Pengaruh Tingkat Konvergensi IFRS dan Perlindungan Bagi Investor Terhadap Kualitas Laba Pada Perusahaan-perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan India

(1)

SKRIPSI

PENGARUH TINGKAT KONVERGENSI IFRS DAN PERLINDUNGAN BAGI INVESTOR TERHADAP KUALITAS LABA PADA

PERUSAHAAN-PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK NEGARA: INDONESIA, MALAYSIA, SINGAPURA, DAN INDIA

OLEH

DANIEL ANKA UTAMA PASARIBU 100503207

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Lembar Pernyataan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Tingkat Konvergensi IFRS dan Perlindungan Bagi Investor Terhadap Kualitas Laba Pada Perusahaan-perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Negara: Indonesia, Malaysia, Singapura, dan India” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 3 November 2014

Daniel Anka Utama Pasaribu 100503207


(3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat konvergensi IFRS dan perlindungan bagi investor terhadap kualitas laba, serta pengaruh perlindungan bagi investor dalam memoderasi pengaruh tingkat konvergensi IFRS terhadap kualitas laba pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa efek negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan India.

Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di bursa efek negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan India selama 2009-2012. Metode pengambilan sampel adalah purposive serta random sampling. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dan diperoleh dari situs bursa efek tiap negara. Variabel penelitian terdiri dari kualitas laba sebagai variabel dependen yang diukur dengan discretionary accruals. Variabel independen terdiri dari tingkat konvergensi IFRS dan perlindungan bagi investor. Tingkat konvergensi IFRS diukur menggunakan pengukuran Wardhani (2009). Perlindungan bagi investor diukur menggunakan ukuran yang digunakan oleh Houqe (2011), diukur dengan enam alat ukur berbeda, yang terdiri dari independensi dewan pengawas, hukum pasar modal, perlindungan hak pemegang saham minoritas, penegakan standar akuntansi dan audit, independensi badan hukum, dan kebebasan media. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat konvergensi IFRS di suatu negara berpengaruh terhadap kualitas laba yang dilaporkan, yang mana sejalan dengan mayoritas hasil penelitian-penelitian sebelumnya mengenai pengaruh IFRS terhadap kualitas laba. Dari enam model regresi yang digunakan, secara keseluruhan pengaruh variabel perlindungan bagi investor tidak berpengaruh terhadap kualitas laba, baik secara langsung maupun dalam memoderasi pengaruh tingkat konvergensi IFRS terhadap kualitas laba.

Kata kunci: tingkat konvergensi IFRS, perlindungan bagi investor, kualitas laba, discretionary accruals.


(4)

ABSTRACT

This research is aimed to investigate the effect of IFRS convergence degree and investor protection on earnings quality, and also the effect of investor protection as moderating variable in relationship between IFRS convergence degree and earnings quality at all listed companies in national stock exchange in Indonesia, Malaysia, Singapore, and India.

This research is a hypothesis testing research. The population is all of the listed companies in national stock exchange in Indonesia, Malaysia, Singapore, and India during 2009-2012. The sampling method used is purposive and random sampling. The data used is secondary data and obtained from the stock exchange’s websites from each country. The research variables consist of earnings quality as dependent variable, which is measured by discretionary accruals. Independent variables consist of IFRS convergence degree and investor protection. IFRS convergence degree is measured by Wardhani’s measurement (2009). Investor protection is measured by measurement used by Houqe (2011), which are board independence, enforcement of securities laws, protection of minority shareholders’ interest, enforcement of accounting and auditing standards, judicial independence, and freedom of the press. The analysis technique is multiple linear regression.

The results show that IFRS convergence degree in a country affects the reported earnings quality, which are consistent with the majority of prior researches on effect of IFRS convergence degree on earnings quality. From six regression models used, majority of the models results show that investor protection does not affect earnings quality, whether directly or as moderating variable in relationship between IFRS convergence degree and earnings quality.

Key words: IFRS convergence degree, investor protection, earnings quality, discretionary accruals.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang menyertai saya dalam segala sesuatu sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Tingkat Konvergensi IFRS dan Perlindungan Bagi Investor Terhadap Kualitas Laba Pada Perusahaan-perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan India” yang disusun dengan tujuan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan semangat, nasehat, doa, dan bantuan selama proses penyusunan skripsi ini, yaitu kepada:

1. Bapak Prof Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac.,Ak,C.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Fahmi Natigor Nasution, S.E., M.Acc., Ak. Selaku Pembantu Dekan I. 3. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. selaku Ketua

Departemen Akuntansi.

4. Bapak Drs. Hotmal Jafar, Ak., M.M. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi. 5. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S-1

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara dan dosen pembimbing yang banyak memberikan inspirasi dan masukan bagi saya.


(6)

6. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM. Ak., selaku Sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara dan dosen pembimbing penulis yang telah banyak memberikan masukan bagi saya dalam penyusunan skripsi ini.

7. Ibu Dra. Narumondang Bulan Siregar, M.M., Ak. yang memberi inspirasi pemilihan judul skripsi ketika mata kuliah Akuntansi Internasional.

8. Kak Raya, Bang Prapto, Bang Katun yang menolong saya dalam pengurusan administrasi.

9. Ibu Cut, Kak Dame, Bang Khairil yang menolong saya dalam pengurusan administrasi.

10. Bapak dan Ibu ku yang selalu mendoakan dan memberi dorongan semangat bagiku.

11. Adikku Theo Chrisman Pasaribu yang membantu dalam pengumpulan data. 12. Adikku Felix Timothy Pasaribu dan Wahyu Prabowo yang membantu dalam

memberikan suasana yang kondusif di rumah saat aku mengerjakan skripsi. 13. Sahabatku Ganda Gusti Permadi Siagian yang bersedia menjadi notulen saat

seminar proposal skripsi.

14. Sahabatku Victor C. Sirait yang memberi pengarahan kepadaku untuk seminar proposal skripsi.

15. Sahabatku Muhammad Razi yang sering memberi pertolongan kepadaku mengenai pengurusan administrasi untuk skripsi ini.

16. Semua pihak yang tidak saya sebutkan satu-persatu yang telah menolong dan memberi dorongan semangat bagi saya.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ………. i

ABSTRAK ……….. ii

ABSTRACT ………... iii

KATA PENGANTAR ………... Iv DAFTAR ISI ………...……….. vi

DAFTAR TABEL ………...………..…... viii

DAFTAR GAMBAR ………...…………... ix

DAFTAR LAMPIRAN ……….…………..………... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ………... 1

1.2. Rumusan Masalah ……….………... 3

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………..…. 4

1.3.1. Tujuan Penelitian ……… 4

1.3.2. Manfaat Penelitian ……….. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis dan Penurunan Hipotesis ………….. 6

2.1.1. Kualitas Laba ………... 6

2.1.2. Tingkat Konvergensi IFRS ………. 7

2.1.3. Perlindungan Bagi Investor ……… 9

2.2. Kerangka Konseptual ………... 12

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ………... 16

3.2. Batasan Operasional ………. 16

3.3. Definisi Operasional ………. 17

3.3.1. Variabel Dependen ………. 17

3.3.1.1. Kualitas Laba ………. 17

3.3.2. Variabel Independen ………... 17

3.3.2.1. Tingkat Konvergensi IFRS ………… 17

3.3.2.2. Perlindungan Bagi Investor ………... 19

3.3.3. Variabel Kontrol ………. 21

3.4. Populasi dan Sampel ………... 21

3.5. Jenis dan Sumber Data ………. 22

3.6. Metode Pengumpulan Data ………. 22

3.7. Metode Analisis ………... 22

3.7.1. Statistik Deskriptif ……….. 23 3.7.2. Pemilihan Model : Ordinary Least Square,


(8)

Model……… 23

3.7.2.1. Uji Restricted-F ………... 26

3.7.2.2. Uji Lagrange Multiplier ………. 26

3.7.2.3. Uji Hausman ……… 27

3.7.3. Uji Asumsi Klasik ……… 27

3.7.3.1. Uji Normalitas ………. 27

3.7.3.2. Uji Multikolinieritas ………... 27

3.7.3.3. Uji Heteroskedastisitas …………..…. 28

3.7.4. Uji Hipotesis dan Goodness of Fit…...………... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ………. 29

4.1.1. Statistik Deskriptif ……….. 29

4.1.1.1. Prosedur Pemilihan Sampel ………... 29

4.1.1.2. Gambaran Umum Variabel Tiap Negara ……….. 30

4.1.1.2.1. Tingkat Konvergensi IFRS ……….. 30 4.1.1.2.2. Perlindungan Bagi Investor ………... 30

4.1.1.2.3. Discretionary Accruals dan Variabel Kontrol ….. 32

4.1.2. Pemilihan Model: Ordinary Least Square, Fixed Effects Model, Random Effects Model…. 32 4.1.3. Uji Asumsi Klasik ……… 34

4.1.3.1. Uji Normalitas ………. 34

4.1.3.2. Uji Multikolinieritas ………... 35

4.1.3.3. Uji Heteroskedastisitas ………... 36

4.1.4. Uji Hipotesis ………. 37

4.1.4.1. Uji-F ………. 37

4.1.4.2. Uji-t ……….. 38

4.1.4.3. Goodness of Fit……… 39

4.2. Pembahasan ……….. 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ……… 41

5.2. Saran ……….. 42

DAFTAR PUSTAKA ………... 43


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ……… 12

3.1 Ringkasan Definisi Operasional Variabel ………. 20

3.2 Sumber Data ……….………… 22

4.1 Prosedur Pemilihan Sampel ……… 29

4.2 Tingkat Konvergensi IFRS di Empat Negara …………... 30

4.3 Rata-rata Variabel Perlindungan Bagi Investor Selama 2009-2012 ……….. 31

4.4 Ringkasan Variabel Discretionary Accruals dan Variabel Kontrol ……….. 32

4.5 Ringkasan Hasil Uji Pemilihan Model ………... 33

4.6 Nilai Skewness……….. 34

4.7 Nilai VIF ………... 35

4.8 Ringkasan Hasil Uji Breusch Pagan Untuk Heteroskedastisitas ……….. 36


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Daftar Sampel ………. 46

2 Rincian Pengukuran Tingkat Konvergensi IFRS ……… 51 3 Data Variabel Perlindungan Bagi Investor 2009-2012 … 52 4 Pengujian Pemilihan Model ………... 54 5 Nilai VIF Sebelum Transformasi Metode Centering…… 61 6 Uji Hipotesis (dengan Robust Standard Errors) ………… 62


(12)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat konvergensi IFRS dan perlindungan bagi investor terhadap kualitas laba, serta pengaruh perlindungan bagi investor dalam memoderasi pengaruh tingkat konvergensi IFRS terhadap kualitas laba pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa efek negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan India.

Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di bursa efek negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan India selama 2009-2012. Metode pengambilan sampel adalah purposive serta random sampling. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dan diperoleh dari situs bursa efek tiap negara. Variabel penelitian terdiri dari kualitas laba sebagai variabel dependen yang diukur dengan discretionary accruals. Variabel independen terdiri dari tingkat konvergensi IFRS dan perlindungan bagi investor. Tingkat konvergensi IFRS diukur menggunakan pengukuran Wardhani (2009). Perlindungan bagi investor diukur menggunakan ukuran yang digunakan oleh Houqe (2011), diukur dengan enam alat ukur berbeda, yang terdiri dari independensi dewan pengawas, hukum pasar modal, perlindungan hak pemegang saham minoritas, penegakan standar akuntansi dan audit, independensi badan hukum, dan kebebasan media. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat konvergensi IFRS di suatu negara berpengaruh terhadap kualitas laba yang dilaporkan, yang mana sejalan dengan mayoritas hasil penelitian-penelitian sebelumnya mengenai pengaruh IFRS terhadap kualitas laba. Dari enam model regresi yang digunakan, secara keseluruhan pengaruh variabel perlindungan bagi investor tidak berpengaruh terhadap kualitas laba, baik secara langsung maupun dalam memoderasi pengaruh tingkat konvergensi IFRS terhadap kualitas laba.

Kata kunci: tingkat konvergensi IFRS, perlindungan bagi investor, kualitas laba, discretionary accruals.


(13)

ABSTRACT

This research is aimed to investigate the effect of IFRS convergence degree and investor protection on earnings quality, and also the effect of investor protection as moderating variable in relationship between IFRS convergence degree and earnings quality at all listed companies in national stock exchange in Indonesia, Malaysia, Singapore, and India.

This research is a hypothesis testing research. The population is all of the listed companies in national stock exchange in Indonesia, Malaysia, Singapore, and India during 2009-2012. The sampling method used is purposive and random sampling. The data used is secondary data and obtained from the stock exchange’s websites from each country. The research variables consist of earnings quality as dependent variable, which is measured by discretionary accruals. Independent variables consist of IFRS convergence degree and investor protection. IFRS convergence degree is measured by Wardhani’s measurement (2009). Investor protection is measured by measurement used by Houqe (2011), which are board independence, enforcement of securities laws, protection of minority shareholders’ interest, enforcement of accounting and auditing standards, judicial independence, and freedom of the press. The analysis technique is multiple linear regression.

The results show that IFRS convergence degree in a country affects the reported earnings quality, which are consistent with the majority of prior researches on effect of IFRS convergence degree on earnings quality. From six regression models used, majority of the models results show that investor protection does not affect earnings quality, whether directly or as moderating variable in relationship between IFRS convergence degree and earnings quality.

Key words: IFRS convergence degree, investor protection, earnings quality, discretionary accruals.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Harmonisasi standar akuntansi merupakan isu yang hangat sejak era globalisasi dimulai. Harmonisasi tersebut diwujudkan dengan diterbitkannya International Financial Reporting Standards (IFRS) pada Juni 2003. Penerapan IFRS ini diharapkan dapat memberi banyak manfaat salah satunya adalah meningkatkan kualitas pelaporan keuangan bagi para pemegang kepentingan. Namun manfaat ini juga dipengaruhi oleh lingkungan dimana IFRS tersebut diterapkan, dalam hal ini perlindungan yang diberikan bagi investor di suatu negara. Banyak penelitian telah dilakukan untuk meneliti manfaat penerapan IFRS ini, dan hasil yang diperoleh tidak selalu sama. Penelitian ini ditujukan untuk meneliti apakah terdapat pengaruh IFRS dan perlindungan bagi investor di suatu negara terhadap kualitas laporan keuangan melalui kualitas laba.

Penelitian empiris yang dilakukan untuk meneliti pengaruh penerapan IFRS kebanyakan memperoleh hasil bahwa IFRS berpengaruh terhadap kualitas laba. Walaupun beberapa bertentangan.

Ismail et al. (2010), Chiha et al. (2013), dan Osma dan Pope (2011) meneliti pengaruh penerapan IFRS pada kualitas laba yang masing-masing pada Malaysia, Prancis, dan di 28 negara melaporkan bahwa penerapan IFRS berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba. Wardhani (2009) yang meneliti pengaruh tingkat konvergensi IFRS pada 10 negara di Asia melaporkan bahwa


(15)

IFRS berpengaruh terhadap kualitas laba. Chen et al. (2010) yang meneliti pengaruh adopsi IFRS terhadap kualitas akuntansi di Uni Eropa melaporkan bahwa adopsi IFRS berpengaruh terhadap kualitas laba. Sellami dan Fakhfakh (2013) meneliti pengaruh adopsi IFRS terhadap manajemen laba akrual dan riil di Prancis melaporkan bahwa IFRS menurunkan manajemen laba akrual maupun riil, sehingga menaikkan kualitas laba, dengan demikian IFRS berpengaruh terhadap kualitas laba. Qomariah (2013) yang meneliti pengaruh konvergensi IFRS pada manajemen laba melaporkan bahwa konvergensi IFRS menurunkan manajemen laba, dengan demikian konvergensi IFRS berpengaruh terhadap kualitas laba.

Sedangkan di sisi lain Houqe et al. (2011) meneliti pengaruh adopsi IFRS terhadap kualitas laba di 46 negara melaporkan bahwa adopsi IFRS sendiri tidak berpengaruh terhadap kualitas laba tanpa disertai perlindungan bagi investor yang kuat. Demikian juga Santy dkk. (2012) yang meneliti pengaruh adopsi IFRS terhadap manajemen laba melaporkan hasil serupa bahwa IFRS tidak berpengaruh terhadap kualitas laba.

Beberapa peneliti berargumen bahwa praktik akuntansi tidak muncul dengan sendirinya, melainkan merupakan sebuah produk dari lingkungannya (Mueller 1968; Nobes 1988 dan 1992; Karim 1995; Armstrong et al. 2010 dalam Houqe et al. 2011). Daske et al. (2008) dalam Houqe et al. (2011) menyatakan bahwa meneliti pengaruh gabungan dari IFRS dan perlindungan bagi investor merupakan hal yang menarik untuk dikaji di masa depan.


(16)

Pengaruh gabungan ini sudah diteliti antara lain oleh Wardhani (2009) yang melaporkan bahwa pengaruh tingkat konvergensi IFRS terhadap kualitas laba dipengaruhi oleh perlindungan bagi investor di suatu negara, dan Houqe et al. (2011) yang juga melaporkan hasil serupa. Namun selain pengaruh moderasi, perlindungan bagi investor juga memiliki pengaruh terhadap kualitas laba, contohnya Wardhani (2009) dan Boonlert-U-Thai (2005) telah membuktikannya. Walaupun beberapa peneliti menyatakan tidak adanya pengaruh, seperti Houqe et al. (2011) dan Francis dan Wang (2006).

Penelitian ini diharapkan menambah bukti empiris mengenai pengaruh penerapan IFRS dan perlindungan bagi investor terhadap kualitas laba, beserta pengaruh moderasi perlindungan bagi investor terhadap pengaruh IFRS terhadap kualitas laba. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Houqe et al. (2011). Dengan perbedaan pada variabel adopsi IFRS yang digantikan dengan tingkat konvergensi IFRS, ruang lingkup dibatasi di Indonesia, Malaysia, Singapura, India, dan tahun penelitian pada 2009-2012. Maka penelitian ini diberi judul “Pengaruh Tingkat Konvergensi IFRS dan Perlindungan Bagi Investor Terhadap Kualitas Laba Pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Negara : Indonesia, Malaysia, Singapura, dan India.”

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah tingkat konvergensi IFRS berpengaruh terhadap kualitas laba pada perusahaan di bursa efek negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan India?


(17)

2. Apakah perlindungan bagi investor berpengaruh terhadap kualitas laba pada perusahaan di bursa efek negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan India? 3. Apakah perlindungan bagi investor berpengaruh terhadap hubungan antara

tingkat konvergensi IFRS dan kualitas laba pada perusahaan di bursa efek negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan India?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

1. Memperoleh bukti empiris pengaruh tingkat konvergensi IFRS terhadap kualitas laba pada perusahaan di bursa efek negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan India.

2. Memperoleh bukti empiris pengaruh perlindungan bagi investor terhadap kualitas laba pada perusahaan di bursa efek negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan India.

3. Memperoleh bukti empiris akan pengaruh perlindungan bagi investor terhadap hubungan antara tingkat konvergensi IFRS dan kualitas laba terhadap kualitas laba pada perusahaan di bursa efek negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan India.

1.3.2. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan memberi sumbangan berupa bukti empiris mengenai ada atau tidaknya pengaruh: tingkat konvergensi IFRS terhadap kualitas laba, perlindungan bagi investor terhadap kualitas laba, dan


(18)

perlindungan bagi investor terhadap pengaruh tingkat konvergensi IFRS terhadap kualitas laba.

2. Bagi pemerintah dan Badan Pengawas Pasar Modal, bukti empiris mengenai pengaruh perlindungan bagi investor terhadap kualitas laba –maupun pengaruh moderasinya terhadap pengaruh tingkat konvergensi IFRS terhadap kualitas laba- diharapkan memberi sumbangan dalam mengatur hukum maupun hukum pasar modal dan penegakannya demi kualitas pelaporan keuangan yang lebih baik melalui peningkatan kualitas laba.

3. Bagi pengatur standar akuntansi, bukti empiris mengenai pengaruh tingkat konvergensi IFRS terhadap kualitas laba diharapkan memberi sumbangan dalam pengaturan kebijakan konvergensi IFRS-nya.

4. Bagi investor, bukti empiris penelitian ini diharapkan memberi sumbangan dalam pengambilan keputusan investasi berdasarkan informasi mengenai tingkat konvergensi IFRS dan perlindungan bagi investor suatu negara.


(19)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Teoritis dan Penurunan Hipotesis 2.1.1. Kualitas Laba

Kualitas laba dapat didefinisikan sebagai kemampuan laba dalam menjelaskan informasi yang terkandung di dalamnya yang dapat membantu pembuatan keputusan oleh pembuat keputusan (Dechow et al., 2010). Laba merupakan produk akuntansi akrual dan digunakan sebagai alat ukur terhadap kinerja manajemen perusahaan (Bissessur, 2008). Semakin baik laba dalam menerangkan kinerja manajemen maka semakin berkualitas laba tersebut.

Kualitas laba memiliki banyak dimensi dan dapat diukur dengan banyak ukuran, salah satunya menggunakan akrual. Akrual adalah perbedaan antara laba bersih dengan arus kas dari aktivitas operasi (Sloan, 1996 dalam Richardson et al, 2001). Kegunaan utama akrual adalah mengurangi masalah waktu dan ketidakpadanan dari arus kas (Dechow, 2001 dalam Schoemaker, 2013). Akrual membuat arus kas operasi menjadi laba bersih, dengan demikian membuat laporan keuangan semakin informatif akan kinerja perusahaan (Dechow, 1994; Dechow et al., 1998; Liu et al., 2002 dalam Bissessur, 2008).

Akrual dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu normal accruals ( non-discretionary accruals) dan abnormal accruals (discretionary accruals). Non-discretionary accruals merupakan akrual yang diperkirakan sebenarnya terjadi yang merefleksikan kinerja bisnis sebenarnya. Dimana discretionary accruals


(20)

merupakan bagian akrual yang timbul karena tindakan pemilihan metode akuntansi oleh kebijakan manajemen. Discretionary accruals mendistorsi akrual yang sebenarnya terjadi (Dechow, Ge, dan Schrand, 2010 dalam Schoemaker, 2013). Sehingga semakin kecil nilai discretionary accruals maka kualitas laba semakin baik.

Penelitian ini menggunakan signed discretionary accruals dalam mengukur kualitas laba. Hribar dan Nichols (2006) dalam Houqe et al. (2011) membuktikan secara empiris bahwa signed discretionary accruals merupakan pengukuran yang lebih baik dibanding absolute discretionary accruals.

Kualitas laba dipengaruhi oleh banyak faktor, dua diantaranya yaitu perlindungan bagi investor dan kualitas standar akuntansi yang digunakan, dalam hal ini IFRS (Soderstrom dan Sun, 2007 dalam Houqe et al. 2011).

2.1.2. Tingkat Konvergensi IFRS

Tingkat konvergensi IFRS menunjukkan seberapa konvergen standar akuntansi suatu negara terhadap IFRS (dan IAS). Konvergensi merupakan alternatif pendekatan yang dapat dilakukan suatu negara terhadap IFRS selain adopsi. Adopsi berarti suatu negara menggantikan standar akuntansinya dengan IFRS, sedangkan konvergensi suatu negara tetap menggunakan standar akuntansinya namun menyesuaikannya agar sama dengan IFRS. Proses penyesuaian ini biasanya dilakukan dengan bertahap, semakin lama semakin sama dengan standar yang diacunya yaitu IFRS.


(21)

IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board (IASB) pada Juni 2003. IFRS merupakan hasil dari komitmen IASCF (IASB dan Trustees) dalam hal mengembangkan seperangkat standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan diterapkan (Nandakumar et al., 2010). IFRS merupakan standar akuntansi internasional setelah pendahulunya International Accounting Standards (IAS) tidak diterbitkan lagi oleh International Accounting Standards Committee (IASC) setelah dibubarkannya IASC yang kemudian digantikan dengan dibentuknya IASB. IASB kemudian mengadopsi IAS dan tetap memberlakukannya sembari menerbitkan standar baru yaitu IFRS. Adopsi, konvergensi maupun penerapan IFRS juga mencakup IAS.

Salah satu pengukuran yang dikembangkan terhadap tingkat konvergensi IFRS adalah pengukuran oleh Wardhani (2009). Pengukuran ini membandingkan 20 standar IFRS terhadap standar akuntansi suatu negara. Penelitian ini menggunakan pengukuran ini untuk menentukan tingkat konvergensi IFRS satu negara.

Pengaruh penerapan IFRS terhadap kualitas laba telah banyak diteliti melalui penelitian-penelitian terdahulu. Kebanyakan menyatakan bahwa IFRS berpengaruh terhadap kualitas laba, walaupun beberapa menyatakan hal yang sebaliknya. Beberapa penelitian terdahulu yang menyatakan pengaruh signifikan IFRS terhadap kualitas laba antara lain oleh Wardhani (2009), Chen et al. (2010), Ismail et al. (2010), Chiha et al. (2013), Qomariah (2013), Sellami dan Fakhfakh


(22)

(2013), dan Liu dan Sun (2014). Dan beberapa penelitian yang menyatakan hasil sebaliknya yaitu penelitian Houqe et al. (2011), dan Santy dkk. (2012).

Selain itu terdapat juga penelitian yang menyatakan hasil yang tidak jelas akan pengaruh IFRS terhadap kualitas laba, seperti oleh Guenther et al. (2009) dan Besten (2012). Kedua penelitian ini menggunakan beberapa alat ukur berbeda terhadap kualitas laba dimana hasilnya –pengaruh IFRS terhadap kualitas laba-berbeda untuk setiap alat ukur. Beberapa penelitian yang menggunakan alat ukur yang sama dengan penelitian ini, yaitu discretionary accruals, menyatakan adanya pengaruh signifikan IFRS terhadap kualitas laba, yaitu oleh Guenther et al. (2009), Chen et al.(2010), Ismail et al. (2010), Qomariah (2013), Sellami dan Fakhfakh (2013), dan Liu dan Sun (2014). Walaupun beberapa menyatakan tidak ada pengaruh, seperti oleh Houqe et al. (2011), Besten (2012), dan Santy dkk. (2012). Berdasarkan ini, penelitian ini mengharapkan hasil bahwa IFRS berpengaruh terhadap kualitas laba.

Hipotesis 1: Tingkat konvergensi IFRS berpengaruh terhadap kualitas laba pada perusahaan-perusahaan di bursa efek negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan India.

2.1.3. Perlindungan Bagi Investor

Perlindungan bagi investor merupakan objek penelitian yang multidimensional. Perlindungan bagi investor dapat berupa hukum maupun penegakan yang diberlakukan suatu negara maupun pasar modalnya untuk


(23)

melindungi investornya. Investor perlu perlindungan terhadap alokasi sumber daya secara tidak optimal maupun tindakan apropriasi oleh manajemen (La Porta et al., 1999 dalam Vries, 2012). Investor dalam hal ini dapat berupa pemegang saham maupun kreditor (Shleifer dan Vishny 1997 dalam Vries, 2012).

Terdapat banyak alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat perlindungan yang diberikan bagi investor di suatu negara. Penelitian ini menggunakan alat ukur yang digunakan Houqe et al. (2011). Houqe et al. (2011) menggunakan enam alat ukur secara bergantian untuk mengukur perlindungan bagi investor. Keenam alat ukur itu antara lain independensi dewan pengawas, hukum pasar modal, perlindungan bagi pemegang saham minoritas, penegakan standar akuntansi dan audit, independensi badan hukum, dan kebebasan media.

Dewan pengawas memiliki peran penting baik sebagai pengawas tindakan manajemen maupun sebagai pelindung kekayaan investor. Peasnell et al. (2005) dan Ebrahim (2007) dalam Houqe et al. (2011) menyatakan hasil penelitian dimana perusahaan dengan independensi pengawas yang tinggi memiliki kualitas laba yang lebih tinggi pula. Penegakan hukum pasar modal dapat mencegah pihak manajemen memanipulasi laba (Hope, 2003 dalam Houqe et al., 2011), sehingga meningkatkan kualitas laba. Hung (2000), Ball et al. (2000), Leuz et al. (2003), Daske et al. (2008), La Porta et al. (1998, 2000 dan 2006), dan Francis and Wang (2008) dalam Houqe et al. (2011) menyatakan bahwa negara dengan perlindungan yang lemah bagi pemegang saham minoritas memberikan kesempatan bagi manajemen untuk melakukan praktik curang dalam akuntansi yang berakibat menurunkan kualitas laba. Penegakan standar akuntansi yang kuat mempersempit


(24)

ruang lingkup manajemen dan auditor dalam penggunaan kebijakan (Sunder 1997 dalam Houqe et al. 2011). Independensi badan hukum mempengaruhi lingkungan hukum dan bisnis di dalamnya (Houqe et al. 2011). Kebebasan media yang mencakup kebebasan berpendapat, kebebasan melakukan hubungan, dan bebasnya penggunaan media membantu terungkapnya skandal keuangan (Houqe et al. 2011).

Beberapa penelitian menyatakan adanya pengaruh signifikan akan perlindungan bagi investor terhadap kualitas laba, yaitu oleh Boonlert-U-Thai (2005) dan Wardhani (2009). Sedangkan Francis dan Wang (2006) dan Houqe et al. (2011) menyatakan hal bertentangan.

Hipotesis 2: Perlindungan bagi investor berpengaruh terhadap kualitas laba pada perusahaan-perusahaan di bursa efek negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan India.

Pengaruh perlindungan bagi investor dalam memoderasi pengaruh IFRS terhadap kualitas laba juga dinyatakan signifikan oleh Wardhani (2009) dan Houqe et al. (2011). Berdasar ini penelitian ini mengharapkan hasil pengaruh signifikan perlindungan bagi investor dalam memoderasi pengaruh IFRS terhadap kualitas laba.

Hipotesis 3: Perlindungan bagi investor berpengaruh terhadap hubungan antara tingkat konvergensi IFRS dan kualitas laba pada


(25)

perusahaan-perusahaan di bursa efek negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan India.

2.2. Kerangka Konseptual

Berdasarkan hipotesis yang telah diajukan dan hubungan-hubungan yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu yakni:

1. IFRS berpengaruh terhadap kualitas laba (Wardhani 2009, Chen et al. 2010, Ismail et al. 2010, Chiha et al. 2013, Osma dan Pope 2011, Qomariah 2013, Sellami dan Fakhfakh 2013, Liu dan Sun 2014)

2. Perlindungan bagi investor berpengaruh terhadap kualitas laba (Boonlert-U-Thai 2005 dan Wardhani 2009)

3. Perlindungan bagi investor berpengaruh dalam memoderasi pengaruh IFRS terhadap kualitas laba (Wardhani 2009 dan Houqe et al. 2011)

Maka kerangka konseptual disusun sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Tabel 2.1. Ringkasan Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel Hasil

IFRS terhadap kualitas laba Guenther

et al. (2009)

International Financial Reporting Standards and Earnings Quality: The Myth of

Dependen: Kualitas laba

Independen: Adopsi IFRS

Pengaruh IFRS terhadap kualitas laba tidak jelas

H3

TINGKAT KONVERGENSI IFRS

PERLINDUNGAN BAGI INVESTOR

KUALITAS LABA

H1


(26)

Voluntary vs. Mandatory Adoption

Chen et al. (2010)

The Role of International Financial Reporting Standards in Accounting Quality: Evidence from the European Union Dependen: Kualitas akuntansi Independen: Adopsi IFRS IFRS berpengaruh terhadap kualitas laba

Ismail et al. (2010)

Earnings Quality and The Adoption of IFRS-Based Accounting Standards: Evidence from an Emerging Market Dependen: Kualitas laba Independen: Konvergensi IFRS IFRS berpengaruh terhadap kualitas laba

Osma dan Pope (2011) Strategic Balance Sheet Adjustments under First-Time IFRS Adoption and the Consequences for Earnings Quality Dependen: Kualitas laba Independen: Penyesuaian neraca pasca adopsi IFRS

IFRS berpengaruh terhadap kualitas laba

Besten (2012)

The Impact of IFRS Adoption on Earnings Quality: A study conducted on Foreign Issuers in the United States

Dependen: Kualitas laba

Independen: Adopsi IFRS

Pengaruh IFRS terhadap kualitas laba tidak jelas

Chiha et al. (2013)

The Effect of IFRS on Earnings Quality in a European Stock Market: Evidence from France Dependen: Kualitas laba Independen: Adopsi IFRS IFRS berpengaruh terhadap kualitas laba

Qomariah (2013) Dampak Konvergensi IFRS Terhadap Manajemen Laba dengan Struktur Kepemilikan Dependen: Manajemen laba Independen: Konvergensi IFRS IFRS berpengaruh terhadap kualitas laba


(27)

Moderating Santy dkk. (2013) Pengaruh Adopsi IFRS Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Dependen: Manajemen laba Independen: Adopsi IFRS IFRS tidak berpengaruh terhadap kualitas laba Sellami dan Fakhfakh (2013)

Effect of the Mandatory Adoption of IFRS on Real and Accruals-based Earnings Management: Empirical Evidence from France Dependen: Manajemen laba akrual, manajemen laba riil Independen: Adopsi IFRS IFRS berpengaruh terhadap kualitas laba

Liu dan Sun (2014)

Did the Mandatory Adoption of IFRS Affect the Earnings Quality of Canadian Firms? Dependen: Kualitas laba Independen: Adopsi IFRS IFRS berpengaruh terhadap kualitas laba

Perlindungan bagi investor terhadap kualitas laba Boonlert-U-Thai (2005) Earnings Attributes and Investor Protection: International Evidence Dependen: Kualitas laba Independen: Perlindungan bagi investor Perlindungan bagi investor berpengaruh terhadap kualitas laba

Francis dan Wang (2006)

The Joint Effect of Investor Protection and Big 4 Audits on Earnings Quality Around the World

Dependen: Kualitas laba

Independen: Perlindungan bagi investor, Big 4 audits

Perlindungan bagi investor tidak

berpengaruh terhadap kualitas laba

IFRS dan perlindungan bagi investor terhadap kualitas laba Wardhani (2009) Pengaruh Proteksi Bagi Investor, Konvergensi Standar Akuntansi, Implementasi Corporate Governance, dan Kualitas Audit Terhadap Kualitas Laba: Analisis Lintas Negara di

Dependen: Kualitas laba Independen: Derajat konvergensi IFRS, Proteksi bagi investor, Implementasi corporate governance, Kualitas audit Moderasi IFRS

- IFRS berpengaruh terhadap kualitas laba

- Perlindungan bagi investor berpengaruh terhadap kualitas laba

- Perlindungan bagi investor berpengaruh dalam memoderasi pengaruh IFRS terhadap kualitas laba


(28)

Asia terhadap kualitas laba: Proteksi bagi investor

Houqe et al. (2011)

The effect of IFRS Adoption and Investor Protection on Earnings Quality around the World

Dependen: Kualitas laba

Independen: Adopsi IFRS, Perlindungan bagi investor

Moderasi:

Perlindungan bagi investor

- IFRS tidak

berpengaruh terhadap kualitas laba

- Perlindungan bagi investor tidak

berpengaruh terhadap kualitas laba

- Perlindungan bagi investor berpengaruh dalam memoderasi pengaruh IFRS terhadap kualitas laba Sumber: ssrn.com (diolah penulis)


(29)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini dari segi hubungan antar variabel merupakan penelitian asosiatif. Dari segi tujuan studi merupakan penelitian pengujian hipotesis, dari segi lingkungan studi merupakan studi lapangan, dan dari segi subyek dan horison waktu merupakan studi data panel.

3.2. Batasan Operasional

Sebagai batasan operasional dalam penelitian ini, variabel yang digunakan yaitu:

1. Variabel Dependen Kualitas laba

2. Variabel Independen

a. Tingkat konvergensi IFRS b. Perlindungan bagi investor 3. Variabel Kontrol

Ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan penjualan, arus kas operasi, tingkat pertumbuhan aset tetap, dan risiko kebangkrutan.


(30)

3.3. Definisi Operasional 3.3.1. Variabel Dependen 3.3.1.1. Kualitas Laba

Kualitas laba diukur menggunakan signed discretionary accruals. Semakin kecil nilai discretionary accruals maka semakin tinggi kualitas laba.

Signed discretionary accrualsdiukur sebagai berikut (Houqe et al., 2011):

Discretionary accruals= total akrual -non-discretionary accruals

Dimana:

(i) Total akrual = (laba operasit- arus kas operasit) / total asett-1

(ii) Non-discretionary accruals= {[penjualant* (current accrualst-1/

penjualant-1)] + [aset tetap kotort* (depresiasit-1/ aset tetap kotort-1)]} /

total asett-1

(iii) Current accruals = ∆(total aset lancar - kas dan ekuivalen kas) - ∆(total kewajiban lancar - total utang pada kewajiban lancar)

3.3.2. Variabel Independen

3.3.2.1. Tingkat Konvergensi IFRS

Variabel tingkat konvergensi IFRS melambangkan seberapa jauh standar akuntansi lokal di suatu negara yang melakukan konvergensi terhadap IFRS, sudah konvergen terhadap IFRS. Mengikuti pengukuran yang dilakukan oleh Wardhani (2009), pengukuran dilakukan dengan: pertama, membandingkan standar IFRS berikut dengan standar-standar yang terdapat dalam standar


(31)

akuntansi lokal: (1) Presentation of Financial Statements; (2) Inventories; (3)

Statement of Cash Flows; (4) Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors; (5) Events After the Reporting Period; (6) Segment Reporting; (7) Property, Plant, and Equipment; (8) Leases; (9) Employee benefit;

(10) The Effect of Change in Foreign Exchange Rate; (11) Business Combination;

(12) Related Party Disclosures; (13) Consolidated Financial Statements; (14)

Investment in Associate; (15) Earning Per Share; (16) Interim Financial Reporting; (17) Impairment of Assets; (18) Intangible Assets; (19) Revenue; dan (20) Financial Instruments.

Perbandingan tersebut dilakukan berdasarkan laporan perbandingan standar akuntansi lokal dengan IFRS (similarities and differences between local GAAP and IFRS) yang dipublikasikan oleh kantor akuntan publik Big4. Lalu memberi nilai 1 sampai 4 bagi setiap standar IFRS yang diperbandingkan, dengan ketentuan:

(i) 1, bila tidak ada standar lokal yang ekuivalen dengan standar IFRS.

(ii) 2, bila ada standar lokal yang ekuivalen dengan standar IFRS tetapi tidak sama.

(iii)3, bila ada standar lokal yang ekuivalen dengan standar IFRS dan sama namun dengan pengecualian tertentu.

(iv)4, bila ada standar lokal yang ekuivalen dengan standar IFRS dan sama untuk semua aspek yang material.

Nilai rata-rata dari keduapuluh standar yang dibandingkan tersebut kemudian dijadikan ukuran tingkat konvergensi IFRS suatu negara.


(32)

3.3.2.2. Perlindungan Bagi Investor

Perlindungan bagi investor diukur menggunakan pengukuran Houqe et al.(2011), yang terdiri dari enam, yaitu independensi dewan pengawas, penegakan hukum pasar modal, perlindungan hak pemegang saham minoritas, penegakan standar akuntansi dan audit, independensi badan hukum, dan kebebasan media. 1. Independensi dewan pengawas

Merupakan ukuran tata kelola perusahaan oleh investor dan dewan komisaris di suatu negara, berskala 1 sampai 7, dimana 1 mengindikasikan manajemen memiliki akuntabilitas rendah, dan 7 menyatakan investor dan dewan komisaris melakukan pengawasan ketat terhadap keputusan-keputusan manajemen.

2. Hukum pasar modal

Berskala 1 sampai 7, dimana 1 menyatakan hukum pasar modal tidak transparan, tidak efektif, dan rentan terhadap pengaruh industri dan pemerintah, dan 7 menyatakan hukum pasar modal transparan, efektif, dan independen terhadap pengaruh industri dan pemerintah.

3. Perlindungan bagi pemegang saham minoritas

Berskala 1 sampai 7, dimana 1 menyatakan tidak terlindungi oleh hukum, dan 7 menyatakan secara aktif terlindungi oleh hukum.

4. Penegakan standar akuntansi dan audit

Berskala 1 sampai 7, dimana 1 menyatakan bahwa standar akuntansi dan audit tidak diterapkankan dengan baik, dan 7 menyatakan bahwa standar akuntansi dan audit diterapkan dengan baik.


(33)

5. Independensi badan hukum

Berskala 1 sampai 7, dimana 1 menyatakan bahwa badan hukum rentan terhadap pengaruh kepentingan pemerintah maupun industri, dan 7 menyatakan bahwa badan hukum sangat independen.

6. Kebebasan media

Mengukur sampai sejauh mana kebebasan penduduk suatu negara dapat memilih pemerintahnya, mengungkapkan pendapat, dan tersedianya sarana media secara bebas. Berskala -1,66 sampai 1,72, semakin tinggi menyatakan kebebasan yang tinggi.

Tabel 3.1. Ringkasan Definisi Operasional Variabel

Variabel Pengukuran

Skala Pengukuran Variabel dependen:

Kualitas laba Total akrual-Nondiscretionary accruals Rasio Variabel independen:

Tingkat konvergensi IFRS

Pengukuran Wardhani (2009), dengan skala 1-4, bila semakin tinggi semakin konvergen Interval Perlindungan bagi investor: -BOIND -SEC -MIN -ACC -JUD -PRESS

Nilai disediakan oleh WEF dan World Bank, dengan skala:

1-7 1-7 1-7 1-7 1-7 -1,66-1,72,

bila semakin tinggi perlindungan bagi investor semakin baik

Interval

Variabel kontrol:

SIZE Ln total aset Rasio

GWTH (Penjualant - Penjualant-1) / Penjualant-1 Rasio

CFO Arus kas operasit/ total asett-1 Rasio

∆PPE (Aset tetapt - Aset tetapt-1) / Aset tetapt-1 Rasio

LAGLOSS Variabel dumi,

1= jika perusahaan melaporkan kerugian pada tahun t-1

0= jika tidak


(34)

3.3.3. Variabel Kontrol

Variabel kontrol yang digunakan mengikuti variabel kontrol yang digunakan Houqe et al. (2011) :

SIZE : Logaritma natural total aset untuk perusahaan i pada tahun t GWTH : Tingkat pertumbuhan penjualan, dihitung dengan mengurangkan

penjualan tahun t terhadap penjualan tahun t-1, dan diskalakan terhadap penjualan tahun t-1

CFO : Arus kas operasi perusahaan i untuk tahun t, diskalakan terhadap total aset tahun t-1

ΔPPE : Tingkat pertumbuhan aset tetap, dihitung dengan mengurangkan aset tetap pada tahun t terhadap aset tetap tahun t-1, dan diskalakan terhadap aset tetap tahun t-1

LAGLOSS : Variabel dumi, bernilai 1 jika perusahaan i melaporkan kerugian sebelum pos luarbiasa pada tahun t-1

3.4. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian mencakup seluruh perusahaan yang terdaftar di bursa efek negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan India pada 2009-2012. Sampel dipilih menggunakan teknik random dan purposive sampling. Sampel dipilih sebanyak 50 perusahaan dari tiap negara dengan kriteria:

1. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahun 2007-2012 baik di bursa efek negara ataupun situs perusahaan.


(35)

2. Perusahaan tidak termasuk kategori perusahaan finansial atau utilitas menurut klasifikasi Global Industry Classification Standard (GICS), karena penghitungan discretionary accrualssulit bagi kedua kategori ini (Houqe et al. 2011).

3.5. Jenis dan Sumber Data

Jenis data adalah data sekunder yang diperoleh dari: Tabel 3.2. Sumber Data

Variabel Sumber

Kualitas laba Laporan keuangan perusahaan yang tersedia di bursa efek tiap negara atau situs perusahaan

Tingkat konvergensi IFRS

Laporan perbandingan standar akuntansi lokal dengan IFRS yang dibuat oleh kantor akuntan publik Big4

Perlindungan bagi investor

The Financial Development Report oleh World Economic Forum tahun 2009-2012

dan Worldwide Governance Indicators 2014

Variabel kontrol Laporan keuangan perusahaan yang tersedia di bursa efek tiap negara atau situs perusahaan

3.6. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah metode dokumentasi, mengumpulkan secara manual dari setiap sumber data.

3.7. Metode Analisis

SoftwareR digunakan untuk mengolah dan menganalisis data. Pengolahan dan analisis terhadap data mencakup penyajian statistik deskriptif, pengujian pemilihan model, pengujian asumsi klasik, dan pengujian goodness of fit serta pengujian hipotesis.


(36)

3.7.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran akan masing-masing variabel di setiap negara.

3.7.2. Pemilihan Model : Ordinary Least Square, Fixed Effects Model, atau Random Effects Model

Penelitian ini merupakan penelitian data panel atau disebut juga data longitudinal. Data panel merupakan gabungan data cross-section dan time series, atau data cross-section yang diamati sepanjang waktu tertentu (Baltagi, 2005). Satu perbedaan data panel dari data cross-section dan time series adalah data panel dapat mengontrol heterogenitas/keunikan individu, sedangkan data cross-sectiondan time seriestidak (Moulton, 1986,1987 dalam Baltagi, 2005).

Model yang dapat digunakan adalah model Ordinary Least Square. Dengan menggunakan Ordinary Least Square, heterogenitas individu dimasukkan ke kesalahan pengganggu. Model penelitian menggunakan OLS adalah:

DACCRit= β0+ β1IFRSit+ β2INVit+ β3IFRSit*INVit+ β4SIZEit+ β5GWTHit+

β6CFOit+β7ΔPPEit+ β8LAGLOSSit+

it (1)

Dimana:

DACCR = Discretionary accruals

IFRS = Tingkat konvergensi IFRS INV = Perlindungan bagi investor: (i) BOIND = Independensi dewan pengawas


(37)

(ii) SEC = Hukum pasar modal

(iii) MIN = Perlindungan bagi pemegang saham minoritas (iv) ACC = Penegakan standar akuntansi dan audit

(v) JUD = Independensi badan hukum (vi) PRESS = Kebebasan media

SIZE = Logaritma natural total aset GWTH = Tingkat pertumbuhan penjualan

CFO = Arus kas operasi diskalakan terhadap total asett-1

ΔPPE = Tingkat pertumbuhan PPE

LAGLOSS = Variabel dumi, bernilai 1 jika perusahaan melaporkan kerugian sebelum pos luar biasa dan 0 jika sebaliknya

Kesalahan dalam mengikutsertakan keunikan individu ke dalam model dapat mengakibatkan model menjadi sangat bias (Frees, 2003). Alternatifnya adalah menggunakan model yang mengikutsertakan keunikan individu ke dalam model, yakni fixed effects modelatau random effects model.

Fixed effects model menggunakan parameter yang tetap untuk setiap individu sebagai pengukur heterogenitas individu. Dengan model ini heterogenitas diwakilkan oleh intersep yang berbeda-beda untuk setiap individu maupun waktu. Model penelitian dengan fixed effects modeladalah:

DACCRit= β0Prsh1+ β0Prsh2+ β0Prsh3+ … + β0Prsh200+ β0Thn09+ β0Thn10+


(38)

+ β5GWTHit+ β6CFOit+β7ΔPPEit+ β8LAGLOSSit+

it

(2) Dimana:

Prsh1– Prsh200 = Dumi individu (perusahaan)

Thn09– Thn12 = Dumi waktu (tahun)

Random effects model memodelkan heterogenitas individu maupun waktu ke dalam kesalahan pengganggu acak yang terdiri dari error individu maupun

errorwaktu.

DACCRit= β0+ β1IFRSit+ β2INVit+ β3IFRSit*INVit+ β4SIZEit+ β5GWTHit+

β6CFOit+β7ΔPPEit+ β8LAGLOSSit+

it (3)

Dimana:

it = ui+ vt+ wit

ui` = errorindividu

vt = errorwaktu

wit = errorgabungan

Untuk mengetahui model mana yang paling sesuai digunakan maka dilakukan satu atau beberapa pengujian seperti uji Restricted-F, uji Lagrange Multiplier, dan uji Hausman(Park, 2011).


(39)

3.7.2.1. Uji Restricted-F

Uji restricted-F dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat efek tetap individu maupun waktu pada model. Hipotesis nol pengujian ini yaitu seluruh koefisien efek tetap individu maupun waktu sama dengan nol. Jika hipotesis nol ditolak, berarti terdapat efek tetap individu ataupun waktu. Maka model efek tetap akan digunakan. Jika hipotesis nol diterima berarti tidak terdapat efek tetap individu maupun waktu. Baik ada atau tidak efek tetap individu maupun waktu, model akan diuji kembali menggunakan uji Lagrange Multiplier.

3.7.2.2. Uji Lagrange Multiplier

Uji Lagrange Multiplier dilakukan untuk mengetahui adanya efek acak individu atau waktu pada model. Hipotesis nol pengujian ini yaitu varians kesalahan pengganggu (error) terkait individu maupun waktu adalah nol. Jika hipotesis nol diterima, maka model Ordinary Least Squareakan digunakan. Jika hipotesis nol ditolak, berarti ada efek acak individu ataupun waktu, maka random effects modelakan digunakan.

Jika hasil uji Restricted-F menyatakan terdapat efek tetap dan uji

Lagrange Multiplier menyatakan terdapat efek acak, maka model perlu diuji menggunakan uji Hausmanuntuk menentukan model efek tetap atau model efek acak yang akan digunakan.


(40)

3.7.2.3. Uji Hausman

Uji Hausmandilakukan untuk menentukan pilihan antara fixed effects modelatau random effects model. Dimana hipotesis nolnya yaitu fixed effects modelmaupun random effects modeltidak berbeda secara substantif, dan hipotesis alternatifnya yaitu fixed effects modelyang akan digunakan.

3.7.3. Uji Asumsi Klasik

Untuk dapat menjadi model regresi linear yang baik, terdapat beberapa asumsi mendasari yang harus terpenuhi. Beberapa asumsi yang umum diuji dari suatu model yaitu: bebas dari heterokedastisitas, otokorelasi, dan multikolinieritas. Dan asumsi yang melandasi untuk dapat melakukan uji statistik parametrik yang baik yaitu: data terdistribusi dengan normal. Uji otokorelasi tidak dilakukan karena otokorelasi bukan masalah pada micro panel data, yakni data panel dengan rentang pengamatan di bawah 30 tahun (Torres-Reyna, 2011).

3.7.3.1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel diambil dari populasi yang datanya terdistribusi dengan normal. Normalitas data diuji menggunakan nilai skewness.


(41)

Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang satu berhubungan dengan variabel bebas yang lain (mulitikolinier). Keberadaan multikolinieritas ini menyebabkan varians dan kovarians koefisien regresi lebih besar dari yang sebenarnya, sehingga hasil estimasi yang akurat sulit diperoleh (Gujarati, 2004). Multikolinieritas diuji dengan menggunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF).

3.7.3.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat heterokedastisitas pada data, yakni varian error tidak konstan. Data diharapkan tidak heterokedastis sebab keberadaan heterokedastisitas menyebabkan keakuratan kesimpulan seperti pada terjadinya multikolinieritas (Nachrowi dan Usman, 2006). Uji heterokedastisitas dilakukan dengan Uji Breusch Pagan.

3.7.4. Uji Hipotesis dan Goodness of Fit

Uji hipotesis dilakukan dengan uji-F dan uji-t. Uji goodness of fit


(42)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Statistik Deskriptif

4.1.1.1. Prosedur Pemilihan Sampel

Sampel dipilih dari empat negara dengan total 7.641 perusahaan. Sampel awal dipilih sebanyak 50 perusahaan dari tiap negara. Sampel dipilih dengan mengecualikan perusahaan yang berada dalam kategori finansial dan utilitas. Karena adanya outlier pada observasi, maka perusahaan yang memiliki outlier dikeluarkan dari daftar sampel. Sehingga daftar sampel akhir berjumlah sebanyak 170 perusahaan. Daftar perusahaan yang menjadi sampel dapat dilihat pada lampiran 1.

Tabel 4.1. Prosedur Pemilihan Sampel Jumlah perusahaan terdaftar:

-Indonesia -Malaysia -Singapura -India Total 502 909 767 5.463 7.641 Jumlah sampel awal:

-Indonesia -Malaysia -Singapura -India Total 50 50 50 50 200 Jumlah outlier:

-Indonesia -Malaysia -Singapura -India Total 5 4 0 11 20


(43)

Jumlah sampel akhir setelah dikurangkan outlier:

-Indonesia -Malaysia -Singapura -India

Total

45 46 50 39 180

4.1.1.2. Gambaran Umum Variabel Tiap Negara 4.1.1.2.1. Tingkat Konvergensi IFRS

Tingkat konvergensi IFRS dikumpulkan dari empat negara berdasarkan pengukuran yang dikembangkan oleh Wardhani (2009). Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa tingkat konvergensi IFRS tertinggi dipegang oleh Malaysia pada tahun 2012. Sedangkan rata-rata tingkat konvergensi IFRS tertinggi selama 2009-2012 dipegang oleh Singapura dengan nilai 3,95. Untuk Indonesia berada di posisi ketiga dengan nilai rata-rata 3,51. Dan posisi terakhir dipegang oleh India dengan nilai rata-rata 3,35. Rincian pengukuran tingkat konvergensi IFRS tiap negara dapat dilihat pada lampiran 2.

Tabel 4.2. Tingkat Konvergensi IFRS di Empat Negara

Tahun Indonesia Malaysia Singapura India

2009 3.40 3.80 3.95 2.90

2010 3.40 3.80 3.95 2.90

2011 3.40 3.80 3.95 3.80

2012 3.85 4.00 3.95 3.80

Sumber: Olahan penulis

4.1.1.2.2. Perlindungan Bagi Investor

Data perlindungan bagi investor dikumpulkan dari tiap negara mengikuti pengukuran yang dilakukan oleh Houqe (2011). Variabel perlindungan bagi


(44)

investor diukur menggunakan enam pengukuran berbeda yang diregresikan secara terpisah ke dalam enam model. Pengukuran ini terdiri dari independensi dewan, peraturan pasar modal, perlindungan kepentingan pemegang saham minoritas, penyelenggaraan standar akuntansi dan audit, independensi badan hukum, dan kebebasan media. Dari tabel 4.3, yang menggambarkan nilai rata-rata perlindungan bagi investor selama 2009-2012 untuk keenam alat ukur, dapat dilihat bahwa Singapura menempati posisi teratas untuk keseluruhan nilai alat ukur, baik mulai dari independensi dewan sampai kebebasan media, di mana tidak terdapat perbedaan terlalu jauh untuk setiap negara. Posisi kedua ditempati oleh Malaysia dengan empat nilai alat ukur melebihi India. Posisi ketiga oleh India dengan lima nilai alat ukur melebihi Indonesia. Posisi terakhir oleh Indonesia. Sumber data berasal dari data yang dikumpulkan oleh World Economic Forum. Rincian nilai pengukuran variabel perlindungan bagi investor dapat dilihat pada lampiran 3.

Tabel 4.3. Rata-rata Variabel Perlindungan Bagi Investor Selama 2009-2012 Perlindungan Bagi Investor

Indonesia Malaysia Singapura India Rata-rata Rata-rata Rata-rata Rata-rata

Independensi dewan 4,70 5,225 5,6 4,475

Peraturan pasar modal 4,55 5,225 5,9 5,325

Perlindungan kepentingan

pemegang saham minoritas 4,475 5,15 5,575 4,55

Penyelenggaraan standar

akuntansi dan audit 4,475 5,4 6,15 5,15

Independensi badan hukum 3,7 4,5 5,675 4,65

Kebebasan media 0,53 0,5825 0,7575 0,57


(45)

4.1.1.2.3. Discretionary Accruals dan Variabel Kontrol

Nilai kualitas laba yang diukur menggunakan variabel discretionary accruals dan kelima variabel kontrol yaitu logaritma natural total aset (SIZE), tingkat pertumbuhan penjualan (GWTH), arus kas operasi (CFO), tingkat pertumbuhan aset tetap (ΔPPE), dan variabel dumi untuk kerugian sebelum pos luar biasa pada tahun sebelumnya (LAGLOSS), diambil dari laporan keuangan tiap perusahaan dari tahun 2008-2012. Tabel 4.4 menggambarkan nilai rata-rata,

minimum, dan maximumuntuk tiap variabel.

Tabel 4.4. Ringkasan Variabel Discretionary Accruals dan Variabel Kontrol

Variabel Mean Minimum Maximum

Discretionary

Accruals -0,08069 -1,28567 1,19166

SIZE 18,557 14,567 23,171

GWTH 0,103 -0,458 0,677

CFO 0,009 -0,247 0,249

ΔPPE 0,018 -0,321 0,369

LAGLOSS 0,177 0 1

Sumber: Olahan penulis

4.1.2. Pemilihan Model: Ordinary Least Square, Fixed Effects Model, Random Effects Model

Model diuji menggunakan uji restricted-F, uji Lagrange Multiplier, dan uji Hausman untuk menentukan model apa yang cocok untuk digunakan, apakah

Ordinary Least Squares, fixed effects model, atau random effects model. Menggunakan uji restricted-F, dimana hipotesis nol menyatakan tidak terdapat efek tetap, ditolak untuk kesemua model dengan p-value di bawah 0,001 pada tingkat signifikansi 0,1%. Dengan uji Lagrange Multiplier, dimana hipotesis nol menyatakan tidak terdapat efek acak, juga ditolak untuk kesemua model dengan


(46)

p-value di bawah 0,001 pada tingkat signifikansi 0,1%. Kedua hasil tes ini menyatakan bahwa terdapat efek tetap dan efek acak pada kesemua model, sehingga keenam model perlu diuji lagi menggunakan uji Hausman. Hasil uji Hausman, dimana hipotesis nol menyatakan efek acak lebih signifikan, ditolak untuk lima model, menyatakan lima model perlu diestimasi menggunakan efek tetap (fixed effects model), sedangkan satu model menggunakan efek acak (random effects model). Ringkasan uji pemilihan model dapat dilihat pada tabel 4.5, sedangkan untuk rinciannya pada lampiran 4.

Tabel 4.5. Ringkasan Hasil Uji Pemilihan Model

DACCRit = β0+ β1IFRSit+ β2INVit+ β3IFRSit*INVit+ β4SIZEit+ β5LEVit+

β6GWTHit+ β7CFOit+β8ΔPPEit+ β9LAGLOSSit

Uji Model1 INV= BOIND Model2 INV= SEC Model3 INV= MIN Model4 INV= ACC Model5 INV= JUD Model6 INV= PRESS p-value p-value p-value p-value p-value p-value Uji Restricted-F:

-efek individu <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 -efek waktu 0,574 <0,05 0,161 0,082 <0,05 0,068 -efek individu dan

waktu <0,001 <0,001

Uji Lagrange Multiplier:

-efek individu <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001

-efek waktu 0,401 0,394 0,895 0,745 0,425 0,574

Uji Hausman 0,387 <0,05 <0,001 <0,001 <0,01 <0,001

Model random effects fixed effects twoways fixed effects fixed effects fixed effects twoways fixed effects


(47)

4.1.3. Uji Asumsi Klasik

Untuk memenuhi asumsi BLUE, variabel perlu diuji lagi menggunakan beberapa pengujian, seperti uji normalitas, uji otokorelasi, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. Uji otokorelasi tidak dilakukan karena otokorelasi bukan masalah pada micro panel data, yakni data panel dengan rentang pengamatan di bawah 30 tahun (Torres-Reyna, 2011).

4.1.3.1. Uji Normalitas

Normalitas data diukur menggunakan nilai skewness. Data dikatakan normal bila masih berada pada rentang -2 s/d +2 (Wardhani, 2009). Nilai

skewnesskeseluruh variabel pada penelitian ini masih berada pada rentang -2 s/d +2, menyatakan bahwa seluruh variabel masih berada pada distribusi normal. Khusus variabel tingkat konvergensi IFRS dan keseluruhan variabel perlindungan bagi investor, nilai skewness diukur setelah seluruh variabel tersebut (IFRS dan perlindungan bagi investor) ditransformasi menggunakan metode centering. Hal ini ditujukan untuk menghilangkan multikolinieritas yang ada sebelum variabel ditransformasi. Nilai skewnessseluruh variabel dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6. Nilai Skewness

Variabel Skewness

Discretionary Accruals -0,03

IFRS -1,28

INV:

-BOIND -0,05

-SEC -0,14

-MIN -0,05

-ACC -0,03

-JUD 0,24

-PRESS 0,63


(48)

Growth -0,09

CFO -0,04

PPE -0,09

LagLoss 1,69

Sumber: Olahan penulis

4.1.3.2. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas diukur menggunakan nilai VIF. Jika nilai VIF di atas 10 maka di dalam model dapat dikatakan terdapat multikolinieritas. Pengukuran awal nilai VIF untuk keseluruhan model menghasilkan nilai VIF yang tinggi untuk keseluruh model pada variabel tingkat konvergensi IFRS, perlindungan bagi investor, dan variabel moderasi tingkat konvergensi IFRS dan perlindungan bagi investor, seperti dapat dilihat pada lampiran 5. Hal ini diperkirakan karena penggunaan variabel moderasi pada model regresi (Aikea et al. 1991, dalam Wardhani 2009). Untuk mengatasinya dilakukan transformasi dengan metode centering terhadap variabel moderasi, yaitu tingkat konvergensi IFRS dan perlindungan bagi investor. Adapun metode centeringyaitu mengurangkan setiap nilai observasi suatu variabel dengan nilai rata-ratanya. Setelah ditransformasi, nilai VIF variabel tingkat konvergensi IFRS, perlindungan bagi investor, dan variabel moderasi tingkat konvergensi IFRS dan perlindungan bagi investor seluruhnya berada di bawah 10. Nilai VIF setelah transformasi dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7. Nilai VIF

Variabel

Model1 INV= BOIND

Model2 INV=

SEC

Model3 INV=

MIN

Model4 INV=

ACC

Model5 INV=

JUD

Model6 INV= PRESS


(49)

IFRS*INV 3,39 1,24 1,04 1,10 1,29 1,14

Size 1,07 1,15 1,09 1,13 1,14 1,10

Growth 1,05 1,05 1,04 1,05 1,04 1,04

CFO 1,02 1,03 1,02 1,03 1,03 1,02

PPE 1,03 1,01 1,01 1,01 1,01 1,01

Lag Loss 1,08 1,08 1,06 1,08 1,08 1,07

Sumber: Olahan penulis

4.1.3.3. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas diuji menggunakan uji Breusch Pagan, di mana hipotesis nol menyatakan tidak terdapat heteroskedastisitas pada model. Hasil pengujian menyatakan p-value dibawah 0,001 untuk keenam model, sehingga hipotesis nol ditolak, menyatakan terdapat heteroskedastisitas pada keenam model seperti pada tabel 4.8.

Tabel 4.8. Ringkasan Hasil Uji Breusch Pagan Untuk Heteroskedastisitas Model1

INV= BOIND

Model2 INV=

SEC

Model3 INV=

MIN

Model4 INV=

ACC

Model5 INV=

JUD

Model6 INV= PRESS p-value p-value p-value p-value p-value p-value Bp-test <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 Sumber: Olahan penulis

Gujarati (2003) menyatakan untuk mengatasi heteroskedastisitas salah satunya dapat menggunakan robust standard errors yang diperkenalkan oleh White. Uji hipotesis selanjutnya menggunakan model regresi yang sudah menggunakan robust standard errors.


(50)

4.1.4. Uji Hipotesis

Tabel 4.9. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis

Variabel Model1 INV= BOIND Model2 INV= SEC Model3 INV= MIN Model4 INV= ACC Model5 INV= JUD Model6 INV= PRESS Estimate Estimate Estimate Estimate Estimate Estimate (p-value) (p-value) (p-value) (p-value) (p-value) (p-value) Intercept -0,3314

0,28

IFRS -0,0405 0,200* 0,221** 0,215*** 0,004 0,197***

0,69 <0,05 <0,01 <0,001 0,97 <0,001

INV -0,1504* -0,013 -0,036 0,006 -0,246* -0,465

<0,05 0,89 0,73 0,95 <0,05 0,38

IFRS*INV -0,4843* 0,183 0,133 0,123 0,240* 0,946

<0,05 0,15 0,24 0,17 <0,05 0,11

SIZE 0,0167 0,016 0,017 0,017 0,014 0,017

0,30 0,66 0,63 0,64 0,69 -0,63

GWTH -0,0872 -0,095 -0,096 -0,095 -0,093 -0,098

0,22 0,24 0,22 0,19 0,24 0,19

CFO 0,1269 -0,083 -0,104 -0,096 -0,076 -0,109

0,56 0,71 0,65 0,67 0,73 0,63

∆PPE 0,1196 0,085 0,105 0,117 0,092 0,105

0,41 0,59 0,49 0,45 0,55 0,49

LAGLOSS -0,0453 -0,038 -0,034 -0,033 -0,032 -0,033

0,32 0,49 0,58 0,55 0,56 0,55

Adj R2 0,051 0,021 0,028 0,028 0,029 0,029

F-test Sign <0,001 <0,05 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 *** Signifikan pada level 0,1%

** Signifikan pada level 1% * Signifikan pada level 5% Sumber: Olahan penulis

4.1.4.1. Uji-F

Uji-F dilakukan untuk mengetahui apakah keseluruhan koefisien dalam model secara statistik sama dengan nol atau tidak, dengan kata lain secara


(51)

seluruh koefisien secara statistik sama dengan nol atau secara bersama-sama tidak berpengaruh. Jika p-value di bawah 0,05 maka hipotesis nol ditolak, dengan kata lain seluruh koefisien secara statistik tidak sama dengan nol atau secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

Berdasar tabel 4.9, hasil uji-F terhadap keenam model menyatakan p-value berada di bawah 0,05. Sehingga semua koefisien pada keenam model secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

4.1.4.2. Uji-t

Uji-t dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien pada model regresi berpengaruh secara sendiri-sendiri terhadap variabel dependen atau tidak. Hipotesis nol dalam pengujian ini yaitu koefisien tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen. Jika p-value berada di bawah 0,05 maka hipotesis nol ditolak, yang menyatakan bahwa koefisien berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.

Berdasarkan hasil uji yang ditampilkan pada tabel 4.9, koefisien variabel yang berpengaruh yaitu tingkat konvergensi IFRS untuk model INV=SEC, INV=MIN, INV=ACC, INV=PRESS dengan p-value di bawah 0,05, perlindungan bagi investor untuk model INV=BOIND dan INV=JUD, dan variabel moderasi tingkat konvergensi IFRS dengan perlindungan bagi investor pada model INV=BOIND dan INV=JUD. Sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh.


(52)

4.1.4.3. Goodness of Fit

Goodness of Fit diukur menggunakan nilai adjusted R2 . Goodness of fit menunjukkan seberapa besar variabilitas variabel dependen mampu dijelaskan secara bersama-sama oleh variabel-variabel independen di dalam model. Berdasarkan nilai adjusted R2pada tabel 4.9, secara berturut-turut sebesar 5,1%, 2,1%, 2,8%, 2,8%, 2,9%, 2,9% variabilitas variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen mulai model INV=BOIND s/d INV=PRESS. Sedangkan sisanya sebesar 94,9%, 97,9%, 97,2%, 97,2%, 97,1%, 97,1% -berturut-turut untuk keenam model- variabilitas variabel dependen dijelaskan oleh faktor lain di luar model.

4.2. Pembahasan

H1: Tingkat konvergensi IFRS berpengaruh terhadap kualitas laba pada perusahaan-perusahaan di bursa efek negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan India.

Berdasarkan hasil uji hipotesis, tingkat konvergensi IFRS berpengaruh pada kualitas laba untuk empat model dari keseluruhan enam model. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat konvergensi IFRS berpengaruh terhadap kualitas laba.

Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya, seperti Wardhani (2009), Chen et al. (2010), Ismail et al. (2010), Osma dan Pope (2011), Chiha et al. (2013), Qomariah (2013), Sellami dan Fakhfakh (2013), dan Liu dan Sun (2014).


(53)

H2: Perlindungan bagi investor berpengaruh terhadap kualitas laba pada perusahaan-perusahaan di bursa efek negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan India.

Untuk perlindungan bagi investor, berpengaruh terhadap kualitas laba hanya pada dua model dari keseluruhan enam model, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak berpengaruh terhadap kualitas laba. Ini sejalan dengan hasil penelitian Francis dan Wang (2006) dan Houqe et al. (2011).

H3: Perlindungan bagi investor berpengaruh terhadap hubungan antara tingkat konvergensi IFRS dan kualitas laba pada perusahaan-perusahaan di bursa efek negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan India.

Berdasarkan hasil uji hipotesis, perlindungan bagi investor dalam memoderasi hubungan tingkat konvergensi IFRS dan kualitas laba berpengaruh hanya pada dua model dari enam model. Sehingga secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa perlindungan bagi investor tidak berpengaruh dalam memoderasi pengaruh tingkat konvergensi IFRS dan kualitas laba. Hal ini tidak sejalan dengan dua penelitian terdahulu yang dikumpulkan yaitu Wardhani (2009) dan Houqe (2011).


(54)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil uji terhadap keenam model, empat model menyatakan bahwa tingkat konvergensi IFRS berpengaruh, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan tingkat konvergensi IFRS berpengaruh terhadap kualitas laba pada perusahaan-perusahaan di bursa efek negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan India.

2. Hanya dua model dari hasil uji terhadap keseluruhan enam model yang menyatakan bahwa perlindungan bagi investor berpengaruh terhadap kualitas laba. Sehingga secara keseluruhan dapat dinyatakan bahwa perlindungan bagi investor tidak berpengaruh terhadap kualitas laba pada perusahaan-perusahaan di bursa efek negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan India.

3. Hanya dua model dari hasil uji terhadap keseluruhan enam model yang menyatakan bahwa perlindungan bagi investor berpengaruh dalam memoderasi pengaruh tingkat konvergensi IFRS terhadap kualitas laba. Sehingga secara keseluruhan dapat dinyatakan bahwa perlindungan bagi investor tidak berpengaruh dalam memoderasi pengaruh tingkat konvergensi IFRS terhadap kualitas laba pada perusahaan-perusahaan di bursa efek negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan India.


(55)

5.2. Saran

Penelitian ini masih memiliki keterbatasan dan ketidaksempurnaan, oleh sebab itu berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis mengharapkan beberapa hal sebagai saran yang mungkin dapat meningkatkan kualitas penelitian di masa depan maupun dalam praktek.

1. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat konvergensi IFRS berpengaruh terhadap kualitas laba. Diharapkan untuk meningkatakan kualitas pelaporan keuangannya, negara yang belum konvergen dengan IFRS untuk segera meningkatkan tingkat konvergensinya terhadap IFRS.

2. Berdasarkan hasil penelitian, walaupun tidak keseluruhan model menyatakan adanya pengaruh perlindungan bagi investor baik secara langsung terhadap kualitas laba maupun dalam memoderasi pengaruh tingkat konvergensi IFRS terhadap kualitas laba, namun terdapat dua model yang menyatakan adanya pengaruh. Hal ini mungkin dapat dikaji di masa depan oleh peneliti-peneliti lain, apakah dengan menambah sampel, negara, ataupun menggunakan pengukuran lain terhadap variabel perlindungan bagi investor.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Baltagi, Badi H., 2008. Econometrics, Fourth Edition, Springer, Leipzig.

Baltagi, Badi H., 2005. Econometric Analysis of Panel Data, Third Edition, John Wiley & Sons, Ltd., Chichester.

Baskerville, Rachel, 2011. “100 Questions (and Answers) about IFRS”, Working Paper.

Besten, Priscilla Samantha den, 2012. “The Impact of IFRS Adoption on Earnings Quality: A study conducted on Foreign Issuers in the United States”,

Thesis, Faculty of Economics and Business, University of Amsterdam, Amsterdam.

Bissessur, Sanjay Wikash, 2008. “Earnings Quality and Earnings Management: The Role of Accounting Accruals”, Dissertation, Faculty of Economic and Business, University of Amsterdam, Amsterdam.

Boonlert-U-Thai, Kriengkarai, 2005. “Earnings Attributes and Investor Protection: International Evidence”, Dissertation, Faculty of Graduate College, Oklahoma State University, Oklahoma.

Cellucci, Rebecca, 2010. “The International Accounting Standards Board”,

Neimann Business Review, Vol. 39, No.2, 14-29.

Chen, Huifa, Qingliang Tang, Yihong Jiang, Zhijun Lin, 2010. “The Role of International Financial Reporting Standards in Accounting Quality: Evidence from the European Union”, Journal of International Financial Management & Accounting, Vol. 21, Issue 3.

Chiha, Hayfa, Nadia Sbei Trabelsi, Sarra Elleuch Hamza, 2013. “The Effect of IFRS on Earnings Quality in a European Stock Market: Evidence from France”, Interdisciplinary Journal of Research in Business, Vol.2, Issue 12, 35-47.

Croissant, Yves, Giovanni Millo, 2013. “Panel Data Econometrics in R: The plm Package”, Working Paper.

Dechow, Patricia, Weili Ge, Catherine Schrand, 2010. “Understanding Earnings Quality: A Review of the Proxies, Their Determinant and Their Consequences”, Working Paper.

Francis, Jere R., Dechun Wang, 2006. “The Joint Effect of Investor Protection and Big 4 Audits on Earnings Quality Around the World”, Working Paper.


(57)

Frees, Edward W., 2003. Longitudinal and Panel Data: Analysis and Applications for the Social Sciences, Draft Submitted for Publication.

Guenther, Nina, Bernhard Gegenfurtner, Christoph Kaserer, Ann-Kristin Achleitner, 2009. “International Financial Reporting Standards and Earnings Quality: The Myth of Voluntary vs. Mandatory Adoption”,

Working Paper.

Gujarati, Damodar N., 2003. Basic Econometrics, Fourth Edition, McGraw Hill, New York.

Houqe, Nurul, Tony van Zijl, Keitha Dunstan, Wares Karim, 2011. “The effect of IFRS Adoption and Investor Protection on Earnings Quality around the World”, Working Paper.

Indriantoro, Nur, Bambang Supomo, 1999. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Ismail, Wan Adibah Wan, Tony van Zijl, Keitha Dunstan, 2010. “Earnings Quality and The Adoption of IFRS-Based Accounting Standards: Evidence from an Emerging Market”, Working Paper.

Liu, Guoping, Jerry Sun, 2014. “Did the Mandatory Adoption of IFRS Affect the Earnings Quality of Canadian Firms?”, Working Paper.

Nachrowi , D. Nachrowi, Hardius Usman, 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Nandakumar, A., Kalpesh J. Mehta, T.P. Gosh, Yass A. Alkafaji, 2010.

Understanding IFRS Fundamentals, John Wiley & Sons, Inc., New Jersey. Osma, Beatriz Garcia, Peter F. Pope, 2011. “Strategic Balance Sheet Adjustments

under First-Time IFRS Adoption and the Consequences for Earnings Quality”, Working Paper.

Park, Hun Myoung, 2011. “Practical Guides To Panel Data Modeling: A Step-by-step Analysis Using Stata”, Tutorial Working Paper, Graduate School of International Relations, International University of Japan, Japan.

Qomariah, Ratu Nurul, 2013. “Dampak Konvergensi IFRS Terhadap Manajemen Laba dengan Struktur Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Moderating”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Richardson, Scott, Richard G. Sloan, Mark Soliman, Irem Tuna, 2001. “Information in Accruals about the Quality of Earnings”, Working Paper.


(1)

Lagrange Multiplier Test - (Honda)

data: Discretionary.Accruals ~ IFRSnew + PRESSnew + IFRSnew * PRESSnew + ...

normal = 11.2159, p-value < 2.2e-16

alternative hypothesis: significant effects

-efek waktu

Lagrange Multiplier Test - time effects (Honda)

data: Discretionary.Accruals ~ IFRSnew + PRESSnew + IFRSnew * PRESSnew + ...

normal = 0.5621, p-value = 0.574

alternative hypothesis: significant effects

Uji Hausman

Hausman Test

data: Discretionary.Accruals ~ IFRSnew + PRESSnew + IFRSnew * PRESSnew + ...

chisq = 40.5305, df = 8, p-value = 2.551e-06 alternative hypothesis: one model is inconsistent


(2)

LAMPIRAN 5

Nilai VIF Sebelum Transformasi Metode

Centering

Variabel

INV=

BOIND

INV=

SEC

INV=

MIN

INV=

ACC

INV=

JUD

INV=

PRESS

IFRS

505,79

183,99

147,61

114,25

71,22

62,67

INV

646,93

207,48

169,14

191,74

196,99

178,31

IFRS*INV

1862,46

474,08

434,32

396,24

313,52

293,28

Size

1,07

1,15

1,09

1,13

1,14

1,10

Growth

1,05

1,05

1,04

1,05

1,04

1,04

CFO

1,02

1,03

1,02

1,03

1,03

1,02

PPE

1,03

1,01

1,01

1,01

1,01

1,01


(3)

LAMPIRAN 6

Uji Hipotesis (dengan

Robust Standard Errors

)

Model 1

Oneway (individual) effect Random Effect Model

plm(formula = Discretionary.Accruals ~ IFRSnew + BOINDnew +

IFRSnew * BOINDnew + Size + Growth + CFO + PPE + Lag.Loss, data = BOIND1, model = "random")

Balanced Panel: n=180, T=4, N=720

Coefficients :

Estimate Std. Error t-value Pr(>|t|) (Intercept) -0.331411 0.305650 -1.0843 0.27861 IFRSnew -0.040346 0.101660 -0.3969 0.69158 BOINDnew -0.150444 0.071235 -2.1119 0.03504 * Size 0.016744 0.016183 1.0347 0.30118 Growth -0.087154 0.071640 -1.2166 0.22418 CFO 0.126982 0.220057 0.5770 0.56410 PPE 0.119568 0.145960 0.8192 0.41296 Lag.Loss -0.045280 0.045582 -0.9934 0.32086 IFRSnew:BOINDnew -0.484292 0.214009 -2.2630 0.02394 *

---Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1

Total Sum of Squares: 86.118 Residual Sum of Squares: 81.725 R-Squared : 0.051018 Adj. R-Squared : 0.05038

F-statistic: 4.77799 on 8 and 711 DF, p-value: 9.7634e-06

Model 2

Twoways effects Within Model

plm(formula = Discretionary.Accruals ~ IFRSnew + SECnew + IFRSnew *SECnew + Size + Growth + CFO + PPE + Lag.Loss, data = SEC1, effect = "twoways", model = "within")

Balanced Panel: n=180, T=4, N=720

Coefficients :


(4)

PPE 0.084836 0.155904 0.5442 0.58657 Lag.Loss -0.037765 0.055888 -0.6757 0.49951 IFRSnew:SECnew 0.182902 0.128420 1.4242 0.15497

---Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1

Total Sum of Squares: 62.951 Residual Sum of Squares: 61.115 R-Squared : 0.02916

Adj. R-Squared : 0.021425

F-statistic: 1.98613 on 8 and 529 DF, p-value: 0.046202

Model 3

Oneway (individual) effect Within Model

plm(formula = Discretionary.Accruals ~ IFRSnew + MINnew + IFRSnew *MINnew + Size + Growth + CFO + PPE + Lag.Loss, data = MIN1, model = "within")

Balanced Panel: n=180, T=4, N=720

Coefficients :

Estimate Std. Error t-value Pr(>|t|) IFRSnew 0.221375 0.068404 3.2363 0.001286 ** MINnew -0.036431 0.106102 -0.3434 0.731462 Size 0.017122 0.035682 0.4799 0.631530 Growth -0.095608 0.077005 -1.2416 0.214940 CFO -0.103477 0.224455 -0.4610 0.644977 PPE 0.104598 0.154389 0.6775 0.498383 Lag.Loss -0.033936 0.056361 -0.6021 0.547356 IFRSnew:MINnew 0.133308 0.112740 1.1824 0.237562

---Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1

Total Sum of Squares: 63.675 Residual Sum of Squares: 61.263 R-Squared : 0.037873

Adj. R-Squared : 0.027984

F-statistic: 2.6177 on 8 and 532 DF, p-value: 0.008122

Model 4

Oneway (individual) effect Within Model

plm(formula = Discretionary.Accruals ~ IFRSnew + ACCnew + IFRSnew *ACCnew + Size + Growth + CFO + PPE + Lag.Loss, data = ACC1, model = "within")

Balanced Panel: n=180, T=4, N=720

Coefficients :


(5)

IFRSnew 0.2144796 0.0585872 3.6609 0.0002765 *** ACCnew 0.0060795 0.0986121 0.0617 0.9508639 Size 0.0167534 0.0356274 0.4702 0.6383774 Growth -0.0953640 0.0737930 -1.2923 0.1968083 CFO -0.0963323 0.2244138 -0.4293 0.6679066 PPE 0.1173662 0.1540409 0.7619 0.4464477 Lag.Loss -0.0334738 0.0560701 -0.5970 0.5507621 IFRSnew:ACCnew 0.1227518 0.0897797 1.3673 0.1721227

---Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1

Total Sum of Squares: 63.675 Residual Sum of Squares: 61.244 R-Squared : 0.038176

Adj. R-Squared : 0.028208

F-statistic: 2.63946 on 8 and 532 DF, p-value: 0.0076311

Model 5

Twoways effects Within Model

plm(formula = Discretionary.Accruals ~ IFRSnew + JUDnew + IFRSnew *JUDnew + Size + Growth + CFO + PPE + Lag.Loss, data = JUD1, effect = "twoways", model = "within")

Balanced Panel: n=180, T=4, N=720

Coefficients :

Estimate Std. Error t-value Pr(>|t|) IFRSnew 0.0040043 0.1006181 0.0398 0.96827 JUDnew -0.2462074 0.1100368 -2.2375 0.02567 * Size 0.0143298 0.0362808 0.3950 0.69302 Growth -0.0933405 0.0798724 -1.1686 0.24308 CFO -0.0763488 0.2245830 -0.3400 0.73402 PPE 0.0915166 0.1537245 0.5953 0.55188 Lag.Loss -0.0323683 0.0556717 -0.5814 0.56121 IFRSnew:JUDnew 0.2400043 0.0994405 2.4135 0.01614 *

---Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1

Total Sum of Squares: 62.951 Residual Sum of Squares: 60.433 R-Squared : 0.040002 Adj. R-Squared : 0.02939

F-statistic: 2.75532 on 8 and 529 DF, p-value: 0.0054668

Model 6


(6)

Balanced Panel: n=180, T=4, N=720

Coefficients :

Estimate Std. Error t-value Pr(>|t|) IFRSnew 0.196504 0.057378 3.4247 0.000663 *** PRESSnew -0.464740 0.527828 -0.8805 0.378998 Size 0.017390 0.035531 0.4894 0.624743 Growth -0.097489 0.073667 -1.3234 0.186280 CFO -0.109023 0.225014 -0.4845 0.628218 PPE 0.104903 0.154684 0.6782 0.497953 Lag.Loss -0.033127 0.055733 -0.5944 0.552511 IFRSnew:PRESSnew 0.945539 0.594346 1.5909 0.112228

---Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1

Total Sum of Squares: 63.675 Residual Sum of Squares: 61.091 R-Squared : 0.040578

Adj. R-Squared : 0.029983


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Dan Konvergensi Ifrs Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Bumn Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

1 131 107

PENGARUH KONVERGENSI IFRS TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 8 35

PENGARUH KONVERGENSI IFRS, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 3 22

PENGARUH KONVERGENSI IFRS, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

2 8 76

Pengaruh Adopsi Ifrs Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 0 14

TESIS S431208012 LINTANG KURNIAWATI

0 0 96

Tingkat Profitabilitas, Laba Dan Nilai Ekuitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 0 16

Pengaruh Tingkat Konvergensi IFRS dan Perlindungan Bagi Investor Terhadap Kualitas Laba Pada Perusahaan-perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan India

0 0 20

BAB II LANDASAN TEORI - Pengaruh Tingkat Konvergensi IFRS dan Perlindungan Bagi Investor Terhadap Kualitas Laba Pada Perusahaan-perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan India

0 0 10

Pengaruh Tingkat Konvergensi IFRS dan Perlindungan Bagi Investor Terhadap Kualitas Laba Pada Perusahaan-perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan India

0 0 11