Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif Permasalahan Pendidikan yang Terjadi dalam Kegiatan Pemebelajaran Fisika

cara mencapainya, apa yang harus digunakan untuk mencapai tujuan, dan lain sebagainya. b Fungsi manajemen sebagai organisasi, menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif meemrlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif. c Fungsi manajemen sebagai kontrol, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun nontes. 3. Kemauan untuk Bekerja Sama Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok, oleh karenanya prinsip kerja sama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif, tanpa kerja sama yang baik, tidak akan mencapai hasil yang optimal. 4. Keterampilan Bekerja Sama Kemampuan bekerja sama itu dipraktikkan melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pembelajaran kooperatif mengandung pelbagai bentuk, walau bagaimanapun semuanya adalah bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran semasa berada dalam kumpulan. Menurut Artzt dan Newman 1997 dalam Zakaria 2007: 19, pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri berikut: a Ahli-ahli kumpulan menganggap mereka adalah sebahagian daripada satu pasukan yang mempunyai matlamat yang sama b Ahli-ahli menyadari mereka mempunyai suatu tugas yang perlu disempurnakan, kejayaan, atau kegagalan di kelompok bersama c Semua pelajar mesti berkomunikasi untuk mencapai matlamat d Setiap hasil kerja ahli memberikan kesan langsung terhadap kejayaan atau kegagalan kumpulan

4. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif

Menurut Roger dan David Johnson Lie, 2008 yang dikutip oleh Rusman 2013: 212, ada lima unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif cooperative learning, yaitu sebagai berikut: 1. Prinsip ketergantungan positif positive interdependence, yaitu dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota dalam kelompok akan merasakan saling ketergantungan. 2. Tanggung jawab perseorangan individual accountability, yaitu keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut. 3. Interaksi tatap muka face to face promotion interaction, yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling member dan menerima informasi dari anggota kelompok lain. 4. Partisipasi dan komunikasi participation communication, yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran. 5. Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Pada umumnya, para ahli seperti yang disampaikan oleh George Jacobs yang dikutip oleh Warsono dan Hariyanto 2012: 162-163, sepakat ada delapan prinsip yang harus diterapkan dalam pembelajaran kooperatif, antara lain sebagai berikut: 1Pembentukan kelompok harus heterogen, maksudnya dalam pembentukan kelompok para siswa yang melaksanakan pembelajaran kooperatif harus diatur terdiri dari satu atau lebih sejumlah variable seperti jenis kelamin, etnis, kelas social, agama, kepribadian, usia, kecakapan bahasa, kerajinan kecakapan, dan lain-lain. 2Perlu keterampilan kolaboratif, misalnya para siswa mampu memberikan alasan, berargumentasi, menjaga perasaan siswa lain, bertoleransi, tidak hanya mau menang sendiri. 3Otonomi kelompok. Siswa didorong untuk mencari jawaban sendiri, membuat proyek sendiri dari pada selalu bergantung kepada guru. Peranan guru sebagai fasilitator amat penting. Guru tidak lagi bertindak selaku orang bijak di atas panggung sage on the stage, tetapi memandu siswa dari samping guide on the side, maknanya saat member bantuan guru dalam posisi sejajar dengan siswa. 4Interaksi simultan. Masing-masing beraktivitas menuju tujuan bersama. Pada proses pembelajaran, salah satu siswa pada setiap kelompok harus menjadi juru bicara. Jadi jika kelasnya terdiri dari 32 orang, dalam kelompok empat-empat ada 8 orang yang berbicara mewakili kelompoknya. 5Partisipasi yang adil dan setara Kagan, 1994, tidak boleh hanya ada satu ada dua orang siswa saja yang mendominasi. 6Tanggung jawab individu. Setiap siswa harus mencoba untuk belajar dan kemudian saling berbagi pengetahuannya. 7Ketergantungan positif. Ini adalah jantung pembelajaran kooperatif. Setiap siswa harus berpedoman “satu untuk semua dan semua untuk satu” dalam mencapai pengembangan potensi akademis. 8Kerja sama sebagai nilai karakter. Prinsip ini maknanya adalah kerja sama tidak hanya sebagai cara untuk belajar, namun kerja sama juga menjadi bagian dari isi pembelajaran, kerja sama sebagai nilai menegaskan perlunya ketergantungan positif, yakni mewujudkan slogan “Satu untuk semua, semua untuk satu”, seperti di atas.

5. Prosedur Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif