Tanggapan Tokoh Muhammadiyah PANDANGAN TOKOH-TOKOH MENGENAI ALIRAN SAPTO DARMO TURI

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id           Artinya : Kitab Al-Quran ini tidak ada keraguan pada nya dan petunjuk bagi orang yang bertakwa. Kata كلذ Zalika arti sebenarnya adalah ITULAH akan tetapi disini diartikan sama dengan ا ه Hadza yakni INILAH. Pemindahan arti ini diambil dari isyarat yang menggunakan huruf Lam yang menunjukkan jarak yang lebih jauh, untuk memberikan makna betapa tingginya kedudukan dan derajat al-Quran ini. 12 تكلا al-Kitab disini maksud nya adalah al-Quran. Bukan Injil, bukan Taurat dan bukan yang lain nya. هيف ي ا La Raiba fihi tidak ada keraguan pada nya, kata Ar-Raib artinya keraguan. Makna ayat ini adalah bahwa kitab al-Quran ini tidak ada keraguan didalamnya, dalam bentuk apapun, karena ia diturunkan dari sisi Allah Subhanahu wa taala. Dari Utsman r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda, “sebaik-baiknya kamu adalah orang yang belajar al Qur’an dan mengajarkannya.” Hr. Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah. Al Qur’an adalah inti agama. Menjaga dan menyebarkan sama dengan menegakan agama. Karenanya sangat jelas keutamaan mempelajari Al- Qur’an dan 12 Buya hamka, “ Tafsir Buya Hamka”, dalam https:tafsirbuyahamka.wordpress.com20110817al- baqarah-ayat-1-5 17 Januari 2016. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id mengajarkannya, walaupun bentuknya berbeda-beda. Yang paling sempurna adalah mempelajarinya, dan akan lebih sempurna lagi jika mengetahui maksud dan kandungannya. Sedangkan yang terendah adalah mempelajari bacaannya saja. Hadist di atas diperkuat oleh sebuah hadist yang diriwayatkan dari Sa’id bin Sulaim r.a. secara mursal bahwa barang siapa mempelajari al Qur’an tetapi ia menganggap bahwa orang lain yang telah diberi kelebihan yang lain lebih utama darinya, berarti ia telah menghina nikmat Allah. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari beberapa bab yang telah diuraikan di atas kiranya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sejarah munculnya ajaran kerohanian Sapto Darmo diawali dengan adanya pengakuan oleh seorang yang bernama Pak Seporo atau Hardjo Saputro yang berasal dari kota Pare Kabupaten Kediri Jawa Tengah bahwa pada tanggal 27 Desember 1952 telah menerima wahyu berupa Sujud, dilanjutkan pada tanggal 13 Februari berupa wahyu Racut dan pada tanggal 12 Juli 1954 diterima wahyu berupa simbol pribadi manusia. Kemudian ajaran ini disebarluaskan ke daerah-daerah di Jawa oleh Hardjosepuro. Pada tanggal 16 Desember 1964 Hardjosepuro yang pada waktu itu telah bergelar Bapak panuntun Sri Gutomo meninggal dunia dan digantikan oleh ibu Sri Suwartini yang bergelar Sri Pawenang, dibawah pimpinan Sri Pawenang kerohanian Sapto Darmo berkembang pesat, baik warga maupun sistem organisasinya. 2. Sapto darmo ini menurut pandangan sejumlah tokoh muslim kebanyakan tidak menyetujui dengan adanya aliran tersebut sebagai contoh pendapat tokoh Nu menyatakan bahwa aliran Sapto Darmo ini merupakan aliran sesat karena gerakan ibadah yang sangat menyimpang dari ajaran Islam mereka digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id sudah menunjukkan bahwa tuhan dalam bentuk semar. Menurut tokoh Muhammadiyah menyatakan bahwa aliran tersebut juga menyimpang karena tata cara ibadah yang salah, walaupun dalam perlakuan sehari-hari sangatlah baik, sopan dan juga rama tama terhadap masyarakat sekitar, pendapat ini hampir sama dengan pendapat tokoh Nu. Sedangkan menurut Ketua MUI Bojonegoro menyatakan bahwa aliran kepercayaan itu bukan agama karena yang dilakukan tidak sesuai dengan ajaran Islam seperti sujudnya mengahadap ke timur dan buku yang digunakan itu bukan Al- Quran dan hadits tapi buku yang diberikan oleh mereka yaitu buku wewarah ini. Tidak cocok dengan Al-Quran. Hanya saja aliran ini diperbolehkan oleh pemerintah dan masih banyak lagi aliran kepercayaan yang di perbolehkan di Indonesia ini.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan pada Aliran Sapto Darmo di desa Turi Gede Bojonegoro. Ada beberapa yang harus di pertimbangkan sebagai masukan maupun saran-saran yang bertujuan untuk kebaikan Penganut Aliran Sapto Darmo Didesa Turi Gede Bojonegoro adalah ebagai berikut: 1. Bagi warga Sapto Darmo agar tidak lagi menjalankan penghayatan kerohanian Sapto Darmo karena inti ajaranya tidak dapat digunakan sebagai pegangan hidup. 2. Bagi para penganut Sapto Darmo hendaknya mengetahui bahwa hanya Al- qur’an dan Hadist lah yang bisa dijadikan patokan dalam menjalankan hidup