PENGARUH PEMBERIAN PINANG SIRIH (Areca catechu L.) TERHADAP JUMLAH CACING PARASIT PADA AYAM PETELUR (Gallus sp.)

PENGARUH PEMBERIAN PINANG SIRIH (Areca catechu L.) TERHADAP
JUMLAH CACING PARASIT PADA AYAM PETELUR (Gallus sp.)
Oleh: MUHAMMAD MASYHUR ( 00330176 )
Biology
Dibuat: 2006-08-07 , dengan 3 file(s).

Keywords: Pinang Sirih, Cacing Parasit, TTGT.
Ayam petelur merupakan unggas yang khusus dipelihara untuk dipanen dari produksi telurnya.
Secara normal umur dewasa ayam petelur adalah 4,5 bulan sampai dengan 5,5 bulan atau sekitar
18 – 20 minggu. Pada ayam umur tersebut dipersiapkan calon petelur yang unggul (Indarta,
1989). Produktifitas ternak ayam dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain penyakit
disamping faktor pakan dan tatalaksana. Keberhasilan usaha peternakan ayam salah satunya
dapat diukur dari kemampuan mengendalikan suatu penyakit.
Pinang sirih (Areca catechu L.) mempunyai banyak khasiat, menurut Lewin dalam Heyne (1987)
akar biji pinang sirih mempunyai kemampuan sebagai obat diare, bijinya dapat digunakan
sebagai antiseptik, obat cacing dan penyakit kulit, minyak daunnya digunakan untuk
menyembuhkan gangguan tenggorokan, sedangkan serat kulit buah dari pinang sirih yang masak
dan kering digunakan sebagai obat flu dan pilek. Pinang sirih juga berguna sebagai penyambung
urat-urat syaraf karena mengandung asetylcholine dan jugaa mengandung arecholine yang
bersifat toxic (racun) bagi cacing pita dan cacing-cacing lainnya yang lebih lembek.
Penelitian ini dilaksanakan di peternakan Dusun Kajang Pesantren Mojorejo Kec.Junrejo Kodya

Batu dan pengamatan laboratoris dilakukan di Laboratorium FPP-UMM dengan jumlah populasi
sampelnya 3000 ekor ayam petelur dengan metode simpel random sampling.
Hasil dari penelitian dan dari uji duncan’s diketahui bahwa perlakuan kelima dengan konsentrasi
infus biji pinang sirih (Areca catechu L.) sebesar 40% (P4) memiliki pengaruh positif tertinggi
terhadap jumlah cacing parasit pada ayam petelur (Gallus sp.) dengan nilai rata-rata jumlah
cacing parasit pada tinja ayam petelur sebanyak 119.4 (9.95 epg). Jadi penggunaan konsentrasi
yang tinggi dapat menghentikan produktifitas cacing parasit (Worm Disease) yang berada
didalam tubuh ayam dan mengeluarkannya melalui tinja.