Pengujian Sensor Suhu Pengujian Sistem Keseluruhan

Gambar 4.7. Suhu awal sensor. Gambar 4.8. Suhu setelah dipanaskan. Berdasarkan pengujian sensor suhu, dapat disimpulkan bahwa sensor dapat bekerja dan informasinya dapat ditampilkan pada halaman web “kontrol”.

4.6. Pengujian Sistem Keseluruhan

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui sistem yang telah direalisasikan dengan cara pengendalian system: 1. Melakukan pengontrolan peralatan menggunakan koneksi internet melalui PC. 2. Melakukan pengontrolan peralatan tanpa menggunakan koneksi internet melalui Smartphone . 3. Melakukan pengontrolan melalui penjadwalan tanpa menggunakan koneksi internet melalui PC. Setiap pengujian yang dilakukan, modul master dan modul slave berkomunikasi menggunakan komunikasi jala-jala. Prosedur pengujian yang telah dilakukan dengan menggunakan koneksi internet melalui PC adalah sebagai berikut: 1. Menyambungkan modul Raspberry Pi dengan koneksi internet dan menghubungkan dengan modul modem PLC pada modul master. 2. Memasang modul master dan modul slave pada terminal yang memiliki aliran listrik. 3. Memberi nomor alamat dengan mengatur Dip Switch yang terdapat pada modul slave . Untuk slave pertama diberi nomor alamat “1” dan “2”, untuk slave kedua diberi nomor alamat “3”. 4. Melakukan pengontrolan dengan menekan tombol turn on dan turn off yang ada pada halaman web pengontrol sebanyak 10 kali pada setiap alamat yang telah diatur pada langkah nomor “3”. 5. Mengulangi langkah nomor “3” tetapi nomor alamat divariasikan sampai nomor alamat kesembilan. Gambar 4.9 menunjukan skema pengujian pengontrolan peralatan menggunakan koneksi internet melalui PC dan Tabel 4.2 menunjukan hasil dari pengujian tersebut. Gambar 4.9. Skema pengujian pengontrolan peralatan menggunakan koneksi internet melalui PC. Tabel 4.2. Hasil pengujian pengontrolan peralatan menggunakan koneksi internet melalui PC. No. TombolAlamat Berhasil Gagal 1. 9 1 2. 9 1 3. 10 4. 9 1 5. 8 2 6. 9 1 7. 10 8. 8 2 9. 9 1 Prosentase 8190= 90 990= 10 Dari hasil pengujian yang ditunjukan pada Tabel 4.2, pengontrolan peralatan menggunakan koneksi internet melalui PC berhasil dilakukan dengan prosentase keberhasilan sebesar 90 dari 90 kali percobaan didapatkan 81 pengontrolan yang berhasil dan prosentase kegagalan sebesar 10 dari 90 kali percobaan didapatkan 9 kali pengontrolan yang gagal. Kegagalan dalam melakukan pengontrolan peralatan terjadi apabila data perintah pengontrolan peralatan yang dikirim oleh modul master ke modul slave bersamaan dengan pengiriman data informasi yang dikirimkan oleh modul slave ke modul master. Hal tersebut tidak dapat terjadi karena modul master dan modul slave berkomunikasi secara half-duplex yang artinya modul master dan modul slave dapat difungsikan untuk bergantian mengirim dan menerima data namun dalam penggunaannya salah satu dari modul tersebut harus menjadi penerima ketika ada modul lain yang sedang mengirimkan data. Akibat dari kegagalan tersebut, perintah pengontrolan peralatan yang dikirim oleh pengguna melalui modul master akan gagal diterima oleh modul slave sehingga sumber yang ada pada modul slave gagal untuk dikendalikan. Kegagalan dalam pengontrolan peralatan dapat diketahui langsung oleh pengguna dengan melihat gambar indikator yang ada pada halaman web kontrol. Apabila gambar kondisi pada halaman web tidak berubah, berarti terjadi kegagalan dalam pengontrolan peralatan sehingga pengguna dapat mengulangi perintah untuk melakukan pengontrolan peralatan. Untuk prosedur pengujian yang telah dilakukan untuk pengujian tanpa menggunakan koneksi internet melalui Smartphone adalah sebagi berikut: 1. Menghubungkan modul Raspberry Pi dengan router menggunakan kabel UTP dan pada modul modem PLC pada modul master. 2. Memasang modul master dan modul slave pada terminal yang memiliki aliran listrik. 3. Memberi nomor alamat dengan mengatur Dip Switch yang terdapat pada modul slave . Untuk slave pertama diberi nomor alamat “1” dan “2”, untuk slave kedua diberi nomor alamat “3”. 4. Melakukan pengontrolan dengan menekan tombol turn on dan turn off yang ada pada halaman web pengontrol sebanyak 10 kali pada setiap alamat yang telah diatur pada langkah nomor “3”. 5. Mengulangi langkah nomor “3” tetapi nomor alamat divariasikan sampai nomor alamat kesembilan. Gambar 4.10 menunjukan skema pengujian pengontrolan peralatan tanpa menggunakan koneksi internet melalui Smartphone dan pada Tabel 4.3 menunjukan hasil dari pengujian tersebut. Gambar 4.10. Skema pengujian pengontrolan peralatan tanpa menggunakan koneksi internet melalui Smartphone. Tabel 4.3. Hasil pengujian pengontrolan peralatan tanpa menggunakan koneksi internet melalui Smartphone. No. TombolAlamat Berhasil Gagal 1. 9 1 2. 10 3. 10 4. 9 1 5. 9 1 6. 10 7. 9 1 8. 8 2 9. 9 1 Prosentase 8390= 92 790= 8 Dari hasil pengujian yang ditunjukan pada Tabel 4.3, pengontrolan peralatan tanpa menggunakan koneksi internet melalui Smartphone berhasil dilakukan dengan prosentase keberhasilan sebesar 92 dari 90 kali percobaan didapatkan 83 pengontrolan yang berhasil dan prosentase kegagalan sebesar 8 dari 90 kali percobaan didapatkan 7 kali pengontrolan yang gagal. Kegagalan yang terjadi dalam melakukan pengontrolan peralatan sama seperti kegagalan yang terjadi pada pengujian pengontrolan menggunakan koneksi internet melalui PC, yang dapat terjadi apabila data perintah pengontrolan peralatan yang dikirim oleh modul master ke modul slave bersamaan dengan pengiriman data informasi yang dikirimkan oleh modul slave ke modul master. Kegagalan dalam pengontrolan peralatan pada pengujian ini juga dapat diketahui langsung oleh pengguna dengan melihat gambar kondisi yang ada pada halaman web kontrol. Apabila gambar indikator pada halaman web tidak berubah, berarti terjadi kegagalan dalam pengontrolan peralatan sehingga pengguna dapat mengulangi perintah untuk melakukan pengontrolan peralatan. Untuk prosedur pengujian yang telah dilakukan untuk pengujian pengontrolan peralatan melalui penjadwalan tanpa menggunakan koneksi internet melalui PC adalah sebagi berikut: 1. Menghubungkan modul Raspberry Pi dengan router menggunakan kabel UTP dan pada modul modem PLC pada modul master. 2. Memasang modul master dan modul slave pada terminal yang memiliki aliran listrik. 3. Memberi nomor alamat dengan mengatur Dip Switch yang terdapat pada modul slave . Untuk slave pertama diberi nomor alamat “1” dan “2”, untuk slave kedua diberi nomor alamat “3”. 4. Melakukan pengontrolan dengan mengubah waktu untuk menyalakan dan memadamkan peralatan pada halaman web “penjadwalan.php” sebanyak 10 kali pada setiap alamat yang telah diatur pada langkah nomor “3”. 5. Mengulangi langkah nomor “3” tetapi nomor alamat divariasikan sampai nomor alamat kesembilan. Gambar 4.11 menunjukan skema pengujian pengontrolan peralatan melalui penjadwalan tanpa menggunakan koneksi internet melalui PC dan pada Tabel 4.4 menunjukan hasil dari pengujian tersebut. Gambar 4.11. Skema pengujian pengontrolan peralatan melalui penjadwalan tanpa menggunakan koneksi internet melalui PC. Tabel 4.4. Hasil pengujian pengontrolan peralatan melalui penjadwalan tanpa menggunakan koneksi internet melalui PC. No. TombolAlamat Berhasil Gagal 1. 9 1 2. 10 3. 10 4. 10 bersambung Tabel 4.4. Hasil pengujian pengontrolan peralatan melalui penjadwalan tanpa menggunakan koneksi internet melalui PC.Lanjutan 5. 9 1 6. 9 1 7. 9 1 8. 10 9. 10 Prosentase 8690= 95 490= 5 Dari hasil pengujian yang ditunjukan pada Tabel 4.4, pengontrolan peralatan melalui penjadwalan tanpa menggunakan koneksi internet melalui PC berhasil dilakukan dengan prosentase keberhasilan sebesar 95 dari 90 kali percobaan didapatkan 86 pengontrolan yang berhasil dan prosentase kegagalan sebesar 5 dari 90 kali percobaan didapatkan 4 kali pengontrolan yang gagal. Terjadi kegagalan dalam pengontrolan peralatan jika waktu yang diatur oleh pengguna untuk melakukan pengontrolan menyala atau memadamkan peralatan dilakukan bersamaan, yang mengakibatkan tidak semua penjadwalan berhasil dilakukan. Kegagalan tersebut dapat dihindari dengan memberikan selisih waktu minimal 1 menit untuk setiap sumber yang ingin dikendalikan. Kegagalan juga dapat terjadi seperti pada pengujian pengontrolan menggunakan koneksi internet atau tanpa melalui koneksi internet, yang disebabkan karena data perintah pengontrolan peralatan yang dikirim oleh modul master ke modul slave bersamaan dengan pengiriman data informasi yang dikirimkan oleh modul slave ke modul master. Gambar 4.12 menunjukkan keadaan keseluruhan sistem ketika pengujian dilakukan. Gambar 4.12. Pengujian keseluruhan sistem. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi kesimpulan yang didapatkan selama perancangan, perealisasian serta pengujian skripsi dan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan untuk pengembangan skripsi ini.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan perancangan, perealisasian dan pengujian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Raspberry Pi dapat terhubung dengan modul modem PLC yang telah direalisasikan menggunakan komunikasi serial dan dapat digunakan sebagi web server yang dapat mengendalikan peralatan berupa lampu AC dan pompa air listrik melalui halaman web. 2. Perubahan gambar indikator pada halaman web kontrol menunjukan kondisi dari sumber yang ada pada modul slave. 3. Pengontrolan dapat dilakukan menggunakan jaringan internet melalui PC dengan tingkat keberhasilan 90 dan kegagalan 10 atau tanpa jaringan internet melalui smartphone dengan tingkat keberhasilan 92 dan kegagalan 8. 4. Pengontrolan peralatan juga dapat dilakukan melalui penjadwalan dengan menentukan waktu untuk menyalakan dan memadamkan melalui halaman web penjadwalan dengan tingkat keberhasilan 95 dan kegagalan 5. 5. Sumber yang tersedia pada modul slave dapat divariasikan alamatnya dengan nomor alamat antara 1 sampai dengan 9 dengan mengatur DIP Switch. 6. Terjadi kegagalan apabila pengiriman data perintah pengontrolan dari modul master ke modul slave bersamaan dengan pengiriman data informasi dari modul slave ke modul master. Kegagalan tersebut disebabkan karena modul master dan modul slave berkomunikasi secara half-duplex, akibatnya perintah pengontrolan peralatan yang dikirim oleh pengguna melalui modul master akan gagal diterima oleh modul slave sehingga sumber yang ada pada modul slave gagal untuk dikendalikan. Selain itu kegagalan dalam pengujian pengontrolan peralatan melalui penjadwalan tanpa menggunakan koneksi internet melalui PC dapat terjadi jika waktu yang diatur oleh pengguna untuk melakukan pengontrolan menyala atau memadamkan peralatan dilakukan bersamaan, yang mengakibatkan tidak semua penjadwalan berhasil dilakukan.

5.2. Saran Pengembangan

Beberapa saran untuk pengembangan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Menambahkan fasilitas kamera sehingga dapat digunakan untuk memantau keadaan rumah yang akan ditampilkan pada halaman web. 2. Menambahkan pendeteksi yang akan tertampil pada halaman web jika ada peralatan yang rusak atau tidak mau menyala saat diberi perintah menyala dengan menambahkan sensor arus pada setiap peralatan yang terhubung pada sumber yang tersedia pada modul slave.