digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
49
5 Adanya kemampuan dan kemauan untuk membaca
Tingkat kemampuan seseorang dalam membaca juga merupakan faktor penentu sukses tidaknya ia dalam belajar.
Anak didik yang lancar membaca berarti ia tidak banyak mengalami kesulitan dalam pekerjaan sekolah. Oleh karena itu
keberhasilan seorang anak dalam studi tidak akan tercapai dengan baik, apabila ia tidak mampu membaca dengan baik.
Jadi pada prinsipnya, kemampuan dan kemauan membaca merupakan modal dasar yang harus dimiliki setiap murid yang
sedang belajar, terutama yang dikehendaki disini adalah belajar membaca al-
Qur’an. b.
Faktor Guru Ustadz Guru adalah salah satu fator penting dalam suatu proses
belajar mengajar. Karena tidak akan terjadi suatu kegiatan pendidikan tanpa adanya guru.
Menurut Hamzah B. Uno, “Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggungjawab dalam mendidik, mengajar, dan
membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta
mampu menata dan mengolah kelas agar peserta didik dapat belajar
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
50
dan pada akhirnyaa dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.
28
c. Faktor sarana media
Dewasa ini
pengertian alat-alat
pendidikan sudah
berkembang sesuai dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi yang dahulu hanya mengenal sebatas apa yang dapat dipergunakan
dalam proses belajar mengajar saja. Tetapi sekarang orang mengenalnya dengan istilah media pendidikan dan alat peraga,
misalnya papan tulis, radio, film atau gambar hidup, televisi pendidikan dan sebagainya. Hal yang demikian sering disebut Audio
Visual, yaitu mencakup segala alat yang dapat membantu kelancaran proses belajar mengajar.
“Guru yang menguasai metode mengajar dan mempunyai dedikasi yang tinggi terpanggil untuk mengajar akan lebih lancar
dalam pengajaran apabila dilengkapi dengan alat atau sarana pengajaran yang cukup memadai”.
29
Alat yang dimaksud diantaranya adalah:
1 Alat-alat lama yang masih bisa digunakan, papan tulis, kapur,
buku tulis, bangku belajar, kitab Al- Qur’an atau buku penunjang
lainnya.
28
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007, h. 15
29
Ibid., h.28
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
51
2 Alat-alat baru yang diusahakan: seperti kaset, alat peraga huruf
hijaiyah, OHP Over Head Proyektor 3
Alat-alat administrasi; seperti buku absen, buku hasil evaluasi dan lain-lain
Demikian juga sarana penunjang dalam mempermudah pencapaian tujuan pendidikan atau belajar Al-
Qur’an seperti kitab suci Al-
Qur’an, ruang belajar yang lengkap dengan kursi meja serta lampu penerang dan sebagainya.
d. Faktor Lingkungan
Pada faktor lingkungan masyarakat inipun juga ikut mempengaruhi dan perlu mendapat perhatian karena kondisi
obyektif masyarakat sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Anak didik adalah bagian dari masyarakat tersebut. Kebiasaan itu yang bersifat positif atau sesuai ajaran Al-
Qur’an dan ada juga yang negatif atau bertentangan dengan ajaran Al-
Qur’an. Oleh karena itu, perlu diciptakan suasana masyarakat yang
membantu kelancaran pencapaian tujuan pendidikan. Lingkungan masyarakat yang religius dan patuh menjalankan
sunnah-sunnah Rasululah SAW. Akan sangat mendukung bagi perkembangan pengetahuan dan kepribadian anak. Oleh karena itu,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
52
masyarakat yang menyelenggarakan pengajian Al- Qur’an perlu
dibuat antusias terhadap Al- Qur’an.
Mengenai kajian-kajian yang telah dipaparkan oleh para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa seorang guru ialah seseorag yang memiliki
tanggung jawab untuk memberikan ilmu dan mendidik peserta didik tanpa harus menuntut sesuatu dari peserta didik. Seorang guru memiliki tugas
untuk membentuk moral peserta didik untuk menjadi baik dan bisa lebih dewasa. Sesuai dengan kedudukan guru dalam pandangan islam, guru harus
benar-benar memiliki sifat yang mulia dan berbudi pekerti yang patut dijadikan panutan oleh peserta didik dan masyarakat lain. Jadi seorang guru
memiliki peran penting dalam mendidik, memotivasi dan mendorong siswa dalam hal kebaikan.
Guru juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran baca tulis Al-
Qur’an BTQ, dalam hal ini pembelajaran BTQ yang ada di MTs Unggulan Al-Jadid Waru ini
menggunakan metode At-Tartil. Materi yang ada di sekolah yang penulis teliti ini terdiri dari materi pokok, materi tambahan, materi hafalan dan
praktek sholat yang mana semua peserta didik wajib menerapkan materi- materi yang telah diajarkan meski tingkatan kemampuan mereka berbeda.
Kemampuan peserta didik dalam membaca Al- Qur’an tidaklah
sama. Kemampuan tersebut didasarkan pada beberapa faktor yaitu, faktor guruustadz, faktor siswasantri, faktor saranamedia dan faktor
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
53
lingkungan. Faktor-faktor tersebutlah yang mempengaruhi kemampuan membaca Al-
Qur’an peserta didik.
C. Peranan Guru Baca Tulis Al-Qur’an BTQ dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Al- Qur’an
Pendidik adalah bapak rohani spiritual father bagi anak didik yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia, dan
meluruskannya. Oleh karena itu pendidik mempunyai kedudukan tinggi sebagaimana yang dilukiskan dalam hadits Nabi SAW. Bahwa “tinta seorang
ilmuwan ulama’ lebih berharga ketimbang darah para syuhada’”.
30
Menurut Hasnan Langgulung, kedudukan pendidik dalam pendidikan islam adalah orang yang memikul tanggung jawab membimbing,
mengarahkan dan mendidik peserta didik. Oleh karena fungsinya sebagai pengarah dan pembimbing dalam pendidikan, maka keberadaan pendidik
sangat diperlukan dalam pendidikan, pendidik juga berfungsi sebagai motivator dan fasilitator dalam proses belajar mengajar, yaitu berupa
teraktualisasinya sifat-sifat Ilahi dan mengaktualisasikan potensi-potensi yang ada pada diri peserta didik guna mengimbangi kelemahan-kelemahan yang
dimilikinya.
31
30
Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya, Bandung: Trigenda Karya, 1993, h.168
31
Hasan Langgulung, dalam Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam Jakarta: Kalam Mulia, 1994 h, 19
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
54
Dalam konteks pendidikan islam “pendidik” sering disebut dengan “murobbi”, muallim, muaddib” yang ketiga term tersebut mempunyai
penggunaan sendiri menrut peristilahan yang dipakai dalam “pendidikan dalam konteks islam”
32
Guru Al- Qur’an sebagai ustadz yang berkomitmen terhadap
rofesionalisme seyogyanya tercermin dalam segala aktivitasnya sebagaimana tersebut dalam tiga term diatas yang tidak terbatas sebagai murabbi, muallim,
mu’addib, namun juga sebagai mursyid dan mudarris. Sebagai murabbi, ia akan berusaha menumbuhkembangkan, mengatur dan memelihara potensi,
minat dan bakat serta kemampuan peserta didik secara bertahap ke arah aktualisasi potensi, minat, bakat serta kemampuannya secara optimal, melalui
kegiatan penelitian, eksperimen di laboratorium, problem solving dan sebagainya, sehingga menghasilkan nilai-nilai positif yang berupa sikap
rasional-empirik, objektif-empirik dan objektif- matematis. Sebagai mu’allim,
ia akan melakukan transfer ilmupengetahuanlnilai, serta melakukan internalisasi atau penyerapanpenghayatan ilmu, pengetahuan, dan nilai
kedalam diri sendiri dan peserta didiknya, serta berusaha membangkitkan semangat
dan motifasi
mereka untuk
mengamalkannya amaliahimplementasi. Sebagai mursyid, ia akan melakukan internalisasi
akhlakkepribadian kepada peserta didiknya. Sebagai mu’addib, maka guru sadar bahwa eksistensinya sebagai guru pendidikan agama islam memiliki
32
Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam, Ibid. , h. 167
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
55
peran dan fungsi untuk membangun peradaban yang berkualitas dimasa depan melalui kegiatan pendidikan. Dan sebagai mudarris, ia berusaha
mencerdaskan peserta didiknya, menghilangkan ketidaktahuan atau memberantas kebodohan mereka, serta melatih keterampilan mereka, baik
melalui kegiatan pendidikan, pengajaran maupun pelatihan. Dari hal diatas dapat penulis simpulakan beberapa strategi guru untuk
meningkatkan kemampuan membaca Al-
Qur’an, diantaranya ialah:
1. Memberikan motivasi kepada peserta didik
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman belajar. Belajar yang dilakukan manusia
merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja, dan dimana saja, baik di sekolah, dikelas, dijalanan dalam waktu yang
tidak dapat ditentukann sebelumnya. Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati
dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan.
33
Dalam belajar, motivasi itu sangat penting. Karena fungsinya yang
mendorong, menggerakkan,
dan mengarahkan
kegiatan belajar.Motivasi berasal dari kata motif yang artinya segala sesuatu yang
33
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002, h. 154-155
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
56
mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu.
34
Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Setiap motif tentu ada tujuannya. Semakin berharga suatu tujuan,
maka akan semakin kuat pula motifnya. Motif sangat berguna bagi seseorang. Kegunaan motif itu sendiri adalah motif berguna untuk
berbuat, motif berguna untuk mengarahkan arah perbuatan dan motif berguna untuk menyeleksi perbuatan.
35
Secara umum, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan
sesuatu sehingga dapat mencapai tujuan tertentu. Namun, bagi seorang guru tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan para siswanya agar
timbul keinginan dan kemauan untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan
ditetapkan di dalam kurikulum sekolah. Karena belajar adalah proses yang timbul dari dalam, maka factor motivasi memegang peranan yang
penting. Jika guru maupun orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada anak-anak maka dalam diri anak akan timbul dorongan untuk
belajar yang lebih baik.
36
34
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013, h. 60
35
Ibid., hal. 70-71
36
Ibid., Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, hal. 105
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
57
2. Menumbuhkan minat peserta didik
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat berbeda dengan perhatian, karena
perhatian sifatnya sementara dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti perasaan senang dan dari situlah
akan diperoleh kepuasan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar. Karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat
siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan baik, karena tida ada daya tarik bagi siswa.
37
Sebagai seorang guru jika terdapat siswa yang kurang berminat dalam belajar, maka dapat diusahakan untuk bisa menumbuhkan minat
siswa dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita yang terkait
dengan bahan pelajaran yang akan dipelajari. 3.
Penerapan metode pembelajaran yang efektif Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan
antara guru dengan peserta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Berbagai pendekatan yang
digunakan dalam pembelajaran agama Islam harus dijabarkan ke dalam metode pembelajaran PAI yang bersifat prosedural. Untuk mencapai
37
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010, h. 57