105
Ke ragaman CH Bulanan DAS Citarum Wil. Hulu
50 100
150 200
250 300
350 400
450 500
MK MH
MK MH
MK MH
MK MH
Saguling Cirata
Jatiluhur Citarum
CH Bu
la n
a n
m m
b ln
m ean+s tdev m ean
m ean-s tdev
Gambar 18. Keragaman CH di DAS Citarum Wilayah Hulu pada periode 1993 – 2003
.Keterangan : MK = musim kemarau April-September, MH = musim hujan Oktober-Maret, mean-stdev = rerata dikurangi simpangan baku, mean
= rerata, mean+stdev = rerata ditambah simpangan baku, stdev = simpangan baku.
b. Debit dan Volume Air Masuk Lokal
Debit air masuk lokal DAML adalah debit air masuk yang semata-mata bersumber dari anak sungai dan mengalir dari wilayah hulu masing-masing Sub
DAS dan tidak termasuk debit air masuk yang bersumber dari air keluar PLTA yang berada di wilayah hulu. DAML harian rata-rata DAS Citarum Wilayah Hulu
adalah sebesar 151,98 m³dt MK dengan simpangan baku sebesar 44,45 m³dt dan 265,40 m³dt MH dengan simpangan baku sebesar 61,64 m³dt dan secara
rinci di ketiga Sub DAS disajikan pada Tabel 16. Besarnya keragaman debit dapat memberikan gambaran bahwa telah
terjadi fluktuasi DAML terutama yang berubah menjadi debit aliran run-off. Peningkatan keragaman debit aliran menunjukkan bahwa luas penutup lahan di
wilayah DAS hulu semakin menurun dan fraksi CH yamg berubah menjadi aliran permukaan semakin besar Boer et.al, 2004. Peningkatan luas penutup lahan di
wilayah hulu sangat penting artinya bagi penurunan perbedaan debit aliran musim hujan dan musim kemarau, sehingga dapat menekan resiko banjir dan kekeringan.
Akan tetapi Pawitan 2004 menyatakan bahwa pengamatan di Inggris dan Afrika Selatan menunjukkan bahwa penghutanan kembali padang rumput dengan pohon
106 pinus tidak hanya menurunkan aliran sungai sejumlah 440 mmth, tetapi juga
menurunkan aliran rendah sebesar 15 mmth. Sehingga disimpulkan bahwa pengaruh hutan terhadap aliran rendah sangat site spesific dan tidak ada jaminan
penghutanan akan meningkatkan aliran rendah pada musim kemarau. Tabel 16. Keragaman DAML harian DAS Citarum Wilayah Hulu periode 1993-
2003. Wilayah
DAML harian m³dt Musim
mean-stdev mean mean+stdev stdev
Sub DAS Saguling MK
42,62 65,15
87,68 22,53
MH 92,15
117,20 142,25
25,05 Sub DAS Cirata
MK 47,11
60,25 73,39
13,14 MH
84,30 107,88
131,46 23,58
Sub DAS Jatiluhur MK
3,86 26,58
49,29 22,71
MH 11,92
40,32 68,72
28,40 DAS Citarum Wil. Hulu
MK 107,53
151,98 196,42
44,45 MH
203,76 265,40
327,04 61,64
Keterangan : MK=musim kemarau April-September, MH=musim hujan Oktober-Maret, mean- stdev=rerata dikurangi simpangan baku, mean=rerata, mean+stdev=rerata ditambah
simpangan baku, stdev=simpangan baku.
Dari Tabel 16 dan Gambar 19 diperoleh informasi bahwa keragaman debit MK dan MH Sub DAS Cirata lebih kecil dibandingkan dengan
Sub DAS Saguling dan Sub DAS Jatiluhur. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi luas hutan di wilayah Sub DAS Cirata 27,61 bagian hulu lebih besar
dibandingkan dengan Sub DAS Saguling 25,61 dan sub DAS Jatiluhur 11,82. Untuk mengetahui degradasi lingkungan di wilayah hulu DAS,
karakteristik CH dan DAML serta hubungan keduanya dapat digunakan. Hasil pengolahan data bahwa proporsi curah hujan yang berubah menjadi debit semakin
meningkat dari tahun ke tahun selama periode pengamatan 1993-2003, yaitu pada musim kemarau, CH harian yang berubah menjadi DAML harian adalah
sebesar 1,2 mm 25,8 dengan laju peningkatan per tahun 4,4, pada musim hujan, CH harian yang berubah menjadi DAML harian adalah sebesar 3,47 mm
42,4 dengan laju peningkatan per tahun 2,4. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan fraksi CH menjadi DAML. Kondisi seperti ini mengindikasikan
adanya degradasi penutup lahan di wilayah hulu DAS. Dari Gambar 20, diperoleh
107
Keragaman DAML DAS Citarum Wil. Hulu
- 50
100 150
200 250
300 350
MK MH
MK MH
MK MH
MK MH
Saguling Cirata
Jatiluhur Citarum
DAM L
m 3
d t
m ean-s tdev m ean
m ean+s tdev
gambaran bahwa waktu yang diperlukan hujan untuk berubah menjadi debit aliran semakin kecil singkat. Hal ini juga merupakan indikator adanya kerusakan
ekosistem di wilayah hulu DAS terutama penurunan luas penutup lahan hutan. Secara grafis, hubungan antara CH harian dan DAML harian DAS Citarum
Wilayah Hulu tahun 1993 disajikan pada Gambar 21. Hasil pengolahan data sekunder menunjukan bahwa rata-rata DAML
harian Sub DAS Saguling sebesar 90,78 m³dt, Sub DAS Cirata 85,37 m³dt, Sub DAS Jatiluhur 34,40 m³dt dan DAS Citarum Wilayah Hulu 210,55 m³dt. Laju
penurunan DAML harian selama periode 1993-2003 di Sub DAS Saguling adalah 5,15 4.67 m³dt, Sub DAS Cirata 4,19 3,57 m³dt, Sub DAS Jatiluhur
21,43 7,37 m³dt dan DAS Citarum Wilayah Hulu 7,42 15,62 m³dt. Untuk mengetahui pengaruh CH terhadap DAML dilakukan uji-t sebagaimana pada
Tabel 17.
Gambar 19. Keragaman DAML harian DAS Citarum Wilayah Hulu periode 1993 – 2003.
Keterangan : MK = musim kemarau April-September, MH = musim hujan Oktober-Maret, mean-stdev = rerata dikurangi simpangan baku, mean =
rerata, mean+stdev = rerata ditambah simpangan baku, stdev = simpangan baku.
108
Karakteristik CH dan DAML DAS Citarum tahun 1993
5 10
15 20
25 30
1 13
25 37
49 61
73 85
97 109
121 133
145 157
169 181
193 205
217 229
241 253
265 277
289 301
313 325
337 349
361
hari m
m
ch daml
Karakteristik CH dan DAML sub DAS Saguling Tahun 1993
5 10
15 20
25 30
35 40
1 13
25 37
49 61
73 85
97 109
121 133
145 157
169 181
193 205
217 229
241 253
265 277
289 301
313 325
337 349
361
hari m
m
ch daml
Karakteristik CH dan DAML sub DAS Cirata Tahun 1993
10 20
30 40
50 60
70
1 13
25 37
49 61
73 85
97 109
121 133
145 157
169 181
193 205
217 229
241 253
265 277
289 301
313 325
337 349
361
hari m
m
ch daml
Karakteristik CH dan DAML sub DAS Jatiluhur Tahun 1993
10 20
30 40
50 60
70
1 13
25 37
49 61
73 85
97 109
121 133
145 157
169 181
193 205
217 229
241 253
265 277
289 301
313 325
337 349
361
hari m
m
ch daml
Gambar 20. Karakteristik CH dan DAML harian DAS Citarum Wilayah Hulu pada tahun 1993
109
Hub. CH dan DAML sub DAS Saguling Tahun 1993
y = 0.2612x + 2.7118 R
2
= 0.227 0.00
10.00 20.00
30.00 40.00
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 CH mm
DA M
L m
m Series1
Linear Series1 Hub. CH dan DAML sub DAS Cirata Tahun 1993
y = 0.4088x + 2.532 R
2
= 0.3712
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
CH mm DAM
L m
m Series1
Linear Series1
Hub. CH dan DAML sub DAS Jatiluhur Tahun 1993
y = 0.1162x + 8.9055 R
2
= 0.0294
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
CH mm DA
M L
m m
Series1 Linear Series1
Hub. CH dan DAML DAS Citarum Tahun 1993
y = 0.3611x + 2.7566 R
2
= 0.3913
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
30.00 35.00
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
30.00 35.00
CH mm DA
M L
m m
Series1 Linear Series1
Gambar 21. Hubungan CH dan DAML harian DAS Citarum Wilayah Hulu pada tahun 1993.
Tabel 17. Uji-t pengaruh CH harian terhadap DAML harian periode 1993 - 2003.
No Parameter Sub DAS
DAS Citarum Saguling Cirata Jatiluhur Wil.
Hulu 1. Korelasi
0,727 0,544
0,450 0,703
2. R kuadrat
0,529 0,295
0,203 0,494
3. Konstanta 30,768
52,000 16,442
77,674 4. Koefisien
0,322 0,138
0,062 0,504
5. Nilai t
11,978 7,327
5,702 11,183
6. Signifikansi 0,000
0,000 0,000
0,000 Keterangan : berpengaruh nyata pada signifikansi 0,05 t-tabel = 1,96.
Dari hasil uji-t tersebut dapat diketahui bahwa curah hujan mempunyai hubungan yang kuat dan berpengaruh signifikan baik di masing-masing Sub DAS
maupun DAS Citarum Wilayah Hulu. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel 1,96. Koefisien regresi menunjukkan tingkat pengaruh
curah hujan terhadap DAML. Setiap penambahan curah hujan harian 1 mm, akan menyebabkan peningkatan DAML harian sebesar 0,322 m³dt Sub DAS
110 Saguling, 0,138 m³dt Sub DAS Cirata, 0,062 m³dt Sub DAS Jatiluhur dan
0,504 m³dt DAS Citarum Wilayah Hulu. Pada Tabel 18 disajikan perkembangan VAML di DAS Citarum Wilayah
Hulu. Volume air masuk lokal VAML rata-rata tahunan adalah sebesar 2.865,29 juta m³ Sub DAS Saguling, 2.639,85 juta m³ Sub DAS Cirata, 1.048,66 juta m³
Sub DAS Jatiluhur dan 6.553,80 juta m³ DAS Citarum Wilayah Hulu. Tabel 18. Rata-rata volume air masuk lokal tahunan DAS Citarum Wilayah Hulu.
Tahun Sub DASDAS juta m³
Saguling Cirata
Jatiluhur Citarum Hulu
1993 3.589,04 3.075,24
2.646,24 9.310,52
1994 3.101,63 3.019,67
1.963,18 8.084,47
1995 2.933,36 2.871,28
1.111,38 6.916,02
1996 3.003,73 2.813,42
1.465,32 7.282,46
1997 1.701,11 1.814,91
1.668,12 5.184,14
1998 4.025,86 3.068,10
564,76 7.658,72
1999 2.701,53 2.640,14
352,29 5.693,96
2000 2.506,55 2.175,23
256,95 4.938,73
2001 3.477,43 3.181,68
492,84 7.151,95
2002 2.424,00 2.430,40
692,49 5.546,89
2003 2.053,90 1.948,33
321,71 4.323,94
Rata-Rata 2.865,29 2.639,85
1.048,66 6.553,80
Sumber : Hasil pengolahan data.
Laju penurunan per tahun VAML berturut-turut adalah sebesar 5,36 153,51 juta m³, 4,27 112,69 juta m³, 22,17 232,45 juta m³, dan 7,61
498,66 juta m³. Berdasarkan hasil analisa regresi Tabel 19 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara DAML harian dengan VAML tahunan,
ditunjukkan dengan angka korelasi sebesar 0,998 Sub DAS Saguling, 0,997 Sub DAS Cirata, 0,998 Sub DAS Jatiluhur dan 0,997 DAS Citarum Wilayah
Hulu. Variabel DAML berpengaruh nyata terhadap VAML di semua wilayah Sub DAS dan DAS Citarum Wilayah Hulu. Hal ini dibuktikan dengan nilai t-
hitung yang lebih besar dari t-tabel 1,96. Pengaruh DAML harian terhadap VAML tahunan adalah sebesar
2.613.474 Sub DAS Saguling, 2.626.993 Sub DAS Cirata, 2.614.727 Sub DAS Jatiluhur dan 2.619.447 DAS Citarum Wilayah Hulu. Dengan kata lain,
setiap peningkatan 1 m³dt DAML harian akan menyebabkan peningkatan VAML tahunan sebesar 2.613.474 m³ Sub DAS Saguling, 2.626.993 m³ Sub DAS
Cirata, Saguling, 2.626.993 m³ Sub DAS Cirata, 2.614.727 m³ Sub DAS
111
CH_DAML_VAML Saguling
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
9000
1 993
1 994
1 995
1 996
1 997
1 998
1 999
2 000
2 001
2 002
2 003
tahun
75 150
225 300
CH mmth DAML m3dthr
VOL juta m3th
Jatiluhur dan 2.619.447 m³ DAS Citarum Wilayah Hulu. Grafik hubungan CH tahunan, DAML harian dan VAML tahunan disajikan pada Gambar 22 Sub DAS
Saguling, Gambar 23 Sub DAS Cirata dan Gambar 24 Sub DAS Jatiluhur. Tabel 19. Uji-t pengaruh DAML harian terhadap VAML tahunan.
No Parameter Sub DAS
DAS Citarum Saguling
Cirata Jatiluhur
Wil. Hulu 1. Korelasi
0,998 0,997
0,998 0,997
2. R kuadrat
0,996 0,994
0,996 0,993
3. Konstanta 485.789,4
-862.568 -72.869,0
-130.252 4. Koefisien
2.613.474 2.626.993
2.614.727 2.619.447
5. Nilai t
180,005 147,580
181,384 139,434
6. Signifikansi 0,000
0,000 0,000
0,000 Keterangan : berpengaruh nyata pada signifikansi 0,05 t tabel = 1,96.
Gambar 22. Grafik curah hujan tahunan, debit air masuk lokal DAML harian, dan volume air masuk lokal VAML tahunan Sub DAS Saguling.
Hasil analisis data dan kecenderugan diperoleh informasi bahwa CH, DAML dan VAML memiliki karakteristik yang hampir seragam homogen
kecuali pada: 1. Tahun 2001–2002 di Sub DAS Saguling, dengan tingkat CH yang relatif sama
dengan tahun sebelumnya menghasilkan DAML dan VAML yang lebih tinggi. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh semakin tingginya kerusakan lahan di
wilayah hulu Sub DAS Saguling, sehingga memperbesar porsi CH yang langsung menjadi aliran debit run off
112
CH_DAML_VAML_Cirata
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
9000
19 93
19 94
19 95
19 96
19 97
19 98
19 99
20 00
20 01
20 02
20 03
tahun
75 150
225 300
CH mmth DAML m3dthr
VOL juta m3th
CH_DAML_VAML Jatiluhur
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
9000
1993 1994
1995 1996
1997 1998
1999 2000
2001 2002
2003
tahun
75 150
225 300
CH mmth DAML m3dthr
VOL juta m3th
Gambar 23. Grafik curah hujan tahunan, debit air masuk lokal DAML harian, dan volume air masuk lokal VAML tahunan Sub DAS Cirata.
2. Tahun 1998–2001 di Sub DAS Jatiluhur, dengan CH yang tinggi menghasilkan DAML dan VAML yang relatif kecil. Hal ini kemungkinan
disebabkan tingginya pemakaian air oleh petani untuk sawah tadah hujan baru di wilayah hulu laju pertumbuhan sawah tadah hujan 17,94 dalam periode
1992-2002.
Gambar 24. Grafik curah hujan tahunan, debit air masuk lokal DAML harian, dan volume air masuk lokal VAML tahunan Sub DAS Jatiluhur.
113
c. Fluktuasi Debit