o Jumlah anak terlantar;
o Jumlah anak cacat;
o Jumlah anak tidak sekolah, putus sekolah.
c. Kriteria Lingkungan
• Kondisi perumahan dan permukiman;
• Kepadatan bangunan 200 jiwaha;
• Pelayanan air bersih;
• JambanMCK;
• Sarana pembuangan sampah.
d. Kriteria Usaha
• Jumlah  usaha  kecil,  kerajinan  dan  rumah  tangga  di  bidang
perdagangan  jasa,  industri,  pertanian,  perikanan  dan peternakan;
• Jumlah tenaga kerja yang terserap, jumlah omset.
Selain  itu  hal-hal  berikut  juga  dapat  dipertimbangkan  sebagai  kriteria permukiman  kumuh,yaitu  ukuran  bangunan  sangat  sempit  tidak  memenuhi
standar  kesehatan;  Kondisi  bangunan  berimpitan  sehingga  rawan  kebakaran; Kurangnya suplai air bersih serta jaringan listrik tidak tertata dan tidak terpasang
dengan baik; Sistem drainasenya buruk; Jalan lingkungan tidak memadai; sanitasi lingkungan:  sarana  mandi,  cuci,  dan  kakus  juga  sangat  terbatas.  Untuk  lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel II.4 di bawah ini
Tabel II.4. Kriteria Permukiman Kumuh
No  IndikatorParameter Klasifikasi Kawasan Kumuh
Sangat Kumuh Kumuh Berat
Kumuh Sedang
1 Kepadatan Bangunan
100 rmhHa 80-100 rmhHa
60-80 rmhHa 2
Jumlah Bangunan Temporer 60
40-60 30-40
3 Koefisien Dasar Bangunan
70 70-50
30-50 4
Jarak Hadap Antar Bangunan 1,5 meter
1,5-3 meter 3-5 meter
5 Kepadatan Penduduk
500 jiwaHa 400-500
jiwaHa 300-400 jiwaHa
Sumber: Standar Nasional Indonesia Tentang Permukiman
2.5.2  Tipologi Permukiman Kumuh
Berdasarkan  kondisi  dan  permasalahan  lingkungan  permukiman  yang diamati  di  lapangan,  kawasan  permukiman  kumuh  dapat  dibedakan  dalam  7
tujuh  tipologi.  Masing-masing  tipologi  memiliki  karakter  khas  yang  memberi corak kehidupan lingkungan permukiman tersebut. Ketujuh tipologi permukiman
kumuh tersebut sebagai berikut: a.
Permukiman kumuh nelayan Permukiman  kumuh  nelayan  adalah  permukiman  kumuh
yang terletak di luar arena antara garis pasang tertinggi dan terendah,  dengan  bangunan-bangunan  yang  langsung
bertumpu pada tanah, baik itu bangunan rumah tinggal atau bagunan lainnya. Rata-rata lokasinya ditepi pantai.
b. Permukiman kumuh dekat pusat kegiatan sosial ekonomi.
Permukiman  kumuh  dekat  pusat  kegiatan  sosial-ekonomi adalah  permukiman  kumuh  yang  terletak  di  sekitar  pusat-
pusat  aktifitas  sosial-ekonomi.  Seperti  halnya  lingkungan industri,  sekitar  pasar  tradisional,  pertokoan,  lingkungan
pendidikankampus, sekitar obyek-obyek  wisata dan pusat- pusat pelayanan sosial-ekonomi lainnya.
c. Permukiman kumuh pusat kota
Permukiman kumuh pusat kota adalah permukiman kumuh yang  terletak  di  tengah  kota  urban  core,  yang  sebagai
permukiman  lama  atau  kuno  atau  tradisional.  Permukiman yang  dimaksud  disini  adalah  permukiman  yang  dahulu
6 Tingkat Pertumbuhan Penduduk
2.1thn 1.7-2.1thn
1.2-1.7thn 7
Kondisi  Jalan  Lingkung-anJalan Setapak
70  Buruk 50-70  Buruk
30-50  Buruk 8
Area Kawasan GenanganBanjir 50
25-50 10-25
9 Tingkat  Pelayanan  Air  Bersih
Perpipaan Dan Air Limbah 30
30-50 60-80
10 Tingkat Pelayanan Persampahan
50 50-70
70-80
merupakan  permukiman  yang  diperuntukkan  bagi  hunian kalangan menengah ke bawah.
d. Permukiman kumuh pinggiran kota
Permukiman  kumuh  pinggiran  kota  adalah  permukiman kumuh  yang berada di luar pusat kota urban fringe,  yang
ada  pada  umumnya  merupakan  permukiman  yang  tumbuh dan berkembang di pinggiran kota sebagai konsekuensi dari
perkembangan  kota,  perkembangan  penduduk  yang  sangat cepat serta tingkat perpindahan penduduk dari desa ke kota
yang sangat tinggi. e.
Permukiman kumuh daerah pasang surut Permukiman
kumuh daerah
pasang-surut adalah
permukiman  kumuh  yang  terletak  didaerah  antara  garis pasang  tertinggi  dan  terendah  yang  secara  berkala  selalu
terendam air pasang, dengan sebagian besar type bangunan yang ada baik itu bagunan rumah tinggal maupun bangunan
lainnya  adalah  type  panggung.  Jalan  penghubung  antara bangunan  yang  satu dengan bangunan lainnya adalah jalan
titian. Karakter lain yang cukup menonjol adalah perletakan dermaga  atau  tempat  menambak  perahu  yang  berdekatan
dengan permukiman. f.
Permukiman kumuh daerah rawan bencana Permukiman  kumuh  tepian  sungai  adalah  permukiman
kumuh  yang  terletak  didaerah  rawan  bencana  alam, khususnya tanah longsor, gempa bumi dan banjir.
g. Permukiman kumuh tepian sungai
Permukiman  kumuh  tepian  sungai  adalah  permuiman kumuh  yang  berada  di  diluar  Garis  Sempadan  Sungai
GSS.  Permukiman  kumumuh  tepian  sungai  ini  dapat dibedakan  menjadi  2  dua  tipe.  1  apa  bila  sungai  yang
bersangkutan  mempunyai  tanggul,  maka  dengan  Peraturan Pemerintah No. 47 tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional, lingkungan permukiman yang dimaksud terletak sekurang-kurangnya 5 lima meter sepanjang kaki
tanggul  sedangkan  untuk  sungai  tidak  bertanggul,  letak permukiman yang dimaksud berada diluar sempadan sungai
yang lebarnya ditetapkan oleh pemerintah setempat. Melihat  karakteristik  Sifat  dan  tipologi  yang  diuraikan  diatas  dapat
dikatakan  bahwa  tipologi  penelitian  yang  dilaksanakan  adalah  kategori  penelitan permukiman kumuh pusat kota.
sumber : Hasil Observasi, 2013
Gambar 2.3 Contoh Permukiman Kumuh Pusat Kota
2.5.3   Faktor Penyebab Pertumbuhan Kawasan Permukiman
Dalam  perkembangannya  perumahan  permukiman  di  pusat  kota ini  dapat disebabkan oleh beberapa faktor  yaitu:
Growth of density Pertambahan jumlah penduduk Dengan adanya pertambahan jumlah penduduk yaitu dari kelahiran
dan  adanya  pertambahan  jumlah  keluarga,  maka  akan  membawa masalah  baru.  Secara  manusiawi  mereka  ingin  menempati  rumah
milik  mereka  sendiri.  Dengan  demikian  semakin  bertambahlah jumlah  hunian  yang  ada  di  kawasan  permukiman  tersebut  yang
menyebabkan pertumbuhan perumahan permukiman. Urbanization Urbanisasi
Dengan adanya daya tarik pusat kota maka akan menyebabkan arus migrasi  desa  ke  kota  maupun  dari  luar  kota  ke  pusat  kota.  Kaum