urea dilakukan dalam 2 tahap yakni pada saat penanaman sebanyak setengah dosis anjuran dan setengah dosis lagi diberikan pada saat tanaman berumur 30 hari setelah tanam (HST) sedangkan untuk pupuk TSP dan KCl dilakukan pada saat penanaman.
Universitas Sumatera Utara

Pemeliharaan Tanaman

Penyiraman

Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan. Penyiraman dilakukan sore atau pagi hari.

Penjarangan

Penjarangan tanaman dilakukan ketika tanaman berumur 1 MST. Dan setiap lubang tanam ditinggalkan sebanyak 1 tanaman yang tumbuh baik.

Penyulaman

Penyulaman dilakukan apabila dalam satu polibek tidak ada benih yang

tumbuh atau pertumbuhannya abnormal. Penyulaman dilakukan paling lama


2

minggu setelah tanam (MST).

Penyiangan

Untuk menghindari persaingan antara gulma dengan tanaman, maka dilakukan penyiangan. Penyiangan gulma dilakukan secara manual atau menggunakan cangkul dengan membersihkan gulma yang ada didalam maupun diluar polibek. Penyiangan dilakuakan sesuai dengan kondisi dilapangan.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida Santoat 400 EC dengan dosis 0,5 cc/liter air, sedangkan pengendalian penyakit dilakukan penyemprotan fungisida Dithane M-45 dengan dosis 1 cc/liter air. Masingmasing disemprotkan pada tanaman yang terkena serangan.

Universitas Sumatera Utara

Panen Panen dilakukan dengan cara mencabut tanaman satu persatu secara manual. Adapun kriteria panennya adalah ditandai dengan kulit polong sudah berwarna kuning kecoklatan.
Pengamatan Parameter Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dari pangkal batang hingga titik tumbuh tanaman dengan menggunakan meteran. Pengukuran dilakukan pada saat stadia vegetatif sampai stadia generatif awal (V1-R1). Pengukuran dilakukan per stadia pertumbuhan tanaman. Umur Berbunga (hari)
Pengamatan dilakukan dengan menghitung umur tanaman pada saat tanaman memasuki stadium reproduktif R1, yaitu membukanya bunga pertama kali pada salah satu buku pada batang utama. Jumlah Klorofil Daun
Jumlah klorofil daun diamati dengan menggunakan alat Clorophyll meter. Daun yang akan diamati klorofilnya diambil pada bagian ujung, tengah dan pangkal daun, kemudian diambil rata-ratanya. Jumlah Klorofil diambil pada fase Vegetatif (V3) dan fase Generatif (R6). Umur Panen (hari)
Universitas Sumatera Utara


Pengamatan umur panen dihitung ketika tanaman memasuki R8 yaitu polong telah mencapai warna polong matang ± 95% yang ditandai dengan warna kecokelatan pada polong. Jumlah Cabang Produktif per Tanaman (cabang)
Cabang produktif adalah cabang dimana terdapatnya polong. Jumlah cabang produktif per tanaman dihitung pada saat berbunga penuh. Jumlah Polong Berisi per Tanaman (polong)
Dihitung jumlah polong berisi pada tiap-tiap tanaman, yaitu polong yang menghasilkan biji. Perhitungan dilakukan pada saat tanaman telah dipanen. Bobot 100 Biji (gram)
Penimbangan dilakukan dengan menimbang 100 biji dari masing-masing perlakuan pada tanaman sampel dengan menggunakan timbangn analitik. Indeks Panen
Indeks panen di hitung menggunakan rumus:

Bobot Biji

Indeks panen =

x 100%

Bobot Berangkasan + Bobot Biji

Nilai h² Heritabilitas dihitung untuk tiap parameter. Dilakukan pada akhir penelitian
dengan menggunakan rumus : h2 = σ 2 g = σ 2 g σ 2 p σ 2g +σ 2e

Universitas Sumatera Utara


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tinggi Tanaman

Hasil analisis secara statistika dengan metode analisis ragam dari tinggi

tanaman pada fase V1 s/d V9 dapat dilihat pada lampiran 5 s/d 20. Hasil analisis

ragam tersebut menunjukkan bahwa dosis radiasi tidak berbeda nyata pada vase V1s/d

V9. Rataaan tinggi tanaman dari beberapa populasi M2 pada fase V1 s/d V9 dapat

dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Rataan tinggi tanaman V1s/d V9 dari popilasi M2 dengan beberapa taraf

dosis radiasi.


Populasi M2

V1

Tinggi Tanaman Pada Stadia Pertumbuhan Vegetatif (cm) V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8

V9

I0 10.550 12.517 14.325 14.958 17.592 20.608 26.800 30.983 34.942

I1 11.450 13.108 15.167 15.958 18.892 21.850 28.225 32.542 36.792

I2 10.617 12.683 14.542 15.633 18.267 20.917 26.308 30.167 34.692

I3 10.400 12.717 14.358 15.208 17.883 21.550 27.150 31.492 34.675

Tabel 1 menunjukkan bahwa rataan tinggi tanaman pada V9 yang tertinggi

terdapat pada populasi