30
Menurut Harsojo 1982 :218 kebudayaan dalam arti abstrak tersusun dari pengertian- pengertian yang dapat diekspresikan atau ditangkap dengan perantara bahasa, sebagai salah
satu bentuk yang terpenting dari kemampuan manusia untuk menggunakan lambing dan tanda. Artinya manusia dapat mengembangkan kemampuannya untuk berpikir simbolik, yaitu
menggunakan pengertian-pengertian yang abstrak dengan alat bahasa. Menurut Hakayawa 1990: 102 kemampuan kita berpaling, kita melihat proses simbolik
yang sedang berlangsung. Proses simbolik menembus kehidupan manusia dalam tingkat paling primitive dan tingkat paling beradab.
Dengan demikian, interkasi manusia jembatani oleh penggunaan symbol-simbol, oleh penafsiran dan oleh kepastian makna dari tindakan-tindakan orang lain. Dalam kasus perilaku
manusia mediasi ini sama dengan penyisipan suatu proses penafsiran diantara stimulus dan respons, demikian kata Blumer 1969:78-79.
2.3.2. Manusia dalam Perspektif Teori Interaksi Simbolik
Menurut Blumer dan Poloma 1987: 266 keistimewaan pendekatan kaum interaksionis- simbolik ialah manusia dilihat saling menafsirkan atau membatasi masing-masing tindakan
mereka dan bukan hanya saling beraksi kepada setiap tindakan mereka dan bukan hanya saling beraksi kepada setiap tindakan itu menurut model stimulus respons. Penafsiran
menyediakan respons, berupa respons untuk “ bertindak” yang berdasarkan symbol-simbol.” Interaksi- Simbolik yang diketengahkan Blummer mengandung sejumlah ide-ide dasar, yang
dapat diringkas sebagai berikut: 1.Masyarakat terdiri dari manusia yang berinterkasi, kegiatan tersebut saling bersesuaian
melalui tindakan bersama membentuk apa yang dikenal sebagai organisasi atau structural social.
31
1. Interaksi terdiri dari berbagai kegiatan manusia yang berhubungan dengan
kegiatan manusia lainnya. Interaksi- interkasi non-simbolik mencakup stimulus respons yang sederhana.
Objek-objek dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori yang luas :a objek fisik seperti meja, tanaman dan mobil; b objek social seperti ibu, guru, menteri dan teman; c
objek abstrak seperti nilai-nilai, hak dan peraturan. Menurut Blumer 1969:10-11 dunia objek diciptakan, disetujui, ditransformasikan, dan dikesampingkan lewat interaksi simbolik.
Dari uraian diatas maka disimpulkan bahwa kegiatan pembentuk symbol adalah satu diantara kegiatan-kegiatan dasar manusia, dan merupakan proses fundamental pikiran yang
berlangsung setiap waktu. Manusia secara khas bebas menentukan, menghasilkan, dan mengubah nilai simbol-simbol bahkan dapat menjadikan symbol-simbol bagi symbol-simbol.
Bahasa simbol yang paleng rumit, halus dan berkembang merupakan suatu sistem untuk menginformasikan dalam bentuk lambang, segala macam informasi. Dalam masyarakat yang
bagaimanapun bentuknya selalu terdapat suatu bahasa. Bahasa bersifat simbolik, artinya suatu perkataan mampu melambangkan arti apapun.
Proses simbolik menembus kehidupan manusia dalam tingkat paling primitive dan juga paleng beradab. Sedikit hal saja yang manusia lakukan atau ingin lakukan, miliki atau ingin
miliki yang tidak memiliki nilai simbolik. Manusia saling menerjemahkan dan saling mendefinisikan melakukan Iterpretasi atas symbol-simbol yang diterimanya, bukan sekedar
reaksi belaka dari tindakan seseorang terhadap orang lain, tetapi didasarkan atas “makna” yang diberikan terhadap tindakan orang lain itu.
32
2.4 Strategi Komunikasi 2.4.1 Konsep Strategi Komunikasi
Startegi komunikasi merupakan paduan perencanaan komunikasi communication planning dengan manajemen komunikasi communication manajemen untuk mencapai
suatu tujuan yang telah ditetapkan effendi, onong uchana, 2004: 32. Jadi strategi komunikasi menurut penulis adalah adalah suatu cara atau taktik rencana dasar yang
menyeluruh dari rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan oleh sebuah organisasi untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa sasaran dengan memiliki sebuah panduan perencanaan
komunikasi communication planning dengan manajemen komunikasi management communication untuk mencapai tujuan.
Para ahli komunikasi dalam tahun terahir ini fokus pada strategi komunikasi, karena hasil tidaknya suatu kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi
komunikasi yang dijalankan. Pihak lain, tanpa adanya strategi komunikasi media massa yang semakin modern saat ini banyak dipergunakan dinegara berkembang karena mudah diperoleh
dan relative mudah dioperasionalkan, tetapi bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif. Dengan demikian strategi komunikasi komunikasi baik secara makro
planned multi-media strategy maupun secara mikro single communication medium strategy mempunyai fungsi ganda Effendy, Onong Uchana, 2004; 28 yaitu
menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informative, persuasive, instrusif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil optimal dan menjembatani “culture gap”
akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.