kultur jeruk. Ekstrak malt merupakan sumber karbohidrat utama yang telah digunakan untuk menginisiasi embriogenesis pada jaringan nuselus oleh Rangan
et al. dalam Thorpe 2008. Ekstrak malt diketahui mempunyai peran dalam multiplikasi embrio somatik pada Citrus sinensis Das et al. dalam Thorpe, 2008,
dan pada Citrus spp. yang lain Jumin dalam Thorpe, 2008. Ekstrak malt juga meningkatkan efisiensi perkecambahan fase kotiledon pada sour orange Carimi
et al dalam Thorpe, 2008. Ekstrak malt biasa digunakan pada media kultur jeruk dengan konsentrasi 0.5 – 1 gl Thorpe, 2008.
3. Perkecambahan Embrio Somatik
Embrio somatik yang telah dewasa torpedo dan kotiledon dikecambahkan dalam media MW + 0.5 mgl GA
3
. Media tersebut merupakan media terbaik untuk perkecambahan embrio somatik jeruk siam Husni et al.,
2010. Pengaruh dosis iradiasi terhadap perkecambahan embrio somatik mulai terlihat setelah 4MST Tabel 7. Pada perlakuan yang tanpa diberi iradiasi mampu
mengecambahkan embrio somatik lebih banyak 17 planlet dibanding dengan yang diberi iradiasi 12 planlet. Hal ini diduga telah terjadi kerusakan jaringan
yang ringan sehingga sel-sel masih sanggup melanjutkan pertumbuhannya dengan daya regenerasi yang berbeda dibanding dengan kontrol.
Tabel 6. Pengaruh dosis iradiasi terhadap perkecambahan embrio somatik pada 4 MST.
Dosis Iradiasi Gy Jumlah Planlet
Benih Somatik
0 17 10 12
Penambahan GA
3
ke dalam media kultur jaringan tanaman berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan kultur sel yang tingkat kepadatannya rendah,
mempertinggi pertumbuhan kalus, dan untuk memperpanjang planlet yang mengalami perkecambahan George et al., 2008. Menurut Wattimena 1988
GA
3
berfungsi dalam pemanjangan batang dengan memacu sel-sel penyusun batang. GA
3
dalam medium dapat memacu terbentuknya tunas melalui perannya
dalam pemecahan pati oleh enzim amylase serta mengaktifkan auksin pada ujung batang. Perkecambahan embrio somatik dapat distimulasi dengan menambahkan
GA
3
pada media kultur. Pada beberapa tanaman, GA
3
dapat menginduksi tumbuhnya akar pada embrio somatik Santalum album dan Panax ginseng, pada
tanaman yang lain dapat menginduksi regenerasi tunas George et al., 2008. Gambar 8 menunjukkan perkembangan embrio somatik jeruk siam Pontianak dari
tahap pendewasaan hingga perkecambahan menjadi tanaman yang lengkap.
Gambar 8. Perkembangan embrio somatik, a dan b tahap pendewasaan, c tahap perkecambahan embrio somatik jeruk siam Pontianak.
4. Pertumbuhan Regeneran Mutan
Regeneran yang mampu berkecambah selanjutnya disubkultur kedalam media pembesaran tunas yaitu MW + 500 mgl EM selama 4 minggu. Setelah 4
minggu regeneran mutan menunjukkan adanya perbedaan morfologi masing- masing individu pada karakter tinggi planlet tinggi, sedang, pendek, jumlah
daun, bentuk ujung daun runcing, membulat, roset, bentuk daun normal, roset, ketegapan tanaman terkulai dan tegak, dan warna daun hijau tua, hijau muda
akibat radiasi sinar gamma.
A
B C
K-01 K-02
K-03
K-04 K-05
K-06
K-07 M-101
M-102
M-103 M-104
M-105
M-106 M-107
M-108 Gambar 9. Karakter morfologi regeneran mutan dalam media pembesaran MW +
500 mgl EM. Sinar gamma banyak bersifat merusak namun dari hasil penelitian ini
terdapat regeneran yang mampu tumbuh dan berkembang dengan baik. Terdapat 15 tanaman yang morfologi tunas dan daun mengalami perubahan Gambar 9.
Tanaman hasil perlakuan radiasi memperlihatkan respon yang berbeda-beda. Pengaruh yang ditampilkan bersifat individual, namun terdapat gambaran umum
perubahan terhadap beberapa peubah hasil perlakuan radiasi sinar gamma Tabel 8. Dari hasil penelitian terdapat regeneran yang mampu tumbuh dan memiliki
karakter agronomi yang diharapkan, yaitu tanaman tinggi, tegak, dan jumlah daun relatif banyak.
Tabel 7. Keragaman regeneran jeruk siam Pontianak secara in vitro hasil perlakuan sinar gamma.
regeneran Perubahan setelah 4 MST
Karakter khusus mutant Tinggi
Planlet Jumlah
Daun Jumlah
Akar
K-01 0.1 1 1
Daun sedikit, pendek, daun hijau tua, bentuk normal,ujung daun membulat, tegap,berakar
K-02 0 0 0
Daun sedikit, pendek,daun hijau tua, bentuk daun keriting,ujung daun membulat, tegap
K-03 0 8 0
Daun banyak, pendek, daun hijau tua, normal, membulat, tanaman tegap
K-04 0 5 0
Daun banyak, pendek, daun hijau muda, keriting, ujung membulat, tanaman tegap
K-05 0 1 0
Daun sedikit, pendek, daun hijau muda, normal, runcing, tanaman tegap
K-06 0.1 0 0
Daun sedikit, pendek, daun hijau muda, keriting, runcing, tanaman tegap
K-07 0 4 1
Daun banyak, pendek, daun hijau muda, normal, membulat, tanaman tegap,berakar
M-101 0.4 3
Daun sedikit, tinggi, daun hijau muda, bentuk daun normal, membulat, tanaman tegap
M-102 0 2 1
Daun sedikit, pendek, daun hijau tua, normal, membulat, tanaman tegap,berakar
M-103 0.2 0 1
Daun sedikit, pendek, daun hijau muda, keriting, membulat, tanaman tegap,berakar
M-104 0 2 2
Daun sedikit, tunas pendek, daun hijau muda, keriting, membulat, tanaman tegap,berakar
M-105 0.2 3 1
Dua batang menempel, berakar
M-106 0 1 1
Daun sedikit, tanaman pendek, daun hijau muda, normal,membulat, tanaman
tegap,berakar
M-107 0.4 1
Daun sedikit, hijau muda, keriting,dan membulat, tanaman tegap dan tinggi
M-108 1.4 0
Tanaman tegap dan tinggi, daun sedikit, hijau tua, keriting, runcing
Regeneran M-107 memiliki jumlah daun yang sedikit dengan bentuk daun keriting roset, dan tanaman tinggi. Keragaman yang diinduksi dari iradiasi sinar
gamma dan kultur in vitro bersifat spontan dan random sehingga sifat yang dimunculkan dari suatu karakter tertentu terkadang tidak dikehendaki karena
bersifat merugikan, seperti yang terjadi pada tanaman nanas yang diiradiasi sinar gamma dalam kultur in vitro menyebabkan terjadinya abnormalitas daun bahkan
daun tidak dapat tumbuh sama sekali sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan sempurna Suminar, 2010. Mutasi dapat menyebabkan perubahan
karakteristik seperti ukuran, proses fisiologi, kandungan kimia atau produktivitas, yang sulit diidentifikasi. Pengaruhnya kadang-kadang pengukuran sulit dilakukan
karena seringkali suatu populasi tanaman lebih baik daripada tanaman secara individual Sleper Poehlman dalam Suminar, 2010.
Hasil uji t-student tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap karakter tinggi tunas, namun berpengaruh nyata terhadap jumlah daun Tabel 10.
Rata-rata jumlah daun pada regeneran yang tidak diberikan iradiasi sinar gamma lebih banyak 8.20 dari pada jumlah daun regeneran yang diberi perlakuan
iradiasi dengan dosis 10 Gy 3.88. Semakin tinggi dosis radiasi sinar gamma menyebabkan jumlah daun berkurang bahkan tidak tumbuh samasekali. Jika
radiasi merusak materi genetik dan sel, akan menyebabkan proses transkripsi tidak dapat berjalan normal sehingga molekul organik yang diperlukan untuk
pembelahan sel tidak dapat disintesis, akhirnya pembelahan sel akan terhenti dan sel kehilangan viabilitasnya Neary et al. dalam Tangpong et al., 2009.
5. Evaluasi Keragaman Genetik