49 sendiri salah satunya kawin Lari, maka akan diberikan sanksi
–sanksi yang diputuskan dalam sidang adat.
Hukum ini masih dianut sampai saat ini dan dijadikan sebagai landasan berpijak oleh seluruh masyarakat Kei. Sebagai wujud
mengabadikan hukum ini, guna dipelihara dan dipatuhi oleh masyarakat, maka oleh pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara dibangun
gedung pertemuan yang dinamakan “Larwul Ngabal” sedangkan Maluku Tenggara dinamakan juga sebagai Kota Beradat.
4.2.2 Sistem kekerabatan pada masyarakat Kei
Sistem kekerabatan yang ada di masyarakat Kei menganut sistem patrilineal kebapaan, maka menurut hasil wawancara tanggal 10-07-2013
dengan bapak Frans Hanoatubun tua adat menyebutkan ada sistem kekeluargaan atau kekerabatan dalam masyarakat Kei itu sendiri yang masih
ada dan diberlakukan oleh tiap-tiap desa yaitu sebagai berikut :
4.2.2.1 Yan Te
Istilah bahasa Kei “
Yan Te
“ adalah kependekaan dari
yanyanat
dan
teten
.
Yanyanat
berarti anak – anak dan
Teten
berarti orang tua. Jadi istilah
Yan Te
lebih menunjukkan kepada satu persatuan yang terdiri atas suami
– isteri dan anak – anak yang disatukan dalam suatu perkawinan. Keluarga di Kei di bentuk menurut prinsip Patrilinineal, yang artinya
setiap keluarga dilihat berdasarkan garis keturunan bapa. Jadi semua anak mengambil nama marga dari bapaknya. Sistem kekerabatan yan te
50 ini juga masih dipraktekan di Desa Wab, dimana semua anak
menggunakan keturunan dari bapak. Budaya patriarki yang dianut oleh masyarakat ini juga berlangsung dalam seluruh akrtivitas budaya mereka.
4.2.2.2 Fam
Dalam bahasa Kei fam dipahami sebagai mata rumah yang merupakan satu kelompok kerabat, bersifat universal dan berdasarkan
prinsip – prinsip patrilineal serta partilokal. Bentuk kekerabatan ini
berdasarkan adanya pertalian darah atau keturunan yang luas. Satu fam dicirikan oleh satu nama yang umum, yang diambil alih
oleh wanita yang kawin kedalamnya dan oleh budak- budak yang menjadi anggota dari fam itu. Seorang wanita yang meninggalkan
famnya pada waktu perkawinan, sama seperti seorang laki – laki yang
kawin tanpa membayar harta kawin
Vilin
, dan sama seperti budak yang bergantian majikannya. Mereka mengambil nama dari keturunan yang
dimasukinnya. Setiap fam atau marga pasti memiliki “mata rumah”, serta peran
dan fungsinya masing – masing, contohnya di Desa Wab Lokasi
Penelitian memiliki 11 mata rumah yaitu : a.
Jamngangun nama mata rumah Rahan Dengil. b.
Efruan nama mata rumah khotib atau ohortib.
51 c.
Rahakratat, Hanoatubun, Raubun, Sablohoubun, dan Lakesubun ke 5 marga tersebut mempunyai nama satu mata rumah yaitu Ubvan atau
Felaw. d.
Inuhan nama mata rumah Yarmas. e.
Jamlean nama mata rumah Hernar. f.
Lowaer nama mata rumah Sarwe. g.
Kadmaerubun nama mata rumah Korbib. h.
Kadtabalubun nama mata rumah Korbib. i.
Elmas nama mata rumah Yaan. j.
Warbal nama mata rumah Tukyar.
4.2.2.3 Rahanyam Dan Yanur Mangohoi